MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh :
2019
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan
judul “Wawasan Nusantara ”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Tasikmalaya,April 2019
Penyusun
Daftar Isi
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 5
C. Tujuan Makalah........................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
A. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara .................................................................................. 6
B. Alasan Diperlukan Wawasan Nusantara ..................................................................................... 6
C. Sumber Historis,Sosiologis dan Politik Wawasan Nusantara...................................................... 7
D. Membangun Argumen Tentang Dinamika Wawasan Nusantara ............................................... 9
E. Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara .................................................................................. 13
BAB III .................................................................................................................................................... 18
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Makalah
PEMBAHASAN
1. Definisi:
Wawasan Nusantara adalah cara pandang rakyat Indonesia terhadap
lingkungannya. Dengan mengutamakan kesatuan dan persatuan suatu negara
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat.
2. Fungsi:
Fungsi wawasan nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan , keputusan, dan perbuatan baik
bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan:
Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala bidang dari rakyat Indonesia, yang telah lebih mengutamakan kepentingan
nasional dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku
bangsa/daerah.
1. Sumber Historis
2. Sumber Sosiologis
3. Sumber Politis
Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara, wilayah Indonesia menjadi sangat luas
dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami wilayah itu. Namun
demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh warga negara untuk
memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada di dalamnya sebagai satu
kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dalam
kehidupan bernegara merupakan satu kesatuan.
Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk
mengelolanya. Hal ini dikarenakan luas wilayah memunculkan potensi ancaman dan
sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan.
Dampak postif dari luasnya wilayah Indonesia yaitu letak Indonesia yang terapit
oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta Benua Asia dan Australia
memungkinkan terjadinya relasi di antara negara-negara yang ada di kedua benua itu juga
Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional. Juga kawasan Indonesia terdiri dari
berbagai pulau dan membentuk berbagai kebudayaan yang menjadi kekayaan nasional.
Dampak negatifnya yaitu Indonesia merupakan negara kepulauan berada di jalur
pahatan lempeng sehingga permukaan bumi Indonesia banyak memicu terjadinya gempa
atau genung meletus. Juga kawasan yang terlalu luas menyulitkan pengawas negara untuk
menjaga keamanan eksterna.
Potensi positif yang ada tentu saja perlu digali, diolah, didayagunakan, dan
dimanfaatkan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat. Misal, Kabupaten Simalungun
merupakan salah satu daerah di Sumatera Utara yang memiliki cukup banyak potensi
panas bumi yang bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik. Sedangkan potensi negatif
perlu diantisipasi, ditanggulangi, dan dijaga agar tidak merusak atau mengganggu
kelangsungan hidup masyarakat. Misal, daerah Klaten dan Magelang yang rawan dari
ancaman letusan gunung Merapi.
Wawasan nusantara telah menjadi landasan visional bagi bangsa Indonesia guna
memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Upaya memperkokoh kesatuan
wilayah dan persatuan bangsa akan terus menerus dilakukan. Hal ini dikarenakan visi
tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan
yang berbeda sesuai dengan perubahan zaman.
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah
dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada upaya
perlindungan dan pelestarian alam di wilayah tersebut. Tantangan yang berubah, misalnya
adanya perubahan dari kejahatan konvensional menjadi kejahatan di dunia maya.
Adapun Tantangan dalam wawasan nusantara adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan Masyarakat
John naisbit dalam bukunya Global Paradox menyatakan negara harus dapat
memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan masyarakat
dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat
untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanankan oleh negara-negara maju
dengan buttom-up planning, sedang untuk negara berkembang dengan top-down
planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga
diperlukan landasan operasional berupa GBHN. Kondisi nasional (pembangunan)
yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi
integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-daerah
tertinggal. Kondisi tersebut menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial di
masyarakat, apabila kondisi ini berlarut-larut masyarakat di daerah tertinggal akan
berubah pola pikir, pola sikap dan pola tindak, mengingat masyarakat sudah tidak
berdaya dalam aspek kehidupannya. Hal ini merupakan ancaman bagi tetap tegak dan
utuhnya NKRI. Dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat maka diperlukan
prioritas utama pembangunan daerah tertinggal, agar masyarakat dapat berperan dan
berpartisipasi aktif dalam pembangunan diseluruh aspek kehidupan, yang di dalam
pelaksanaannya diatur dengan UU RI No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah.
2. Dunia Tanpa Batas
a. Perkembangan IPTEK, Perkembangan global saat ini sangat maju dan pesat,
didukung dengan perkembangan IPTEK yang sangat modern khususnya di bidang
teknologi informasi, komunikasi dan transformasi seakan dunia sudah menyatu
menjadi kampong sedunia , dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas
negara, sehingga dunia menjadi tanpa batas. Kondisi yang demikian membawa
dampak kehidupan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak
seluruh masyarakat Indonesia di dalam aspek kehidupannya. Keterbatasan kualitas
SDM Indonesia di bidang IPTEK merupakan tantangan serius menghadapi
gempuran global, mengingat penguasaan IPTEK merupakan nilai tambah untuk
berdaya saing di percaturan global.
b. Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan The End of Nation
State menyatakan: dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah
negara dalam arti geografi dan politik relative masih tetap, namun kehidupan
dalam satu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa
informasi, investasi, industri dan konsumen yang makin individual. Untuk dapat
menghadapi kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah
pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan IPTEK dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan
dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan wawasan nusantara, mengingat
perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam
pola piker, pola sikap dan pola tindak di dalam masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Era Baru Kapitalisme
a. Sloan dan Zureker
Dalam bukunya yang berjudul dictionary Of economics, menyebutkan
tentang kapitalisme adalah system ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta
atas macam-macam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian
dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi
yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba
guna diri sendiri. Di era baru kapitalisme bahwa system ekonomi untuk
mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitas – aktivitas secara luas dan
mencakup semua aspek kehidupan masyarakat, sehingga di dalam system
ekonomi diperlukan strategi baru yaitu adanya keseimbangan.
b. Lester thurow
Dalam bukunya yang berjudul The Future Of Capitalism, ditegaskan
antara lain bahwa untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus
membuat strategi baru yaitu keseimbangan antara paham individu dan paham
sosialis. Dikaitkan dengan era baru kapitalisme tidak terlepas dari globalisasi,
maka negara-negara kapitalis yaitu negara-negara maju dalam rangka
mempertahankan eksistensinya di bidang ekonomi menekankan negara-negara
berkembang dengan isu global yang mencakup demokratisasi, HAM dan
lingkungan hidup. Strategi baru yang ditegaskan oleh Thurow pada dasarnya telah
tertuang dalam falsafah bangsa Indonesia yaitu pancasila yang mengamanatkan
keharmonisan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang antara individu,
masyarakat, bangsa, manusia dan dalam semesta serta penciptanya.
c. Kesadaran Warga Negara.
1) Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban.
Bangsa Indonesia melihat bahwa hak tidak terlepas dari kewajiban, maka
manusia Indonesia baik sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat,
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat
dibedakan namun tidak dapat dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan tiap
hak mengandung kewajiban dan demikian sebaliknya, kedua-duanya merupakan
dua sisi dari mata uang yan sama. Negara kepulauan Indonesia didasarkan atas
paham negara kesatuan, menempatkan kewajiban di muka sehingga kepentingan
umum atau masyrakat, bangsa dan negara harus didahulukan dari kepentingan
pribadi atau golongan.
Di dalam perjuangan non fisik secara nyata bela negara mengalami penurunan
yang sangat tajam bila dibandingkan dengan perjuangan fisik, hal ini dapat
ditinjau dari kurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan adanya beberapa
daerah yang ingin memisahkan diri dari NKRI, sehingga mengarah keintegrasi
bangsa.
Sebagaimana telah dikemukakan di muka, esensi atau hakikat dari wawasan nusantara
adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonesia. Mengapa perlu kesatuan
wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa? Sebelumnya Anda telah mengkaji bahwa
sejarah munculnya wawasan nusantara adalah kebutuhan akan kesatuan atau keutuhan
wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Wilayah itu harus
merupakan satu kesatuan, tidak lagi terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas. Sebelumnya
kita ketahui bahwa wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari aturan
hukum kolonial Belanda yakni Ordonansi 1939. Baru setelah adanya Deklarasi Djuanda
tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu kesatuan, di mana
laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung. Wilayah Indonesia sebagai
satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
a. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau.
b. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan laut
seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan / perairan
g. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik
h. Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT i. Wilayah yang subur dan
habittable (dapat dihuni)
j. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam Wawasan nusantara yang pada awalnya
sebagai konsepsi kewilayahan berkembang menjadi konsepsi kebangsaan.
Artinya wawasan nusantara tidak hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga
persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen.
Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan.
Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu. Cobalah anda
kemukakan mengapa bangsa Indonesia yang beragam ini harus kita pandang sebagai satu
kesatuan? Bangsa Indonesia sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:
1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS, 2010)
2. Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
Memiliki makna:
1) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.
2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluasluasnya.
4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
6) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam
arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
7) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan
nasional. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan
iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
Memiliki makna:
1) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di
seluruh wilayah tanah air.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Memiliki makna:
2) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya
yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai–nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai
kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal
usul daerah, agama, atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya.
Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
Memiliki makna:
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Indonesia, Presiden Republik, and Wawasan Nusantara. “Undang Undang No. 23 Tahun
1997 Tentang: Pengelolaan Lingkungan Hidup.” Lembar Negara RI Tahun, no. 3699 (1997).