Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) bernaung di bawah Fakultas Teknologi Mineral.
Konsep didirikannya PSTL diawali dari isu pokok yag berkembang berkaitan dengan makin
merosotnya fungsi bumi oleh proses yang terjadi pada bumi itu sendiri dan oleh aktifitas
manusia, sehingga diperlukan upaya pelestarian fungsinya. Bumi merupakan tempat
berlangsungnya interaksi dan/atau interdependasi antara komponen fisik-kimia bumi, biotis,
sosial dan kesehatan masyarakat yang disebut juga sebagai Lingkungan Hidup. Pelestarian fungsi
bumi sefaham dengan pelestarian fungsi Lingkungan Hidup. Penyelengaraan Program Studi
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 2023/D/2002, tanggal 21
Agustus 2002.

Didukungan rekomendasi, dari:


1) Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : B – 581/MENLH/03/2002.
2) Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V Daerah Istimewa
Yogyakarta, Nomor : 655/APTISI V/III/2002.

Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara


kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Kajian secara holistik dan
upaya yang terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup guna memberikan kontribusi
terhadap kebijakan dalam penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pendekatan pengelolaan lingkungan hidup
berbasis pada:

 Pengelolaan pada sumber daya (alam, manusia dan buatan) yang saling berinteraksi dan
interdependensi, bukan hanya pengelolaan dampak.
 Kewilayahan Ekologis/Ekosistem, tidak hanya dibatasi oleh batas administratif.
 Prinsip kewilayahan/kawasan, bukan proyek per proyek.
 One Integrated Management – Pengelolaan secara terpadu, bukan sektoral.

Konsep inilah yang mendasari terwujudnya PSTL yang seringkali juga disebut sebagai Teknik
Lingkungan Kebumian di Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta.

Konsep Dasar Yang Melandasi


Kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya di
permukaan bumi, tergantung dari terjaganya kelestarian fungsi bumi dan terjadinya degradasi
lingkungan. Lestarinya fungsi bumi dan terjadinya degradasi lingkungan, merupakan perwujudan
sistem bumi dan atmosfer yang dinamis dan perlu dikelola. Pada sistem bumi dan atmosfer
tersusun dari komponen lingkungan fisik/geofisik, hayati, sosial-ekonomi-budaya-kesehatan
masyarakat yang saling berinteraksi, interrelasi, dan/atau interdependensi. Sistem bumi dan
atmosfer yang merupakan perwujudan dari lingkungan hidup yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lain, keterkaitannya dirangkum
pada diagram alir berikut :

Fisik bumi dan atmosfer tidak lestari karena ada proses-proses alam (endogen dan eksogen) dan
aktifitas manusia (Antropogenik) yang bekerja padanya. Walaupun demikian sangat dibutuhkan
(berfungsi) sebagai tempat kehidupan dan berkembangnya makhluk hidup, sehingga fungsi bumi
dan atmosfer harus dikelola agar lestari oleh kearifan manusia.
Oleh karena itu, inti pendidikan Teknik Lingkungan pada Program Studi Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta adalah
memahami “Bumi dan Atmosfer”, sebagai suatu sistem yang harus dikelola.

Pemahaman yang fokus, bahwa Bumi dan Atmosfer dimanfaatkan oleh manusia sesuai
kepentingannya, demikian juga makhluk hidup lainnya. Kepentingan manusia diakomodasikan
dalam bentuk lingkungan binaan (desa & kota; pertanian; peternakan; kehutanan; industri;
pendayagunaan sungai, waduk, pesisir & pulau-pulau kecil; sarana dan prasarana; pariwisata;
pertambangan; perminyakan; dan sebagainya). Lingkungan binaan sangat tergantung dari daya
dukung lahannya dan juga daya dukung dipengaruhi oleh daya tampungnya. Lebih lanjut, jika
lingkungan binaan tidak dikelola dengan baik maka berdampak negatif pada semua komponen
lingkungan yang ada, sehingga bumi dan atmosfer tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk
kehidupan dan berkembangnya makhluk hidup. Hal tersebut dirangkum secara skematis dalam
gambar berikut :

Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan


Nasional “Veteran”Yogyakarta, yang dikenal juga sebagai Teknik Lingkungan
“Kebumian” mengarahkan pendidikan lingkungan dalam bidang teknik pengelolaan
lingkungan yang terkait dengan tindakan pelestarian fungsi bumi dengan cakupan:
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum (UURI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Konsep Ilmu Kebumian harus dipahami melalui pendekatan Sistem Bumi (Earth System).
Memahami bumi sebagai suatu sistem pada prinsip adalah melihat sistem alami yang ada di bumi
(dan sekitarnya) secara keseluruhan sebagai faktor-faktor yang saling terkait secara integral. Hal
ini meliputi geosfer, hidrosfer, atmosfer (dan biosfer) serta sistem planet. {Sumber: Intenational
Earth Science olympiad (IESO) – International Geosciensce Education Organization (IGEO)}.

Lingkungan kebumian juga dapat digambarkan sebagai Geosfer. Jaringan geosfer yang saling
interaksi, interrelasi, dan/atau interdependensi, menciptakan lingkungan binaan yang
digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut :

Perkembangan dan perencanaan lingkungan binaan hingga saat ini masih berdasarkan
kepentingan sektoral atau antroposentris. Degradasi lingkungan yang semakin nampak dan
kompleks, serta kesadaran manusia yang berkaitan dengan pelestarian fungsi bumi dan atmosfer
masih sangatlah minim. Oleh karena itu, Paradigma (cara pandang, ide, model, atau pola
pemikiran yang menjadi dasar untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam kerangka
keIlmuan) dalam pengelolaan lingkungan perlu diwujudkan, ditingkatkan, dan disempurnakan
mengikuti perkembangan IPTEK.Berdasarkan fenomena tersebut di atas yang berkembang
secara bervariasi, kompleks dan dinamis, maka Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas
Tekologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta memandang kurikulum yang sudah disusun perlu
sering lebih disempurnakan lagi melalui kegiatan lokakarya/ seminar/raker, sehingga lulusan
yang diharapkan kelak akan benar-benar memiliki kompetensi yang memadai sesuai kaidah
keilmuan dan kebutuhan nyata di dalam masyarakat secara profesional.

Anda mungkin juga menyukai