KONSEP DASAR
1.3 Etiologi
Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui. Dikatakan oleh para ahli
bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan
resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Merokok merupakan faktor resiko utama
pada karsinoma laring dimana pada rokok terdapat 43 bahan karsinogen antara lain
polisiklik hirokarbon, nitrosamin, radioaktif polonium-210.
Virus yang juga dikaitkan dengan kejadian karsinoma laring yaitu HPV
(Human Papilloma Virus) dan Eibstein Barr Virus. HPV dikategorikan menjadi
resiko tinggi (tipe 16,18), medium (tipe 31,33), resiko rendah (tipe 6,11).
Faktor resiko lainnyaadalah paparan debu kayu, sinar radio aktif, polusi
udara, radiasi leher dan asbestosis.
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi kanker laring dan stadiumnya berdasarkan AJCC dan UICC
(1988):
1. Tumor primer (T)
a. Supra glottis :
Meliputi, permukaan posterior epiglotis yang terletak disekitar os hioid, lipatan
ariepiglotik, aritenoid, epiglotis yang terletak di bawah os hioid, pita suara palsu,
ventrikel.
Tis : tumor insitu
T0 : tidak jelas adanya tumor primer l
T1 : tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal
T1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika ariepiglotika,
ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.
T1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga ventrikel atau pita
suara palsu
T2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi
T3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya infiltrasi ke
dalam.
T4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring.
b. Glotis :
Meliputi, pita suara asli, komisura anterior dan komisura posterior.
Tis : tumor insitu
T0 : tak jelas adanya tumor primer
T1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior dan posterior)
dengan pergerakan normal
T1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli
T1b : tumor mengenai kedua pita suara
T2 :tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis maupun
subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau terganggu.
T3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke dua pita suara
T4 : tumor dengan perluasan ke luar laring
c. Sub glotis :
Meliputi dinding subglotis.
Tis : tumor insitu
T0 : tak jelas adanya tumor primer
T1 : tumor terbatas pada subglotis
T1a : tumor terbatas pada satu sisi
T1b : tumor telah mengenai kedua sisi
T2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau kedua pita suara
asli dengan pergerakan normal atau terganggu
T3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita suara
T4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas keluar laring.
2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N)
Nx : kelenjar tidak dapat dinilai
N0 : secara klinis tidak ada kelenjar.
N1 : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter ≤ 3 cm
N2 : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3 – <6 cm atau
klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm
N2a : klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan diameter > 3 cm - ≤ 6 cm.
N2b : klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm
N3 : kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau kontra lateral
N3a : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter > 6 cm
N3b : klinis terdapat kelenjar bilateral
N3c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral
3. Metastase jauh (M)
M0 : tidak ada metastase jauh
M1 : terdapat metastase jauh
4. Stadium :
Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan
metastasis jauh ( M ).
Stadium : I : T1 No Mo
II : T2 No Mo
III : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo
IV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.
1.5 Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.
Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan
merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam
berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker
kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama
neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada
pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh
limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan
epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. (Long, 1996).
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai
limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering (epiglotis, pita suara palsu,
dan sinus-sinus piriformis). Pada bagian ini banyak mengandung pembuluh limfe,
oleh karena itu kanker pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera
bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami
serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera
memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika
pengobatan dilakukan pada saat serak timbul (yang disebabkan tumor sebelum
mengenai seluruh pita suara) pengobatan biasanya masih memungkinkan. (Long,
1996).
C. Pemeriksaan Fisik
1. Suhu
Mungkin menetap pada suhu normal 36,5-37,5
2. Nadi
Jarang meningkat rentang nadi normal 60x-100x/ menit
3. Tekanan darah
4. Respirasi
Respirasi pada klien ca laring bisa saja terganggu ketidak efektifan jalan
nafas akibat pembesaran ca laring, respirssi normal 16x-20x/menit
5. Berat Badan
Berat badan klien yang terkena kanker laring bisa saja kurang dari batas
normal BMI akibat kanker laring mengganngu jalan masuk nutrisi akibat
pembenggkakan. sangat kurus < 16,00, kurus < 18,50, normal 18,50-
24,99, kegemukan > = 25,00, obesitas >= 30,00
6. Leher
Kaji keadaan mulut klien serta mukosa mulut dan leher. Gejala yang
muncul misalnya perubahan suara, misalnya menjadi serak, ada benjolan
atau pembekakan di leher, adanya sakit tenggorokan, adanya batuk yang
tidak kunjung sembuh, terasa ada yang mengganjal di tenggorokan, nafas
tidak sedap serta sulit untuk menelan.
