Anda di halaman 1dari 8

4.

Sistem Sensor pada Serangga

Keberhasilan serangga bertahan hidup disebabkan oleh kemampuannya


untuk mengindera dan menafsirkan, mengidentifikasi dan merespon secara
selektif terhadap signal atau rangsangan dari lingkungan sekitarnya serta
kemampuannya mengidentifikasi host dan faktor-faktor mikroklimat. Signal yang
diterima serangga bisa berupa stimuli mekanis, thermal, kimia, penglihatan atau
bayangan.
4.1 Rangsangan Mekanis
Alat penerima (reseptor) ini disebut trichoid sensillum yang terdiri dari:
- sel-sel trichogen yang menumbuhkan rambut berbentuk kerucut (conical hairs)
- sel-sel tormogen yang menumbuhkan socket
- sensory neuron menumbuhkan dendrite menuju rambut dan axon yang
berhubungan dengan axon lain menuju CNS.
Penginderaan mekanis posisi macam-macam proprioceptors:
- Hair plate
sensila pada persendian dan leher yang berhubungan dengan kutikula di
dekatnya.
- Stretch receptors
proprioceptor internal yang berhubungan dengan kontraksi otot seperti yang
terdapat pada dinding usus. Receptor ini berfungsi untuk mendeteksi tegangan
usus, kecepatan ventilasi trachea.
- Stress detectors
pada kutikula, berupa campaniform sensillum yaitu sensillum berneuron tungga
terletak pada persendian kaki dan sayap, pada dasar haltere pada diptera, pada
bagian dorsal dan ventral. Terdapat beberapa kelompok campaniform sensilla
yang merespon terhadap distorsi pada persendian sayap ketika terbang.
Isyarat bunyi pada serangga berfungsi untuk komunukasi terutama dalam
menemukan pasangan kawin. Jangkrik jantan menarik perhatian betina dengan
mengeluarkan suara panggilan, sehingga betina lebih mudah untuk mendeteksi
keberadaan jantan yang sudah siap untuk kawin. Selain itu, isyarat bunyi juga
berfungsi untuk mendeteksi kehadiran predator misalnya kelelawar pemakan
serangga yang menggunakan ultrasound.

4.2 Rangsangan Suhu

Serangga merupakan poikilothermic sehingga hanya memiliki sedikit alat


untuk mempertahankan diri terhadap suhu. Namun, serangga dapat mengubah suhu
tubuh mereka dengan perilaku menggunakan:
1. Panas eksternal (ectothermy)
2. Mekanisme fisiologis (endothermy), terutama dari metabolisme yang terkait
dengan pergerakan karena sebagian besar energi yang dialokasikan untuk bergerak
diubah menjadi panas.
Ectothermy:
- Berjemur
- Setae (dalam Lymantriidae) digunakan sebagai isolator, sementara tidak merusak
serapan panas.
- Perilaku memangsa, teduh.
- Pada serangga akuatik, suhu tubuh mengikuti suhu air
Endothermy:
- Otot toraks memiliki tingkat metabolisme yang sangat tinggi dan menghasilkan
banyak panas.
- Kupu-kupu dan belalang menghasilkan panas alternatif dengan meluncur, yang
memungkinkan pendinginan.
- Lebah dan ngengat (tidak dapat meluncur), mencegah pemanasan berlebih dengan
meningkatkan denyut jantung untuk memompa haemolymph ke perut yang kurang
terinsulasi.

4.3 Rangsangan Kimia

Alat indera kimia merupakan salah satu komponen penting yang berhubungan
dengan perilaku serangga, misalnya dalam hal :
a. mencari tempat tinggal
b. mencari makanan
c. membedakan lawan jenis kelamin
d. melakukan perkawinan
f. menentukan tempat bertelur
g. mengetahui lawan yang akan mengganggu kehidupannya
Kepekaan penerimaan rangsangan dari indera kimia terhadap suatu zat dari
luar sangat tinggi. Sex atraktan yang dihasilkan oleh serangga betina dapat tercium
oleh serangga betina dapat tercium oleh serangga jantan sejenis dari jarak yang
sangat jauh.

4.4 Penglihatan Serangga

Komponen dasar yang diperlukan untuk penglihatan adalah lensa untuk


memfokuskan cahaya ke fotoreseptor, sel yang mengandung molekul fotosensitif,
dan sistem saraf dengan kompleksitas yang cukup untuk memproses informasi
visual.
Pada serangga, struktur photoreceptive adalah rhabdom , terdiri dari :
- beberapa retinula yang berdekatan (sel saraf) dan
- tutup kemasan microvilli berisi pigmen penglihatan.
Ketika cahaya jatuh ke rhabdom , pigmen visual mengubah konfigurasinya,
dan efek ini mengarah pada perubahan potensial listrik di seluruh membran
sel. Sinyal ini ditransmisikan melalui sinapsis kimia ke sel-sel saraf di otak.
Deteksi dermal
Melalui permukaan tubuh, tidak ada sistem optik dengan struktur pemfokusan, tetapi
ada reseptor sensorik di bawah kutikula tubuh.
Stemmata
Stemmata adalah satu-satunya organ visual serangga holometabolous larva, terletak
di kepala terdiri dari lensa mata. Cahaya difokuskan oleh lensa ke satu rhabdom.
Ocelli
Banyak serangga dewasa, dan beberapa nimfa, memiliki oselus dorsal di samping
mata majemuk mereka. Ocelli mengintegrasikan cahaya di atas bidang visual yang
besar, sangat sensitif terhadap intensitas cahaya yang sangat rendah, tetapi tidak
untuk resolusi cahaya, berfungsi sebagai detektor horizon untuk mengontrol gerakan
roll dan pitch dalam penerbangan.
Mata majemuk
Organ visual serangga paling canggih adalah mata majemuk. Hampir semua
serangga dewasa dan nimfa memiliki sepasang mata majemuk besar yang menonjol,
yang sering menutupi hampir 360 derajat ruang visual.
Produksi cahaya
Beberapa serangga mengkooptasi bakteri atau jamur penyinaran simbiotik, tetapi
luminescence sendiri ditemukan di beberapa Collembola, satu Hemipteran (fulgorid
lantern bug), beberapa dipteran agas jamur dan kelompok penyelam dari beberapa
famili coleopteran (Pengodidae, Drilidae, dan notale Elateridae dan Lampryidae
(kunang-kunang).
5. Reproduksi

Reproduksi serangga terjadi secara internal. Dalam proses menuju


kedewasaannya dikenal ada pergantian bentuk yang disebut metamorfosis. Insecta
kadang-kadang mengalami partenogenesis maupun paedogenesis. Partenogenesis
ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya lebah.
Sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva,
misalnya Diptera.Dalam perkembangan menuju dewasa, Insecta mengalami
perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang disebut
metamorfosis. Fertislisasinya internal, artinya pembuahan sel telur pleh spermatozoid

Organ Perkembangbiakan Betina

Ovarium terdiri dari beberapa tabung ovariol, yang pada bagian ujungnya
menggulunh dan diselaputi oleh jaringan ikat sehingga tampak dari luar sebagai
bulatan. Bagian-bagian ovariol adalah sebagai berikut:
1. Filamen terminal: jaringan ikat yang meletakkan ovariol ke dinding tubuh.
2. Germarium: sekumpulan sel uang belum terdeferensiasi. Sel ini tumbuh menjadi
bakal sel telur atau oogonium dan sel pembantu (nurse cell).
3. Vitelarium : bagian terbesar ovariol, berisi suatu urutan oosit (bakal telur). Tiap
oosit dibungkus oleh satu lapis epitelium yang disebut lapisan folikel. Makin ke
bawah, perkembangan telur makin lanjut.
4. Tangkai ovariol: suatu saluran pendek yang kemudian bergabung dengan
pasangannya menjadi satu saluran telur yang disebut oviduct.

Organ Perkembangbiakan Jantan

Testes yang merupakan organ perkembangbiakan pada serangga jantan, terdiri


dari beberapa tabung. tabung ini tidak panjang dan tidak tergulung seperti ovariol.
Tiap tabung atau folikel dapat dibagi ke dalam beberapa bagian menurut tingkat
pertumbuhan sel kalamin, yaitu:
1. Germarium: merupakan daerah terujung yang mengandyng sel spermatogonium,
yaitu sel yang belum terdeferensiasi.
2. Daerah spermatosit: Tiap spermatogonium setelah berpindah dari germarium
dibungkus oleh selapis sel somatik dan berbelah berulang-ulang. Dengan ii
terbentukslah siste yang di dalamnya mengandung sel spermatosit yang berjumlah
sekitar 100. kesemuanya berasal dari satu sel spermatogonium.
3. Daerah pemasakan dan reduksi.Tiap spermartosit membagi menjadi 2 spermatid
dan kemudian 4. Pembelahan pertama merupakan merupakan pembelahan reduksi
dengan jumlah kromosom dibagi 2.
4. Daerah perubahan. spermatid yang bulat berubah menjadi bulat dan berekor.
Sekarang sel kelamin ini dinamakan spermatozoa. sel inikemudian memecah
dinding sista dan keluar .
5. Vasa deferensia. sepasang saluran yang kemudian bersatu menjadi satu saluran
yang disebut saluran ejakulatori.
Alat pembantu dapat berupa pertumbuhan semacam penis yang disebut
aedeagus dan klasper atau alat penjepit. Terdapat juga kelenjar pembantu yang
bermuara di pangkal saluran ejakulatori. Reproduksi secara internal. Dalam proses
menuju kedewasaannya dikenal ada pergantian bentuk yang disebut metamorphosis
6. Perkembangan Serangga dan Sejarahnya

Riwayat Hipup Pola dan Fase

Ontogeny merupakan perkembangan dari telur menjadi dewasa. Ada tiga


bentuk metamorfosis pada serangga yaitu :
a) Ametabola, tidak ada pergantian bentuk dan hanya dapat dilihat pertambahan
besar ukuran saja. Misalnya Colembola, Thysanura dan Lepisma.
b) Hemimetabola (metamorfosis tidak sempurna), fase dimulai dari telur - larva
(nimfa) – dewasa (imago). Tanpa fase pupa. Misalnya Orthoptera, Hemiptera dan
Odonata.
c) Holometabola (metamorfosis sempurna), dimulai dari fase telur – larva – pupa -
imago. Misalnya: Coleoptera, Diptera, Hymenoptera, dan Lepidoptera.
Tahapan dalam ortogeni serangga :
 embrio telur (diaktifkan oleh pembuahan, seksualitas, dan distorsi fisik
di partenogenetik) mitosis divisi awal embriogenesis.
 Larva / nimfa
holometabola: | menetas | larva instar 1 | molting I | larva instar 2
hemimetabola: | menetas | Nimfa instar 1
 Metamorphosis :
holometabola: sedikit perubahan morfologi misalnya kecoak.
hemimetabola: tubuh sebagian besar direkonstruksi. Hanya kelompok ini memiliki
metamorfosis yang melibatkan stadion pupa, di mana struktur
dewasa dijabarkan dari struktur larva, yaitu sayap sayap, kaki,
genitalia, peningkatan ukuran dan kompleksitas gonad.
 Imaginal : pematangan pupa secara reproduktif kompeten.

Proses dan kontrol moulting

Instar baru muncul saat apolisis ketika epidermis memisahkan diri dari
kutikula dari tahap sebelumnya.
Proses melibatkan moulting
 Hormonal
 Perilaku
 perubahan epidermal dan kutikula menyebabkan ecdysis (shedding dari kutikel
lama). Sel epidermis secara aktif terlibat dalam:
- pemecahan sebagian kutikula tua
- pembentukan kutikula baru
Urutan proses moulting:
 Polisis retraksi sel epidermis dari permukaan bagian dalam kutikula
anterioposteriory.
 Pembelahan mitosis sel-sel epidermal meningkatkan volume dan luas
permukaan.
 Ruang apolisial menjadi penuh dengan cairan moulting yang tidak aktif.
 Aktivasi enzim Chitinolytic dan proteolitik. Ini terjadi ketika sel epidermis telah
meletakkan epicuticle.
 Lisis dan resorpsi endokutikel lama, sementara kutikula baru terus
berlanjut disimpan.
 Ecdysis: membelah sepanjang garis tengah dorsal kutikula yang lama sebagai
akibat dari peningkatan tekanan hemolimf.
 Menelan udara atau air untuk menghaluskan dan meregangkan procuticle yang
keriput.
 Schlerotization: stiffening dan penggelapan kutikula yang baru terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai