Anda di halaman 1dari 45

BAB 1.

KONSEP DASAR

1.1 Konsep Penyakit Kanker Laring


1.1.1 Definisi

Gambar 1. Anatomi laring

Adapun beberapa definisi/pengertian dari para ahli mengenai kanker laring


antara lain :
1. Kanker berasal dari pembelahan sel yang abnormal dan tidak erkontrol yang
kemudian menyerang dan menghancurkan jaringan sekitar. Sel kanker
menyebar (metastasis), membentuk tumor sekunder (metastasis) pada area
yang jauh dari tumor awal. (Martin, 2016)
2. Kanker laring menyebabkan sekitar setengah dari seluruh kanker kepala dan
leher. Hampir semua tumor laring ganas muncul dari epitelium permukaan
dan diklasifikasikan sebagai karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko
mencakup jenis kelamin pria, usia 60 sampai 70 tahun, penggunaan
tembakau (termasuk yang tanpa asap), penggunaan alkohol, vocal straining,
laringitis kronis, paparan karsinogen di tempat kerja, defisiensi nutrisi
(riboflavin), dan predisposisi keluarga. (Brunner dan Suddart, 2013)

Berdasarkan beberapa yang dijelaskan definisi diatas dapat disimpulkan


menurut kelompok kami bahwa kanker laring adalah suatu kondisi pertumbuhan sel
yang abnormal dijaringan epitel yang mengganggu area jaringan suara yang di
bagian diantara larynx atau diujung priximal trachea sehingga bisa merusak pita
suara.

Gambar 2. Area Kanker Laring

Gambar 3. Laring tidak normal dan normal


1.2 Epidemilogi
Insiden tumor ganas laring di beberapa tempat di dunia ini berbeda-beda. Di
Amerika Serikat pada tahun 1973-1976 dilaporkan 8,5% kasus karsinoma laring
per 100.000 penduduk laki-laki dan 1,3% kasus karsinoma laring per 100.000
penduduk perempuan. Pada akhir-akhir ini tercatat insiden tumor ganas laring pada
wanita meningkat. Ini dihubungkan dengan meningkatnya jumlah wanita yang
merokok.

Di RSUP H. Adam Malik Medan, Februari 1995- Juni 2003 dijumpai 97


kasus karsinoma laring dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 8:1. Usia
penderita berkisar antara 30 sampai 79 tahun. Dari Februari 1995- Februari 2000,
28 orang diantaranya telah dilakukan operasi laringektomi total.

1.3 Etiologi
Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui. Dikatakan oleh para ahli
bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan
resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Merokok merupakan faktor resiko utama
pada karsinoma laring dimana pada rokok terdapat 43 bahan karsinogen antara lain
polisiklik hirokarbon, nitrosamin, radioaktif polonium-210.

Alkohol (etanol) jika dikombinasikan dengan penggunaan rokok maka akan


berpotensi untuk memberikan efek karsinogenik yang akan memudahkan penetrasi
zak karsinogenik dalam jaringan tubuh. Etanol juga mengganggu sintesis retinoid,
derivat vitamin A yang mana zat ini memberikan efek protektif dari perkembangan
sel kanker.

Virus yang juga dikaitkan dengan kejadian karsinoma laring yaitu HPV
(Human Papilloma Virus) dan Eibstein Barr Virus. HPV dikategorikan menjadi
resiko tinggi (tipe 16,18), medium (tipe 31,33), resiko rendah (tipe 6,11).

Faktor resiko lainnyaadalah paparan debu kayu, sinar radio aktif, polusi
udara, radiasi leher dan asbestosis.
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi kanker laring dan stadiumnya berdasarkan AJCC dan UICC
(1988):
1. Tumor primer (T)
a. Supra glottis :
Meliputi, permukaan posterior epiglotis yang terletak disekitar os hioid, lipatan
ariepiglotik, aritenoid, epiglotis yang terletak di bawah os hioid, pita suara palsu,
ventrikel.
Tis : tumor insitu
T0 : tidak jelas adanya tumor primer l
T1 : tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal
T1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika ariepiglotika,
ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.
T1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga ventrikel atau pita
suara palsu
T2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi
T3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya infiltrasi ke
dalam.
T4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring.

b. Glotis :
Meliputi, pita suara asli, komisura anterior dan komisura posterior.
Tis : tumor insitu
T0 : tak jelas adanya tumor primer
T1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior dan posterior)
dengan pergerakan normal
T1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli
T1b : tumor mengenai kedua pita suara
T2 :tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis maupun
subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau terganggu.
T3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke dua pita suara
T4 : tumor dengan perluasan ke luar laring
c. Sub glotis :
Meliputi dinding subglotis.
Tis : tumor insitu
T0 : tak jelas adanya tumor primer
T1 : tumor terbatas pada subglotis
T1a : tumor terbatas pada satu sisi
T1b : tumor telah mengenai kedua sisi
T2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau kedua pita suara
asli dengan pergerakan normal atau terganggu
T3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita suara
T4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas keluar laring.
2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N)
Nx : kelenjar tidak dapat dinilai
N0 : secara klinis tidak ada kelenjar.
N1 : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter ≤ 3 cm
N2 : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3 – <6 cm atau
klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm
N2a : klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan diameter > 3 cm - ≤ 6 cm.
N2b : klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm
N3 : kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau kontra lateral
N3a : klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter > 6 cm
N3b : klinis terdapat kelenjar bilateral
N3c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral
3. Metastase jauh (M)
M0 : tidak ada metastase jauh
M1 : terdapat metastase jauh
4. Stadium :
Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan
metastasis jauh ( M ).
Stadium : I : T1 No Mo
II : T2 No Mo
III : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo
IV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.

1.5 Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.
Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan
merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam
berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker
kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama
neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada
pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh
limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan
epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. (Long, 1996).
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai
limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering (epiglotis, pita suara palsu,
dan sinus-sinus piriformis). Pada bagian ini banyak mengandung pembuluh limfe,
oleh karena itu kanker pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera
bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami
serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera
memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika
pengobatan dilakukan pada saat serak timbul (yang disebabkan tumor sebelum
mengenai seluruh pita suara) pengobatan biasanya masih memungkinkan. (Long,
1996).

1.6 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis dari kanker laring ini juga sangat bervariasi, ada yang
bersifat berdasarkan seberapa besar ukurannya, dan juga ada yang berdasarkan letak
lokasi. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi: (Brunner dan Sudart. 2013)
1. Suara Serak
Gejala utama karsinoma laring. Merupakan gejala paling dini tumor pita
suara. Hal ini disebabkan karena ganguan fungsi fonasi laring. Kualitas nada sangat
dipengaruhi oleh besar kecilnya celah glotik, besar pita suara, ketajaman tepi pita
suara, kecepatan getaran, dan ketegangan pita suara. Pada tumor ganas laring, pita
suara gagal berfungsi secara baik disebabkan ketidakteraturan pita suara, oklusi
atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan ligamen
krikoaritenoid, dan kadang-kadang menyerang saraf. Serak menyebabkan kualitas
suara menjadi kasar, menganggu, sumbang, dan nadanya lebih rendah dari
biasanya. Kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas, atau paralisis
komplit.
2. Sesak Nafas dan Stridor
Terjadi karena adanya sumbatan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukan
kotoran atau sekret, maupun fiksasi pita suara. Adanya stridor dan dispnea adalah
tanda prognosis kurang baik.
3. Rasa Nyeri di Tenggorok
Keluhan bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam.
4. Disfagia dan Odinofagia
Merupakan ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring,
hipofaring, dan sinus piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering
pada tumor ganas postkrikoid. Adanya odinofagi menandakan adanya tumor ganas
lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.
5. Batuk dan Hemoptisis
Batuk jarang pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan tertekannya
hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring. Sedangkan haemoptisis
sering pada tumor ganas glotik dan supraglotik.
6. Nyeri alih telinga ipsilateral, halitosis, penurunan berat badan serta
pembesaran
kelenjar getah bening di pertimbangkan sebagai perluasan tumor ke luar
laring atau metastasis jauh.
7. Nyeri tekan daerah laring
Gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang
menyerang kartilago tiroid dan perikondrium

1.7 Pemeriksaan Penunjang


Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan penunjang yang baik dan
benar, diantarannya yaitu: (Haryuna, 2004)
a. Anamnese
b. Pemeriksaan THT rutin
c. Laringoskopi direk
d. Radiologi foto polos leher dan dada
e. Pemeriksaan radiologis khusus : politomografi, CT-Scan, MRI
f. Pemeriksaan hispatologi dari biopsi laring sebagai diagnosa pasti.

