Tugas Perilaku Keorganisasian Sap Xii
Tugas Perilaku Keorganisasian Sap Xii
“Budaya Organisasi”
Oleh
Kelompok V
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
PEMBAHASAN
1) Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2) Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3) Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
4) Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
5) Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.
a. Tipe akademi
Dalam organisasi, para anggotanya diharapkan atau bahkan dituntut untuk menampilkan
prestasi yang semaksimal mungkin.
b. Tipe klub
Seorang anggota organisasi yang baik diharapkan memenuhi kriteria kecocokan, loyalitas,
dan komitmen.
Dalam organisasi keberhasilan akan diraih apabila para anggotanya mampu bekerja sebagai
tim dan bukan selaku ’pemain individual’.
d. Tipe benteng
organisasi :
1. Proses seleksi karyawan. Dalam proses ini organisasi berupaya untuk mengidentifikasi para
calon-calon karyawan yang akan direkrut oleh organisasi, biasanya akan terdapat lebih dari
satu calon yang dapat teridentifikasi. Individu-individu yang akan direkrut diidentifikasi
dalam hal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan agar berhasil dalam menjalankan
Dalam hal lebih dari satu calon yang teridentikasi untuk menjadi karyawan dalam perusahaan
tersebut, maka keputusan akhir adalah mengenai sejauh mana kecocokan dari calon tersebut
dengan nilai-nilai yang pada intinya selaras dengan nilai-nilai budaya organisasi perusahaan.
Demikan juga dengan calon karyawan, dalam proses seleksi memberikan gambaran
mengenai nilai-nilai budaya organisasi perusahaan yang akan dimasuki. Apabila calon
tersebut merasa kurang cocok, maka yang bersangkutan akan mundur teratur dari persaingan.
2. Manajemen puncak. Peran yang tak kalah pentingnya dalam memelihara dan
manajemen puncak sangat berpengaruh terhadap budaya organisasi. Para bawahan dan
eksekutif senior menjadikan manajemen puncak sebagai standard dan acuan dalam mereka
berperilaku dalam organisasi serta memantapkan norma-norma yang terkait dalam organisasi
terkair sejauh mana pengambilan resiko diharapkan, seberapa banyak kebebasan yang harus
diberikan oleh para manajer senior kepada para karyawan, pakaian apa yang pantas, promosi
3. Doktrinisasi. Setiap karyawan baru tidak serta merta mengerti, memahami dan mampu
beradaptasi dengan budaya organisasi secara keseluruhan. Oleh sebab itu perusahaan wajib
memberikan sosialisasi dan doktrinisasi kepada karyawan tersebut untuk dapat memahami
Salah satu hal yang paling penting dari masa perekrutan adalah memilih karyayawan dengan
kepribadian yang pas serta memberitahu para calon karyawan tentang organisasi secara
keseluruhan. Setiap individu yang datang adalah mereka datang dengan sekumpulan nilai,
sikap dan harapan tertentu mencakup pekerjaan yang akan dijalankan dan organisasi.
Keberhasilan para pendatang baru tersebtu terletak pada sejauh mana mereka mampu
mengetahui secara tepat harapan dan keinginan dari mereka-mereka yang ada didalam
Menurut Stephen B. Robbin & Timothy A. Judge, terdapat berbagai bentuk transmisi
pengurangan tenaga kerja, pemindahan karyawan reaksi terhadap kesalahan masa silam dan
tersebut melabuhkan masa kini ke masa silam serta memberikan penjelasan dan legitimasi
2. Ritual. Adalah serangkaian aktivitas berulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-
nilai dasar organisasi, sasaran apa yang terpenting, orang aman yang penting dan orang mana
yang penting, tingkat egalitariansime yang diinginkan oleh manajemen puncak, dan jenis
yang tepat.
4. Bahasa. Dari waktu ke waktu organisasi terus mengembangkan istilah-istilah khas untuk
terkait dengan bisnisnya. Karyawan baru sering kerepotan dengan berbagai akronim dan