Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau yang dikenal tekanan darah tinggi hampir diderita oleh

semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita

hipertensi terus bertambah, terdapat sekitar 50 juta (21,7%) orang

dewasaAmerika yang menderita hipertensi, Thailand 17%, Vietnam

34,6%,Singapura 24,9%, dan Malaysia 29,9%. Di Indonesia, angka kejadian

hipertensi berkisar 6-15%.(Yogiantoro M, 2009)

Menurut perkiraan, sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosis

adanya hipertensi (underdiagnosed condition). Hal ini disebabkan karena

gejala yang muncul ringan atau bahkan tidak adanya gejala sama sekali bagi

mereka yang menderita hipertensi. Sedangkan, hipertensi ini sudah dipastikan

dapat merusak organ tubuh seperti jantung (70% penderita hipertensi akan

merusak jantung), ginjal, otak, mata, serta organ tubuh lainnya sehingga

hipertensi disebut sebagai silent killer.(Asdie A. H ,2013)

Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu-waktu bisa jatuh

kedalam keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita

hipertensi berlanjut menjadi “krisis hipertensi” dan banyak terjadi pada usia

sekitar 30-70 tahun. Namun, krisis hipertensi jarang ditemukan pada

penderita dengan tekanan darah normal tanpa penyebab

sebelumnya.Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-1


hipertensi maupun komplikasi lainnya menjadi kurang dari 1%.(Setiati S.,

2012).

Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang

masih digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah

sebagai dasar suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut

H.L Blum ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat yang merupakan faktor determinan sebagai penyebab timbulnya

masalah kesehatan.Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya

hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor

pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik

(keturunan). .(Blum, 1975)

Mengingat kasus hipertensi sering kita jumpai di puskesmas

Sukodono, maka dipilihlah kasus ini sebagai kunjungan rumah. Diharapkan

dari kunjungan rumah ini, dapat diketahui lingkungan, perilaku pasien beserta

keluarga dalam proses terjadinya penyakit dan upaya penyembuhannya. Dari

home visiste ini juga diharapkan dapat direncanakan dan pemberian motivasi

pada pasien dan keluarga terhadap upaya kesembuhan penyakitnya. Oleh

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-2


karena itu penting kiranya bagi penulis memperhatikan dan mencermatinya

yang kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa saja faktor-faktor predisposisi terjadinya hipertensi pada pasien ?

b. Bagaimana kondisi lingkungan pasien terhadap kesehatan psien ?

c. Bagaimana respon pasien terhadap layanan kesehatan ?

1.3 Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara penyakit yang diderita pasien

dengankehidupan sosial dan ekonomi pasien serta pelayanan kesehatan

dan lingkungan sekitar desa Dungus, Kecamatan Sukodono, Kabupaten

Sidoarjo.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi pasien berdasarkan keadaan klinis

b. Mengidentifikasi pasien berdasarkan bentuk keluarga (struktur, bentuk,

fungsi fisiologis, fungsi patologis)

c. Metode manajemen pasien secara medis dan non medis

1.4 Manfaat

Manfaat dari kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan antara lain:

1. Bagi Dokter Muda

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-3


a. Sebagai pengalaman riil di lapangan melakukan proses pendataan yang

di analisis secara holistik tentang hubungan antara penyakit dengan

kondisi sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan

b. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada penatalaksaan

penyakit di masyarakat.

c. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal menjadi

seorang dokter.

2. Bagi pasien dan keluarganya

a. Meningkatkan kepuasan serta mengedukasi pasien dan keluarganya.

b. Meningkatkan pemahaman mengenai penyakit.

3. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.

b. Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di masyarakat.

c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit yang

berdampak pada lingkungan di masyarakat.

4. Bagi Individu Tenaga Kesehatan

a. Lebih meningkatkan pemahaman terhadap kasus hipertensi.

b. Meningkatkan pemahaman holistik pada kondisi penyakit pada

pasien. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-4


Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-5
BAB II

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. D

Umur : 59 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Pendidikan : SLTA

Agama : Islam

Alamat : Dungus Wetan RT 12/RW 03 ds Dungus, Kec. Sukodono

Suku : Jawa

Tanggal Periksa : 2 Februari 2019

B. Anamnesis

1. Keluhan Utama : Nyeri Kepala

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri kepala cekot-cekot sejak 2 hari yang lalu, nyeri dirasakan di kepala

bagian belakang, nyeri dirasakan kambuh kambuhan, berkurang bila istirahat dan

memberat bila aktivitas berlebihan. Selain itu juga pasien mengeluhkan sering

mimisan saat terpapar panas. Terakhir mimisan kemarin siang sebelum kunjungan.

Pasien juga mengeluhkan nyeri di semua persendian dirasakan terutama saat pagi hari

dan ketika sholat. Nyeri di persendian seperti di tusuk tusuk jarum, BAK lancar tidak

nyeri, warna kuning jernih, tidak ada mual maupun muntah.

Pasien tidak pernah ada keluhan sejak terdiagnosa awal hipertensi 5 tahun

yang lalu tensi tertinggi pasien mencapai 220/150 mmhg. Kala itu pasien masih aktif

bekerja sebagai mandor kuli pembangunan jalan tol.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-6


3. Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat Hipertensi : (+) ±5th

- Riwayat Asma : Disangkal

- Riwayat Alergi Obat : Disangkal

- Riwayat Saki Jantung : Disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat Hipertensi : Bapak (+)

- Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

Pasien sejak 7 tahun yang lalu hobi bermain game di Facebook

hingga sekarang yang semakin dipermudah dengan smart phone dan

menurut pengakuan keluarga pasien sering ngomel- ngomel apabila kalah

dalam permainan pasien juga sering sekali tidur larut malam.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien memiliki dua anak, 1 orang anaknya telah menikah danpasien

tinggal di rumah bersama Istrinya dan anak bungsunyamasih magang di

manado. Pasien setelah pensiun fokus untuk berkebun di halaman rumahnya.

Istri pasien bekerja sebagai katering makanan untuk menambah pemasukan.

7. Riwayat Gizi

Pasien untuk makan sehari-harinya biasanya teratur biasanya 2-3 kali

dengan porsi 1 piring kadang 2 piring. Pasien suka memakan sayur-

sayuran. Kadang pasien makan lauk pauk seperti telur dan tahu- tempe.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-7


Pasien sering makan daging , ikan laut dan paling suka gorengan dan

dominan asin, pasien tidak menerapkan pola diet makanan rendah garam.

Pasien juga merasa mudah lapar. Pasien jarang mengkonsumsi air putih.

8. Riwayat Pengobatan

Amlodipin 1 x 5mg

Furosemid 1x5mg

Pasien minum obat teratur dan kontrol teratur kepuskesmas saat obat habis

9. Anamnesa Sistem

1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)

2. Kepala : sakit kepala (+) bagian belakang , pusing bliur (-),

rambut kepala tidak rontok, luka pada kepala (-),

benjolan/borok di kepala (-)

3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan

kabur (-)

4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (+) saat terpapar panas.

5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan (-)

6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (-)

7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)

8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-),batuk darah (-)

9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-8


10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun (-

), nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan

11. Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna kuning jernih dan

jumlah biasa tak berbuih.

12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)

Babinski : -/-

Chaddock : -/-

Psikiatrik : emosi stabil (+), mudah marah (+) pengakuan

keluarga

13. Muskuloskeletal : kaku dan nyeri sendi lutut (+), nyeri tangan dan kaki

(+), nyeri otot (+) Pundak kanan

14. Ekstremitas : Atas :kanan : bengkak (-), sakit (-)

Kiri : bengkak (-), sakit (-)

Bawah : Kanan :bengkak (-), sakit (-)

Kiri : bengkak (-), sakit (-)

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS 456), status gizi kesan

cukup.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H-9


2. Tanda Vital dan Status

Gizi

a. Tanda Vital

Nadi : 105x/menit, regular, sis cukup, simetris

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,60C

Tensi : 180/90 mmHg

b. Status gizi :

BB : 57 kg

TB : 155 cm

IMT : BB/TB2 = 57/2.6 = 21

BMI< 18,5 = Kurang

BMI 18,5 – 23,9 = Normal

BMI 25 – 26,9 = Gemuk (gizi lebih)

BMI ≥27 = Obesitas

Status Gizi = Normal

Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak

mudah

dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-),

nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 10


4. Mata

Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),

reflek kornea (+/+), wama kelopak (coklat kekitaman), katarak (-/-),

radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)

5. Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),

hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi

lidah hiperemis (-), tremor (-)

6. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (+), cuping

telinga dalam batas normal

7. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

8. Leher

Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe

(-), lesi pada kulit (-), muscle spasm (+)

9. Thoraks

Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)

 Cor :

P: batas kiri atas : ICS U 1 cm lateral LPSS

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 11


batas kanan atas : ICS II LPSD

batas kiri bawah : ICS V 1 cm lateral LMCS

batas kanan bawah : ICS IV LPSD

batas jantung kesan tidak melebar

A: BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)

 Pulmo : Statis (depan dan belakang)

I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kiri sama dengan kanan

P : sonor/sonor

A: suara dasar vesikuler (+/+)

suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)

Dinamis (depan dan belakang)

11. Abdomen

I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)

A : BU (+) normal

P : soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

P : tympani seluruh lapang perut

12. Sistem Collumna Vertebralis

I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 12


P : NKCV(-)

13. Ektremitas: palmar eritema (-/-)

akral dingin oedem

- -

14. Sistem genetalia: tidak dilakukan

15. Pemeriksaan Kaku Kuduk :

a. Meningeal Sign :

Kaku kuduk, Lasseque, Kernique dan Brudzinky (-)

b. Nervus Cranialis :

- N I : Normosmia dextra sinistra

- N II : Visus > 6/60 ODS, lapang pandang ODS baik

- N III, N IV, N VI : Tidak ada diplopia dan strabismus, pergerakan

bola mata ke segala arah baik, pupil bulat isokor diameter

3mm/3mm, refleks cahaya (+/+)

- N V : Trismus (-)

- N VII : Kerutan dahi simetris, menutup mata simetris, lipatan

nasolabil asimetris, sudut bibir asimetris (parese N VII tipe sentral)

- N VIII : Pendengaran baik

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 13


- N IX : Disfagia (-) Disfonia (-) Reflex muntah normal

- N X, N XI : Kekuatan muskulus sternocleidomastoideus simetris,

kekuatan muskulus trapezius simetris.

- N XII : Dysarthria (-), deviasi lidah (-), atrofi lidah (-)\

c. Motorik :

Palpasi otot : Nyeri otot (-) Konfraktur (-) Atropi (-


) Tonus otot :Normotonus Normotonus

Normotonus Normotonus

Kekuatan otot :

5 5
5 5

d. Reflek Fisiologis :
BPR (+2/+2) , TPR (+2/+2), KPR (+2/+2), APR (+2/+2)

Refleks Patologis :

Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Openheim (-/-), Gordon (-/-),

Gonda (-/-), Schaefer (-/-), Rosolimo (-/-), M Bechtrew (-/-),

Stransky (-/-), Hoffman (-/-), Trommer (-/-)

e. Sensorik/ Sensibilitas :

Eksteroseptif : Nyeri (+/+), suhu (+/+), taktil (+/+)

Proprioseptif : Rasa gerak sikap (+/+), rasa getar (+/+)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 14


f. Fungsi otonom :

Dalam batas normal

16. Pemeriksaan Psikis

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek : appropriat

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : bentuk :realistik

isi : waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)

arus : koheren

Insight : baik

A. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah lengkap : tidak dilakukan

2. Pemeriksaan gula darah puasa: 108 mg/dL

3. Pemeriksaan asam urat : 8.9mg/ dL

4. Pemeriksaan EKG : tidak dilakukan

5. Pemeriksaan rontgen thoraks :tidak dilakukan

B. Resume

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 15


Seorang pria usia 59 tahun dengen keluhan utama nyeri kepala sejak 2 hari yang

lalu . Nyeri kepala cekot-cekot bersifat kambuh kambuhan, memberat saat aktifitas

dan membaik saat istirahat. Pasien juga mengeluh sering mimisan. Mimisan

terakhir adalah kemarin siang sebelum kunjungan. Mimisan muncul apabila pasien

terpapar panas matahari terlalu lama. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada semua

sendi, nyeri seperti di tusuk – tusuk jarum di rasakan terutama saat sholat. Menurut

pengakuan keluarga pasien mudah emosi dan suka begadang. Kebiasaan makan

pasien suka goreng gorengan dan makanan yang cenderung asin. Dari pemeriksaan

fisik ditemukan tanda vital dengan tensi 180/90 , Nadi 108 x/ menit, kadar asam urat

8,9 mg/dl

Diagnosis Biofisik : Hipertensi stage 2 dengan komplikasi epistaxis + Gout

Atrithis

Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya :

1. Penyakitnya tidak begitu mengganggu aktivitas sehari-hari

2. Kondisi lingkungan dan rumah yang kurang bersih dan teratur.

F. Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan penderita adalah:

1. Non Medika mentosa

a. Pasien dianjurkan untuk menjaga pola makan dengan membatasi

konsumsi garam sebanyak 2 gr/hari atau sekitar 1 sendok teh selama

sehari hal tersebut dapat deterapkan dengan cara memasakkan

makanan untuk Tn.D tanpa garam dan menyajikan garam sebanyak 1

sendok makan di meja makan sehingga Tn,D dapat mengambilnya

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 16


sendiri, diet tinggi serat, dan membatasi makanan yang berasam urat

tinggi, seperti gorengan, seafood, daging kambing, gajih, makanan

asin-asin dan MSG atau vetsin.

b. Pasien dianjurkan untuk minum rutin obat darah tinggi serta

melakukan kontrol tekanan darah minimal setiap 1x/bulanbila obat

akan habis atau bila ada keluhan untuk dilakukan evaluasi terhadap

terapi yang akan diberikan.

c. Menambah aktifitas olahraga yang mendapat kontak langsung dengan

sinar matahari pagi dengan cara memindahkan sepeda statis yang

dimiliki Tn.D ke halaman rumah.

Diharapkan penderita dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan

melakukan olah raga di kondisi udara terbaik ( saat pagi hari).

d. Mengurangi stress tertentu akibat game yang di mainkan dan

menghindari begadang.

e. Diharapkan penderita mendapat motivasi yang adekuat dari keluarga

untuk kesembuhan penderita salah satunya dengan cara lebih banyak

memberikan perhatian dan diajak tinggal dengan anaknya terdekat.

serta motivasi spiritual agar lebih mendekatkan diri kepada Allah

SWT.

2. Medikamentosa

Pendekatan terapeutik

a. Asam Mefenamat 3 x 500 mg bila nyeri kepala

b. Amlodipin 1 x 10 mg (malam) selama 1 minggu, kontrol.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 17


c. Furosemid 1 x 20mg pagi

d. Allopurinol 1 x 300mg malam

e. Penggunaan obat kombinasi dari ACE inhibitor, Beta Blocker, Calsium

Chanel Blocker, Diuretik.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 18


BAB III

PENGELOLAAN PASIEN

(PATIENT MANAGEMENT)

A. Patient Centered Management

1. Medikamentosa

Pendekatan terapeutik

a. Amlodipin 1 x 10 mg (malam) selama 1 minggu, kontrol.

b. Furosemid 1x20mg pagi

c. Allopurinol 1x300mg malam

d. Asam Mefenamat 3x500mg

2. Non medikamentosa

a. Pasien dianjurkan untuk menjaga pola makan dengan membatasi

konsumsi garam sebanyak 2 gr/hari atau sekitar setengah sendok teh

dalam sehari, diit tinggi serat, dan menghindari makanan yang

berasam urat tinggi, seperti gorengan, seafood, daging kambing, gajih,

makanan asin-asin dan MSG atau vetsin.

b. Pasien dianjurkan untuk minum rutin obat darah tingginya serta

melakukan kontrol tekanan darah setiap 1x/bulan dan saat obat habis.

c. Menambah aktifitas olahraga yang mendapat kontak langsung dengan

sinar matahari pagi

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 19


d. Diharapkan penderita dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan

melakukan olah raga ringan saat kondisi udara terbaik seperti jalan

pagi hari di lingkungan dekat rumahnya sekitar minimal 30-45

menit/hari sebanya 3-4x/minggu..

e. Mengurangi stress tertentu akibat game yang di mainkan dan

menghindari begadang

f. Diharapkan penderita mendapat motivasi yang adekuat dari keluarga

untuk kesembuhan penderita salah satunya dengan cara lebih banyak

memberikan perhatian dan diajak tinggal dengan anaknya terdekat.

3. Rencana promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien

dankeluarga

Pasien diberi nasehat bahwa hipertensi ini dapat mengakibatkan

kerusakan organ jika tidak terkontrol dan diobati dengan tepat. Salah

satunya dapat mengakibatkan stroke.Oleh karena itu pasien dianjurkan :

Mengatur pola makanan dan diet rendah garam ( 2 gram/ hari atau

sekitar 1 sendok kecil tiap hari ) dan tinggi serat berupa sayur-sayuran

atau buah-buahan, hal ini sesuai kemampuan pasien, tidak harus mahal

sayur-sayuran murah yang biasa oleh pedagang bakul. Pola

makananyang sehat sesuai dengankebutuhan tubuh, menghindari

makanan berkolesterol.

Menambah Aktivitas fisik dan olahraga saat kondisi udara terbaik

seperti berjalan-jalan pagi hari di sekitar rumah minimal 30 – 45

menit/ hari sebanya 3-4 x/minggu dan membersihkan rumah.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 20


Harus menggunakan obat-obat anti hipertensi secara teratur.

Kontrol tekanan darah ke sarana kesehatan terdekat yaitu ke

puskesmas Sukodono.

Tidak stres fisik maupun psikologis (banyak pikiran) dalam

mengahadapi suatu masalah dengan pendekatan spiritual dengan cara

lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4. Rencana edukasi penyakit kepada pasien dan keluraga

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit hipertensi (darah

tinggi) pada pasien adalah golongan penyakit yang dapat ditemukan pada

75% menjelang lansia. Dimana darah tinggi ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu usia, konsumsi garam berlebih, kurangnya aktifitas

fisik, perilaku hidup pasien dan tingkat stres pasien atau pikiran yang

banyak, dan riwayat keluarga.

Pada penderita hipertensi penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup terutama pola makan dan

aktivitas fisik. Pengontrolan tekanan darah adalah menjadi kunci program

pengobatan yaitu dengan diet garam, berolahraga, mengurangi stres dan

cukup istirahat. Jika hal ini mencapai hasil yang diharapkan maka dapat

mengontrol tekanan darah. Pengobatan pasien dalam menurunkan tekanan

darah haruslah dilakukan sedini mungkin untuk mencegah kerusakan

organ.

B. Prevensi Kejadian Hipertensi Untuk Anggota Keluarga Dan Masyarakat

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 21


Pada prinsipnya secara umum pencegahan kejadian hipertensi primer ini

hanya menghindari faktor-faktor predisposisi dan memperbaiki pola hidup

yang sehat dan seimbang. Dimana hipertensi primer merupakan 90 % dari

semua kasus yang ada. Adanya riwayat keluarga yang mengalami hipertensi

haruslah menjadi suatu perhatian yang penting bagi anggota keluarga.

Adapun faktor-faktor predisposisi hipertensi itu sebagai berikut

1. Genetik atau keturunan

Ayah pasien mengalami hipertensi dan meninggal karena sakit stroke yang

mana ini menjadi salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi pada

keturunannya. Pasien ini mempunyai dua orang anak, dimana faktor genetik

kejadian hipertensi terhadap anaknya kemungkinannya ada, sehingga perlu

kiranya memberikan pendidikan kesehatan terhadap anak-anak pasien tersebut

unytuk menjaga pola hidup sehat dan seimbang sedini mungkin.

2. Pola hidup

Pola hidup yang dimaksud disini adalah kesimbangan antara pemenuhan

kebutuhan fisik sesuai kebutuhan, misalnya makan tidak berlebihan,

penggunaan garam tidak berlebihan, aktivitas fisik tidak terlalu diforsir,

olahraga yang teratur, tidak minum alkohol dan obat-obatan terlarang serta lain

sebagainya.

3. Adanya resiko penyakit kardiovaskuler

Adapun beberapa resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler antara lain

keturunan, merokok, dislipidemia, usia tua lebih 59 tahun, kegemukan, kurang

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 22


olah raga atau bahkan tidak pernah olahraga serta adanya riwayat kencing

manis.

4. Pemakian obat-obat yang meningkatkan tekanan darah.

Hindari penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau tanpa petunjuk

dokter seperti kortikosteroid (yang paling sering dexametasone), obat flu yang

isinya pseudo efedrin, dan obat-obat antidepresan. Sehingga apabila keluarga

sakit hendaknya berobat ke dokter atau ke puskesmas terdekat.

5. Kegemukan

Kegemukan atau berat badan lebih akan meningkatkan terjadinya

kencing manis dan atau hipertensi, sehingga kesimbangan asupan makanan

dan keteraturan olahraga serta penimbangan berat badan secara periodik di

puskesmas akan mencegah terjadinya kegemukan terutama pada usia tua.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 23


BAB IV

HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUNGAN

A. FAKTOR KELUARGA

1. Struktur Keluarga

Keluarga Tn D termasuk keluarga nuclear dimana yang dominan dan

memegang kekuasaan dalam keluarga adalah Tn D sendiri.

2. Bentuk Keluarga

Alamat lengkap : Dsn. Dungus wetan RT 12 / RW 03 Kecamatan

Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Bentuk Keluarga : Nuclear family

Diagram 1. Genogram Keluarga Tn. D

Dibuat tanggal 2 Februari 2019

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 24


Sumber informasi : Informasi dari Tn. D
Keterangan :

Laki laki Meninggal

Perempuan Pasien hipertensi

Keluarga pasien dengan


hipertensi

1. Pola Interaksi Keluarga

Anak laki laki 1

Anak Laki Laki 2

Suami (pasien) Istri

Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik Hubungan antara Tn. D dan keluarganya

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 25


.

Pertanyaan Sirkuler

1. Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh keluarganya ?

Jawab :

keluarga pasien langsung mengantarkan pasien berobat ke puskesmas dan rutin

melakukan kontrol terhadap kesehatan pasien

2. Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?

Jawab:

Ikut mendukung dan membantu apa yang telah diputuskan. Serta selalu

mengantarkan pasien ke puskesmas untuk kontrol.

3. Jika butuh dirawat inap, izin siapa yang dibutuhkan?

Jawab:

Dibutuhkan izin dari istri pasien sebagai pendamping .Namun pasien sendiri

tidak menginginkan untuk rawat inap.

4. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan pasien?

Jawab:

Anggota keluarga yang terdekat dengan pasien adalah istrinya.

5. Selanjutnya siapa?

Jawab:

Selanjutnya adalah anak pasien.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 26


6. Siapa yang secara emosional jauh dari pasien?

Jawab: anak pertama yang sudah berkeluarga.

7. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?

Jawab:

Istri dan anak pasien selalu tidak setuju dengan pasien apabila hal tersebut

dapat mengganggu kesehatan pasien.

8. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?

Jawab :

Tidak ada.Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju

apabila hal tersebut negatif dan dan mengganggu kesehatan keluarganya

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 27


B. PENYAKIT KARENA FAKTOR GENETIK

Dari informasi tn. D diperoleh keterang bahwa pasien menderita hipertensi

karena menurun dari mendiang ayah kandung pasien.

C. FUNGSI KELUARGA

1. APGAR SCORE (SESUAIKAN DENGAN SUPRIANA, 2010)

a. ADAPTATION

Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu

pertama kali membicarakannya kepada istri dan kedua anaknya dan

mengungkapkan apa yang diinginkannya dan menjadi keluhannya.

Dukungan dari keluarga kepadanya sangat memberinya motivasi untuk

sembuh dan teratur minum obat.

Tabel IV.1: APGAR tentang Adaptation (Pernyataan Anggota Keluarga thd


Keadaan dan Perilaku Tn.D)
No. Pernyataan anggota keluarga thd keadaan dan perilaku Tn. Ya Ka- Tdk
D. dang2
1. Ikhlas menerima atas beban akibat Tn. D sakit hipertensi √
2 Memotivasi Tn. D dalam hal mengurangi stres yang √
belebihan.
3 Memotivasi Tn. D dalam hal mengatur frekuensi makan. √
4 Memotivasi Tn. D dalam beraktivitas fisik. √
5 Mengingatkan Tn. D. untuk rutin minum obat √
6 Memotivasi Tn. D bila waktunya kontrol ke yankes. √
7 Bersedia mengantar Tn. D untuk kontrol ke yankes √
8 Menerima bila Tn. D mengeluh karena makanan dibatasi
9 Tidak menerima keluhan bila Tn. D bosan minum obat. √
10 Tidak menerima keluhan saat Tn. D malas beraktivitas fisik √
Skor total 10 4
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =14 diberi nilai 1artinya anggota keluarga kurang menerima keluhan
Tn. D. (Nilai Adaptation = 1) (masukkan ke Tabel IV.6)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 28


b. PARTNERSHIP

Tn. D hanya sebagai kepala rumah tangga yang setiap harinya

beraktivitas merawat kebun di sebelah rumah, selain itu hubungan

dengan keluarga sangat harmonis dan hubungan dengan masyarakat

disekitar rumah juga harmonis.

Tabel IV.2: APGAR tentang Partnership (Pernyataan Kesepakatan Bersama


antar Anggota Keluarga terhadap Perilaku Tn. D)
No. Pernyataan harmonisasi (kesepakatan bersama) antar anggota Ya Ka- Tdk
keluarga terhadap perilaku Tn. D. dang2
1. Keluarga sepakat atas beban akibat Tn. D sakit hipertensi √
2 Kesepakatan bia Tn. D tidak mampu mengurangi stres yang √
belebihan.
3 Kesepakatan bila Tn. D tidak bisa mengatur frekuensi makan. √
4 Kesepakatan bila Tn. D tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Kesepakatan bila Tn. D. tidak rutin minum obat √
6 Kesepakatan bila Tn. D malas kontrol ke yankes. √
7 Kesepakatan bila Tn. D tdak kontrol ke yankes √
8 Kesepakatan bila Tn. D mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Kesepakatan bila Tn. D bosan minum obat. √
10 Kesepakatan bila Tn. D malas beraktivitas fisik √
Skor total 20
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap harmonis menghadapi perilaku Tn.
D. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel IV.6)

c. GROWTH

Tn. D sadar dengan penyakit yang dideritanya dan harus

bersabar dalam menghadapi penyakitnys awalaupun kadang

menganggunya terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Tabel IV.3: APGAR tentang Growth (Pernyataan Kedewasaan/ kesabaran


Anggota Keluarga terhadap Perilaku Tn. D).
No. Pernyataan kedewasaan/kesabaran anggota keluarga terhadap Ya Ka- Tdk
perilaku Tn. D. dang2

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 29


1. Tidak terganggu atas beban akibat Tn. D sakit hipertensi √
2 Memahami saat Tn. D tidak mampu mengurangi stres yang √
belebihan.
3 Memahami saat Tn. D tidak bisa mengatur frekuensi makan. √
4 Memahami saat Tn. D tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Memahami saat Tn. D. tidak rutin minum obat √
6 Memahami saat Tn. D malas kontrol ke yankes. √
7 Memahami saat Tn. D tidak kontrol ke yankes √
8 Memahami saat Tn. D mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Memahami saat Tn. D bosan minum obat. √
10 Memahami saat Tn. D menolak anjuran beraktivitas fisik √
Skor total 6 4 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (sabar) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang sabar) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sabar) (<60%)
Skor total = 10 diberi nilai = 1 artinya keluarga kurang sabar menghadapi perilaku Tn.
D. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel IV.6)

d. AFFECTION

Tn. D merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan

keluarga cukup baik.Ia menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.

Tabel IV.4: APGAR tentang Affection (Pernyataan Kasih Sayang Anggota


Keluarga terhadap Perilaku Tn. D).
No. Pernyataan kasih sayang anggota keluarga terhadap perilaku Tn. D. Ya Ka- Tdk
dang2
1. Sering menghibur atas keluhan akibat Tn. D sakit hipertensi √
2 Sering menasihati bila Tn. D tidak mampu mengurangi stres yang √
belebihan.
3 Sering menasihati bila Tn. D tidak bisa mengatur frekuensi makan. √
4 Sering mengingatkan dan mendorong bila Tn. D tidak rajin √
beraktivitas fisik.
5 Sering mengingatkan bila Tn. D. tidak rutin minum obat √
6 Sering mengingatkan bila Tn. D malas kontrol ke yankes. √
7 Sering mengingatkan Tn. D bila sudah waktunya kontrol ke yankes √
8 Sering menasihati bila Tn. D mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Sering mengingatkan bila Tn. D bosan minum obat. √
10 Sering memotivasi dan mendorong saat Tn. D malas beraktivitas √
fisik
Skor total 20 0 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (kasih sayang) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang kasih sayang) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sayang) (<60%)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap kasih dan sayang menghadapi
perilaku Tn. D. (berilah nilai affection = 2 pada Tabel IV.6)

e. RESOLVE

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 30


Tn. D merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang

ia dapatkan dari semua anggota keluarganya, meskipun jarang bertemu

anaknya yang sudah berkeluarga dan mempunyai tempat tinggal

masing-masing, tetapi komunikasi via telepon tetap terjalin.Namun

saat

ini masih ada istri dan anak bungsu nya yang tinggal bersamanya.

Tabel IV.5: APGAR tentang Resolve (Pernyataan Anggota Keluarga tentang


Kebersamaan dalam Membantu Mengatasi Penyakit Tn. D).
No. Pernyataan anggota keluarga tentang kebersamaan dalam Ya Ka- Tdk
membantu mengatasi penyakit Tn. D. dang2
1. Saling membantu dalam mengatasi beban akibat Tn. D sakit √
hipertensi
2 Saling mengingatkan bila Tn. D tidak mengurangi stres yang √
belebihan.
3 Saling mengingatkan bila Tn. D tidak bisa mengatur √
frekuensi makan.
4 Saling mengingatkan dan mendorong bila Tn. D tidak rajin √
beraktivitas fisik.
5 Saling mengingatkan bila Tn. D. tidak rutin minum obat √
6 Saling mengingatkan bila Tn. D malas kontrol ke yankes. √
7 Saling mengingatkan bila Tn. D sudah waktunya kontrol ke √
yankes
8 Saling menasihati bila Tn. D mengeluh karena makanan √
dibatasi
9 Saling mengingatkan bila Tn. D bosan minum obat. √
10 Saling mendorong bila Tn. D malas beraktivitas fisik √
Skor total 20 0 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap harmonis menghadapi
perilaku Tn. D. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel IV.6)

Tabel IV.6: Temuan dan Nilai Fungsi Keluarga Tn. D menurut Metode APGAR.
Score
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0

Bagaimana dukugan Saya puas bahwa saya bisa

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 31


dari keluarga apabila cerita ke keluarga saya bila
saya menghadapi masalah
ada salah seorang
anggota keluarga
mengalami masalah,
Adaptation Y
terutama untuk masalah
kesehatan. Adakah
saling keterbukaan di
dalam keluarga tersebut
(Notoatmodjo, 2003).

Komunikasi yang Saya puas dengan cara


terjalin antara anggota keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan
keluarga. Apakah pada
Sat saya
saat salah u anggota
keluarga memiliki

Partnership masalah, terutama Y


untuk masalah
kesehatan, didiskusikan
bersama bagaimana
Pemecahannya
(Notoatmodjo, 2003).

Apakah keluarga Saya kurang dengan cara


Growth Y
tersebut dapat keluarga saya menerimadan

memenuhi kebutuhan- mendukung keinginan saya


Kebutuhannya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang
(Notoatmodjo,2003).

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 32


baru

Hubungan kasih sayang Saya puas dengan cara


dan interaksi antar keluarga saya
anggota keluarga
mengekspresikan kasih
Affection (Notoatmodjo, 2003).
sayangnya dan merespon Y
emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll

Kepuasan di dalam Saya puas dengan


keluarga akan waktu carakeluarga saya dansaya
membagi waktu bersama-
dan kebersamaan yang
sama walaupun mereka
diluangkan oleh
Resolve Y
masing-masing anggota
keluarga bagi
Keluarganya
(Notoatmodjo, 2003).

Total Score 8

Total poin = 10 fungsi keluarga dalam keadaan baik

Total poin dari APGAR keluarga Ny. D dan Tn. D adalah 8. Hal ini

menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Tn. D dan

keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga

tersebut terjalin baik.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 33


2. SCREEM

SUMBER PATHOLOGY KET

Sosial Hubangan interaksi sosial antar anggota _

keluarga dan juga dengan saudara terjalin

dengan baik dan hubungan mereka dalam

masyarakat cukup baik meskipun banyak

keterbatasan.

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya _

baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan

sehari-hari baik dalam keluarga maupun di

lingkungan, banyak tradisi budaya yang

masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara

yangbersifathajatan,sunatan,dll.

Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan

Kesopanan

Religius –

Agama menawarkan Pemahaman agama cukup baik. Sholat 5

pengalaman spiritual yang waktu di jalani dengan baik. Dan setiap

baik untuk ketenangan sholat sebisa mungkin mereka sholat

individu yang tidak bersama.

didapatkan dari yang lain.

Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah +

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 34


ke bawah, untuk kebutuhan primer bisa

terpenuhi dan mampu mencukupi kebutuhan

SUMBER PATHOLOGY KET

sekunder tanpa mengabaikan skala prioritas

kebutuhan sehari-hari.

Edukasi Pendidikan anggota keluarga yang masih +

rendah (lulus SD).

Medical Mampu menggunakan pelayanan kesehatan _

Pelayanan kesehatan yang memadai. Dalam mencari pelayanan

puskesmas memberikan kesehatan keluarga ini biasanya

perhatian khusus terhadap menggunakan Puskesmas Sukodono

kasus pasien
.

Kesimpulan :
Pasien dan keluarga mempunyai masalah dalam fungsi

patologis yang meliputi: ekonomi (terbatasnya gaji pensiun

menyebabkan mencari pekerjaan tambahan), dan edukasi (pendidikan

istri kurang). Keterbatasan ekonomi dan edukasi berpengaruh dalam

menghadapi penyakit.

C. FAKTOR LINGKUNGAN

1. LINGKUNGAN

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 35


a. Lingkungan Sekitar

Daerah dusun ini merupakan daerah dataran rendah dengan

Ketinggian tanah dari permukaan laut yaitu 7 M. Dusun Dungus sendiri

merupakan bagian dari desa Sukodono yang terdiri dari 12 RT dan 4 RW.

b. Gambar Lingkungan Rumah

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 7,5 x

6mdimana di depannya terdapat gang sempit. Deskripsi rumah pasien

terdiri dari teras berukuran 1x3m, ruang tamu yang juga sekaligus

sebagai ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi

yang memiliki fasilitas jamban. Pencahayaan di kamar tidur kurang,

sedangkan pencahayaan di ruang tamu cukup.Ventilasi kurang

memadai karena di kamar tidur hanya terdapat satu jendela kecil.

Lantai rumah seluruhnya terdiri dari keramik.Atap rumah

tersusun dari plafon.Dinding rumah dibagian ruang tamu, kamar tidur,

dapur dan kamar mandi terbuat dari tembok dan dicat.Perabotan rumah

tangga tampak kurang memadai.Sumber airuntuk kebutuhan sehari-

harinya keluarga ini menggunakan sumur di sebelah rumah.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 36


c. Denah Rumah

C F Keterangan :
D
B A : Ruang tamu

B : Kamar tidur

B
C : Kamar mandi

D : Dapur
A
E : Teras

F : Gudang
E

2. AKSES PELAYANAN KESEHATAN

Jarak antara rumah pasien dengan pelayanan kesehatan

(Puskesmas) tergolong dekat.

3. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

KELUARGA

a. Faktor Perilaku

Tn. D adalah seorang ayah dengan dua orang anak dimana

sehari-hari pasien hanya di rumah saja karena telah pensiun. Istri

pasien bekerja sebagai katering.2 orang anak pasien sudah menikah

dan sudah tidak tinggal dengan pasien lagi, sedangkan anak bungsu

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 37


masih tinggal serumah dengan pasien yang saat inisedang magang di

Manado.

Hubungan pasien dalam keluarga cukup rukun.Istri dan

anaknya selalu memberikan perhatian kepada pasien.Untuk

perekonomian pasien dibantu oleh anaknya.

b. Faktor Non Perilaku

Dipandang dari segi ekonomi, pasien ini termasuk keluarga

ekonomi menengah ke bawah. Pasien ini sumber penghasilannya dari

istri dan dibantu oleh anaknya yang sudah bekerja untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga.

Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai karena belum

memenuhi dalam pemenuhan standar kesehatan.Pencahayaan ruangan

kurang, ventilasi kurang terutama di kamar tidur, dan terdapat fasilitas

MCK bagi keluarga namun kurang memenuhi syarat. Sampah keluarga

dibuang ditempat pembuangan sampah yang terletak beberapa meter

dari rumah dan merupakan pembuangan sampah untuk beberapa

kepala keluarga. Pembuangan limbah keluarga sudah memenuhi

sanitasi lingkungan karena limbah keluarga dialirkan ke septic tank di

belakang rumah yang jaraknya sudah jauh dari sumur yang ada.

Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit,

Puskesmas Sukodono.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 38


BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang terdapat

dalam “bentuk keluarga”, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi informasi penyakit

genetik, fisiologi keluarga (metode APGAR), patologi lingkungan keluarga (metode

SCREEM) maupun faktor-faktor risiko tentang faktor perilaku, faktor lingkungan (fisik,

sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan kesehatan,maka dapat dirumuskan sebagai temuan

masalah yang terkait dengan Tn. D dan keluarga serta masyarakat sekitar yang kemudian

divisualisasikan dalam bentuk diagram Blum(Lihat Gambar IV.1).

A. Temuan Masalah

1. Masalah aktif :

a. Hipertensi

b. Komplikasi Epistaksis

c. Gout arthritis

d. Tn D memiliki kegemaran makanan asin, gorengan, kacang kacangan.

e. Tn. D yang kadang kadang susah mengendalikan emosi

f. Kurangnya waktu istirahat Tn D karena game

g. Pola perilaku Tn D dapat mempercepat terjadinya komplikasi penyakitnya.

2. Faktor Perilaku:

a. Pola makan Tn D yang tidak sesuai anjuran

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 39


b. Tingginya aktifitas keseharian Tn , D

c. Game yang menyita waktu istirahat Tn D

3. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan fisik

Sanitasi rumah yang belum baik

b. Lingkungan sosial/budaya

1) Kondisi sosial ekonomi menengah kebawah

2) Tingkat pendidikan yang rendah

3) Pola hidup sehat belum membudaya ditengah masyarakat

4. Faktor pelayanan kesehatan

a. Kurang optimalnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien

b. Kurang optimalnya monitoring dan evaluasi terhadap pasien Hipertensi dan

komplikasinya

c. Kurang optimalnya kunjungan rumah

d. Kurang optimalnya komunikasi nakes dan pasien

e. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan

5. Faktor genetik

Berasal dari ayah kandung pasien. Menurut pasien ayah pasien mengalami

gejala darah tinggi yang sama dan meninggal karena terseranhg stroke, untuk

menentukan hubungan dari berbagai temuan permasalahan tersebut di atas dapat

dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu menggunakan Konsep Blum (Gambar IV.1)

dan pendekatan melalui Konsep Fish bone. Kedua pendekaatan ini sama saja yaitu

memecahkan masalah dari penyakit Hipertensi dan Gout Arthritis dari Tn D.

Masalah yang dihadapi oleh Tn D adalah “Bagaimana mengendalikan dan

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 40


mencegah terjadinya komplikasi penyakit Hipertensi dan gout arthritis Tn.

D?”

B. Analisis Permasalahan Kesehatan Pasien

Diagram 1. Konsep Derajat Kesehatan Menurut H.L Blum

Faktor Genetik
ayah pasien mempunyai
Faktor Perilaku
riwayat hipertensi
Kurangnya

pengetahuan tentang
Faktor Pelayanan
Hipertensi dan
PASIEN Kesehatan
Komplikasinya

Hobi begadang, Tn. D (59 Tahun) KIE terhadap pasien

pola makan salah kurang dapat

dipahami pasien
Emosi pasien yang
Mudah marah
Faktor Lingkungan
Kondisi sosial ekonomi
menengah kebawah

Kebersihan masih perlu


ditingkatkan

Gambar V.1: Diagram Faktor Risiko Penyakit Hipertensi dari Tn D (Modifikasi


Diagram Blum

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 41


Berdasarkan konsep Blum diatas, faktor dari genetik, perilaku dan

pelayanan kesahatan yang menjadi faktor penyebab terjadinya hipertensi

pada pasien ini. Dari segi keturunan merupakan faktor yang tidak bisa

dirubah, namun dari segi perlaku pasien yang suka begadang dan

emosional hal ini lah menjadi perhatian utama, konsep bahwa hipertensi

bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi merupakan fokus utama

pada pasien memiliki keinginan untuk dapat terus menerus

memperhatikan kondisi tekanan darahnya.

Dari segi pelayanan kesehatan, edukasi bahwa pasien harus

istirahat cukup dan untuk selalu tenang dan menghindar dari stressor

merupakan hal penting, karena sarana edukasi mengenai kondisi yang

dialami pasien berasal dari dokter pemeriksa. Hal ini dilaksanakan agar

timbul kepercayaan yang kuat terhadap dokter dan sikap optimis terhadap

perbaikan kondisi pasien.

C. Pembahasan

Teknik pembahasan dapat dilakukan dengan cara membuat rumusan rangkaian kegiatan
pemecahan masalah secara holistik dan komprehensif. Dengan rangkaian kegiatan tersebut
secara menyeluruh dapat memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam diagram
Blum. Sebagai contoh rumusan rangkaian kegiatan pemecahan masalah secara holistik dan
komprehensif (dari faktor risiko Ny. S) misalnya melalui kegiatan:
1. Mengatur pola hidup untuk mencegah komplikasi Hipertensi dengan Urisemia;
2. Mengendalikan penyakit Hipertensi;
3. Edukasi keluarga Tn. D dan keluarga tentang penyakit Hipertensi
4. Edukasi masyarakat tentang penyakit Hipertensi.
Dengan membahas 4 kegiatan tersebut maka masalah yang terkait dengan penyakit Tn D,
keluarga dan masyarakat sekitar dapat teratasi secara holistik dan komprehensif.

Dalam mengatasi masalah Tn. D (59) dengan status sebagai pasien Hipertensi yang

tinggal di tengah-tengah masyarakat Desa Dungus Kecamatan Sukodono, Kabupaten

Sidoarjo dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 42


1. Mengatur Pola Hidup Tn. D

Pola hidup dapat dikatakan sebagai suatu model yang menjadi kebiasaan yang

dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari seperti pola makan, pola

mengalokasikan waktu dan pola melakukan kegiatan fisik.

a. Pola makan Tn. D

Pola makan berkenaan dengan jenis, proporsi dan kombinasi makanan yang

dimakan. Makanan cepat saji (umumnya kaya akan karbohidrat, lemak dan asam

urat) berkontribusi terhadap peningkatan indeks massa tubuh (IMT) sehingga

seseorang dapat menjadi obesitas dan Gout arthritis. (Jayanti, 2017). Diet rendah

garam juga perlu dilakukan untuk menjaga kestabilan tekanan darah pasien.

Kelompok Gout arthritis memiliki resiko lebih tinggi untuk kerusakan

ginjal(Trisnawati dan Setyorogo, 2013).

Untuk mencegah terjadinya obesitas, hipertensi dan peningkatan kadar asam

urat darah perlu mengubah pola makan dengan mengurangi asupan garam dan

proporsi yang seimbang antara karbohidrat protein dan lemak serta kaya akan serat,

sayur dan mineral merupakan salah satu cara dalam menata pola makan yang

seimbang.

b. Aktivitas fisik/bekerja Tn.D

Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi otot untuk

menghasilkan energi ekspenditur. Untuk menjaga kesehatan tubuh dibutuhkan

aktifitas fisik yang sedang atau bertenaga serta dilakukan hingga kurang lebih 30

menit setiap harinya dalam seminggu. Penurunan berat badan atau pencegahan

peninglcatan berat badan dapat dilakukan dengan beraktifitas fisik sekitar 60 menit

dalam sehari (Jayanti, 2017). Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 43


meningkatkan prevalensi terjadinya obesitas karena orang-orang yang kurang aktif

memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi

(Humayrah, 2009).

Untuk pasien ini memiliki aktifitas yang terlalu tinggi ini baik untuk kesehatan

jantung pasien karena selalu terpelihara, namun akan berbanding terbalik dengan

kerusakan sendi di karenakan tinggunya kadar asam urat dalam darah. Sehingga

pembatasan aktifitas diperlukan selama kadar asam urat belum terkontrol. Dan di

sarankan penggunaan sepeda statik secara teratur yang telah di posisikan luar rumah

supaya kebutuhan cahaya matahari pagi dan udara bersih tercukupi

c. Peningkatan Kualitas Istirahat Tn. D

Tidur merupakan salah satu keaadan tubuh terhindar dari aktifias. Namun pada

saat tidurlah Hormpn, enzim dan Imun bekerja lebih baik (Jayanti, 2017). Semakin

banyak aktifitas berbanding lurus dengan banyaknya istirahat karena sel sel yang

rusak akibat aktifitas kita akan diperbaiki saat istirahat.

Untuk pasien ini memerlukan pemahaman tentang fungsi istirahat. Pada pasien

ini gemar untuk begadang di karenakan aktifitas game nya yang menyita waktu

istirahat.

2. Mengendalikan Penyakit Hipertensi Tn. D

a. Penentuan Menu Makanan Tn. D

Orang dengan hipertensi harus ekstra hati-hati soal garam dan makanan asin.

Pasalnya, garam dapat meningkatkan kadar natrium dalam tubuh yang berimbas pada

peningakatan tekanan darah. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi. Itu sebabnya,

orang yang memiliki hipertensi sangat disarankan untuk membatasi asupan garam.bahkan

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 44


meski Anda sudah tertatur minum obat hipertensi, pusat riset dan klinik kesehatan asal

Amerika Serikat, Mayo Clinic tetap menyarankan Anda untuk mengurangi asupan garam.

(Riskesda, 2013)

Sebagai gantinya, perbanyaklah makan buah dan sayur yang kaya serat, vitamin,

kalium, antioksidan, dan magnesium. Sejumlah penelitian menemukan bahwa asupan

serat tinggi terbukti mampu menurunkan angka tekanan darah sistolik dan diastolik bagi

pengidap hipertensi.

b. Mengatur Jadwal Olahraga Tn. D

Aktif bergerak adalah kunci hidup sehat. Hal ini juga berlaku jika Anda ingin

mengontrol tekanan darah. Olahraga teratur merupakan cara efektif untuk mengurangi

risiko hipertensi dan membantu mengontrol tekanan darah tinggi pada orang yang

memang memiliki riwayat penyakit tersebut.

Tak perlu melakukan olahraga intensitas tinggi, Anda bisa melakukan berbagai

aktivitas fisik sederhana seperti jalan kaki, naik turun tangga, atau sekadar bersih-bersih

rumah. Intinya, buatlah tubuh Anda bergerak setiap hari.

c. Mengontrol Berat Badan Tn. D

Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Oleh

sebab itu, menjaga berat badan yang sehat adalah cara sederhana lainnya yang dapat Anda

lakukan untuk mengontrol tekanan darah. Anda bisa mendapatkan berat badan yang

ideal dengan menerapkan pola makan sehat dan olahraga teratur.

d. Manajemen Stress Tn. D

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 45


Orang dengan hipertensi sering kali menyepelekan cara satu ini karena dianggap tak

penting. Padahal, stres adalah cikal bakal Anda melakukan berbagai kebiasaan tidak sehat

yang pada akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Ya, stres kerap membuat

Anda kalap ketika makan, minum alkohol, merokok, atau begadang. Semua hal

tersebutlah yang ikut berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah Anda.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengelola stres sebaik mungkin. Misalnya

dengan mendengarkan musik, curhat, atau meditasi. Dengan begitu, tekanan darah Anda

pun akan terkontrol dengan baik.

e. Minum obat hipertensi sesuai resep dokter

Orang dengan hipertensi harus rutin minum obat sesuai dengan resep dokter. Bila obat

hipertensi tidak diminum sesuai dengan ketentuan, tekanan darah Anda jadi tak

terkendali. Akibatnya, Anda memiliki tekanan darah yang tinggi terus-terusan. Maka itu,

orang dengan tekanan darah tinggi harus minum obat hipertensi agar tekanan darahnya

tidak melonjak drastis.

Jangan pernah berhenti atau mengganti obat tekanan darah tinggi tanpa

berkonsultasidulu dengan dokter. Meskipun Anda sudah merasa lebih baik ataupun sehat.

f. Rutin cek tekanan darah di yankes terdekat

Selain berbagai cara yang sudah disebutkan di atas, cek tekanan darah secara teratur

juga merupakan kunci untuk mengontrol hipertensi. Dengan memantau tekanan darah

Anda secara rutin, maka Anda bisa segera melakukan tindak pencegahan ketika tekanan

darah terus-menerus lebih tinggi dari biasanya.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 46


Orang yang mengalami hipertensi umumnya memiliki tekanan darah di atas 140/90

mmHg setiap kali dilakukan pemeriksaan. Saat itu terjadi, maka jantung Anda telah

bekerja sangat keras untuk memompa darah dan berisiko mengalami gangguan tertentu.

3. Edukasi Pasien (tn. D) dan keluarga tentang Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi ukuran normal atau disebut juga tekan

darah tinggi.

b. Predisposisi Hipertensi

Dikatakan hipertensi jika telah berumur 18 tahun atau lebih dengan tanda sebagai

berikut:

Tekanan darah 140/90 mmHg atau tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik 90

mmHg.

Jika dalam kunjungan yang berbeda tekanan diastolik 90 mmHg. Beberapa kali pengukuran

tekanan sistolik menetap 140 mmHg.

c. Tanda dan gejala:

– Sakit kepala dan pusing,

– Nyeri kepala berputar,

– Rasa berat di tengkuk,

– Marah/emosi tidak terkendali,

– Mata berkunang-kunang,

– Telinga berdengung,

– Suka Tidur,

– Kesemutan,

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 47


– Kesulitan bicara,

– Rasa mual/muntah.

Tabel Derajat Hipertensi (JNC 7) (askandar,2007)

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal <120 <80

Pre-Hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Stage 1 140-159 90-99

Hipertensi Stage 2 >160 >100

d. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Hipertensi:

– Riwayat keluarga dengan Hipertensi,

– Umur,

– Kegemukan,

– Merokok,

– Stres,

– Alkohol,

– Obat-obatan,

– Kurang olahraga,

– Makanan berlemak,

– Berhenti haid,

– Penyakit (Jantung, Ginjal).

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 48


e.Komplikasi:

– Stroke,

– Penyakit jantung koroner,

– Gagal jantung,

– Penyakit ginjal,

– Penyakit pembuluh perifer (misalnya gejala semutan).

f.Pencegahan:

– Pertahankan berat badan idel,

– Olahraga,

– Batasi pemakaian garam,

– Hindari konsumsi alkohol,

– Tidak/berhenti merokok,

– Makan banyak buah dan sayuran,

– Hindari minum kopi berlebihan,

– Rekreasi,

– Hindari/atasi stres,

– Cek tensi teratur/bulan (bila umur > 40 tahun).

g. Bagi yang sudah sakit:

Ikuti petunjuk untuk pencegahan dan berobat secara teratur, mentaati aturan minum obat,

konsultasi bila akan minum obat lain.

h. Kunci utama keberhasilan:

– Keaktifan penderita,

– Penderita berusaha,

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 49


– Petugas membantu,

– Hubungan baik dan kerjasama penderita dengan petugas.

i.Makanan untuk penderita dengan tekanan darah tinggi.

1) Makanan yang diperbolehkan:

– Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, seperti beras, kentang, ubi,

mie, maizena, hunkwee, terigu, gula pasir,

– Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang

tolo, tempe, tahu tawar, oncom

– Minyak goreng, margarin tanpa garam,

– Sayuran dan buah-buahan tawar,

– Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos,

lombok, salam, sere, cukak.

2) Bahan makanan yang dibatasi:

Untuk diet rendah garam, penggunaan daging/daging ayam/ikan dibatasi paling banyak 100

gram per hari. Telur ayam/telur bebek paling banyak 1 butir sehari.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 50


BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Keadaan Klinis Pasien

Pasien mengalami penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, dan

penyakit pasien diperberat dengan stress yang dialami. Stressor pada pasien

disebabkan oleh riwayat kebiasaan hidup yang tidak baik. Pasien sering tidur

larut malam akibat memainkan permainan di handphone, dan sering ngomel-

ngomel apabila kalah dalam permainan.

Pasien tidak mengerti secara mendalam tentang penyakit yang

dideritanya (hipertensi dengan komplikas epistaxis + gout arthritis)

sehingga pasien kontrol bila ada keluhan dan hanya mengambil obat.

2. Struktur, Bentuk, Fungsi Fisiologis, Fungsi Patologis, Hubungan antar

keluarga

Keluarga pasien berbentuk nuclear family, dimana yang memegang

kendali adalah pasien sendiri. Total poin dari APGAR pasien dan adalah

8. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga

pasien dan keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu

dalam keluarga tersebut terjalin baik.

Pasien dan keluarga mempunyai masalah dalam fungsi

patologis yang meliputi: ekonomi (terbatasnya gaji pensiun

menyebabkan mencari pekerjaan tambahan), dan edukasi (pendidikan

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 51


istri kurang). Keterbatasan ekonomi dan edukasi berpengaruh dalam

menghadapi penyakit.

Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti

dengan permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik

dalam keluarga ini. Hubungan penderita dengan tetangga cukup baik,

sosialisasi dengan tetangga cukup baik.

3. Manajemen kesehatan pasien

Dalam menangani masalah kesehatan pasien, perlu konsumsi obat rutin

untuk mengontrol tekanan darah agar tidak terjadi komplikasi yang berlebih.

Pengobatan yang bisa dipilih adalah dari golongan ACE inhibitor, Beta

Blocker, Calsium Chanel Blocker, dan Diuretik. Untuk menurunkan kadar

asam urat yang tinggi bisa digunakan obat penurun asam urat seperti

Allopurinol.

Selain itu pasien dapat mengontrol tekanan darah dengan menjaga

pola makan dengan dengan membatasi konsumsi garam sebanyak 2 gr/hari

atau sekitar 1 sendok teh selama sehari hal tersebut dapat deterapkan

dengan cara memasakkan makanan untuk Tn.D tanpa garam dan

menyajikan garam sebanyak 1 sendok makan di meja makan sehingga

Tn,D dapat mengambilnya sendiri, diet tinggi serat, dan membatasi

makanan yang berasam urat tinggi, seperti gorengan, seafood, daging

kambing, gajih, makanan asin-asin dan MSG atau vetsin.

Menambah aktifitas olahraga yang mendapat kontak langsung dengan

sinar matahari pagi dengan cara memindahkan sepeda statis yang dimiliki

pasien ke halaman rumah.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 52


B. SARAN

1. Berdasarkan konsep Blum, faktor dari genetik, perilaku dan

pelayanan kesahatan yang menjadi faktor penyebab terjadinya

hipertensi pada pasien ini.

2. Dari segi keturunan merupakan faktor yang tidak bisa dirubah,

namun dari segi perlaku pasien yang suka begadang dan emosional,

suka mengkonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi, hal ini

lah menjadi perhatian utama. Sehingga keluarga dan pasien diberikan

edukasi untuk merubah perilaku hidup pasiem sebagai berikut:

a. Perlu dilakukan edukasi kepada pasien tentang penyebab hipertensi,

yaitu dari faktor stresor yang tinggi. Pasien sering emosi saat bermain

permainan di handphone, sehingga penting untuk pasien agar lebih bisa

mengontrol emosi dengan tidak bermain game lagi dan merubah

kebiasaan yang buruk

b. Pasien dianjurkan untuk menjaga pola makan dengan membatasi

konsumsi garam sebanyak 2 gr/hari atau sekitar 1 sendok teh selama

sehari hal tersebut dapat deterapkan dengan cara memasakkan makanan

untuk pasien tanpa garam dan menyajikan garam sebanyak 1 sendok

makan di meja makan sehingga pasien dapat mengambilnya sendiri,

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 53


diet tinggi serat, dan membatasi makanan yang berasam urat tinggi,

seperti gorengan, seafood, daging kambing, gajih, makanan asin-asin

dan MSG atau vetsin

2. Dari segi pelayanan kesehatan, edukasi bahwa pasien harus istirahat

cukup dan untuk selalu tenang dan menghindar dari stressor merupakan

hal penting, karena sarana edukasi mengenai kondisi yang dialami

pasien berasal dari dokter pemeriksa. Hal ini dilaksanakan agar timbul

kepercayaan yang kuat terhadap dokter dan sikap optimis terhadap

perbaikan kondisi pasien.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 54


DAFTAR PUSTAKA

1. Asdie, A. H. 2013. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Diabetes Melitus


Dalam Makalah Update Management Hipertension. Yogyakarta:
Pustaka Cendekiawan Press, pp: 20-23
2. Blum, Hendrik L. 1974. Planning for Health, Development and
Aplication of Social Changes Theory. New York: Human Sciences
Press.Hacke W, Kaste M, Bogousslavsky J, Brainin M, Chamorro A,
Lees K et al.. Ischemic Stroke Prophylaxis and Treatment - European
Stroke Initiative Recommendations 2003

3. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. 2013

4. Setiati, S. 2012. Lima Puluh Masalah Kesehatan Di Bidang Ilmu


Penyakit Dalam. 1th ed, Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
FK UI, pp. 34-39

5. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya – Fakultas Kedokteran, 2018.


Modul Praktek Kunjungan pasien di rumah (Home Visit).

6. Yogiantoro M, 2009. Pendekatan Klinis Hipertensi. Dalam: Sudoyo


WA, Setiyohadi B, Alwi I, et al, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam
jilid II. Edisi keenam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI, 2014.

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 55


LAMPIRAN FOTO

FOTO 1 (Rumah Tampak Depan)

FOTO 2 (Dm Adit bersama Tn . D)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 56


FOTO 3 (Ruang Tamu/Ruang Keluarga)

FOTO 4 (Kamar Tidur)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 57


FOTO 5 (Kamar Mandi)

FOTO 6 (Dapur)

Kepaniteraan Klinik IKM - Laporan Home Visit | H - 58

Anda mungkin juga menyukai