D. Pemeriksaan Pola
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kaji definisi sehat menurut pasien, kebiasaan diet, olahraga, riwayat
penyakit keluarga, data genogram, persepsi tentang sehat dan sakit,
screening penyakit, pelayanan kesehatan/pertolongan yang digunakan jika
sakit, konsumsi obat-obatan modern maupun konvensional, riwayat
kesehatan dahulu. Data pendukung: pemeriksaan fisik umum
2. Pola nutrisi dan metabolism
Kaji kebiasaan makan dan minum sebelum MRS, diet RS, intake makanan,
adanya mual, muntah, kesulitan menelan, keadaan yang mengganggu
nutrisi, status gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh: postur tubuh,
BB, TB, IMT, pengetahuan tentang nutrisi terkait penyakitnya, intake
cairan, tanda-tanda kelebihan cairan, perubahan intake makanan terkait
penyakit, budaya, stress, adanya kelainan psikologis terkait makan. Data
pendukung lain: hasil pemeriksaan system Gastrointestinal, kulit,
rambut, kuku
3. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAB/BAK sebelum masuk RS. Keluhan terkait BAB/BAK,
urin output, karakteristik BAB dan BAK, pengggunaan obat -obatan untuk
melancarkan BAB. Data pendukung: Hasil pemeriksaan system
genitourinary
4. Pola aktivitas dan latihan
Kaji aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan, olahraga yang disenangi,
aktivitas rekreasi, kemampuan perawatan diri, hygiene, makan, mandi,
toileting, dressing, penggunaan alat bantu mobilitas, ROM, oksigenasi, alat
bantu nafas, gangguan aktivitas yang dialami. Data pendukung: hasil
pemeriksaan kardiovaskuler, respirasi, muskuloskeletal, neurologi
5. Pola tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur sebelum MRS, penggunaan obat tidur, faktor budaya,
kebiasaan minum kopi, apakah ada masalah dengan tidur saat ini, gangguan
tidur, lama tidur, keluhan penyakit yang mengganggu tidur, masalah fisik
dan psikologi yang mempengaruhi tidur. Data pendukung: pemeriksaan
fisik umum
6. Pola persepsi dan kognitif
Tingkat kesadaran, orientasi, daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya
pendengaran, daya penglihatan, nyeri (PQRST), faktor budaya yang
mempengaruhi nyeri, cara-cara yang dilakukan pasien untuk mengurangi
nyeri, pemakaian alat bantu lihat atau dengar, proses berfikir, isi pikiran,
daya ingat, dan waham, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan
komunkasi, tingkat pendidikan, luka. Data pendukung: Hasil
pemeriksaan neurologi
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pekerjaan, situasi keluarga, kelompok dukungan sosial, persepsi diri,
kelemahan dan kekuatan diri pasien, bagian tubuh yang disukai atau tidak
disukai, ancaman terhadap konsep diri. Data pendukung: pemeriksaan
fisik umum
8. Pola peran dan hubungan
Peran pasien dalam keluarga, pekerjaan dan sosial, kepuasan peran,
pengaruh status kesehatan terhadap peran, pentingnya keluarga, pengambil
keputusan dalam keluarga, orang-orang terdekat pasien, pola hubungan
orang tua anak. Data pendukung: pemeriksaan kesehatan umum
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Masalah seksual, dekripsi prilaku seksual, pengetahuan terkait seksualitas
dan reproduksi, efek status kesehatan terhadap seksualitas, penggunaan alat
kontrasepsi. Masalah menstruasi, riwayat gangguan fisik dan psikologis
terkait seksualitas. Data pendukung: Hasil pemeriksaan system
reproduksi, payudara, rektal
10. Pola toleransi coping- stress
Apakah memiliki stressor selama ini, sifat stressor, apa yang dilakukan
untuk mengatasi, strategi koping yang dipakai dan efektivitasnya,
kehilangan dan perubahan hidup yang pernah atau sedang dialami, kaitan
stress dengan dinamika keluarga, pengetahuan tentang strategi koping. Data
pendukung: pemeriksaan umum
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Kaji latar belakang etnik dan budaya pasien, status ekonomi, prilaku
kesehatan terkait nilai atau kepercayaan, tujuan hidup pasien, pentingnya
agama bagi pasien, akibat penyakit terhadap aktivitas keagamaan. Data
pendukung: pemeriksaan umum
D. Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan pre op pada ca laring
yaitu:
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi
Hasil
1. Domain 2: Nutrisi, Kelas Status Menelan Pencegahan Aspirasi
1. Makan. (1010) (3200)
Gangguan menelan b.d Tujuan: 1. Pantau
abnormalitas laring Gangguan menelan kemampuan
mengakibatkan tidak terjadi menelan
penyempitan laring. 2. Suapkan
Kriteria hasil: makanan dalam
1. Dapat jumlah yang kecil
mempertahankan 3. Potong makanan
makanan dalam menjadi potongan
mulut kecil
2. Kemampuan
menelan adekuat
3. Mampu
mengosongkan
rongga mulut
4. Pengetahuan
tentang prosedur
pengobatan
5. Dapat
mentoleransi
ingesti makanan
tanpa tersedak dan
aspirasi
2. Domain 2: Nutrisi, Kelas Status Nutrisi (1004) Managemen Nutrisi
1. Makan. Tujuan: (1100)
1. Kolaborasi
dengan ahli gizi
Ketidakseimbangan nutrisi Mempertahankan untuk
kurang dari kebutuhan kebutuhan nutrisi yang menentukan
tubuh b.d ketidakmampuan adekuat jumlah kalori dan
menelan makanan nutrisi yang
Kriteria hasil: dibutuhkan
1. Mampu 2. Berikan makanan
mengidentifikasi yang terpilih
nutrisi 3. Berikan
2. Tidak adanya informasi tentang
tanda tanda kebutuhan nutrisi
malnutrisi
3. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
Evaluasi Keperawatan
- Predileksi di
korda vokalis.
- Awalnya tumbuh jaringan berupa papil-papil
Paparan zat karsinogenik yang berulang (papiloma) kemudian terjadi perubahan
maligna menjadi karsinoma mukosa
Metastase pada Proliferasi terus-menerus dari sel anaplastik yang Oklusi atau
akan mengambil suply oksigen, darah dan nutrien Gangguan jalan nafas oleh massa
supraglotik penyempitan tumor, penumpukan kotoran atau
celah glotik sekret maupun oleh fiksasi pita suara
Obstruksi pada Pemecahan sumber energi
lumen esofagus yang berlebihan
Plika vocal suara Dispnea dan stridor
tidak berkontraksi
Berkurangnya
Disfagia intake nutrisi untuk
progresif Mengganggu gerak Ketidakefektifan
kebutuhan tubuh
maupun gerakan pita bersihan jalan nafas
suara
Kesulitan dalam
Ketidakseimban
menelan makanan Suara menjadi serak,
gan nutrisi
kurang dari kualitas suara menjadi
kebutuhan tubuh semakin besar.
Gangguan
menelan
Hambatan
komunikasi
verbal
2.1.2 Post op
Pengangkatan organ
laring
Kehilangan
Luka insisi Trauma Pengangkatan
cairan
buruk jaringan organ vokalis
pendarahan
(stimulasi korda
nyeri)
Infeksi Prod. Scret
Syok bakteri Kemampuan Hambatan
hipovolemik Mengaktifkan batuk komunikasi
reseptor nyeri verbal
Risiko
Kekurangan Melalui infeksi Tidak
volume sistem efektif
cairan saraf kebersihan
acenden jalan nafas
Ganguan
Merangsang
citra
thalamus &
tubuh
korteks
seribi
Muncul
sensai
nyeri
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Klien masuk di RSUAM pada tanggal 4 Desember 2014 dengan keluhan
nyeri pada bagian leher, batuk sudah 1 minggu yang lalu, kemerahan di sekitar
leher, panas (+), makan dan minum (+), rimawat operasi 6 bulan yang lalu.
b. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian
1) Keluhan utama: nyeri
Saat pengkajian klien tampak menahan nyeri, klien gelisah, tampak kemerahan
pada luka trakeostomi, keluarga mengatakan klien sering mengerang kesakitan
terutama pada malam hari dengan skala nyeri 5.
