DATA KAMPUNG
15. Kemitraan
Kerjasama dengan Lembaga:
a. KPAD
Kerjasama dalam upaya menghindari dan melindungi masyarakat dari penyebaran virus
HIV/AIDS;
b. AIPDA (Organisasi Internasional antara Pemerintah Indonesia dan Australia)
Kerjasama dalam rangka peningkatan pendidikan dan kesehatan.
16. Sistem Pengambilan Keputusan : Melalui Musyawarah kampung.
Kaum perempuan juga bisa ikut serta dalam pengambilan keputusan namun kaum pria lebih
mendominasi. Kecuali pada urusan-urusan yang menyangkut urusan Ibu dan anak/balita.
17. Akses ke kampung hanya bisa dilakukan dengan kendaraan darat (pribadi/carter/kendaraan
pemerintah), karena belum ada angkutan umum yang masuk sampai kampung Onggaya.
18. Masyarakat memperoleh air bersih sebagian besar dari sumur-sumur yang telah dibuat,
karena sebagian besar KK sudah memiliki sumur sebagai sumber air bersih (jumlah sumur =
80% dari jmlh KK). Selain itu tiap-tiap rumah telah dilengkapi dengan jamban walaupun
sebagian KK jambannya terpisah dari bangunan rumah tinggal mereka.
B. PEREKONOMIAN
19. Produk yang sering dijual oleh masyarakat (tidak melalui pasar, melainkan dari pengumpul
yang datang ke masyarakat) berupa : ikan, udang, biji gebang, ikan asin dan minyak kelapa
(hasil industri rumah tangga) yang sebagian dijual juga melalui kios-kios yang ada di
kampung tersebut.
20. Pendapatan masyarakat dalam sebulan beragam tergantung dari mata pencahariannya.
Untuk Kios rata-rata pendapatan 500.000 – 1.000.000/bulan
Untuk Nelayan rata-rata pendapatan 500.000/bln
Untuk Industri RT rata-rata pendapatan 200.000 – 500.000/bln
Untuk Peternak pendapatan tergantung musim permintaan satwa.
C. PENDIDIKAN
21. Kondisi Fisik Sekolah :
PAUD : bangunan semi permanen lengkap dengan sarana bermain, dan dilengkapi
dengan Kursi, Meja, Papan Tulis, dan beberapa alat peraga sederhana. Bangunan
sudah dipagar sehingga aman bagi anak didik. Sarana kebersihan seperti KM/WC
sudah ada namun kondisinya kurang layak, karena sanitasinya kurang terjamin, dan
kadang tidak tersedia air di kamar mandi/WC.
Jumlah anak sekolah : 10 (Sumber data : masyarakat sekitar PAUD);
SD : bangunan semi permanen, dengan sarana pendidikan setingkat SD yang
standar. Tersedia WC/KM namun sanitasinya kurang layak. Perpustakaan masih
bergabung dengan ruang kantor. Kondisi atap sedikit bocor (10 %)
SMK : bangunan semi permanen. Sanitasi kurang layak. Instrumen dalam kelas
(bangku, meja, papan tulis, lemari, dll) 65% dalam kondisi yang layak pakai)
D. KESEHATAN
22. Di kampung ini hanya terdapat 1 posyandu.
Masyarakat rata-rata mengeluhkan tingkat SDM petugas pelayanan dan sarana yang kurang
bagi masyarakat, termasuk ketersediaan obat.
Intensitas kehadiran petugas sudah tinggi, hampir ada setiap hari kerja.
E. KELESTARIAN LINGKUNGAN
Jika dibandingkan dengan kondisi hutan 20-10 tahun yang lalu, masih banyak dijumpai
padang rumput yang memudahkan masyarakat untuk melakukan perburuan (di
hutan/bukan di daerah kampung). Namun saat ini padang rumput sudah banyak
ditumbuhi oleh pepohonan, dan banyak masyarakat luar (masyarakat kota dan dari
kampung lain) yang masuk ke hutan, sehingga satwa buruan semakin berkurang.
Kondisi air bersih (sumur) dari dulu sampai saat ini masih bagus. Belum ada perubahan
kualitas air yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Hampir semua masyarakat (95%) masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber
energi utama dalam kegiatan sehari-hari (seperti memasak/penghangat).
Selain sebagai kayu bakar, kayu juga digunakan untuk membangun fasilitas tempat
tinggal masyarakat (dapur, rumah, para-para/honay, dll)
Masyarakat pada umumnya tidak menginginkan rusaknya hutan, karena mereka
menyadari hutan adalah sumber penghidupan bagi mereka.