OLEH :
KELOMPOK 4
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Mencari Sumber Pemodalan dalam Kewirausahaan ini dengan baik dan
lancar.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Mencari Sumber Pemodalan
dalam Kewirausahaan tersebut bisa di dapatkan melalui pendahuluan,
pembahasan masalah dan penarikan kesimpulan. Makalah ini disusun dengan
konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca untuk
lebih memahami isi dari makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
A.Simpulan ........................................................................................................... 15
B.Saran .................................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penting yaitu modal, karena dengan adanya modal kita bisa merealisasikan
usaha apa yang akan kita jalankan. Modal usaha adalah segala seuatu yang
tersebut berdiri (memiliki badan usaha). Contoh biaya awal yang harus
dalam bentuk uang, padahal sebenarnya modal yang kita butuhkan dalam
memulai usaha tidak selalu dalam bentuk yang bisa dilihat, tetapi juga bisa
dalam bentuk yang tidak terlihat. Modal yang bisa dilihat bisa dicontohkan
seperti uang. Cara memperoleh uang untuk modal usaha bisa dengan berbagai
macam cara, dan juga jumlah modal yang perlu disiapkan sebelum memulai
suatu usaha harus dipertimbangkan terlebih dahulu jenis modal yang akan
kita pilih, karena pastinya dalam setiap kebijakan yang kita ambil ada
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian modal kewirausahaan?
2. Bagaimanakah penyiapan modal kewirausahaan?
3. Bagaimanakah jenis-jenis pemodalan dalam kewirausahaan?
4. Bagaimanakah pengelolaan pemodalan dalam kewirausahaan?
5. Bagaimanakah evaluasi modal dalam kewirausahaan?
6. Bagaimanakah cara mengatasi hambatan dalam berwirausaha?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Agar mengetahui cara mencari sumber pemodalan dalam
kewirausahaan tentunya dengan mengetahui terlebih dahulu konsep
modal dalam kewirausahaan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat mengetahui pengertian modal kewirausahaan
b. Untuk dapat mengetahui penyiapan modal kewirausahaan
c. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis permodalan dalam
kewirausahaan
d. Untuk dapat mengetahui pengelolaan permodalan dalam
kewirausahaan
e. Untuk dapat mengetahui evaluasi modal dalam kewirausahaan
f. Untuk dapat mengetahui cara mengatasi hambatan dalam
berwirausaha
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini hendaknya dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mengenai konsep modal dalam kewirausahaan sehingga
pembaca lebih mengenal bagaimana cara untuk mencari modal dalam
kewirausahaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modal
Modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai
sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta
benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian
ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang
bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun
perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang
menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena
keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola
modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar
(Amirullah, 2005:7).
3
biaya pra-investasi, pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian
aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian
adalah keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola atau menjalankan
suatu usaha.
Dengan demikian Modal usaha adalah segala sesuatu yang pertama
kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (pra-
investasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut
berdiri (memiliki badan usaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan
adalah biaya survei lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan
biaya pra-investasi lainnya
B. Penyiapan Modal
Pada umumnya modal yang tersedia untuk membuka usaha sangat
minim atau malah nihil. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Akan
tetapi banyak diantarawirausahawan mampu mengumpulkan modal dari
tabungan, menjual harta, atau pinjaman dari orang tua dan keluarga lainnya.
Jika modalnya sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang
masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan
pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai
memenuhi/mencukupi untuk menggerakkan langkah pertama wirausaha.
Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan
digarap. Dalam kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil, usaha
menengah, dan usaha besar. Masing-masing memerlukan modal dalam batas
tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya jumlah modal yang
diperlukan. Misalnya, jenis usaha pabrikan berbeda dengan pertanian. Hal lain
yang mempengaruhi besarnya modal adalah jangka waktu usaha atau jangka
waktu perusahaan menghasilkan produk yang diinginkan. Usaha yang
memerlukan jangka waktu yang lebih panjang memerlukan modal yang relatif
besar pula.
Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan usaha perlu dilakukan
sebelum usaha tersebut dijalankan. Sementara itu, kebutuhan modal tenaga
keahlian perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang telah
ditetapkan. Kebutuhan akan tenaga ahli yang akan menjalankan usaha dapat
4
diperoleh dari rekrutmen karyawan (penarikan pegawai) dari berbagai sumber,
seperti melalui iklan, dari surat lamaran yang masuk, referensi (kenalan) atau
perguruan tinggi.
Untuk memperoleh karyawan seperti yang dipersyaratkan, perlu
dilakukan proses seleksi. Agar hasil yang diperoleh maksimal, para calon
karyawan yang sudah diseleksi sebagian atau seluruhnya diberikan pelatihan
agar mereka bertambah ahli dan terbiasa dengan pekerjaan yang akan
dilakukannya nanti.
Setelah usaha berjalan, kejujuran selalu tetap dipertahankan, reputasi
semakin baik, maka hubungan akan terjalin baik dengan relasi. Relasi inilah
yang biasanya sangat dominan menunjang perkembangan suatu wirausaha.
