Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi observasi dalam metode penelitian kualitatif :

1. Participant observervation (Observasi partisipan)

Observasi partisipan mungkin merupakan penelitian kualitatif yang paling khas. Beberapa peneliti
bahkan menyatakan observasi partisipan sebagai sinonim dari penelitian etnografi. Pada observasi
partisipan, peneliti atau observer bergabung dalam sebuah kelompok dan mengamati aktivitas mereka.
Mereka menjadi bagian dari kelompok dan fenomena yang sedang diteliti atau dipelajari sekaligus
memperhatikan dan menggambarkan semua kejadian, perilaku dan artefak atau budaya dari setting
sosial atau kelompok yang diteliti (Silverman, 2016). Observasi partisipan bertujuan untuk membantu
peneliti mempelajari perspektif yang dimiliki populasi penelitian.

Idealnya, peneliti akan tinggal di kelompok yang diamati selama 6 bulan sampai 1 tahun atau bahkan
lebih untuk mempelajari bahasa dan melihat pola perilaku kelompok yang diteliti dari waktu ke waktu.
Penelti akan menginternalisasi (memposisikan diri sebagai kelompok yang diteliti) keyakinan, ketakutan,
harapan (sesuatu yg mungkin terjadi), dan ekspektasi (seringkali atau sulit untuk terjadi) (Fetterman,
1989).

2. Observasi non partisipan

Peneliti mengamati subjek penelitian dari jarak jauh tanpa berinteraksi dengan mereka. Para peneliti
yang menggunakan strategi ini biasanya tidak tertarik untuk menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan
simbolis dan mereka memastikan untuk tidak menganggu tindakan subjek agar tidak mempengaruhi
perilaku subjek (Silverman, 2016). Dalam pelaksanaannya observasi non partisipan menekankan pada
prinsip non intervensi yaitu tidak melibatkan interaksi antara observer dan subjek penelitian. Goetz dan
LeCompte (1984) mengungkapkan bahwa interkasi yang terjadi dalam observasi non partisipan hanya
melalui kamera dan alat perekam tersembunyi (Goetz & LeCompte, 1984).

Sebagai contoh :

Dabbs (1982) mencontohkan penggunaan kamera tersembunyi di toilet sekolah untuk mempelajari
masalah narkoba di kalangan siswa. Juga, penggunaan kamera tersembunyi di plaza Atlanta Georgia
State untuk mempelajari sebuah kelompok informal yang seringkali berkumpul saat sesi morning break.

Jadi perbedaan antara observasi partisipan dan non partisipan adalah pada observasi partisipan,
observer ikut ambil bagian dalam kehidupan kelompok dan menjadi anggota kelompok, serta turut
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok tersebut. Sedangkan pada observasi non partisipan, tidak ada
partisipasi observer dalam kelompok. Observer melihat dari kejauhan, hanya bertindak sebagai
penonton.

Keuntungan Metode Observasi

1. Dapat mengumpulkan data tentang dimana dan kapan suatu kejadian atau aktivitas sedang terjadi.
Data yang diperoleh melalui observasi partisipan berfungsi untuk memeriksa mengenai apa yang subjek
yakini dan lakukan. Serta untuk memperoleh pemahaman mengenai konteks fisik, sosial, budaya, dan
ekonomi. Selain itu, memungkinkan peneliti untuk menjalin keakraban dengan lingkungan budaya subjek
peneliti yang tidak akan ternilai atau terganti selama projek berlangsung, dimana hanya diperoleh dari
pengalaman. Misalnya, tidak akan ada yang bisa menggantikan momen ketika peneliti menyaksikan atau
berinteraksi dengan orang lain, dengan tempat baru, dengan berbagai keadaan atau hal lain di lapangan
atau tempat penelitian. Observasi dan partisipasi merupakan bagian integral dalam memahami keluasan
dan kekompleksan pengalaman manusia yang berkaitan dengan penelitian menyeluruh yang bertujuan
untuk kesehatan masyarakat atau projek pembangunan.

2. Tidak bergantung pada kesediaan orang untuk memberikan informasi

3. Melihat secara langsung mengenai apa yang orang lakukan daripada mengandalkan apa yang mereka
katakan (menggunakan indera mata, bukan telinga dan suara).

4. Peneliti dapat menemukan faktor penting untuk pemahaman menyeluruh mengenai masalah
penelitian. Mungkin saja kita memperoleh jawaban jujur dari subjek mengenai pertanyaan penelitian
yang kita ajukan, akan tetapi, kita mungkin tidak selalu mengajukan pertanyaan secara tepat. Jadi apa
yang kita pelajari dari observasi partisipan dapat membantu kita tidak hanya untuk memahami data yang
dikumpulkan melalui metode lain (seperti wawancara, kelompok terfokus, dan metode lainnya), namun
juga untuk mendesain pertanyaan penelitian terbaik berkaitan dengan fenomena yang sedang diteliti.

5. Observasi mengatasi salah satu kelemahan utama dari wawancara dan kuesioner yaitu tanggapan atau
jawaban dari responden yang mungkin tidak akurat yang dapat terjadi karena :

a. kurangnya kesadaran mengenai tingkah lakunya sendiri

b. Ketidakakuratan ingatan mengenai apa yang mereka lakukan


c. Kebohongan yang disengaja agar membuat responden terlihat lebih baik daripada kenyataan yang
sesungguhnya

d. Keinginan untuk memberi tahu peneliti agar peneliti mau melakukan sesuatu yang mereka inginkan

Kekurangan Metode Observasi

1. Efek Hawthorne : orang biasanya akan berperilaku lebih baik ketika mereka tahu sedang diamati

2. Rentan terhadap bias observer

3. Tidak dapat meningkatkan pemahaman atau pengetahuan mengapa subjek penlitian berperilaku
sedemikian rupa.

4. Memakan banyak waktu. Ini untuk observasi partisipan yang meghabiskan waktu minimal 6 bulan di
lokasi penelitian untuk mengumpulkan data. Sehingga tidak cukup praktis untuk sebagian besar
penelitian terapan yang memerlukan periode pengumpulan data lebih pendek.

5. Kesulitan dalam mendokumentasikan data. Sulit untuk menuliskan semua kejadian atau hal penting
saat peneliti harus berpartisipasi atau bertindak dan mengamati secara bersamaan. Peneliti harus
bergantung pada kekuatan ingatan dan sikap disiplin/ketekunan yang dimiliki. Dengan menunda untuk
mencatat hasil observasi padahal ingatan cepat memudar, maka dapat menyebabkan pencatatan data
menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, kualias data observasi sangat bergantung pada ketekunan peneliti,
bukan pada alat bantu record seperti tape recorder (Observasi partisipan).

6. Peneliti dapat menunjukkan ikatan emosional dalam kelompokmya sehingga dapat kehilangan
objektivitas penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu untuk memahami perbedaan antara
menggambarkan apa yang diamati (lebih objektif) dibandingkan dengan menafsirkan apa yang diamati
(kurang objektif).

7. Kesulitan dalam analisis data terutama ketika harus menganalisis melalui rekaman video

Kenapa memilih metode observasi

Metode observasi dapat memberikan kemungkinan bagi peneliti untuk memeriksa ekspresi perasaan
non verbal, menentukan siapa berinteraksi dengan siapa, memahami bagaimana subjek penelitian
berkomunikasi satu sama lain, serta memeriksa berapa lama waktu yang dihabiskan untuk berbagai
aktivitas. Di samping itu, peneliti dapat memastikan/mengecek kesesuaian megenai apa yang
disampaikan subjek saat wawancara atau mengamati kejadian atau situasi yang telah dijelaskan oleh
subjek penelitian saat wawancara sehingga membuat peneliti sadar akan adanya distorsi atau
ketidakakuratan dalam deskripsi yang disampaikan oleh subjek penetian (mencari fakta) (DeWalt &
DeWalt, 2002). Triangulasi metode

Metode observasi juga dapat meningkatkan validitas data yang dikumpulkan. Hal ini dikarenakan
observasi dapat membantu peneliti memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai konteks atau
fenomena yang diteliti. Validitas akan menjadi lebih kuat dengan penggunaan metode pengumpulan
data lain seperti wawancara, analisis dokumen, survei, kuesioner, dan sebagainya (DeWalt & DeWalt,
2002).

Anda mungkin juga menyukai