Anda di halaman 1dari 3

FI LS A FAT

Fitrah dan Citra Manusia dalam Psikologi


Islam
27 Desember 2018 05:28 Diperbarui: 27 Desember 2018 06:07 595 3 0

Seperti yang telah kita ketahui. pada umumnya di dalam struktur kepribadian islam para ahli
membagi substansi manusia menjadi tiga yaitu, pertama jasmani atau bisa dikatakan jasad
(jisim) terdiri dari organisme fisik yang merupakan lebih sempurna dibanding dengan makhluk-
makhluk lainnya; kedua Ruh merupakan substansi psikis manusia yang menjadi esensi
kehidupan.

Ruh ini sifatnya ghaib. Adanya ruh sebelum kita terlahir di dunia dan masih berusia empat bulan
dalam kandungan, meskipun jasad kita sudah mati, namun ruh akan tetap hidup; ketiga Nafs
dalam kajian islam memiliki banyak arti. Nafs dapat diartikan jiwa (soul), nyawa, ruh,
kepribadian, dan substansi psikofisik manusia. Nafs adanya di alam jasad dan rohani bergabung.

Sepanjang sejarah peradaban, kajian tentang manusia menduduki ranking tertinggi dari sekian
kajian yang ada, selain objeknya yang unik, kajian itu dapat menghasilkan berbagai persepsi dan
konsepsi yang berbeda.

Kehidupannya dinamis dan secara kualitas berevolusi untuk mencapai kesempurnaan. Maksud
citra disini adalah gambaran tentang diri manusia yang berhubungan dengan kualitas-kualitas asli
manusiawi. Kualitas tersebut merupakan sunnah Allah yang dibawa sejak ia dilahirkan. Kondisi
citra manusia secara potensial tidak dapat berubah, sebab jika berubah maka eksistensinya
menjadi hilang. Namun secara actual, citra itu dapat berubah sesuai dengan kehendak dan pilihan
manusia sendiri.

Hakikat Fitrah dan Citra Manusia dalam Psikologi Islam

Fitrah diungkapkan dalam Al-Quran sebanyak 20 kali yang tergelar di dalam 17 surat
diantaranya; Al-An'am; 14,79, al-Rum:30,(dua kali), al-Syura: 5,11, Hud: 51, Yasin: 22, Zukhruf:
27, Thaha: 72, Isra: 51, al-Anbiya; 56, Maryam: 90, al-Infithar:1, Ibrahim:10, Fathir: 1, Yusuf:
101, al-Zumar: 46, al-Mulk: 3, dan al-Muzammil:18.

Makna Fitrah

Dalam literatur islam makna fitrah memiliki makna beraneka ragam. Hal itu disebabkan oleh
pemilihan sudut pandang. Masing-masing makna tersebut memiliki implikasi psikologis.

 Makna etimologi: Fitrah berarti "terbukanya sesuatu dan melahirkannya", seperti orang
yang berbuka puasa
 Makna Nasabi: Makna nasabi diambil dari pemahaman beberapa ayat dan hadits Nabi di
mana kata fitrah itu berada. Pertama, fitrah berarti suci (al-thubr), menurut al-
Awzaiy. Kedua, fitrah berarti potensi ber-islam (al-din al-islamiy) dikemukakan oleh Abu
Hurairah. Ketiga, fitrah berarti mengakui ke-esa-an Allah (tawhid Allah). Kempat, fitrah berarti
kondisi selamat (al-salaamah) dan kontinuitas (al-istiqaamah), pemaknaan ini dikemukaan oleh
Abu Umar Ibn'Abd al-Bar. Kelima, fitrah berarti perasaan yang tulus (al-ikhlas). Keenam, fitrah
berate kesanggupan atau presdiposisi untuk menerima kebenaran (isti'daad li qabuul al-
baq). Ketujuh, fitrah berarti potensi dasar manusia atau perasaan untuk beribadah (syu'ur lil
al-'ubudiyah) dan makrifat kepada Allah. Kedelapan, fitrah berarti ketetapan atau takdir asal
manusia mengenai kebahagiaan (al-sa'aadat) dan kesengsaraan (al-syaqaawat)
hidup. Kesembilan,fitrah berarti tabiat atau watak asli manusia (thabi'iyah al-insaan/human
nature). Kesepuluh, fitrah berarti sifat-sifat Allah SWT, yang ditiupkan pada setiap manusia
sebelum dilahirkan. Kesebelas, fitrah dalam beberapa hadits memiliki arti takdir atau status anak
yang dilahirkan (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

 Makna terminology: Berdasarkan makna etimologi dan nasabi maka dapat disimpulkan
bahwa secara terminology "fitrah adalah citra asli yang dinamis, yang terdapat pada sistem-
sistem psikofisik manusia, dan dapat diaktualisasikan dalam bentuk tingkah laku. Citra unik
tersebut telah ada sejak awal penciptaanya".

Fitrah dan Citra Manusia, Sebuah Implikasi Psikologis

Konsep fitrah sebagaimana yang tergambar pada uraian di atas menunjukkan citra unik manusia,
yang mana citra unik itu menjadi landasan bagi kontruksi Psikologis Islam. Citra unik manusia
dalam psikologis islam dapat disederhanakan dalam beberapa point berikut ini:

1. Manusia dilahirkan dengan citra yang baik, seperti membawa potensi suci, ber-Islam,
bertauhid, ikhlas, mampu memikul amanah Allah SWT, untuk menjadi khalifah dan hamba-Nya
di muka bumi, dan memiliki potensi dan daya pilih.

2. Selain jasad, manusia memiliki ruh yang berasal dari Tuhan. Ruh menjadi esensi
kehidupan manusia. Melalui fitrah ruhani maka: (1) hakikat manusia tidak hanya dilihat dari
aspek biologis namun juga dari aspek ruhaniah; (2) kebutuhan ruh yang utama adalah agama,
yang teraktualisasi dalam bentuk ibadah; (3) periode kehidupan manusia bukan hanya diawali
dari pra-natal sampai kematian, tetapi jauh sebelum dan sesudahnya masih terdapat lam lagi,
yaitu alam perjanjian (pra kehidupan dunia), alam dunia, dan lam akhirat (pasca kehidupan di
dunia).

3. Melalui fitrah nafsani (psikofisik) dalam psikologi islam maka (1) pusat tingkah laku
adalah kalbu, bukan otak atau jasmani manusia; (2) manusia dapat memperoleh pengetahuan
tanpa diusahakan, seperti pengetahuan intuitif dalam bentuk wahyu dan ilham; (3) tingkat
kepribadian manusia tidak hanya sampai pada humanitas atau sosialitas saja, tetapi sampai pada
berketuhanan.

Sumber:
 Mujib, Addul dan Jusuf Mudzakir. 2001. "Nuansa-Nuansa Psikologi Islam". Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada

 Mujib, Abdul. 2017. " Teori Kepribadian Psikologi Islam". Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai