Oleh:
I Putu Eka Ariawan S.Ked 16710278
Laporan Kunjungan Rumah ini sebagi salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti
ujian profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Oleh :
Menyetujui
Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati T, dr, S.KM dr. Henny Wahyuning Tyas
NIDK. 8851710016 NIP. 198009172011012006
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan kunjungan
rumah ini tepat pada waktunya. Penyusunan laporan kunjungan rumah ini sebagai
bagian dari tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan sebagai salah
satu syarat kelulusan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
Atas terselesaikannya laporan Kunjungan rumah ini, saya menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya berserta staf.
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo beserta staf.
5. Dyah Laksmisari, dr. selaku Kepala Puskesmas Sedati Kabupaten Sidoarjo
beserta staf.
6. Henny Wahyuning Tyas, dr. selaku pembimbing di Puskesmas Sedati.
7. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati T, dr, S.KM selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan kepada saya.
8. Rekan – rekan dokter muda dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikan laporan Kunjungan rumah ini.
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat saya hargai guna penyempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sedati, Agustus 2018
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Cover… ......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan… .................................................................................. ii
Kata Pengantar… .......................................................................................... iii
Daftar Isi… ................................................................................................... iv
Daftar Tabel… .............................................................................................. vi
Daftar Gambar ............................................................................................... vii
Lembar Laporan Kunjungan rumah Keluarga .............................................. 1
Karakteristik Demografi Keluarga ................................................................ 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah… ......................................................................... 6
1.3 Tujuan ............................................................................................... 6
1.4 Manfaat… ......................................................................................... 6
BAB II Hasil Kegiatan Kunjungan rumah
2.1 Identitas Pasien… ............................................................................. 8
2.2 Anamnesis… ..................................................................................... 8
2.3 Anamnesis Sistem Tubuh… ............................................................. 11
2.4 Pemeriksaan Fisik… ......................................................................... 14
2.5 Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 15
2.6 Resume… .......................................................................................... 15
2.7 Patient Disease Centered .................................................................. 16
2.8 Penatalaksanaan… ............................................................................ 17
2.9 Follow Up ......................................................................................... 18
BAB III Identifikasi Keluarga dan Faktor Lingkungan
3.1 Faktor Keluarga ................................................................................. 22
3.2 Faktor Lingkungan… ........................................................................ 29
iv
BAB IV Daftar Masalah
4.1 Masalah Aktif… ................................................................................ 33
4.2 Faktor Resiko… ................................................................................ 33
4.3 Diagram H.L. Blum........................................................................... 33
4.4 Fish Bone .......................................................................................... 35
4.5 Daftar Permasalahan Kesehatan… .................................................... 36
BAB V Patient Management
5.1 Patient Centered Management .......................................................... 37
5.2 Prevensi Bebas Penyakit untuk Keluarga.......................................... 39
BAB VI Pembahasan
6.1 Identifikasi Masalah .......................................................................... 41
6.2 Prioritas masalah… ........................................................................... 43
6.3 Prioritas Penyelesaian Masalah ......................................................... 44
6.4 Rencana Usulan Kegiatan… ............................................................. 45
6.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan… ..................................................... 46
BAB VII Penutup
7.1 Kesimpulan… ................................................................................... 48
7.2 Saran… .............................................................................................. 48
Daftar Pustaka ............................................................................................... 50
Lampiran
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel APGAR………………………………………………….. 25
Tabel 3.2 Tabel SCREEM…………………………………………………. 26
Tabel 4.1 Daftar Permasalahan Kesehatan………………………………… 36
Tabel 6.1 Identifikasi Masalah……………………………………………. 41
Tabel 6.2 Tabel Scoring…………………………………………………… 43
Tabel 6.3 Tabel Skala Prioritas Permasalahan Utama…………………….. 44
Tabel 6.4 Rencana Usulan Kegiatan……………………………………..... 45
Tabel 6.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan…………………………………. 46
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
FORM HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
1
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. D
Alamat lengkap : Jl. Sedati Agung III RT 01/RW 01 Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Skizofrenia adalah jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau
disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi
gejala–gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok(Maramis, 2009) :
4
Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang masih
digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah sebagai
dasar suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat.
Menurut H.L Blum ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat
perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya),
faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik
(keturunan).
5
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara lingkungan tempat tinggal pasien, kehidupan
sosial dan ekonomi pasien dengan penyakit yang diderita oleh pasien?
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi apakah ada hubungan antara lingkungan tempat tinggal
pasien, kehidupan sosial dan ekonomi pasien dengan penyakit yang diderita
oleh pasien
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga yang di
kunjungi sesuai dengan penyakit dan instrumen yang ditetapkan oleh
Puskesmas Sedati.
2. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR.
3. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM.
4. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram.
5. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan.
6. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya.
7. Mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi).
8. Sebagai salah satu tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi dokter muda
a. Sebagai pengalaman riil di lapangan melakukan proses pendataan yang di
analisis secara holistik
b. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada penatalaksaan
penyakit di masyarakat.
c. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal menjadi
seorang dokter.
1.3.2 Manfaat bagi pasien dan keluarga
a. Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan keluarganya.
6
b. Meminimalisir angka kekambuhan penyakit dengan pemahaman
pengobatan yang baik.
1.3.3 Manfaat bagi sarana pelayanan kesehatan
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
b.Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di masyarakat.
c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit yang
berdampak pada lingkungan di masyarakat
1.3.4 Manfaat bagi individu tenaga kesehatan
a. Lebih meningkatkan pemahaman terhadap kasus skizofrenia.
b. Meningkatkan pemahaman holistik pada kondisi penyakit pada pasien,
keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
c. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien
7
BAB II
Nama : Tn. S
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat :Jl. Sedati Agung III RT 01/01 Kec. Sedati
Kab.Sidoarjo.
Suku : Jawa
Tanggal pemeriksaan : 11 Agustus 2018
2.2 Anamnesis
8
dikeluhkan sering bicara sendiri. Ketika ditanya bicara dengan siapa,
pasien menjawab bicara dengan teman. Saat ditanya temannya dimana,
pasien hanya diam. Saat ini pasien juga dikeluhkan tidak mau minum obat
karena merasa bosan dan merasa dirinya tidak sakit.
b. Autoanamnesa
9
ditanya mengapa marah-marah sambil memukul orang tua dan kakaknya
pasien mengatakan ada yang menyuruhnya. Saat ditanya apakah saat ini
pasien masih mendengar bisikan, pasien menjawab bahwa kadang-kadang
masih mendengar bisikan, tapi pasien tidak menghiraukan suara tersebut.
Pada saat pasien ditanya kenapa tidak mau keluar rumah, pasien
menjawab ada orang yang memata-matainya. Saat ini pasien sudah dapat
melakukan aktivitas seperti mandi sendiri, tapi pasien jarang untuk sholat.
10
- Ibadah : pasien jarang mau beribadah.
7. Riwayat Kehidupan Pribadi
- Perinatal : pasien dilahirkan di bidan.
- Pendidikan : pendidikan terakhir SMA
- Keluarga : pasien anak ke dua dari tiga bersaudara
- Pekerjaan : tidak bekerja.
- Pernikahan : belum menikah.
8. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan kedua orang tuanya, kakak dan adik kandungnya yang
tinggal satu rumah. Di dalam keluarga pasien tidak bekerja. Bapaknya bekerja
sebagai pegawai swasta, ibu bekerja sebagai guru, kakak kandungnya bekerja
pegawai swasta, dan adik kandung masih sekolah SMA.
9. Riwayat Pengobatan
Pasien mendapat obat Resperidon 2mg (2x1/2tab) dan Trihexyphenydil 2mg
(2x1/2 tab) dari Puskesmas. Obat diminum 2x1 hari, setiap jam 7 pagi dan 5
sore.
