Pada masa kini muncul salafiyah yang memperlihatkan kecenderungan untuk kembali
ke masa murni Islam, dengan meneladani kehidupan Rasulullah SAW. Dalam meneladani Rasulullah tersebut bukan hanya pada ajaran yang dibawanya, tetapi juga perilaku sehari-hari yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.
B. POKOK AJARAN SALAFIYAH
Dikenal sebagai aliran yang mengandung paham keislaman yang belum terkontaminasi dengan hellenisme, aliran Salafiyah mempunyai 3 ciri utama dalam pokok ajarannya. Ciri utama pertama adalah, mendahulukan syara’ dari akal dimaksudkan bahwa dalam beragama Salafiyah berpegang teguh pada hukum syara’ sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan hadis yang shahih adalah kebenaran. Ciri utama kedua, meninggalkan takwil kalami. Takwil kalami adalah penakwilan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi yang diputar ke makna yang bukan hafri, tetapi makna majazinya. Penakwilan sebenarnya bersumber pada penalaran akal. Dalam sistem berfikir filsafat hal-hal yang tidak diterima oleh akal dalam makna harfi harus diberi makna metaforis atau takwil. Aliran Salaf menolak penakwilan kalam seperti itu karena dipandang menciderai Al-Qur’an. Ciri utama ketiga, berpegang teguh pada nash Qur’an dan hadis Nabi dimaksudkan apa yang sudah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan yang telah di jelaskan oleh Hadis Nabi haruslah diterima dan tidak boleh ditolak.
C. TOKOH PEMIKIR SALAFIYAH
Pemikir pertama aliran Salafiyah adalah Ibn Taymiyyah atau Ahmad Taqiyy al-Din Ibn Taymiyyah al-Harrani al-Dimasyqi. Lahir di Harran, Syiria, pada 661 Hijriyah, 5 tahun setelah Baghdad diporak-porandakan oleh tentara Mongol. Ayahnya adalah seorang guru hadis dan pamannya seorang ulama dan penulis yang sudah diwarisinya dari lingkungan sendiri. Pada usia 7 tahun, ketika Harran diserang oleh Mongol, ia dibawa oleh orang tuanya mengungsi ke Damaskus yang kemudian menjadi tempat Ibn Taymiyyah mengawali, penggambaran intelektualnya. Disinilah Ibn Taymiyyah belajar pada beberapa madrasah yang diselenggarakan oleh para penganut Mazhab Hambali, seperti madrasah Sakariyyah, yang dipimpin ayahnya, madrasah Jauziyah dan Madrasah Umariyyah.