2) Keluhan penyerta
Selain nyeri klien juga batuk, disertai sekret, warna kekuningan.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Keluarga mengatakan klien pernah operasi sebelumnya kurang lebih 6 bulan
yang lalu di Jawa, yaitu operasi pengangkatan kanker di leher.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit sama
seperti klien.
e. Riwayat Psikososial-Spiritual
1) Psikologi : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan
keluarga.
2) Spiritual : Klien mengatakan sebelum sakit klien sering melaksanakan ibadah
shalat 5 waktu. Saat sakit klien tidak pernah melaksanakan ibadah.
3. Lingkungan
Klien tinggal di desa, jauh dari jalan raya, kebersihan rumah terjaga, dan jauh
dari polusi.
5. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos mentis. GCS:15, E:4, V:5, M:6
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 derajat Celcius
TB : 170 cm
BB : 50 kg
b. Pemeriksaan persistem
1) System penglihatan
Posisi mata simetris, pergerakan bola mata baik, konjungtiva annamis, sclera
annikterik, tajam penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda peradangan, klien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
2) System pendengaran
Kedua daun telinga klien simetris, tidak terdapat serumen, kondisi telinga baik,
tidak ada cairan yang keluar dari dalam telinga, fungsi pendengaran baik, klien
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
3) System wicara
Klien hanya mampu mengucapkan beberapa kata saja, selebihnya klien hanya
mampu mengangguk, menggeleng dan mengerang.
4) System pernapasan
Klien batuk, secret (+), RR:20x/menit, suara napas ronchi, reflek batuk (+),
menggunakan otot bantu pernapasan, retraksi dinding dada (+).
5) System kardiovaskuler
a) Sirkulasi perifer
Nadi : 84x/menit, irama teratur, denyut nadi kuat, tidak terdapat distensi vena
jugolaris, temperature kulit hangat, warna kulit kemerahan, CRT <3 detik, tidak
terdapat edema.
b) Sirkulasi jantung
Irama jantung teratur, bunyi jantung normal, tidak ada kelainan bunyi jantung,
klien tidak mengeluh nyeri dada, kardiomegali (-).
6) System neurologi
Gaslow coma skale (GCS) : 15, E:4, V:5, M:6 tidak ada tanda-tanda peningkatan
TIK, tidak ada tanfa-tanda iritasi meningen, tonus otot normal, klien tidak
mengalami kesulitan pergerakan pada ekstremitas.
7) System pencernaan
Keadaan mulut baik, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, klien mengalami
kesulitan menelan karena terdapat luka trakeostomi pada leher, muntah (-), nyeri
daerah perut (-), bising usus 20x/menit, tidak terdapat massa pada abdomen,
tidak terdapat distensi pada abdomen, colostomy (-), BB sebelum sakit 60 kg,
BB saat sakit 50 kg.
8) System imunologi
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
9) System endokrin
Napas klien tidak berbau keton, tidak ada gangren, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada tanda-tanda pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
tanda-tanda peningkatan kadar gula darah.
10) System urogenital
Distensi kandung kemih (-), nyeri tekan (-), nyeri perkusi (-), penggunaaan
kateter (-), keadaan genital tidak terkaji.
11) System integument
Keadaan rambut klien kusam, tidak ada tanda-tanda perafangan pada kulit, luka
operasi pada leher, dekubitus (-), pruritus (-), tidak ada tanda-tanda perdarahan.
12. System musculoskeletal
Klien tidak mengalami kesulitan dala pergerakan, tidak mengeluh sakit pada
tulang, tidak dijumpai tanda-tanda fraktur, tonus otot kuat, tidak ada kelainan
pada tulang dan otot, tidak ada tanda-tanda radang pada sendi.
Keuatan otot :
5555 5555
5555 5555
6. Pemeriksaan Penunjang
RSUP Dr. Kariadi
Tgl : 16-03-2015
a. Pemeriksaan lab
Hematologi tanggal : 12 feb 2015
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 80 gr/dl Pa : 13,5 – 18,0 gr/dl
Pi : 12,0 – 16,0 gr/dl
Hematokrit 23% Pa : 40-54%
Pi : 38-47%
LED 30 mm/jam Pa : 0-10 mm/jam
Pi : 0-20 mm/jam
Leukosit 21.700/ul 4.500 – 10.700/ul
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1) Terapi obat oral tanggal 14-02-2015
a) PCT 3x1
b) Ambroxol 3x1
c) Cepadroxol 3x1
2) Terapi obat injeksi tanggal; 14-02-2015
a) Ceftriaxone 1gr/vial/12 jam
b) Gentamicin 80ml/12jam
c) Ranitidine 50mg/12jam
d) Infuse RL 500ml/8jam
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Kaji TTV
2) Kaji skala nyeri
3) Berikan teknik manajemen nyeri
4) Penuhi kebutuhan nutrisi
5) Kolaborasi pemberian inhalasi
Selasa / 11
Februari
DS : Nyeri Akut Domain 12.
