Lampiran Area Prioritas
Lampiran Area Prioritas
Kesehatan Puskesmas
Nomor :440/……//tahun
Tanggal :7 Mei 2019
HIGH PROBLEM
HIGH RISK HIGH COST
PERINGKAT
VOLUME PRONE
TOTAL
AREA
BOBOT
BOBOT
BOBOT
BOBOT
NILAI
NILAI
NILAI
NILAI
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
KLINIS
Manajemen 1 40 40 2 30 60 2 20 40 2 10 20 160 V
Puskesmas
Loket 3 40 120 1 30 30 4 20 80 4 10 40 270 I
Pendaftaran
Unit Gawat 3 40 120 1 30 30 2 20 40 3 10 30 220 III
Darurat
Laboratorium 3 40 120 2 30 60 2 20 40 4 10 40 260 II
Farmasi 2 40 80 1 30 30 2 20 40 4 10 40 190 IV
KIA 1 40 40 1 30 30 2 20 40 2 10 20 130 VI
Gizi 1 40 40 1 30 30 2 20 40 1 10 10 120 VII
Keterangan :
Pemilihan area prioritas berdasarkan score High Risk seberapa besar resiko yang ditimbulkan,
High Volume seberapa banyak masalah yang ditimbulkan, High Cost seberapa banyak biaya yang
dikeluarkan dan Problem Prone kemungkinan timbulnya masalah. Bobot High Risk = 40, bobot
High Volume = 30, bobot High Cost = 20 dan bobot Problem Prone = 10. Nilai masing-masing
area antara 1-5. Nilai 1 berarti rendah dan nilai 5 berarti tinggi tingkat kepentingannya. Bobot x
nilai menghasilkan skor. Skor yang lebih tinggi menunjukkan dan dipilih sebagai area prioritas.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah prioritas utama dalam dunia medis. Karena itu, hal
itu senantiasa disosialisasikan di setiap lingkungan fasilitas kesehatan. Nah, inilah 6 sasaran
keselamatan pasien yang wajib diketahui.
Keselamatan pasien adalah kunci penting bagi setiap fasilitas kesehatan. Hal ini pula yang
menjadi indikator sangat penting dalam penilaian sebuah rumah sakit. Terutama dalam
kepentingan akreditasinya sebagai standar mutu atas pelayanan dan kinerjanya. Untuk
menjamin hal tersebut, maka sudah ditetapkan 6 sasaran keselamatan pasien.
Secara internasional ketentuan tersebut dikenal dengan istilah IPSG (International Patient Safety
Goals). Dalam peraturan tersebut ada enam sasaran untuk menjamin keselamatan pasien.
Ketentuan itu dirilis oleh Joint Commission International atau JCI. Lembaga ini memberikan
dedikasinya untuk peningkatan kualitas layanan fasilitas kesehatan dan juga keselamatan bagi
pasien.
Misi dari JCI adalah senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan secara berkelanjutan untuk
setiap masyarakat. Dengan cara menjalin kerjasama bersama seluruh stakeholder terkait,
melakukan evaluasi terhadap organisasi pelayanan kesehatan, dan menjadi inspirasi untuk
peningkatan pelayanan pria, efektif dan berkualitas tinggi. Saat ini baru tercatat beberapa saja
rumah sakit di tanah air yang sudah berhasil mendapatkan akreditasi dari lembaga tersebut.
Nah, IPSG yang dirilis oleh JCI sudah diaplikasikan hampir di setiap rumah sakit di seluruh dunia.
Kemudian ketentuan itu pun menjadi pijakan pemerintah Indonesia melalui Kementrian
Kesehatan dengan menerbitkan Permenkes-RI no. 1691/MENKES/PER/VII/2011. Peraturan itu
terkait dengan keselamatan para pasien yang dirawat di rumah sakit.
Dengan dasar kuat dari JCI maka pemerintah Indonesia pun berupaya untuk melindungi pasien
dengan mengutamakan keselamatan pasien (patient safety).
Salah satu pendukung poin ini adalah penggunaan gelang identitas pasien.
Nah itulah, dasar peraturan dan sasaran keselamatan untuk pasien yang tentunya harus
dipahami dan diaplikasikan oleh seluruh tenaga medis. Dengan mengikuti setiap prosedurnya
maka setiap pasien akan mendapatkan pelayanan prima dan terhindar dari beragam risiko.