Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit merupakan barier antara dunia luar dengan dunia yang

dibungkus kulit. Oleh karena itu, kulit memiliki fungsi yang sangat

penting diantarnya dapat menghindari terjadinya kehilangan

cairan, yang salah satunya adalah bila terjadi luka bakar. Luka

bakar akan menyebabkan kulit engalami denaturasi protein,

sehingga mengakibatkan kehilangan fungsinya. Semakin banyak

kulit yang hilang, akan semakin berat kehilangan cairan.

Saat ini luka bakar masih merupakan masalah yang besar dan

serius. Pertolongan pertama yang tepat dan baik akan sangat

membantu dalam prognosis dan penyembuhan korban.

Memelihara kebersihan dan sterilitas selama pertolongan pertama

merupakan salah satu kunci keberhasilan penyembuhan (TEAM

INTC, 2014).

Luka bakar memerlukan perawatan medis di seluruh dunia

dan menyebabkan 300.00 kematian. Di Amerika Serikat

diperkirakan 500.000 cedera luka bakar yang mendapatkan

perawatan medis setiap tahunnya. Sedangkan luka bakar karena

1
listrik menyebabkan sekitar 1.000 kematian per tahun. Sekitar

90% luka bakar terjadi di negara berkembang, secara

keseluruhan hampir 60% dari luka bakar yang bersifat fatal terjadi

di Asia Tenggara dengan tingkat kejadian 11,6 per 100.000

penduduk (HASDIANAH & SUPRAPTO, 2014).

Di Indonesia belum ada angka pasti mengenai kejadian luka

bakar, ini disebabkan karena tidak semua rumah sakit di

Indonesia memiliki unit pelayana luka bakar. Dr I Nyoma Putu

Riasa (Ketua Perhimpunan Luka Bakar dan Penyembuhan Luka

Indonesia, 2015) menyatakan bahwa sepanjang 2012-2014

terdapat 3,518 kasus luka bakar di 14 rumah sakit besar

diIndonesia, sedangkan di Sumatera Barat, berdasarkan data

yang didapatkan pada tahun 2014 kasus luka bakar mencapai 89

orang, pada tahun 2015 mencapai 106 kasus, pada tahun 2016

mencapai 86 kasus, dan kasus luka bakar 2017 mencapai 60

orang, 21 orang diantaranya adalah luka bakar listrik

(www.republika.co.id).

Bebrapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan

tindakkan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya,

penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang

melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke

2
jaringan yang lebih dalam memerlukan tindakkan yang intensif

dari pada luka bakar yang lebih kecil dan superfisial. Luka bakar

yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald bum) mempunyai

perbedan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang

sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi.

Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang

berbeda dibandingkan karena sengatan listrik(elektrik) atau

percikkan api. Luka bakar yang mengenai genetalia

menyebabkan resiko infeksi yang lebih besar daripada di tempat

lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan

dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan

memerlukan teknik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada

tubuh yang lain (Ignatavicius & Workman, 2010).

Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit,

patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal

perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk

mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi

organ yang menyertai(Kumagai D, 2009).

Terapi nutrisi merupakan bagian integral dalam tata laksana

luka bakar dari sejak awal resusitasi hingga fase rehabilitas.

Dukungan nutrisi bertujuan untuk mengembalikan fungsi fisiologi

3
normal, mempertahankan massa otot, mencegah malnutrisi dan

infeksi, menunjang proses penyembuhan luka, mengurangi

morbilitas dan mortalitas(Rousseau, Losser, Ichai & Berger,

2013).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. T

dengan Combustio I, IIA 45% diruang ST. Yakobus AI Rumah

Sakit Dirgahayu Samarinda.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat memahami konsep teori gangguan kebutuhan

dasar manusia Tn. T dengan Combustio I,IIA 45%

b. Dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan

gangguan kebutuhan dasar manusia Tn. T dengan

Combustio I, IIA 45%

c. Mampu merumuskan diagnosis keperawatan pada pasien

dengan gangguan kebutuhan dasar manusia Tn. T

dengan Combustio I, IIA 45%

4
d. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada

pasien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia Tn. T

dengan Combustio 45%

e. Mampu melakukan tindakkan keperawatan pada pasien

dengan gangguan kebutuhan dasar manusia Tn. T

dengan Combustio 45%

f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien

dengan gangguan kebutuhan dasar manusia Tn. T

dengan Combustio 45%

C. Manfaat Penulisan

Penulis berharap semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penulisan Karya Tulis Ilmiah diharapkan dapat bermanfaat

dalam bidang Ilmu Keperawatan khususnya dalam

menerapkan proses asuhan keperawatan medikal bedah

dengan luka bakar.

2. Manfaat Praktis

5
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberi

manfaat praktis sebagai berikut:

a. Bagi Mahasiswa

Memberi pengetahuan bagi mahasiswa agar dapat

menerapkan proses asuhan keperawatan dengan baik

pada pasien combustio.

b. Bagi Masyarakat

Memberi pengetahuan bagi masyarakat tentang gejala,

cara penanganan pada pasien Combustio.

c. Bagi Institusi Kesehatan Terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman

untuk menerapkan proses asuhan keperawatan pada

pasien Combustio.

D. Meteode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui pengindraan,

yaitu dengan cara melihat secara langsung, mengamati

6
serta menilai untuk mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai kondisi klien.

2. Wawancara

Penulis langsung bertatap muka dengan klien dan keluarga

serta mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh

data yang akurat

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yaitu cara pengumpulan data dengan

melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan dengan

cara inspeksi (melihat), palpasi (diraba), perkusi (diketuk), dan

auskultasi (mendengar).

4. Studi Kepustakaan

Langkah ini dilakukan dengan cara mempelajari kepustakaan

yang berhubungan dengan Combustio.

E. Sistematika Pengumpulan data

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari lima bab yang sistematika disusun

menurut urutan sebagai berikut:

7
BAB I : Merupakan pendahuluan yang tersusun atas latar

belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

pengumpulan data, ruang lingkup dan sistematika

penulisan laporan.

BAB II : Merupakan landasan teori tentang luka yang terdiri dari

konsep dasar penyakit yang meliputi anatomi fisiologi,

pengertian, etiologi, patofisiologi, gambaran klinis,

pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis,

penatalaksanaan keperawatan, komplikasi, konsep

dasar asuhan keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, evaluasi.

BAB III : Laporan kasus yang menguraikan tentang

pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. T dengan

Combustio I, IIA 45% di ruang ST. Yakobus RUMAH

SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA.

BAB IV : Pembahasan

BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran

8
Pathway

Bahan kimia Termis Radiasi Listrik petir

Luka bakar

Biologis
Psikologis

Gangguan citra tubuh


Diruang
Pada wajah Kerusakkan kulit
tertutup Defisiensi pengetahuan

penguapan ansietas
Kerusakkan mukosa
Keracunan
gas Malah keperawatan:
Odema laring Peningkatan
pembuluh Resiko infeksi
CO mengikat darah
Obstruksi Gangguan rasa nyaman
HB
jalan nafas
Ekstravasasi Kerusakkan integritas kulit
HB tidak cairan H202
Gagal nafas mampu elektrolit
mengikat O2

1
Gagal nafas

1
2

Anda mungkin juga menyukai