1.8 Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan medis kanker laring meliputi kemoterapi, radioterapi,
maupun operasi (laringektomi) serta kombinasi dari ketiganya. (Ismi et al., 2106)
1. Pembedahan
a. Laringektomi Parsial : diindikasikan untuk kanker laring stadium I yang
tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan stadium II. (Haryuna, 2004).
Pembedahan ini dilakukan pada satu pita suara yang terganggu dan angka
kesembuhannya tinggi. (Brunner dan Suddarth, 2013).
b. Laringektomi Total : pengangkatan seluruh stuktur laring mulai dari batas
atas (epiglotis dan os hoid) sampai batas bawah cincin trakea. (Haryuna,
2004). Pembedahan ini memberikan kesembuhan yang diharapkan pada
sebagian besar kanker laring stadium IV lanjut, ketika tumor meluas keluar
dari pita suara, atau untuk kanker yang berulang atau menetap setelah
terapi radiasi. (Brunner dan Suddarth, 2013).
c. Diseksi Leher Radikal : tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini
(T1-T2) karena kemungkinan metastase ke kelenjar limfe leher sangat
rendah. Sedangkan tumor supraglotis, subglotis dan tumor glotis stadium
lanjut sering kali mengadakan metastase ke kelenjar limfe leher sehingga
perlu dilakukakan tindakan diseksi leher. Pembedahan ini tidak disarankan
bila telah terdapat metastase. (Haryuna, 2004).
2. Radioterapi
Radioterapi digunakan untuk mengurangi tumor glotis dan supraglotis T1 dan
T2 dengan hasil yang baik (angka kesembuhannya 90%). Keuntungan denga cara
ini adalah laring tidak cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Dosis yang
danjurkan adalah 200 rad perhari sampai dosis total 6000-7000 rad. (Haryuna,
2004). Terapi radiasi ini juga dapat digunakan sebelum operasi untuk mengurangi
ukuran tumor, dikombinasikan dengan pembedahan pada kanker laring lanjut
(stadium III dn IV) atau sebagai upaya paliatif. (Brunner dan Suddarth, 2013).
3. Kemoterapi
Diindikasikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adjuvant ataupun
paliativ. Obat yang diberikan adalah cisplatinum 80-120 mg/m2 dan 5 FU 800-1000
mg/m2. (Haryuna, 2004).

1.2 Konsep Asuhan Keperawatan Kanker Laring


1.2.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama :-
Umur : kebanyakan terjadi pada pria diatas 50 tahun.
Jenis Kelamin : perbandingan kanker laring antara laki-laki dan perempuan
yaitu yaitu 10:1. Faktor resiko tertinggi yaitu merokok.
No. RM : ZZZZ
Suku :-
Alamat :
B. Riwayah Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien dating dengan keluhan serak dan sakit tenggorokan, pasien
berkata ada pembengkakan pada tenggorokanya.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dengan kanker laring memiliki gejala serak, nyeri dan rasa
terbakar pada tenggorokan ketika meminum cairan yang panas,
kemungkinan teraba benjolan pada leher, terdapat dipsnea serak dan
nafas bau.
3. Riwayat Penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah ada riwayat laryngitis, epiglottis dan
riwayat sakit tenggorokan lainya.
4. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga yang pernah mengalami kanker laring
atau kanker yang lain.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Suhu
Mungkin menetap pada suhu normal 36,5-37,5
2. Nadi
Jarang meningkat rentang nadi normal 60x-100x/ menit