Kenyamanan
Qszh
2015 a. Keluarga ↑ Ns. F
Kelas 1.
mengatakan
Terjadi Kenyamanan Fisik
klien sering
mengerang penekanan
serabut syaraf Nyeri Akut (00132)
kesakitan
terutama ↑
pada malam
hari dengan Pertumbuhan sel
skala nyeri 5 –sel neoplasma
b. Klien
mengeluh
nyeri pada
bagian leher
DO :
a. Klien gelisah
b. Tampak
kemerahan
pada luka
trakeostom
c. Klien
tampak
menahan
nyeri
Selasa / 11
Februari
DS : Ketidakseimbang
an nutrisi :
Domain 2. Nutrisi
Kelas 1. Makan
Qszh
2015 a. keluarga Ns. F
klien
mengatakan kurang dari Ketidakseimbanga
klien hanya kebutuhan tubuh nutrisi : kurang dari
makan kebutuhan tubuh
beberapa ↑ (00002)
sendok Penurunan BB
bubur saja
setiap kali ↑
makan
Kurang asupan
DO : makanan
a. Berat badan
pasien
sebelum
sakit 60 kg,
saat sakit 50
kg
b. Klien sulit
menelan
makanan
c. Terdapat
luka
trakeostomi
Selasa / 11
Februari
DS : Hambatan
komunikasi
Domain 5. Persepsi
Diri
Qszh
2015 a. Keluarga verbal Ns. F
Kelas 5.
klien
Komunikasi
mengatakan ↑
klien hanya Hambatan
bisa Kesulitan
berkomunikasi komunikasi verbal
mengucapka (00051)
n beberapa secara lisan
kata saja ↑
DO :
a. klien hanya Hambatan fisik
mampu (trakeostomi)
mengangguk
,
menggeleng
dan
mengerang.
Selasa / 11
Februari
DO :
a. Tampak
Resiko infeksi Domain 11.
Keamanan/Perlindu
Qszh
2015 kemerahan ↑ Ns. F
ngan
pada luka Prosedur invasif Kelas 1. Infeksi
trakeostomi (pembedahan)
b. Panas (+) Resiko infeksi
(00004)
3. Selasa / 11 Februari
2015/ 10.03 WIB
Manajemen Nyeri Observasi
nonverbal
adanya petunjuk Klien berusaha menjelaskan
mengenai dengan mengerang
Qszh
Ns. F
ketidaknyamanan terutama pada
klien yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif
4. 2Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.05 WIB
- Memeriksa TD klien sebelum
melakukan tindakan
Klien bersedia dan kooperatif
dalam pemeriksaan TD
Qszh
Ns. F
5. 3Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.15 WIB
Hambatan komunikasi
verbal
Menggunakan metode alternatif
untuk berkomunikasi dengan
Klien kooperatif dan
menyimak dengan baik.
Qszh
berbicara (menggunakan kartu, Ns. F
kedipan mata, papan komunikasi
dengan papan gambar dan huruf,
tanda dengan tangan atau postur)
Sesuaikan gaya
6. 4Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.30 WIB
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
Mengintruksikan bagaimana agar
pasien bisa melakukan batuk
Klien bersedia dan kooperatif
dalam latihan batuk efektif
Qszh
efektif Ns. F
7. 5Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.45
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
Membuang sekret dengan
memotivasi pasien untuk
Klien bersedia dan kooperatif
dalam proses pembuangan
Qszh
melakukan batuk atau menyedot sekret Ns. F
lendir
8. 6Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.00 WIB
Ketidakseimbanga nutrisi :
kurang dari kebutuhan
Memberikan makanan dalam
porsi kecil.
