Anda di halaman 1dari 3

Nama : M.

Arrahman

Nim : 516 1111 029

Program studi : psikoligi. A

Mata kuliah : SOSIOLOGI

Hari, tanggal : Rabu,16 mei 2018

1. Jelaskan kasus tersebut dari sudut pandang pemahaman kalian


Pengeboman Bali 2005 adalah sebuah seri pengeboman yang terjadi di Bali pada 1 Oktober 2005.
Terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan
196 lainnya luka-luka.
dari kasusu bom bali 2005 ini merupakan salahsatu serangan trosis yang sangat
meresahkan yang bisa mengancam keselamatan nyawa kita kapan saja dan dimana saja. Kasusu
bum bali 2005 ini kalu dikaju dari sudut pandang penulis kasusu ini adalah salahsatu kausu yang
berkaitan dangan salahnya pemahaman tetang idiologi (agama) karan kalau kita lihat dari kasus
Bom Bali yang sedikitnya menewaskan 23 orang dan 196 lukak-luka ini, kebanyakannya didasari
oleh adanya mengatas namakan jihat agama. Nah dalam hal ini sebarnya orang-orang yang
melakukan bom bunuh diri ini tidaklah sepenuhnya salah dikarenakan hal ini terjadi karena terjadi
pecucian otang yang sebelumya orang-orang ini sebelumnya emang sudah mempunya tujuan yang
sama tapi tidak tau cara mengaplikasikanya bagaimana. Contohnya seperti dua orang teman yang
mempunyai keinginan yangsama yakani sama sama tidak menyukai orang yang suka teriak-teriak
pada malam hari dan dan setelah itu datang seorang teman lagi yang memcoba memprapokator
dengan cara mengajak mereka untuk menghajar orang yang suka triak-triak dimalam hari, dan
oleh sebab merekan mempunyai tujuan yangsama (sama-sama tidak menyukai orng teriak-triak)
dan dua orang tersebutpun terpancin untuk ikuk menghajar orang yang suka teriak-triak. Nah dari
contuk tersebut peulis menyimpulkan bahwa orang-orang yang melakukan tidak sepenuhnya salah
dikarenakan mereka terpengaruh dengan diimimg-imingkan sutu hal yang dia dambakan. Seperti
hanya juga pada kasus pengeboman bali 2005 ini terjadi karene adanya pencucian otak yang
diming-imingkan surga jika mati di jalan jihat. Tapi padhal idiologinya salah.

2. Peran sosiologinya dalam kasusu


Secara sederhana sosiologi bisa dimaknakan sebagai sebuak keilmuan yang menelaah tentang
kajian kemasyarakatan. Individu yang menjadi pemeran terapan kajian sosiologi ke dalam
kehidupan bermasyarakat disebut dengan sosiolog. Berikut ini beberapa peranan kajian keilmuan
sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat diantaranya yakni sebagai bahan kajian riset /
penelitian, sebagai acuan dalam penentuan kebijakan, sebagai pedoman teknis, dan sebagai
rujukan terhadap pendidikan masyarakat.
Seperti halnya penjelasan pada pengerti peran sosiologi pada pristiwa bom bali juga
termaksut kedalam peran sosiologi yang dimana disini pada pada pristiwani merupakan suatu
kelompok yang mempunyai tujuan yang sama yang mempunyai paham yang sama terhadap suatu
tujuan yang mereka telaah dari cara pemahaman mereka sendiri dan sehingga terjadilah suatu
penyimpangan idiologi

3. Pristiwa bom bali 2005 masuk dalam kelompok sosial


a) M. Mac Iver dan Charles H. Page mendefinisikan kelompok sosial sebagai himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama, antaranggotanya saling berhubungan, memengaruhi, dan
timbul kesadaran untuk tolong-menolong demi mencapai tujuan bersama.
b) Menurut Sorjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya
hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
c) Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian tentang kelompok dari tokoh tokoh diatas bisa kita telaah bahwa aksi
pristiwa bom bali atau aksi trorisme merupakan salahsatu kelompok nyata yang mempunyai tujuan
yangsama dalam suatu kelompok yang sering didasi dari kelompok agama atau kelompok yang
mempunyai paham atau tujuan idiologi yangsama.

