PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang dikenal tekanan darah tinggi hampir diderita oleh
gejala yang muncul ringan atau bahkan tidak adanya gejala sama sekali bagi
dapat merusak organ tubuh seperti jantung (70% penderita hipertensi akan
merusak jantung), ginjal, otak, mata, serta organ tubuh lainnya sehingga
hipertensi berlanjut menjadi “krisis hipertensi” dan banyak terjadi pada usia
2012).
Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang
H.L Blum ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor
dari kunjungan rumah ini, dapat diketahui lingkungan, perilaku pasien beserta
home visiste ini juga diharapkan dapat direncanakan dan pemberian motivasi
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Sidoarjo.
2. Tujuan khusus
1.4 Manfaat
penyakit di masyarakat.
seorang dokter.
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 59 Tahun
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. Anamnesis
Nyeri kepala cekot-cekot sejak 2 hari yang lalu, nyeri dirasakan di kepala
bagian belakang, nyeri dirasakan kambuh kambuhan, berkurang bila istirahat dan
memberat bila aktivitas berlebihan. Selain itu juga pasien mengeluhkan sering
mimisan saat terpapar panas. Terakhir mimisan kemarin siang sebelum kunjungan.
Pasien juga mengeluhkan nyeri di semua persendian dirasakan terutama saat pagi hari
dan ketika sholat. Nyeri di persendian seperti di tusuk tusuk jarum, BAK lancar tidak
Pasien tidak pernah ada keluhan sejak terdiagnosa awal hipertensi 5 tahun
yang lalu tensi tertinggi pasien mencapai 220/150 mmhg. Kala itu pasien masih aktif
5. Riwayat Kebiasaan
7. Riwayat Gizi
sayuran. Kadang pasien makan lauk pauk seperti telur dan tahu- tempe.
dominan asin, pasien tidak menerapkan pola diet makanan rendah garam.
Pasien juga merasa mudah lapar. Pasien jarang mengkonsumsi air putih.
8. Riwayat Pengobatan
Amlodipin 1 x 5mg
Furosemid 1x5mg
Pasien minum obat teratur dan kontrol teratur kepuskesmas saat obat habis
9. Anamnesa Sistem
kabur (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-),batuk darah (-)
11. Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna kuning jernih dan
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
keluarga
13. Muskuloskeletal : kaku dan nyeri sendi lutut (+), nyeri tangan dan kaki
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS 456), status gizi kesan
cukup.
Gizi
a. Tanda Vital
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,60C
b. Status gizi :
BB : 57 kg
TB : 155 cm
mudah
radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
6. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (+), cuping
7. Tenggorokan
8. Leher
9. Thoraks
Cor :
P : sonor/sonor
11. Abdomen
A : BU (+) normal
- -
a. Meningeal Sign :
b. Nervus Cranialis :
- N V : Trismus (-)
c. Motorik :
Normotonus Normotonus
Kekuatan otot :
5 5
5 5
d. Reflek Fisiologis :
BPR (+2/+2) , TPR (+2/+2), KPR (+2/+2), APR (+2/+2)
Refleks Patologis :
e. Sensorik/ Sensibilitas :
Afek : appropriat
Psikomotor : normoaktif
arus : koheren
Insight : baik
A. Pemeriksaan Penunjang
B. Resume
lalu . Nyeri kepala cekot-cekot bersifat kambuh kambuhan, memberat saat aktifitas
dan membaik saat istirahat. Pasien juga mengeluh sering mimisan. Mimisan
terakhir adalah kemarin siang sebelum kunjungan. Mimisan muncul apabila pasien
terpapar panas matahari terlalu lama. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada semua
sendi, nyeri seperti di tusuk – tusuk jarum di rasakan terutama saat sholat. Menurut
pengakuan keluarga pasien mudah emosi dan suka begadang. Kebiasaan makan
pasien suka goreng gorengan dan makanan yang cenderung asin. Dari pemeriksaan
fisik ditemukan tanda vital dengan tensi 180/90 , Nadi 108 x/ menit, kadar asam urat
8,9 mg/dl
Atrithis
F. Penatalaksanaan
akan habis atau bila ada keluhan untuk dilakukan evaluasi terhadap
menghindari begadang.
SWT.