11
- Sklera ikterik : (-)
- alopesia alis dan bulu mata : (-)
- lagoflatmus : (-)
- penglihatan kabur : (-)
- pupil isokor : 3mm/3mm
- reflek kornea : (+/+)
- radang/ conjunctivitis/uveitis : (-/-/-)
5. Telinga :
- otorhea : (-)
- pendengaran berkurang : (-)
- sekret : (-)
6. Mulut :
- bibir kering : (-)
- bibir pucat : (-)
- lidah kotor : (-)
- papil lidah atrofi : (-)
- tepi lidah hiperemis : (-)
- tremor : (-)
7. Tenggorokan :
- dinding faring hiperemis : (-)
- nyeri telan : (-)
- tonsil membesar : (-)
8. Leher :
- penonjolan vena jugularis : (-)
- pembesaran kelenjar getah bening : (-)
- trakea di tengah : (+)
- pembesaran kelenjar tiroid : (-)
- lesi pada kulit : (-)
9. Kardiovaskuler :
12
- inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- palpasi : ictus cordis tidak teraba
- perkusi : batas kiri : ICS IV-V Mid clavicula sinistra
: batas kanan : ICS IV Parasternal line dextra
: batas jantung kesan tidak ada pembesaran.
- auskultasi : S1S2 tunggal, regular, mur-mur (-), bising (-)
10. Pulmo :
- inspeksi : gerakan nafas simetris
- palpasi : fremitus raba sama kiri dan kanan
- perkusi : sonor/sonor
- auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
11. Gastrointestinal :
- inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada.
- auskultasi : bising usus (+)
- palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
- perkusi : timpani seluruh lapang perut.
12. Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna dan jumlah
biasa
13. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
14. Muskuluskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri
otot (-)
15. Ektermitas : superior dan inferior akral hangat, kering
merah (+/+), CRT < 2 detik, edema (-)
16. Pemeriksaan Psikiatrik:
a. Kesan umum :
- Fisik : laki-laki, wajah sesuai usia, penampilan cukup rapi
- Psikis : pasien tenang
- Prilaku : tenang
13
- Sikap : kooperatif
b. Kontak : mata (+), verbal (+), relevan, lancar
c. Kesadaran : jernih
d. Orientasi : waktu (+), tempat (+), orang (+)
e. Daya ingat : segera (+), pendek (+), panjang (+)
f. Mood/afek : eutimia / approriate
g. Proses berpikir :
- bentuk : non realistik
- arus : koheren
- isi : waham kejar
h. Persepsi : halusinasi auditorik (+), visual (-)
i. Intelegensi : kurang
j. Psikomotor : kurang
k. Kemauan : menurun
l. Tilikan 1
m. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
14
6. Sistem Collumna Vertebralis I: deformitas (-), skoliosis (-),
kiphosis (-), lordosis (-)
7. Perneriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi motorik : 5 5
5 5
Tidak dilakukan
Pasien laki-laki, usia 23 tahun, wajah sesuai usia, penampilan rapi. Pasien
mengenal waktu orang dan tempat. Dari autoanamnesa didapatkan bahwa pasien
masih sering mendengar bisikan, tapi pasien tidak menghiraukannya. Namun pasien
masih jarang keluar rumah, karena masih ada orang yang memata-matainya. Dari
heteroanamnesa, pasien dikeluhkan sering marah-marah apabila keinginan tidak
langsung dituruti. Pasien juga dikeluhkan bicara sendiri dan masih mendengar
15
bisikan. Saat ini pasien tidak rutin minum obat, karena merasa bosan dan tidak
merasa sakit.
Lima tahun lalu pasien tidak diterima di AKPOL karena berat badan lebih,
sehingga pasien lebih sering menyendiri dan mulai mengkonsumsi obat penurun berat
badan tanpa sepengetahuan orang tuanya. Pasien juga marah dengan cara memukul
dan berkata kasar kepada semua anggota keluarga yang tinggal serumah, selain itu
pasien dikeluhkan mendengar bisikan yang menceritakan tentang dirinya yang gemuk
dan merasa curiga ada orang yang memata-matainya. Karena sikap pasien semakin
aneh kedua orang tau membawa pasien ke RSUD Sidoarjo dan dirawat selama 1
bulan.
16
- Aksis IV : masalah pendidikan
- Aksis V : GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum baik)
1. Interaksi di keluarganya kurang baik, kerana kedua orang tua sibuk bekerja
3. Gang sebelah rumah pasien ada yang mengalami gangguan jiwa seperti
pasien.
2.8 Penatalaksanaan
17
minum obat teratur, serta mendukung pasien agar memiliki aktivitas
positif.
3. Edukasi kepada tetangga sekitar
- Memberikan penjelasan mengenai gangguan dan kondisi pasien, sehingga
tidak menjauhi atau merasa takut kepada pasien, dapat turut serta memba
ntu mengingatkan keluarga atau pasien untuk minum obat dan kontrol ter
atur.
2.8.2 Medika Mentosa
S: pasien merasa dirinya sudah sembuh, sehingga pasien malas untuk kontrol dan
minum obat. Pasien kadang- kadang marah kalau permintaannya tidak dituruti. Pasien
18
kadang-kadang masih mendengar suara-suara. Aktifitas sehari-hari pasien hanya
berdiam diri dirumah.
Tanda Vital:
Status Generalis :
P : Non Medikamentosa
- Motivasi, latih, dan ajak pasien untuk mampu mengerjakan hal-hal yang
berguna
- Ajak pasien berbincang-bincang tentang hal-hal yang bersifat ringan dan
menarik bagi pasien seperti acara TV, sepak bola, berlibur.
- Berika obat sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, awasi pasien dalam
meminumnya, dan taati jangka waktu pemakaian obat.
- Control rutin ke dokter bila obat habis atau tampak efek samping obat yang
tidak biasa pada pasien, ataupun jika tidak tampak perkembangan yang
bermakna dalam kejiwaan pasien.
19
Medikamentosa
S: pasien sudah mau minum obat secara teratur dan sudah mulai diawasi oleh orang
tuanya. Pasien kadang- kadang marah kalau permintaannya tidak dituruti. Pasien
kadang-kadang masih mendengar suara-suara. Aktifitas sehari-hari pasien hanya
berdiam diri dirumah.
Tanda Vital
Status Generalis :
20
P : Non Medikamentosa
- Motivasi, latih, dan ajak pasien untuk mampu mengerjakan hal-hal yang
berguna
- Ajak pasien berbincang-bincang tentang hal-hal yang bersifat ringan dan
menarik bagi pasien seperti acara TV, sepak bola, berlibur.
- Berika obat sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, awasi pasien dalam
meminumnya, dan taati jangka waktu pemakaian obat.
- Control rutin ke dokter bila obat habis atau tampak efek samping obat yang
tidak biasa pada pasien, ataupun jika tidak tampak perkembangan yang
bermakna dalam kejiwaan pasien.
Medikamentosa
21
BAB III
22
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari kedua orang tuanya yang
bekerja. Penghasilan sekitar 3.500.000 perbulan. Penghasilan tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum
dan iuran listrik. Untuk kebutuhan air dengan menggunakan pompa air.
Memasak menggunakan kompor gas dengan tabung gas LPG. Makan
sehari-hari dengan nasi lauk bervariasi, dan frekuensi makan 2-3 kali
sehari.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Pasien termasuk orang yang cukup pendiam dan suka menyendiri.
Dalam setiap masalah pasien tidak mau bercerita kepada keluarga.
3.1.2 Bentuk Keluarga Genogram
Alamat lengkap : Jl. Sedati Agung III RT 01/01 Kec. Sedati
Kab.Sidoarjo
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
:Pasien
23
3.1.3 Fungsi Keluarga
1. APGAR SCORE
ADAPTATION
PARTNERSHIP
GROWTH
24
AFFECTION
RESOLVE
25
Skoring
Sering/Selalu 2
Kadang – kadang 1
Jarang/tidak 0
Kategori Penilaian
Kurang :≤5
Cukup :6-7
Baik : 8 - 10
SCREEM
Fungsi patologis dari keluarga Tn. S dinilai dengan menggunakan S.C.R.E.E.M
sebagai berikut
26
baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-
hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan,
banyak tradisi budaya yang sudah tidak diikuti.
Kesimpulan :
Keluarga Tn. S memiliki masalah dalam hal interaksi sosial antara keluarga,
terjadi pembatasan aktifitas, kurang komunikasi dan interaksi terhadap
penderita, karena kedua orang tua dan kakak pasien sibuk bekerja. Sejak sakit
pasien jarang ibadah, dan kesadaran pasien untuk berobat masih kurang kerana
merasa pasien tidak sakit dan sudah sembuh.
27
3.1.4 Pola Interaksi Keluarga
Hubungan antara Tn. S dengan kedua orang tua, kakak kandung dan adiknya
berjalan hubungan kurang baik. Dalam keluarga ini tidak sampai terjadi konflik,
tetapi pasien kurang mendapat perhatian dari orang tua dan saudaranya.
2. Ketika penderita bertindak seperti itu, apa yang dilakukan oleh keluarga?
Jawab :
28
3. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa yang dibutuhkan?
Jawab :
Dibutuhkan ijin kedua orang tua penderita, karena ia sebagai yang merawat
pasien. Namun sebelumya melalui musyawarah dengan anggota keluarga
lainya.
Tidak ada
Tidak ada.
Tidak ada
29
memasak, menggunakan kompor gas. Jendela ada 3 buah, terletak di
bagian depan rumah. Di depan rumah terdapat teras yang berukuran 1x2
m. Lantai rumah semua terbuat dari ubin. Ventilasi dan penerangan rumah
sudah cukup. Atap rumah tersusun dari genteng yang ditutup langit-
langit. Setiap kamar menggunakan dipan untuk meletakkan kasur kecuali
kamar penderita tidak menggunakan dipan. Dinding rumah terbuat dari
batu bata yang sudah di cat berwarna putih. Perabotan rumah tangga
cukup. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini
menggunakan mesin pompa air yang di gabungkan dengan air
sumur.Secara keseluruhan kebersihan rumah terkesan cukup. Sehari-hari
keluarga memasak dengan kompor gas.
30
2. Denah Rumah
sumur
Kamar tidur
kakak pasien Lemari
Meja Makan
Kamar Tidur adik penderita
RUANG TAMU
Kamar Tidur orang tua
Teras Rumah
31
3.2.3 Identifikasi Faktor Prilaku dan Non Prilaku
32
BAB IV
DAFTAR MASALAH
Genetik
Derajat Pelayanan
Lingku Kesehat
ngan Kesehatan
an
Perilaku
33
Faktor Keturunan
Tidak ada riwayat
penyakit keturunan di Faktor
keluarga pasien Pelayanan
Kesehatan:
Faktor Lingkungan:
1. Hubungan 1. Kurangnya
keluarga terjalin
penyuluhan
kurang baik.
2. Pasien dulu Tn. S kepada
sering dibuly. Skizofrenia masyarakat
3. Gang sebelah paranoid tentang
rumah pasien penyakit
ada menderita skizofrenia
seperti pasien 2. Belum adanya
konseling bagi
Faktor Perilaku: penderita yang
sudah di
1. Pasien senang menyendiri diagnosis
2. Pasien tertutup jika ada masalah
3. Pasien jarang sholat.
4. Pasien tidak patuh minum obat
34
4.4 Identifikasi Penyebab Masalah Fish Bone
Belum terbentuknya
komunitas dan Di lingkungan pasien
pemberdayaan skizofrenia ada yang menderita
gangguan jiwa
LINGKUNGAN
35
4.5 Daftar Permasalahan Keseahatn
Tabel 4.1 Daftar Permasalahan Kesehatan
No. Teori Blum Masalah Keterangan
36
BAB V
PATIENT MANAGEMENT
1. Dukungan Psikologis
Pasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kepercayaan diri pasien. Antara lain dengan cara :
a. Memberikan konseling serta memotivasi pasien dalam melakukan
pengobatan.
b. Memberikan edukasi kepada orang tua pasien agar dalam proses pengobatan
memberikan perhatian lebih kepada pasien dan harus sabar dalam
menghadapi pasien.
c. Jangan mengucilkan atau merendahkan diri pasien di depan orang
d. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada.
e. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran dan
kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter.
Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa, mengaji dan memohon hanya kepada
Tuhan YME. Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi kondisi
sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem psikologis
antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang penyakitnya,
37
kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami akibat penyakitnya.
Menentramkan hati penderita dengan memberikan edukasi tentang
penyakitnya dan dapat terjadi remisi. Faktor yang paling penting adalah
ketekunan dalam menjalani pengobatan sesuai petunjuk dokter. Diharapkan
pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk terhadap penyakitnya
maupun keluarga dan lingkungan sekitarnya, serta membangun semangat
hidupnya sehingga bisa mendukung penyembuhan dan meningkatkan kualitas
hidupnya.
38
harus dilakukan pendalaman terhadap berbagai masalah penderita termasuk
akibat penyakitnya terhadap hubungan dengan keluarganya, pemberian konseling
jika dibutuhkan. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri
sendiri. Dokter perlu menimbulkan rasa percaya dan keyakinan pada diri pasien
bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaannya. Selain itu juga
ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai kepatuhan dalam
jadwal kontrol, keteraturan minum obat.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Menimbulkan kembali rasa percaya diri dan tanggung jawab pada pasien
penderita skizofrenia diperlukan ketekunan dari keluarga dan petugas kesehatan
yang melakukan perawatan pada pasien. Keluarga dapat memberikan penjelasan
kepada pasien melalui komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Penjelasan
berupa pentingnya memiliki keyakinan bahwa penderita dapat sembuh dan
melakukan aktifitas untuk dirinya sendiri. Keluarga dan petugas kesehatan tidak
ragu untuk memberikan tindakan langsung berupa perbaikan kondisi dan
penampilan pasien. Melatih pasien untuk kembali merawat diri. Melatih pasien
meningkatkan activity day living yang dimilikinya. Hal ini dititik beratkan lebih
pada waktu dan keinginan anggota keluarga dalam merawat pasien.
39
c. Pengobatan
Pengobatan ditujukan sebgai langkah pengobatan dini saat
gejala yang muncul dapat ditangani. Jadi, jika dalam suatu keluarga
dimana orang-orang terdekat memiliki gejala skizofrenia, segera bawa
ke dokter dan lakukan pengobatannya.
d. Obat-obatan
Dasar treatment yang dilakukan oleh penderita Skizofrenia
adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan yang diajurkan oleh dokter.
Fungsi obat-obatan ini adalah agar dapat mengontrol gejala yang
muncul pada penderita. Pilihan obat juga disesuaikan dengan
kebutuhan penderita. Jika penderita adalah pribadi yang masih bisa
diminta untuk mengkonsumsi obat secara rutin, maka obat-obat seperti
pil dan tablet akan diberikan. Namun jika kondisi pasien sudah tidak
dapat mengorganisir obat yang dikonsumsi secara teratur, maka dokter
akan menyuntikan obat ketika pasien berkunjung. Bantuan keluarga
juga sangat dibutuhkan dalam hal ini.
e. Pelatihan Psikososial
Jika pengobatan medis sudah dilakukan, penderita juga perlu
ditunjang dengan terapi sosial. Guna terapi Skizofrenia ini adalah
untuk melatih penderita Skizofrenia agar tetap dapat hidup di dalam
keluarga dan masyarakat. Kenyataan jika Skizofrenia tidak memiliki
penyebab yang pasti membuat kita sulit melakukan tindakan
pencegahan kepada pasien. Jika penderita Skizofrenia adalah orang
terdekat anda, cara terbaik mencegah Skizofrenia agar tidak semakin
parah adalah dengan terus memberikan dorongan agar penderita
memiliki semangat untuk sembuh dari penyakitnya.
40
BAB VI
PEMBAHASAN
41
1. Faktor Keturunan / Genetik
Pada genogram Tn. S ditemukan tidak adanya faktor keturunan yang
mempengaruhi penyakit.
2. Faktor Lingkungan
Dari faktor fisik seperti lingkungan rumah, biologis, dan kultural, tidak
berhubungan dengan kejadian skizofrenia. Namun pada lingkungan sosial
seperti hubungan keluarga terjalin kurang baik, pasien dulu sering dibuly dan
gang sebelah rumah pasien ada menderita seperti pasien dapat mempengaruhi
kejadian penyakit skizofrenia.
