Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan

Beberapa varietas pepaya dengan daya jual yang cukup baik dipasaran adalah pepaya
varietas Calina dan Thailand. Kegiatan budidaya tanaman pepaya ini tidak terlepas dari serangan
hama dan penyakit tanaman. Salah satu hama yang menyerang tanaman pepaya di Indonesia
adalah tungau Tetranychus urticae. Sampai saat ini penelitian tentang kehidupan tungau tersebut
pada tanaman pepaya di Indonesia masih jarang dilakukan yang merupakan informasi dasar
yang perlu diketahui untuk mengatur strategi pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji biologi dan neraca kehidupan tungau T. urticae pada tanaman papaya varietas Calina
dan Thailand. Penelitian ini merupakan kelanjutan penelitian tahun pertama.

Penelitian dilaksanakan di arena percobaan yaitu cawan Petri yang bagian dalamnya
ditempatkan busa dan di atas busa ditempatkan sehelai kapas. Busa dan kapas selalu dalam
keadaan basah. Di atas kapas ditempatkan sehelai daun papaya berukuran 3x3 cm sebagai pakan
tungau, yang diganti setiap tiga hari.
Pada penelitian biologi dikaji tentang siklus hidup, keperidian, lama hidup dan nisbah
kelamin. Rancangan menggunakan acak kelompok dengan dua perlakuan varietas dengan
masing-masing diulang 20 kali, didapatkan 40 satuan percobaan untuk setiap parameter.
Ditempatkan sepasang imago tungau selama 24 jam agar bertelur. Setiap arena hanya terdapat
satu butir telur diamati setiap tiga jam untuk diketahui pergantian kulit sehingga diketahui siklus
hidupnya. Keperidian dan lama hidup imago dikaji dengan menempatkan sepasamg imago yang
berumur sama pada setiap arena sehingga dibutuhkan 80 pasang imago. Jumlah telur, kematian
imago, nisbah kelamin dicatat. Luaran dari penelitian ini diketahui varietas papaya yang
sesuai bagi kehidupan tungau T. urticae

Penelitian neraca kehidupa hanya didasarkan pada populasi imago betina. Parameter
yang digunakan untuk perhitungan adalah x, lx, mx. x adalah kelas umur tungau (hari) pada
setiap tahap fase tertentu. lx adalah proporsi tungau yang hidup pada umur x yang didapatkan
dari jumlah individu yang bertahan hidup pada umur tertentu. mx adalah jumlah keturunan
betina yang lahir pada kelas x.
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan nilai lx terdapat dua perlakuan yang digunakan,
yakni daun tanaman pepaya varietas Calina dan Thailand. Daun tersebut sebagai pakan dan
tempat hidup tungau T. urticae. Untuk masing-masing parameter, setiap perlakuan diulang 10
kali, sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Setiap ulangan pada masing-masing perlakuan
dibutuhkan 20 pasang imago masing-masing pada 20 arena percobaan, total arena percobaan
adalah 400. Tungau dibiarkan selama 24 jam sampai bertelur, imago dikeluarkan dan disisakan
satu telur sampai menetas hingga menjadi dewasa dan pengamatan dilakukan setiap hari untuk
menghitung jumlah individu yang bertahan hidup.
Nilai mx didapat dengan prosedur berikut. Setiap perlakuan diulang 30 kali, sehingga
terdapat 60 satuan percobaan dan dibutuhkan 60 pasang imago tungau yang berumur sama.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk menghitung telur yang diletakkan oleh setiap imago

v
sampai mati. Nilai mx adalah proporsi betina dari telur yang diletakkan oleh seluruh imago
setiap hari berdasarkan nilai nisbah kelamin.
Data untuk menyusun neraca kehidupan yang berasal dari hasil nilai lx dan mx yang kemudian
disusun dalam tabel bentuk neraca kehidupan berdasarkan parameter demografi yang, meliputi:
Laju Reproduksi Bersih (Ro), dihitung menggunakan: Ro= ∑lxmx, Laju Reproduksi kotor
(GRR), dihitung menggunakan: GRR= ∑mx, Laju Pertumbuhan Intristik (rm), dihitung
menggunakan: ∑lxmxe-mx= 1, Dengan r awal= (lnRo) / T, Rata-rata Masa Generasi (T), dihitung
menggunakan:T= ∑xlxmx/ ∑lxmx. Luaran: Studi ini mendukung studi di atas namun pada
tingkat populasi yaitu diketahui varietas yang sesuai untuk perkembangan populasi,
sehingga bisa digunakan untuk menduga perkembangan populasi di lapang dan
antisipasinya melalui perencaan pengendalian preemtif.

Kata kunci: biologi, neraca kehidupan, papaya, Tetranychus urticae

vi

Anda mungkin juga menyukai