Klien bersedia dan menerima
Qszh
tubuh Ns. F
9. 7Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.15 WIB
Ketidakseimbanga nutrisi :
kurang dari kebutuhan
Memastikan makanan disajikan
dengan cara yang menarik
Klien tertarik untuk makan
Qszh
tubuh (makanan favorit) Ns. F
10. 8Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.30 WIB
Resiko infeksi Mengajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
Keluarga beserta klien
bersedia dan kooperatif
Qszh
dan kapan harus melaporkannya Ns. F
kepada penyedia perawatan
kesehatan
11. 9Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.40 WIB
Resiko infeksi Memastikan teknik perawatan
luka yang tepat
Klien bersedia dan kooperatif
dalam proses perawatan
Qszh
trakea pasca pembedahan Ns. F
12. Selasa / 11 Februari Manajemen Nyeri Mengajarkan klien penggunaan Klien kooperatif ditunjukkan
2015/ 11.50 WIB teknin non-farmakologi seperti dengan klien menyimak yang
relaksasi dibicarakan oleh perawat
13. Selasa / 11 Februari Manajemen Nyeri Memonitor kepuasan pasien Klien menganggukkan kepala
2015/ 12.00 WIB terhadap manajemen nyeri dalam ketika perawat menanyakan
interval yang spesifik kepuasan mengenai
penggunaan teknin non-
farmakologi
14. 1Selasa / 11 Februari
02015/ 12.15 WIB
Hambatan komunikasi
verbal
Menjamin lampu pemanggil
berada dalam jangkauan
Klien kooperatif ditunjukkan
dengan klien menyimak yang
Qszh
. memberikan tanda pada sistem dibicarakan oleh perawat Ns. F
pemanggil dengan cahaya untuk
mengindikasikan bahwa pasien
tidak bisa berbicara
2.2.6 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Paraf
Diagnosa
No Hari/Tanggal/Jam Sumatif &
Keperawatan
(SOAP) Nama
1. Selasa / 11
Februari 2015/
Ketidakefektifan
bersihan jalan
S : Klien
menuliskan
Qszh
12.30 nafas “Napas saya Ns. F
lebih enakan,
lebih lega”
O : Bunyi napas
tambahan
berkurang,
retraksi dada
berkurang
A : Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas dapat
teratasi sebagian
P : Lanjutkan
intervensi dan
pantau produksi
secret kembali
2. Selasa / 11
Februari 2015/
Nyeri Akut S : Klien
menuliskan
Qszh
12.40 “nyeri sudah Ns. F
sedikit
berkurang”
O : Klien
meringis
A : Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan
intervensi dan
pantau terapi
relaksasi yang
telah diajarkan
3. Selasa / 2
November 2004 /
Ketidakseimbanga S : Klien
nutrisi : kurang menuliskan
Qszh
12.45 dibuku “mulai Ns. F
dari kebutuhan nafsu makan
tubuh karena ini
makanan
kesukaanku”
O : Makanan
habis ½ porsi
A : Masalah
teratasi
P:-
4. Selasa / 2
November 2004 /
Hambatan S:-
komunikasi verbal O : klien
Qszh
12.50 mampu Ns. F
berkomunikasi
secara non
verbal (tertulis
dan isyarat)
A : Masalah
teratasi
P:-
5. 4. Selasa / 2
November 2004 /
Resiko infeksi S:-
O : Luka pada
Qszh
12.55 tempat Ns. F
trakeostomi
bersih, dan tidak
kemerahan
A : Masalah
teratasi
P:-
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas adalah :
1. Kanker laring adalah suatu kondisi pertumbuhan sel yang abnormal
dijaringan epitel yang mengganggu jaringan suara yang terletak diantara
larynx atau diujung priximal trachea sehingga bisa merusak pita suara.
2. Penyebab dari kanker laring meliputi kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol, paparan radiasi dan bahan berbahaya (asbes dan Polycylic Aromatic
Hydrocarbons).
3. Gejala klinis dari kanker laring adalah suara serak, pembengkakan atau
tonjolan pada leher, sakit tenggorokan, batuk tak kunjung sembuh, sulit
menelan.
4. Penatalaksanaan medis kanker laring adalah pembedahan (laringektomi
parsial, laringektomi total, dan diseksi leher radikal), radioterapi dan
kemoterapi.
5. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien kanker laring bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien secara holistik.
3.2 Saran
3.2.1 Saran bagi Pembaca
Pembaca diharapkan dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa
yang telah penulis susun untuk kemajuan penulisan makalah selanjutnya.