2. Medikamentosa
Pendekatan terapeutik
PENGELOLAAN PASIEN
(PATIENT MANAGEMENT)
1. Medikamentosa
Pendekatan terapeutik
2. Non medikamentosa
melakukan kontrol tekanan darah setiap 1x/bulan dan saat obat habis.
melakukan olah raga ringan saat kondisi udara terbaik seperti jalan
menghindari begadang
dankeluarga
kerusakan organ jika tidak terkontrol dan diobati dengan tepat. Salah
Mengatur pola makanan dan diet rendah garam ( 2 gram/ hari atau
sekitar 1 sendok kecil tiap hari ) dan tinggi serat berupa sayur-sayuran
atau buah-buahan, hal ini sesuai kemampuan pasien, tidak harus mahal
makanan berkolesterol.
puskesmas Sukodono.
tinggi) pada pasien adalah golongan penyakit yang dapat ditemukan pada
75% menjelang lansia. Dimana darah tinggi ini dapat disebabkan oleh
fisik, perilaku hidup pasien dan tingkat stres pasien atau pikiran yang
cukup istirahat. Jika hal ini mencapai hasil yang diharapkan maka dapat
organ.
semua kasus yang ada. Adanya riwayat keluarga yang mengalami hipertensi
Ayah pasien mengalami hipertensi dan meninggal karena sakit stroke yang
mana ini menjadi salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi pada
keturunannya. Pasien ini mempunyai dua orang anak, dimana faktor genetik
2. Pola hidup
olahraga yang teratur, tidak minum alkohol dan obat-obatan terlarang serta lain
sebagainya.
manis.
Hindari penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau tanpa petunjuk
dokter seperti kortikosteroid (yang paling sering dexametasone), obat flu yang
5. Kegemukan
A. FAKTOR KELUARGA
1. Struktur Keluarga
2. Bentuk Keluarga
Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik Hubungan antara Tn. D dan keluarganya
Pertanyaan Sirkuler
1. Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh keluarganya ?
Jawab :
2. Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab:
Ikut mendukung dan membantu apa yang telah diputuskan. Serta selalu
Jawab:
Dibutuhkan izin dari istri pasien sebagai pendamping .Namun pasien sendiri
Jawab:
5. Selanjutnya siapa?
Jawab:
Jawab:
Istri dan anak pasien selalu tidak setuju dengan pasien apabila hal tersebut
Jawab :
Tidak ada.Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju
C. FUNGSI KELUARGA
a. ADAPTATION
c. GROWTH
d. AFFECTION
e. RESOLVE
saat
ini masih ada istri dan anak bungsu nya yang tinggal bersamanya.
Tabel IV.6: Temuan dan Nilai Fungsi Keluarga Tn. D menurut Metode APGAR.
Score
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Total Score 8
Total poin dari APGAR keluarga Ny. D dan Tn. D adalah 8. Hal ini
keterbatasan.
yangbersifathajatan,sunatan,dll.
Kesopanan
Religius –
kebutuhan sehari-hari.
kasus pasien
.
Kesimpulan :
Pasien dan keluarga mempunyai masalah dalam fungsi
menghadapi penyakit.
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. LINGKUNGAN
merupakan bagian dari desa Sukodono yang terdiri dari 12 RT dan 4 RW.
terdiri dari teras berukuran 1x3m, ruang tamu yang juga sekaligus
dapur dan kamar mandi terbuat dari tembok dan dicat.Perabotan rumah
C F Keterangan :
D
B A : Ruang tamu
B : Kamar tidur
B
C : Kamar mandi
D : Dapur
A
E : Teras
F : Gudang
E
KELUARGA
a. Faktor Perilaku
dan sudah tidak tinggal dengan pasien lagi, sedangkan anak bungsu
Manado.
istri dan dibantu oleh anaknya yang sudah bekerja untuk memenuhi
belakang rumah yang jaraknya sudah jauh dari sumur yang ada.
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit,
Puskesmas Sukodono.
Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang terdapat
dalam “bentuk keluarga”, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi informasi penyakit
SCREEM) maupun faktor-faktor risiko tentang faktor perilaku, faktor lingkungan (fisik,
sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan kesehatan,maka dapat dirumuskan sebagai temuan
masalah yang terkait dengan Tn. D dan keluarga serta masyarakat sekitar yang kemudian
A. Temuan Masalah
1. Masalah aktif :
a. Hipertensi
b. Komplikasi Epistaksis
c. Gout arthritis
2. Faktor Perilaku:
3. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan sosial/budaya
a. Kurang optimalnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien
komplikasinya
5. Faktor genetik
Berasal dari ayah kandung pasien. Menurut pasien ayah pasien mengalami
gejala darah tinggi yang sama dan meninggal karena terseranhg stroke, untuk
dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu menggunakan Konsep Blum (Gambar IV.1)
dan pendekatan melalui Konsep Fish bone. Kedua pendekaatan ini sama saja yaitu
D?”
Faktor Genetik
ayah pasien mempunyai
Faktor Perilaku
riwayat hipertensi
Kurangnya
pengetahuan tentang
Faktor Pelayanan
Hipertensi dan
PASIEN Kesehatan
Komplikasinya
dipahami pasien
Emosi pasien yang
Mudah marah
Faktor Lingkungan
Kondisi sosial ekonomi
menengah kebawah
pada pasien ini. Dari segi keturunan merupakan faktor yang tidak bisa
dirubah, namun dari segi perlaku pasien yang suka begadang dan
emosional hal ini lah menjadi perhatian utama, konsep bahwa hipertensi
istirahat cukup dan untuk selalu tenang dan menghindar dari stressor
dialami pasien berasal dari dokter pemeriksa. Hal ini dilaksanakan agar
timbul kepercayaan yang kuat terhadap dokter dan sikap optimis terhadap
C. Pembahasan
Teknik pembahasan dapat dilakukan dengan cara membuat rumusan rangkaian kegiatan
pemecahan masalah secara holistik dan komprehensif. Dengan rangkaian kegiatan tersebut
secara menyeluruh dapat memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam diagram
Blum. Sebagai contoh rumusan rangkaian kegiatan pemecahan masalah secara holistik dan
komprehensif (dari faktor risiko Ny. S) misalnya melalui kegiatan:
1. Mengatur pola hidup untuk mencegah komplikasi Hipertensi dengan Urisemia;
2. Mengendalikan penyakit Hipertensi;
3. Edukasi keluarga Tn. D dan keluarga tentang penyakit Hipertensi
4. Edukasi masyarakat tentang penyakit Hipertensi.
Dengan membahas 4 kegiatan tersebut maka masalah yang terkait dengan penyakit Tn D,
keluarga dan masyarakat sekitar dapat teratasi secara holistik dan komprehensif.
Dalam mengatasi masalah Tn. D (59) dengan status sebagai pasien Hipertensi yang
Pola hidup dapat dikatakan sebagai suatu model yang menjadi kebiasaan yang
Pola makan berkenaan dengan jenis, proporsi dan kombinasi makanan yang
dimakan. Makanan cepat saji (umumnya kaya akan karbohidrat, lemak dan asam
seseorang dapat menjadi obesitas dan Gout arthritis. (Jayanti, 2017). Diet rendah
garam juga perlu dilakukan untuk menjaga kestabilan tekanan darah pasien.
urat darah perlu mengubah pola makan dengan mengurangi asupan garam dan
proporsi yang seimbang antara karbohidrat protein dan lemak serta kaya akan serat,
sayur dan mineral merupakan salah satu cara dalam menata pola makan yang
seimbang.
Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi otot untuk
aktifitas fisik yang sedang atau bertenaga serta dilakukan hingga kurang lebih 30
menit setiap harinya dalam seminggu. Penurunan berat badan atau pencegahan
peninglcatan berat badan dapat dilakukan dengan beraktifitas fisik sekitar 60 menit
dalam sehari (Jayanti, 2017). Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat
memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi
(Humayrah, 2009).
Untuk pasien ini memiliki aktifitas yang terlalu tinggi ini baik untuk kesehatan
jantung pasien karena selalu terpelihara, namun akan berbanding terbalik dengan
kerusakan sendi di karenakan tinggunya kadar asam urat dalam darah. Sehingga
pembatasan aktifitas diperlukan selama kadar asam urat belum terkontrol. Dan di
sarankan penggunaan sepeda statik secara teratur yang telah di posisikan luar rumah
Tidur merupakan salah satu keaadan tubuh terhindar dari aktifias. Namun pada
saat tidurlah Hormpn, enzim dan Imun bekerja lebih baik (Jayanti, 2017). Semakin
banyak aktifitas berbanding lurus dengan banyaknya istirahat karena sel sel yang
Untuk pasien ini memerlukan pemahaman tentang fungsi istirahat. Pada pasien
ini gemar untuk begadang di karenakan aktifitas game nya yang menyita waktu
istirahat.
Orang dengan hipertensi harus ekstra hati-hati soal garam dan makanan asin.
Pasalnya, garam dapat meningkatkan kadar natrium dalam tubuh yang berimbas pada
peningakatan tekanan darah. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi. Itu sebabnya,
orang yang memiliki hipertensi sangat disarankan untuk membatasi asupan garam.bahkan
Amerika Serikat, Mayo Clinic tetap menyarankan Anda untuk mengurangi asupan garam.
(Riskesda, 2013)
Sebagai gantinya, perbanyaklah makan buah dan sayur yang kaya serat, vitamin,
serat tinggi terbukti mampu menurunkan angka tekanan darah sistolik dan diastolik bagi
pengidap hipertensi.