Para relasi dapat membantu bahan, barang yang dibutuhkan, bahkan uang
kontan pun dapat dipinjamkannya. Juga teman-teman lain yang sudah cukup
percaya akan menawarkan pinjaman modal dengan bunga rendah. Inilah
sumber-sumber modal, yang dapat diharapkan setelah usaha berjalan.
Kemudian harus menjalin hubungan dengan bank. Suatu perusahaan yang
sudah berjalan baik dan ingin maju, syarat mutlak ia harus berhubungan
dengan bank. Melalui bank kita bisa memperoleh modal yang dibutuhkan dan
dapat menyimpan uang sementara belum digunakan.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin
memperoleh suatu modal adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman
tersebut, apakah untuk modal investasi atau modal kerja, apakah sebagai
modal utama atau hanya sekedar modal tambahan, apakah untuk
kebutuhan yang mendesak atau tidak.
2. Masa Pengembalian Modal
Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus
dikembalikan kekreditor (bank). Bagi perusahaan jangka waktu
pengambilan investasi juga perlu dipertimbangkan sehingga tidak menjadi
beban perusahaan dan tidak mengganggu cashflow perusahaan. Sebaiknya
jangka waktu pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
5
3. Biaya yang Dikeluarkan
Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan secara
matang, misalnya biaya bunga, biaya administrasi, atau biaya lainnya. Hal
ini penting karena biaya merupakan komponen produksi yang akan
menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga jual dan laba.
Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain yang dibebankan bank atau
lembaga keuangan kepada nasabah berbeda-beda antara satu dengan
lainnya.
Sebaiknya dipilih bank yang mampu memberikan biaya (bunga dan
biaya lainnya) yang paling rendah (kompetitif) bagi perusahaan. Sekali
lagi besarnya biaya yang dibebankan akan berakibat pada meningkatnya
biaya operasi dan pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan.
4. Perhitungan Keuntungan
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang
akan datang perlu menjadi pertimbangan. Perhitungan keuntungan
diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode
tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengambilan
dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan perhitungan pendapatan
dan biaya sebelum memperoleh pinjaman modal.
Perhitungan pendapatan yang akan diperoleh dimasa yang akan
datang perlu diperhitungkan secara teliti dan cermat dengan
membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya. Perhitungan
biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu, termasuk
jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan pun perlu dibuat serinci mungkin.
C. Jenis-jenis Modal
Menurut Suharyadi, dkk. (2007), dalam menjalankan usaha terdapat
tiga jenis modal yang diperlukan, yaitu modal investasi awal, modal kerja,
dan modal operasional.
6
serta peralatan seperti komputer, kendaraan, perabotan kantor, dan barang-
barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.
Biasanya, modal awal ini nilainya cukup besar karena dipakai
untuk jangka panjang, tetapi nilai dari modal investasi awal akan
menyusut dari tahun ke tahun, bahkan bisa dari bulan ke bulan. Seluruh
modal awal ini seterusnya dihitung biaya penyusutannya yang dibebankan
dalam biaya produksi.
Banyak cara untuk menyiasati besarnya biaya investasi. Untuk
bangunan, misalnya bisa menyewa bangunan sebelum mampu membeli,
atau bekerja sama dengan pemiliki bangunan yang tidak dipakai. Untuk
peralatan yang nilainya cukup besar dapat dilakukan dengan sewa
(leasing). Sekarang banyak perusahaan yang mau membiayai pembelian
alat-alat kerja dan seterusnya membayar setiap bulan pada perusahaan
leasing. Sebagai contoh, untuk bangunan bisa menggunakan garasi atau
menyewa. Misalkan untuk membeli ruko senilai 300 juta, dapat menyewa
dulu dengan harga sebesar 15 juta rupiah per tahun. Sedangkan untuk
peralatan, untuk pembelian senilai 35 juta rupiah, cukup membayar 1,1
juta per bulan selama 3 tahun, melalui leasing. Dengan cara ini, dapat
memperkecil modal awal.
2. Modal Kerja
Modal kerja adalah modal yang harus dikeluarkan untuk membeli
atau membuat barang atau jasa yang dihasilkan. Modal kerja bisa
dikeluarkan setiap bulan, atau setiap datang permintaan.
Sebagai contoh, jika usaha berupa restoran, maka modal kerja yang
dibutuhkan adalah modal untuk membali bahan makanan. Jika usaha untuk
membuat keripik kentang, maka modal kerja adalah modal untuk membeli
kentang, minyak, dan bumbu masak. Jika usaha adalah jasa fotocopy,
maka modal kerja adalah modal untuk membeli kertas, tinta, dan lain
sebagainya.
Prinsipnya, tanpa modal kerja tidak akan bisa menyelesaikan
pembuatan barang dan jasa sesuai permintaan. Jadi tanpa modal kerja
7
tidak akan mendapat pembeli karena barang dan jasa tidak ada yang dapat
dihasilkan.
Banyak cara untuk memperkecil modal kerja dengan cara kerja
sama produksi. Untuk pembuatan keripik kentang, misalnya, dapat
melukakan kerja sama dengan distributor kentang untuk membeli dalam
jumlah tertentu dan tidak pindah-pindah distributor. Hasilnya,
mendapatkan pasokan kentang setiap minggu dengan pembayaran pada
akhir minggu. Begitu pula dengan usaha fotocopy, dapat mengajak kerja
sama pihak distributor kertas, demikian juga berlaku bagi usaha lainnya.
3. Modal Operasional
1. Modal Sendiri
Sumber modal sendiri merupakan cara yang paling mudah.
Kebutuhan modal dibiayai sendiri. Sumber pembiayaan sendiri dampar
diperoleh dari tabungan, dana cadangan, atau mempergunakan aset yang
8
tidak produktif. Selain itu dapat dengan cara bekerja sama dengan orang
tua dan kerabat dalam rangka patungan membiayai kebutuhan modal.
2. Pinjaman Bank
9
D. Pengelolaan Modal
Kita harus berupaya agar rencana kas dan realisasi kas seiring dan sejalan,
misalnya perbedaan antara rencana dan realisasi kas hanya 5%.
Penyimpangan ini memang tidak terhindarkan karena adanya biaya yang
tidak terduga, namun demikian kita harus memastikan bahwa antara
rencana dan realisasi perbedaannya tidak terlalu mencolok.
E. Evaluasi Modal
Evaluasi modal dilakukan setiap bulan, baik terkait dengan keuangan,
yaitu realisasi produksi dan penerimaan. Realisasi biaya, serta realisasi
persediaan. Jumlah piutang dan utang, dan kondisi kas. Evaluasi dilakukan
untuk memastikan bahwa rencana dapat berjalan dengan baik, apabila ada
10
gejala tidak normal, maka wajib untuk membuat tindakan untuk
memperbaikinya (Suharyadi, 2007).
11
e. Optimalisasi linkage program antara Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat.
2. Masalah Perijinan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sistem birokrasi di negeri kita
memang sangat berbelit-belit. Lamanya waktu bagi seorang wirausahawan
untuk memulai dan menutup bisnis merupakan sedikit dari banyak bukti
yang ada itu merupakan hambatan dalam berwirausaha.
Solusi : Permudah akses perizinan bagi calon wirausahawan muda.
3. Masalah Mental
Masalah mental ini berasal dari pribadi calon wirausahawan sendiri. Meski
kurikulum kewirausahaan sudah diperkenalkan sejak beberapa tahun
silam, namun mental wirausaha tidak juga tumbuh dalam diri para generasi
muda. Selama ini, para pendidik beranggapan bahwa pendidikan
kewirausahaan adalah mengajarkan ketrampilan-ketrampilan membuat
berbagai macam barang produksi saja, tidak lebih dari itu. Padahal bukan
itulah esensi dari kewirausahaan.
Solusi : Lakukan upaya-upaya lain yang lebih produktif dalam
menanamkan jiwa wirausaha pada anak.
Langkah-langkah :
a. Maksimalisasi fungsi-fungsi lembaga pendidikan non formal untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan seperti yang banyak terjadi di
Amerika.
b. Perbanyak seminar-seminar kewirausahaan dengan mengundang pakar
dan praktisi.
c. Perbanyak pelatihan-pelatihan baik in door maupun out door untuk
meningkatkan keberanian dan ketanggapan terhadap dinamika
perubahan lingkungan.
G. Evaluasi Hasil Usaha
Evaluasi Usaha adalah Suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja suatu
usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan
rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang
telah dicapai pada akhir masa produksi. Suatu usaha dikatakan berhasil
12
apabila usaha tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal,
alat - alat luar yang digunakan, upah tenaga kerja luar serta sarana produksi
yang lain dan termasuk kewajiban pada pihak ketiga.Bagi pelaku usaha
baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami
kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak
diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu
mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan
dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan,
bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa
mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang
makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-
lain. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap
usaha yang sudah dilaksanakan. Melakukan evaluasi kemajuan usaha
merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang
dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran
dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan.
Yang perlu dievaluasi yaitu :
13
3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan
sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah
perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak
kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif
untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha
Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan
penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah
‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan
untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang
diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan,
Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila
diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha
Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba
mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.
4. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk
mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil
usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan,
tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk
mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan
‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau
pengembangan usaha.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
15
baik, apabila ada gejala tidak normal, maka wajib untuk membuat
tindakan untuk memperbaikinya (Suharyadi, 2007).
7. hambatan yang muncul dalam berwirausaha yaitu: Masalah Finansial
perijinan mental
B. Saran
Dalam mulai usaha hendaknya lebih mengetahui tentang
komponen-komponen dalam mendirikan suatu usaha. Salah satunya adalah
modal. Modal merupakan bagian terpenting karena tanpa modal, suatu
perusahaan tidak akan dapat berjalan. Sehingga bagi para pemula dalam
mendirikan usaha sebaiknya lebih mengenal bagaimana jenis dan bentuk
modal, cara mendapatkan modal dan bagaimana mengelola dan
mengevaluasi modal usaha agar tidak mengalami kerugian sehingga usaha
akan berjalan dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Pelajar.
17