4. Pandangan norma dan nilai sosial pada peristiwa bom bali


Secara umum masyarakat Indonesia menempatkan orang yang tua pada posisi yang lebih
dihormati sedangkan orang yang lebih muda ditempatkan pada posisi yang lebih disayangi. Itulah
sebabnya, dalam penggunaan bahasa misalnya, masyarakat Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan
bahkan suku-suku lain di Indonesia memiliki tingkatan-tingkatan bahasa tertentu sebagai wujud
dari rasa hormat dan rasa sayang dalam kehidupan sosial. Ini berarti terdapat nilai-nilai dan
norma-norma yang dianggap sebagai prinsip dalam peri kehidupan bermasyarakat. Nilai dan
norma tersebut mengandung sesuatu yang dianggap baik, benar, berharga, dan sekaligus dijadikan
patokan dasar dalam melakukan interaksi sosial.
Atau Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui
lingkungan sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini membedakan norma dengan produk
sosial lainnya seperti budaya dan adat. Ada/ tidaknya norma diperkirakan mempunyai dampak dan
pengaruh atas bagaimana seseorang berperilaku.
Dari penjelasan diatas tentang norma dan nilai sosial perirtiwa bom bali ini bisa dikatakan
sebagi suatu perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai sosial terlebih ke norma agama, dan
norma sosial kalu dilihat dari norma agama pastinya diagama manapun tidak ada yang
mengajarkan tetang mengizinkan bunuh diri dan membunuh orang alain dan sedangkan dalam
dalam norma sosial seperti kita ketahui norma sosial adalah suatu kebiasaan umum yang menjadi
patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu dan sedangkan
prilaku trorisme bukanlah merupakan suatu kebiyasaan umum yang bisa menjadi patokan dan bisa
disimpolkan bahwa aksi bom bali 2005 adalah perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan
norma

5. Proses sosial yang terjadi di pristiwan bom bali 2005


Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-
kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut
atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-
pola kehidupan yang terlah ada.
Aksi pristiwa bom bali bisa dikataka mempunyai peroses sosial karena pada saat merka
membuat rencana mereka pastinya berintraksi sesama anggota mereka untuk mengatur rencana.

6. perilaku menyimpang dari pelaku terorisme


a) James Vander Zenden
Menyebutkan bahwa penyimpangan adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang
dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

b) Robert M.Z. Lawang


Mengungkapkan penyimpangan adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma
yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.
c) Bruce J. Cohen
Mengatakan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil
menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam
masyarakat.

d) Paul B. Horton
Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai
pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

e) Lewis Coser
Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk
menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

Dari beberapa penjelasan para tokoh diatas perilaku terosime yang menyebabkan
terjadinya bom bali 2005 bisa dikatakan menyimpamng karena perilaku bom bunih diri
dan menewaskan beberapa orang ini merupakan perilaku yang menyimpang karena
seperti kita ketahui dari berbagai perilaku dilingkungan sosial perilaku membunuh dan
bunuh diri sangatlah dilarang yang sehingga aksi terorisme ini mendaptkan Perhatian
terhadap masalah terorisme di indonesia ini mendorong Presiden Republik
Indonesia telah membuat Peraturan Presiden Nomor 46 tahun 2010 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)4 .

7. hubungan stratifikasi sosial yang mengakibatkan munculnya terorisme


Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A.
Aksi trorisme mempunyai hubungan terhadap stratifikasi sosial karean terjadinay
perpidahan kepercayaan yang tidak menginginkan adanya agama lain sehingga mereka
berusha mencari cara bagai mana menghabisi golongan-golongan yang beragama alin

8. Bagaimana differensiasi sosial dikatakan berpengaruh terhadap perilaku


terorisme
Diferensiasi sosial adalah pengelompokan warga masyarakat secara horizontal yang
berdasarkan kesamaan terhadap berbagai ciri tertentu yang ada pada kemajemukan sosial, seperti
ras, etnis, klen dan agama

Sedangkan pengertian diferensiasi sosial menurut para ahli soiologi salah satunya adalah Soerjono
Soekanto adalah variasi pekerjaan yang berkaitan dengan prestise inidvidu atau kelompok dalam
kehidupan bermasyarakat.

Dari penjelasan diatas diferesiasi sosial adalah pengelompokan warga masyarakat atau suatu
kelompok dalam kehidupan bermasyarakat dan oleh karna itu dapat kita jelaskan mengapa
differensiasi sosial dikatakan berpengaruh terhadap perilaku torisme karena trorisme merupakan
suatu kelompok yang mempunyai suatu paham idiologi yang sama

Anda mungkin juga menyukai