Aktif bergerak adalah kunci hidup sehat. Hal ini juga berlaku jika Anda ingin
mengontrol tekanan darah. Olahraga teratur merupakan cara efektif untuk mengurangi
risiko hipertensi dan membantu mengontrol tekanan darah tinggi pada orang yang
Tak perlu melakukan olahraga intensitas tinggi, Anda bisa melakukan berbagai
aktivitas fisik sederhana seperti jalan kaki, naik turun tangga, atau sekadar bersih-bersih
Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Oleh
sebab itu, menjaga berat badan yang sehat adalah cara sederhana lainnya yang dapat Anda
lakukan untuk mengontrol tekanan darah. Anda bisa mendapatkan berat badan yang
penting. Padahal, stres adalah cikal bakal Anda melakukan berbagai kebiasaan tidak sehat
yang pada akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Ya, stres kerap membuat
Anda kalap ketika makan, minum alkohol, merokok, atau begadang. Semua hal
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengelola stres sebaik mungkin. Misalnya
dengan mendengarkan musik, curhat, atau meditasi. Dengan begitu, tekanan darah Anda
Orang dengan hipertensi harus rutin minum obat sesuai dengan resep dokter. Bila obat
hipertensi tidak diminum sesuai dengan ketentuan, tekanan darah Anda jadi tak
terkendali. Akibatnya, Anda memiliki tekanan darah yang tinggi terus-terusan. Maka itu,
orang dengan tekanan darah tinggi harus minum obat hipertensi agar tekanan darahnya
Jangan pernah berhenti atau mengganti obat tekanan darah tinggi tanpa
berkonsultasidulu dengan dokter. Meskipun Anda sudah merasa lebih baik ataupun sehat.
Selain berbagai cara yang sudah disebutkan di atas, cek tekanan darah secara teratur
juga merupakan kunci untuk mengontrol hipertensi. Dengan memantau tekanan darah
Anda secara rutin, maka Anda bisa segera melakukan tindak pencegahan ketika tekanan
mmHg setiap kali dilakukan pemeriksaan. Saat itu terjadi, maka jantung Anda telah
bekerja sangat keras untuk memompa darah dan berisiko mengalami gangguan tertentu.
a. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi ukuran normal atau disebut juga tekan
darah tinggi.
b. Predisposisi Hipertensi
Dikatakan hipertensi jika telah berumur 18 tahun atau lebih dengan tanda sebagai
berikut:
Tekanan darah 140/90 mmHg atau tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg.
Jika dalam kunjungan yang berbeda tekanan diastolik 90 mmHg. Beberapa kali pengukuran
– Mata berkunang-kunang,
– Telinga berdengung,
– Suka Tidur,
– Kesemutan,
– Rasa mual/muntah.
– Umur,
– Kegemukan,
– Merokok,
– Stres,
– Alkohol,
– Obat-obatan,
– Kurang olahraga,
– Makanan berlemak,
– Berhenti haid,
– Stroke,
– Gagal jantung,
– Penyakit ginjal,
f.Pencegahan:
– Olahraga,
– Tidak/berhenti merokok,
– Rekreasi,
– Hindari/atasi stres,
Ikuti petunjuk untuk pencegahan dan berobat secara teratur, mentaati aturan minum obat,
– Keaktifan penderita,
– Penderita berusaha,
– Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, seperti beras, kentang, ubi,
– Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang
– Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos,
Untuk diet rendah garam, penggunaan daging/daging ayam/ikan dibatasi paling banyak 100
gram per hari. Telur ayam/telur bebek paling banyak 1 butir sehari.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
penyakit pasien diperberat dengan stress yang dialami. Stressor pada pasien
disebabkan oleh riwayat kebiasaan hidup yang tidak baik. Pasien sering tidur
sehingga pasien kontrol bila ada keluhan dan hanya mengambil obat.
keluarga
kendali adalah pasien sendiri. Total poin dari APGAR pasien dan adalah
menghadapi penyakit.
untuk mengontrol tekanan darah agar tidak terjadi komplikasi yang berlebih.
Pengobatan yang bisa dipilih adalah dari golongan ACE inhibitor, Beta
asam urat yang tinggi bisa digunakan obat penurun asam urat seperti
Allopurinol.
atau sekitar 1 sendok teh selama sehari hal tersebut dapat deterapkan
sinar matahari pagi dengan cara memindahkan sepeda statis yang dimiliki
namun dari segi perlaku pasien yang suka begadang dan emosional,
yaitu dari faktor stresor yang tinggi. Pasien sering emosi saat bermain
cukup dan untuk selalu tenang dan menghindar dari stressor merupakan
pasien berasal dari dokter pemeriksa. Hal ini dilaksanakan agar timbul
FOTO 6 (Dapur)