3. Faktor Perilaku
Pasien tidak patuh minum obat, senang menyendiri, pasien tertutup
jika ada masalah, jarang sholat, dan jarang bersosialisasi dengan tetangga
disekitar rumah. Untuk masalah perilaku ini disarankan agar keluarga dan
masyarakat sekitar dapat melibatkan penderita dalam kegiatan – kegiatan
sederhana, dan keluarga dapat memeberikan perhatian lebih kepada pasien
sehingga pasien merasa di perhatikan. Selain itu melalui kader desa atau petugas
kesehatan rutin melakukan konseling kepada pasien, dan memotivasi pasien agar
lebih terbuka dan patuh dalam pengobatan.
4. Faktor Pelayanan Kesehatan
Belum maksimalnya peran kader desa dalam pelayanan kesehatan jiwa
sehingga diperlukan penyuluhan dari pihak kesehatan mengenai peran kader
dalam kesehatan jiwa. Namun, upaya yang dilakukan puskesmas dalam
pendampingan secara langsung terhadap keluarga maupun penderita sudah
cukup baik.
42
6.2 Prioritas Masalah (Tabel Scoring)
2 Severity 4 2 4
3 Rate% 5 3 4
Increase
4 Degree of unmeet 5 5 5
Need
5 Social Benefit 5 5 4
6 Public Concern 4 3 4
7 Technical feasibility 5 2 2
Study
8 Resources Availability 5 4 3
Jumlah 38 27 26
43
6.3 Prioritas Penyelesaian Masalah
No Kegiatan M I V C P (MxIxV/C)
Pembentukan komunitas
2. 4 3 3 4 9
skizofrenia
Pemberdayaan penderita
3. skizofrenia 3 2 3 3 6
Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksan
akan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementation, kelanggengan selesainya masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, biaya yang diperlukan
Berdasarkan hasil skoring ini maka diketahui bahwa kurangnya keteraturan
pasien meminum obat menjadi permasalahan utama, selain itu terdapat masalah pada
kurangnya keterbukaan dari pasien kepada anggota keluarga serta kurangnya
sosialisasi tentang penyakit pasien kepada masyarakat sekitar
44
6.4 Rencana Usulan Kegiatan
Tabel 6.4 Rencana Usulan Kegiatan
- Buku
Setiap - Pulpen
Kader
Pemberdayaan bulan - Alat lukis
Penderita Penderita bisa melatih diri Setiap Tenaga ahli di
3 penderita Balai desa pada - Alat
skizofrenia bekerja secara mandiri Bulan bidang seni,
skizofrenia minggu menjahit
penjahit,
pertama - Alat musik
45
6.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 6.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
46
Petugas Setiap - Data
Keluarga
Evaluasi 100% dari jumlah Setiap Pemberian kuesioner ke keluarga Kesehatan bulan - Pulpen
3 penderita Balai desa Buku
Kegiatan sasaran bulan pasien. dan kader Minggu
Skizofrenia
kesehatan pertama
47
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Segi Psikologis :
- Tn. S, 23 tahun menderita skizofrenia paranoid remisi tidak sempurna +
Ketidah-patuhan terhadap pengobatan.
- Pasien pendiam jika ada masalah, tidak mau bercerita ke orang tuanya.
2. Segi Sosial :
- Penderita merasa komunikasi dan perhatian orang tuanya ke pasien masih
kurang
- Penderita dulu sering dibuly dan sebelah gang rumah pasien ada
menderita gangguan jiwa juga.
3. Segi fisik :
- Secara fisik lingkungan rumah pasien dapat menerima kondisi pasien dan
mendukung proses pengobatan pasien.
4. Segi Pelayanan Kesehatan
- Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskemas sudah baik. Namun
dalam kasus Tn. S, kesadaran untuk melakukan pengobatan secara
menyeluruh masih kurang, karena Tn. S merasa sudah tidak sakit.
7.2 Saran
48
menghindari faktor yang menjadi penyebab skizofrenia dan apabila ada
keluarga yang menderita penyakit tersebut, anggota keluarga dan
masyarakat dapat berpartisipasi dalam mendukung proses pengobatan.
c. Kuratif:
Medikamentosa dan non medikamentosa, penderita harus memahami
pentingnya minum obat dan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan secara
teratur, Perlu diadakan terapi kelompok bagi penderita skizofrenia.
49
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari P
PDGJ-III. Jakarta: Editorial Board PPDGJ
50
LAMPIRAN
51
52