Anda di halaman 1dari 4

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA

BERNEGARA DIHUBUNGKAN DENGAN BIDANG KESEHATAN

ARTIKEL

disusun sebagai Ujian Tengah Semester Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Jember


Tahun Ajaran 2018/2019

Oleh

Giovani Gianosa NIM 162010101059


I Gede Aditya Arya P. NIM 162010101107

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Mbok Nasiyah

Pada hari jumat tanggal 19 April 2019 kami tidak sengaja bertemu dengan Mbok Nasiyah
yang sedang duduk di depan sebuah toko, di daerah Talangsari. Setelah bertemu Mbok Nasiyah kami
memutuskan untuk bertanya sedikit tentang keseharian Mbok Nasiyah. Berikut hasil wawancara
kami:

Pewawancara : Giovani Gianosa & I Gede Aditya

Narasumber : Mbok Nasiyah

Pewawancara : Assalamualaikum mbah, selamat siang mbah. Kami mau menanyakan keseharian
mbah apakah boleh mbah?

Narasumber : iya boleh, mau tanya apa?

Pertanyaan Jawaban
- Namanya Mbah Siapa? Mbok Nasiyah
- Pekerjaan sehari-harinya apa mbah? Duduk di emperan toko gini, sama minta-
minta
- Pernah sakit gak mbah? Ya pernah cuma darah tinggu sama pusing
- Pernah periksa ke dokter gak mbah? Pernah periksa di puskesmas
- Di puskesmas bayar sendiri atau Periksanya gratis
dibiayai mbah?
- Kalau boleh tau usia nya berapa 19 tahunan, sekitar segitu
mbah?
- Mbahnya ada keluarga disini? Mbah punya cucu 4, paling besar 10 tahun
- Anak sama cucunya ada dimana Tinggal di bali
Mbah?
- Mbahnya tinggal disini sama siapa dan Tinggal sendiri, di Yayasan Dharma Bakti
dimana? Talangsari
- Mbahnya sudah berapa lama tinggal Sudah 10 tahun tinggal sendiri
sendiri?
- Mbahnya untuk kesehariannya makan Sehari makan 1 kali
berapa kali?
- Apakah dengan kondisi mbah yang Tidak pernah sekalipun dapat bantuan dari
sekarang, mbah pernah mendapat pemerintah
bantuan dari pemerintah?
- Kalau boleh tau Mbah aslinya berasal Tanggul
dari mana?
- Mbahnya kalau merokok setiap hari? Iya
- Sehari berapa kali mbah? Sehari 1 batang
- Kalau 1bungkus itu habis berapa hari? 3 hari kalau 1 bungkus
- Mbahnya kemarin pas pemilu ikut Kemarin nyoblos kok
nyoblos gak mbah?
- Kalau boleh tau mbahnya pilih siapa? Mbah juga gatau pilih siapa, pokoknya milih
ikut- ikut aja

Sejak lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bangsa ini telah menjunjung
tinggi HAM. Sikap tersebut tampak dari Pancasila dan UUD Tahun 1945, yang memuat beberapa
ketentuan-ketentuan tentang penghormatan HAM warga negara. Sehingga pada praktek
penyelenggaraan negara, perlindungan atau penjaminan terhadap HAM dan hak-hak warga negara
(citizen’s rights) atau hak-hak konstitusional warga negara (the citizen’s constitusional rights) dapat
terlaksana. Hak memberikan suara atau memilih (right to vote) merupakan hak dasar (basic right)
setiap individu atau warga negara yang harus dijamin pemenuhannya oleh negara.

Hak politik warga negara mencakup hak untuk memilih dan dipilih, penjaminan hak dipilih
secara tersurat dalam UUD 1945 mulai Pasal 27 ayat (1) dan (2); Pasal 28, Pasal 28D ayat (3); Pasal
28E ayat (3).56 Sementara hak memilih juga diatur dalam Pasal 1 ayat (2); Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A
ayat (1); Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 22C ayat (1) UUD 1945.57 Perumusan pada pasal-pasal tersebut
sangat jelas bahwa tidak dibenarkan adanya diskriminasi mengenai ras, kekayaan, agama dan
keturunan. Setiap warga negara mempunyai hak-hak yang sama dan implementasinya hak dan
kewajiban pun harus bersama-sama

Mbok Nasiyah, seorang warga negara Indonesia yang sudah lanjut usia dimana sehari
harinya beliau menghabiskan waktu dengan duduk di depan sebuah toko di daerah Talangsari
jember serta menunggu uluran tangan orang lain untuk kebutuhan hidupnya merupakan contoh
warga negara yang tetap menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi Pemilihan Umum tahun
2019 yang bertujuan untuk memilih presiden dan wakil presiden serta calon anggota legislatifnya.
Hal ini mencerminkan bahwa mbok Nasiyah telah mengimplementasikan haknya sebagai warga
negara dalam pemilihan umum tahun 2019, Serta peran pemerintah dalam menjaga hak hak warga
negara agar bisa tetap memilih dalam kondisi apapun patut diapresiasi. Namun ada satu hal yang
kami garis bawahi bahwa mbok Nasiyah dalam mengimplementasikan hak nya dengan asal memilih
tanpa adanya alasan yang kuat. Hal ini mungkin perlu dievaluasi untuk pelaksaaan pemilu
berikutnya.

Dari segi kesehatan, mbok nasiyah sendiri merupakan seorang perokok aktif yang
menghabiskan satu bungkus rokok dalam 3 hari, bukan merupakan suatu pola hidup yang sehat bagi
seorang lansia dimana dari rokok tersebut dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang bisa
mengancam kesehatannya. Pada saat wawancara juga keadaan mbok Nasiyah menggunakan
pakaian yang cukup lusuh dan beberapa kali menjawab pertanyaan dengan membingungkan
sehingga kami menduga jika fungsi kognitif beliau sedikit terganggu. Hal ini sebenarnya menjadi
perhatian yang lebih bagi pemerintah baik itu tingkat daerah maupun nasional agar lebih
memperhatikan kesejahteraan lansia dan sebenarnya juga menjadi perhatian kita sebagai
masyarakat untuk lebih memperhatikan keadaan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai