Anda di halaman 1dari 18

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. karena berkat kemurahan-Nya makalah
ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas tentang
”Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara bagi Indonesia dalam Membangun
Komitmen Kolektif Kebangsaan”.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan rasa terima kasih untuk dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu memenuhi syarat-
syarat yang telah kami dapatkan. Selain itu dalam makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami menerima kritik dan saran untuk
kami revisi dan kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini
terdapat perkataan yang tidak berkenan. Kami ucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, 14 Februari 2019

Penyusun

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan Indonesia.
Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta memperkuat
kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan kesatuannya,
menghadapi ancaman yang datang maupun mengupayakan sumber daya guna memenuhi
kebutuhan hidup. Dengan demikian, ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa untuk
mempertahankan persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung kehidupannya,
menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu melangsungkan
kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi ketahanan bangsa ini
dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama Ketahanan Nasional disingkat Tannas. Upaya
menyelenggarakan ketahanan nasional ini dapat diwujudkan dengan bela negara.

Diperlukan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan


mengembangkan kekuatan nasional dalam menjaga dan menjamin keutuhan keberlangsungan
bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional yang disebut dengan ketahanan nasional.
Selain itu, bela negara merupakan implementasi bangsa Indonesia dalam peranannya menjalankan
konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia sehingga tercipta dan terjaganya keamanan, keutuhan,
kesejahteraan dan kedamaian negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana tantangan Ketahanan Nasional Indonesia?
b. Bagaimana cara memperkokoh Ketahanan Nasional?
c. Bagaimana konsep Bela Negara di Indonesia?
d. Bagaimana cara membangun komitmen kolektif kebangsaan?
e. Bagaimana Urgensi dan tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara bagi Indonesia
dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan bagaimana tantangan Ketahanan Nasional Indonesia.
b. Menjelaskan bagaimana cara memperkokoh Ketahanan Nasional.
c. Menjelaskan bagaimana konsep Bela Negara di Indonesia.
d. Menjelaskan bagaimana cara membangun komitmen kolektif kebangsaan.
e. Menjelaskan bagaimana Urgensi dan Ketahanan Nasional dan Bela Negara bagi Indonesia
dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tantangan Ketahanan Nasional Indonesia


Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indnonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Berikut tantangan Ketahanan Nasional yang dihadapi Bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai bidang, antara lain :

1. Di Bidang Politik
Dalam bidang politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan
responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan aspirasi
rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat). Padahal
kita tahu bahwa sistem pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintah yang demokratis
bukantotaliter (diktator). Meskipun telah diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin
semua suara serta partisipasi rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan masih
sering manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai kepada tidak
meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak menggunakan hak
suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya).

2. Di Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi kemiskinan menjadi ancaman bagi Ketahanan Nasional. Suatu
kenyataan bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah yang besar di Indonesi. Meskipun
jumlah rakyat yan hidup di bawah garis kemiskinan sudah dapat dikurangi sevara mencolok, yaitu
dari sekitar 70% pada tahum 1970 menjadi sekitar 15% pada tahun 1993, namun itu masih meliputi
tidak kurang dari 27 juta orang. Satu jumlah yang sama dengan jumlah penduduk satu negara
ukuran menengah seperti Canada (28 juta) dan jauh atas penduduk Malaysia (19 juta). Padahal

3
rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga masih tergolong miskin sekali.
Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup miskin banyak sekali. Kondisi
penduduk demikian tidak mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat. Seperti telah
diuraikan, Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan Keamanan yang dapat dibedakan
tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak sekali penduduk Indonesia miskin, sekalipun ada
kecenderungan akan membaik, maka Kesejahteraan pada waktu ini belum tinggi. Karena itu juga
Keamanan belum dalam kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu kemiskinan merupakan tatangan
yang harus dapat diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan Ketahanan Nasional yang
tangguh. Kemiskinan itu dapat dilihat secara absolut dan relatif. Dilihat secaea absolut kita
mempunyai tingkat kemiskinan sebagaimana diindikasikan oleh penghasilan per kapita yang
sekarang sebesaaaaaar 730 dollar AS atau sekitar Rp. 1.500.000,00 per tahun. Pada umumnya
penghasilan yang dinilai memadai adalah kalau sudah di atas 2.000 dollar AS atau sekitae Rp.
4.500.000,00 per tahun. Jadi keadaan kita secara absolut baru sepertiga yang dinilai normal.
Padahal angka Rp. 1.500.000,00 per kapita/tahun itu jauh dari gambaran keadaan penghasilan
penduduk yang sebenarnya. Sebab ada yang segolongan kecil yang kaya sekali dengan penghasilan
per kapita mungkin tidak kalah dari penduduk di negara maju, jadi lebih dari 20.000 dollar AS
atau Rp. 45 juta setahun. Sedangkan mayoritas penduduk di bawah Rp 1.500.000,00 bahkan
mungkin sekali di bawah Rp. 1.000.000 per tahun. Secara relatif kondisi penghasilan bangsa
Indonesia masih amat parah juga, karena harus dibandingkan dengan penghasilan per kapita
bangsa-bangsa yang lain, khususnya yang tinggal sekitar kita. Kita adalah bangsa termiskin di
lingkungan ASEAN menurut laporan World Bank Altas 1995. Singapore adalah terkaya dengan
$19.310, Malaysia $3.160, Thailand $2.040, Filipina $830, sedangkan Brunei Darussalam menurut
majalah Asia Week 10 Februari 1995 $18.500. maka jelas sekali bahwa kita baik secara absolut
maupun relatif masih tergolong bangsa yang miskin, apalagi kalau melihat penghasilan mayoritas
penduduk yang di bawah Rp. 1.000.000,00 atau $500. Meskipun sekitar 5% pendudukan Indonesia
tidak kalah hidupnya dari rata-rata pendudukan Singapore.

3. Di Bidang Sosial Budaya


Dalam bidang sosial budaya, ancaman terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat
Indonesia mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana keberagaman budaya dan suku
bangsa yang seharusnya menjadi pemersatu bangsa malah sering dijadikan alat untuk memecah

4
belahkan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konflik yang terjadi akibat dari perbedaan
ras dan golongan. Dimana setiap anggota dari suku dan budaya yang ada beranggapan kalau
kebudayaan serta suku merekalah yang paling baik dan tidak mengindahkan kebudayaan serta
suku lainnya yang ada di tengah masyarakat. Sikap mementingkan kepentingan golongan
dibandingkan dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan ini jugalah yang dapat memecah
belahkan persatuan yang ada, dimana masing-masing pihak berupaya untuk mencapai tujuannya
dengan mengesampingkan tujuan nasional secara keseluruhan. Selain itu juga perbedaan agama
sering memacu timbulnya konflik yang ada di masyarakat. Dimana terdapat paham yang
membeda-bedaka ajaran agama yang satu dengan yang lain, yang kemudian akan mengakibatkan
terbentuknya gap antara agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain. Perbedaan agama
serta aliran kepercayaan yang ada di Indonesia inilah yang paling berdampak besar terhadap
perpecahan serta merupakan ancaman yang serius di bidang sosial budaya. Masalah perbedaan
status serta strata dalam masyatakat juga merupakan ancaman dibidang sosial budaya, dimana
terdapat perbedaan yang mencolok antara majikan dan bawahan serta antara yang kaya dan yang
miskin. Ini juga berpotensi untuk memicu terjadinya konflik dalam masyarakat jika perbedaan
tersebut terlalu mencolok. Perbedaan ini bukan hanya dalam status yang dimiliki saja tetapi
biasanya juga terhadap perlakuan yang mereka peroleh, seperti halnya orang kaya selalu
diutamakan kepentingannya dibandingkan dengan yang miskin. Solusi untuk permasalahan ini
adalah perlunya sikap toleransi antar sesama, dimana semua anggota masyarakat harus
menghormati serta menghargai hak serta kepentingan sesamanya, mengutamakan serta
memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.

4. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman terhadap kedaulatan NKRI jangan
sampai kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan dan Pulau Sipadan
diambil oleh negara lain. Apalagi kita tahu RI memiliki batas wilayah dilaut dengan 10 negara
tetangga, yaitu dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Pulau, PNG,
Australia dan Timor Leste berbatasan dengan RI di darat. Baik perbatasan di laut maupun di darat
masalah penegasan dan penetapan batas internasional tersebut sampai sekarang belum tuntas
karena masih ada kantung-kantung sepanjang garis batas yang belum tertutup (belum ada
kesepakatan bersama dalam penentuan batas negara maupun yang bermasalah). Sebagai contoh,

5
di perbatasan darat antara RI-Malaysia di Kalimantan terdapat 10 permasalahan batas yang masih
perlu penyelesaian. Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan
menempatkan TNI di daerah perbatasan.
Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan menempatkan TNI
di daerah perbatasan. Selain itu pemerintah harus tegas dan mengambil tindakan cepat untuk
melakukan negosiasi dengan pemerintahan negara lain tentang batas wilayah. Jikatindakan represif
tidak berjalan, kita bisa saja melakukan konfontrasi dengan negara yang bersangkutan seperti yang
dilakukan Indonesia kepada Malaysia tahun 1960-an.

2.2 Cara Memperkokoh Ketahanan Nasional


Mengatasinya dengan memberdayakan masyarakatuntuk mengawasi pemerintahan melalui
wakilnya yang duduk di lembaga legislative untuk mengawasi pemerintahan supaya tidak diktator
(seperti yang terjadi pada zamanorde baru). Kemudian membuat aturan UU yang mengatur tentang
pemerintahan anti- totaliter. UU perlu dibuat karena pemerintahan kita berdasarkan atas hukum
(rechstaat) artinya apa yang dilakukan pemerintah harus sesuai dengan UU yang berlaku dalam
suatu negara.

Untuk mengatasi kemiskinan, kita harus meningkatkan mutu sumber daya manusia supaya
bisa bersaing dengan penduduk negara lain supaya kita memilikikeunggulan kompetitif
dibandingkan negara lain. Meningkatkan kualitas sumber dayamanusia bisa dilakukan denga cara
memperbaiki mutu pendidikan kita, memberikan beasiswa bagi penduduk yang tidak mampu
namun memiliki kemampuan misalnyadengan program BOS yang sedang digalakkan pemerintah.
Selain itu untuk menurunkantingkat kemiskinan, pemerintah perlu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang tidak hanya melihat kuantitasnya namun kualitasnya. Artinya pertumbuhan
ekonomi harusdapat menciptakan lapangan pekerjaan yang luas supaya tingkat pengangguran
menurundan kemiskinan lambat laun bisa dihilangkan. Pertumbuhan ekonomi saja tidak
cukup,namun pertumbuhan ekonomi harus diikuti dengan spread effect (efek sebaran) artinyaharus
merata ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga gap antara kaya dan miskinmenjadi kecil. Struktur
ekonomi yang berkesinambungan juga bisa digunakan untuk menghadapi ancaman kemiskinan.
Struktur ekonomi bisa dilihat dalam APBN kita,dimana dalam APBN bisa kita lihat apakah belanja
pembangunan lebih banyak dari belanja rutin. Belanja pembangunan digunakan untuk
pembangunan daerah tertinggal,KUR PNPM yang fungsinya untuk memberantas

6
kemiskinan.Selain kemiskinan, ancaman di bidang ekonomi adalah praktek monopoli perusahaan
besar yang bisa menghabisi usaha-usaha kecil dan menengah. Jika praktek monopoli dibiarkan
saja, maka perekonomian bukan lagi berdasarkan demokrasi ekonomidimana harga ditentukan
oleh penjual, kemudian supply barang bisa diatur-atur oleh penjual sehingga kalau barang langka,
maka harga pasti meningkat.
Caranya sebenarnya telah dilakukan pemerintah dimana telah dibuat KPPU (Komisi
Pengawasan PersainganUsaha) untuk mengawasi perusahaan untuk tidak melakukan monopoli,
selain itukembalikan lagi prinsip ekonomi yang telah diungkapkan di dalam pasal 33 UUD
1945dimana ekonomi berdasar usaha bersama (ayat 1).Baik secara global maupun dalam lingkup
kawasan Asia, khususnya AsiaTenggara, Indonesia berada dalam suatu lingkungan yang ditandai
dengan berbagai pertentangan. Di beberapa kawasan pertentangan ini telah atau sewaktu-waktu
dapatmenjelma menjadi konflik bersenjata. Kekuatiran akan akibat perang umum
maupunkemungkinan eskalasi perang terbatas, menyebabkan makin berkembangnya suatu bentuk
perang yang sering disebut perang revolusioner. Infiltrasi, subversi sampai padakerusuhan dan
pemberontakan bersenjata merupakan tahap-tahap dari bentuk perang ini,yang total sifatnya, baik
dalam obyek, maupun metode, sehingga tidak satupun aspek kehidupan bangsa yang luput dari
ancaman ini. Suatu gejala lain yang perlu mendapat perhatian pula adalah teror internasional
dengan tindakan seperti pembajakan dan penyanderaan, suatu cara baru untuk mencapai suatu
tujuan politik.Beberapa bentuk gangguan dalam negeri yang setiap saat dapat dihadapi dan perlu
mendapat perhatian bidang pertahanan keamanan negara antara lain: gangguan terhadap persatuan
dankesatuan bangsa, gangguan keamanan wilayah laut Nusantara, gangguan keamanan
danketertiban masyarakat, gangguan infiltrasi dan subversi serta pemberontakan bersenjatayang
biasanya berkaitan dengan usaha pihak asing, gangguan kejahatan narkotika,gangguankejahatan
dengan kekerasan serta berbagai bentuk gangguan yang disebabkan oleh ketegangan sosial
Untuk mengatasi keterbatasan dana adalah memanfaatkan tenaga/ perusahaan dalam negeri
artinya biasanya pesawat atau tank yang dipesan dari luar negeri, maka dibuat saja di negeri
sendiri,misalnya yang telah dilakukan saat ini dimana tank dibuat oleh perusahaan di Indonesia.

2.3 Konsep Bela Negara di Indonesia


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

7
dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling
halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan
berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Cinta Tanah Air.
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
3. Yakin akan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara.
Ada juga beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara di negara Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Alasan Bela Negara di Indonesia yaitu sebagai berikut.


a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan.
b. Ingin memajukan Negara.
c. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali.
d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.

8
Bentuk-bentuk Bela Negara di Indonesia ada dua macam, yaitu :
a. Secara Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara
langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam
proses Pembangunan).
b. Secara Non-Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa
dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan
bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya.

Wujud bela negara bagi pelajar :

- Lingkungan Keluarga : memahami hak dan kewajiban dalam keluarga, menjaga keutuhan
dan keharmonisan keluarga, demokratis, menjaga nama baik keluarga dll.

- Lingkungan Sekolah : patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik, bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran, dll.

- Lingkungan Masyarakat : aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan
masyarakat.

- Lingkungan berbangsa dan bernegara ; menghormati jasa pahlawan, berani mengemukakan


pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.

2.4 Cara Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan

Perwujudan semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang tercermin dalam nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia
dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :

9
a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional

Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme sebelum
kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada pemimpin, belum terorganisir
dan tujuan perjuangan belum jelas.

b. Masa Kebangkitan Nasional

Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat nasional. Perjuangan
dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak berdirinya Budi Utomo merupakan titik
awal kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkata nperintis, sebab disamping merintis
kesadaran nasional juga merintis berdirinya organisasi.

c. Masa Sumpah Pemuda

Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia. Yang jelas
dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bngsa Indonesia. Sumpah pemuda mengandung nilai
yang sangat tinggi yaitu nilai persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang
menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang mencapai kemerdekaan.

d. Masa Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa Indoensia,


juga merupakan wujud perjuangan yan gberdasarkan persatuan Indonesia. Oleh karena itu,
semangat kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis
mencapai tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan.
Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan mengantarkan bangsa Indoensia
menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

10
Wujud semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dapat digali dari perjuangan bangsa Indonesia antara lain Pancasila
sebagai dasar Negara, Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bendera merah putih
sebagai bendera Negara, dan Garuda Pancasila sebagai lambang Negara.

2.5 Urgensi dan tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara bagi Indonesia dalam
membangun komitmen kolektif kebangsaan

Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan Indonesia.
Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta memperkuat
kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan kesatuannya,
menghadapi ancaman yang datang maupun mengupayakan sumber daya guna memenuhi
kebutuhan hidup. Dengan demikian, ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa untuk
mempertahankan persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung kehidupannya,
menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu melangsungkan
kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi ketahanan bangsa ini
dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama Ketahanan Nasional disingkat Tannas. Upaya
menyelenggarakan ketahanan nasional ini dapat diwujudkan dengan bela negara.

Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat
menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata
nation yang berarti bangsa sebagai pengertian politik. Ketahanan nasional secara etimologi dapat
diartikan sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.

Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi,


ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan. Konsep ketahanan nasional yang
digambarkan dalam 3 wajah. Tannas sebagai kondisi adalah sesuai dengan rumusan ketahanan
nasional pada umumnya. Tannas sebagai doktrin berisi pengaturan penyelenggaraan keamanan
dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Tannas sebagai metode adalah pendekatan
pemecahan masalah yang bersifat integral komprehensif menggunakan ajaran Asta Gatra. Selain
tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional, ketahanan nasional Indonesia juga memiliki banyak

11
dimensi dan konsep ketahanan berlapis. Oleh karena aspek-aspek baik alamiah dan sosial (asta
gatra) mempengaruhi kondisi ketahanan nasional, maka dimensi aspek atau bidang dari ketahanan
Indonesia juga berkembang.

Ketahanan nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasional ideologi, politik dan budaya
serta konsep ketahanan berlapis dimulai dari ketahanan nasional diri, keluarga, wilayah, regional,
dan nasional. Inti dari ketahanan nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa dan
negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas dan
kompleks, baik dalam bentuk ancaman militer maupun nirmiliter. Kegiatan pembelaan negara
pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan nasional.

Bela negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara. Bela negara mencakup bela negara secara fisik atau militer dan bela negara secara
nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun luar negeri. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara. Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara "memanggul
senjata", menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk
menghadapi ancaman dari luar. Bela negara secara nonfisik adalah segala upaya untuk
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan
dengan sadar dan taat membayar pajak), serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
termasuk penanggulangan ancaman dan lain sebagainya.e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (padidankapas).

12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indnonesia yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Cara memperkokoh Ketahanan Nasional untuk mengatasinya dengan memberdayakan
masyarakatuntuk mengawasi pemerintahan melalui wakilnya yang duduk di lembaga legislative
untuk mengawasi pemerintahan supaya tidak diktator (seperti yang terjadi pada zamanorde baru).
Kemudian membuat aturan UU yang mengatur tentang pemerintahan anti- totaliter. UU perlu
dibuat karena pemerintahan kita berdasarkan atas hukum (rechstaat) artinya apa yang dilakukan
pemerintah harus sesuai dengan UU yang berlaku dalam suatu negara.
Yang dimaksud Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang
pembelaan diatur dengan undang-undang.
Lalu perwujudan semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa
Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah Indonesia yaitu sebelum masa Kebangkitan
Nasional, masa Kebangkitan Nasional, masa Sumpah Pemuda, dan masa Proklamasi
Kemerdekaan.
Dan Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi kenegaraan Indonesia. Ketahanan
sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta memperkuat kemampuan bangsa
yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan kesatuannya, menghadapi ancaman yang
datang maupun mengupayakan sumber daya guna memenuhi kebutuhan hidup.

13
3.2 Saran
Ketahanan nasional bukan hanya kewajiban bagi pemerintah saja. Akan tetapi masyarakat
Indonesia juga harus turut serta mensukseskannya dengan cara lebih bangga dan lebih mendalami
tentang Negara dan bangsa Indonesia sendiri. Elit politik tidak hanya harus represif tapi juga harus
dengan sadar ikut ambilandil dalam pelaksanaannya. Sehingga seluruh lapisan masyarakat aktif.
Karena kesadaran bela negara merupakan suatu kewajiban bagi seluruh elemen bangsa Indonesia
tanpa terkecuali. Oleh karena itu, mulai sekarang marilah kita bersama-sama
menumbuhkembangkan semangat nasionalisme sejak dini terutama kepada generasi muda bangsa
Indonesia tercinta ini dengan metode yang sederhana dan mudah dimengeti dan dipahami
kemudian dijabarkan dalam suatu aturan pelaksanaan untuk dijadikan pedoman bangsa Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/33362913-Bab-ix-bagaimana-urgensi-dan-tantangan-ketahanan-
nasional-dan-bela-negara-bagi-indonesia-dalam-membangun-komitmen-kolektif-
kebangsaan.html

https://www.scribd.com/document/361490211/Urgensi-Dan-Tantangan-Ketahanan-Nasional-
Dan-Bela-Negara-Bagi-Indonesia-Dalam-Membangun-Komitmen-Kolektif-Kebangsaan

https://www.academia.edu/35148817/Makalah_Ketahanan_Nasional.docx

http://vhiradevita.blogspot.com/

https://www.coursehero.com/file/31795840/Tugas-Ekonomi/

15

Anda mungkin juga menyukai