3. Tekanan darah

Jarang meningkat ( Mungkin menetap tidak berubah), tekanan darah normal


90/60-120/80 mmhg

4. Respirasi
Respirasi pada klien ca laring bisa saja terganggu ketidak efektifan jalan
nafas akibat pembesaran ca laring, respirssi normal 16x-20x/menit
5. Berat Badan
Berat badan klien yang terkena kanker laring bisa saja kurang dari batas
normal BMI akibat kanker laring mengganngu jalan masuk nutrisi akibat
pembenggkakan. sangat kurus < 16,00, kurus < 18,50, normal 18,50-
24,99, kegemukan > = 25,00, obesitas >= 30,00
6. Leher
Kaji keadaan mulut klien serta mukosa mulut dan leher. Gejala yang
muncul misalnya perubahan suara, misalnya menjadi serak, ada benjolan
atau pembekakan di leher, adanya sakit tenggorokan, adanya batuk yang
tidak kunjung sembuh, terasa ada yang mengganjal di tenggorokan, nafas
tidak sedap serta sulit untuk menelan.
D. Pemeriksaan Pola
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kaji definisi sehat menurut pasien, kebiasaan diet, olahraga, riwayat
penyakit keluarga, data genogram, persepsi tentang sehat dan sakit,
screening penyakit, pelayanan kesehatan/pertolongan yang digunakan jika
sakit, konsumsi obat-obatan modern maupun konvensional, riwayat
kesehatan dahulu. Data pendukung: pemeriksaan fisik umum
2. Pola nutrisi dan metabolism
Kaji kebiasaan makan dan minum sebelum MRS, diet RS, intake makanan,
adanya mual, muntah, kesulitan menelan, keadaan yang mengganggu
nutrisi, status gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh: postur tubuh,
BB, TB, IMT, pengetahuan tentang nutrisi terkait penyakitnya, intake
cairan, tanda-tanda kelebihan cairan, perubahan intake makanan terkait
penyakit, budaya, stress, adanya kelainan psikologis terkait makan. Data
pendukung lain: hasil pemeriksaan system Gastrointestinal, kulit,
rambut, kuku
3. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAB/BAK sebelum masuk RS. Keluhan terkait BAB/BAK,
urin output, karakteristik BAB dan BAK, pengggunaan obat -obatan untuk
melancarkan BAB. Data pendukung: Hasil pemeriksaan system
genitourinary
4. Pola aktivitas dan latihan
Kaji aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan, olahraga yang disenangi,
aktivitas rekreasi, kemampuan perawatan diri, hygiene, makan, mandi,
toileting, dressing, penggunaan alat bantu mobilitas, ROM, oksigenasi, alat
bantu nafas, gangguan aktivitas yang dialami. Data pendukung: hasil
pemeriksaan kardiovaskuler, respirasi, muskuloskeletal, neurologi
5. Pola tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur sebelum MRS, penggunaan obat tidur, faktor budaya,
kebiasaan minum kopi, apakah ada masalah dengan tidur saat ini, gangguan
tidur, lama tidur, keluhan penyakit yang mengganggu tidur, masalah fisik
dan psikologi yang mempengaruhi tidur. Data pendukung: pemeriksaan
fisik umum
6. Pola persepsi dan kognitif
Tingkat kesadaran, orientasi, daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya
pendengaran, daya penglihatan, nyeri (PQRST), faktor budaya yang
mempengaruhi nyeri, cara-cara yang dilakukan pasien untuk mengurangi
nyeri, pemakaian alat bantu lihat atau dengar, proses berfikir, isi pikiran,
daya ingat, dan waham, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan
komunkasi, tingkat pendidikan, luka. Data pendukung: Hasil
pemeriksaan neurologi
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pekerjaan, situasi keluarga, kelompok dukungan sosial, persepsi diri,
kelemahan dan kekuatan diri pasien, bagian tubuh yang disukai atau tidak
disukai, ancaman terhadap konsep diri. Data pendukung: pemeriksaan
fisik umum
8. Pola peran dan hubungan
Peran pasien dalam keluarga, pekerjaan dan sosial, kepuasan peran,
pengaruh status kesehatan terhadap peran, pentingnya keluarga, pengambil
keputusan dalam keluarga, orang-orang terdekat pasien, pola hubungan
orang tua anak. Data pendukung: pemeriksaan kesehatan umum
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Masalah seksual, dekripsi prilaku seksual, pengetahuan terkait seksualitas
dan reproduksi, efek status kesehatan terhadap seksualitas, penggunaan alat
kontrasepsi. Masalah menstruasi, riwayat gangguan fisik dan psikologis
terkait seksualitas. Data pendukung: Hasil pemeriksaan system
reproduksi, payudara, rektal
10. Pola toleransi coping- stress
Apakah memiliki stressor selama ini, sifat stressor, apa yang dilakukan
untuk mengatasi, strategi koping yang dipakai dan efektivitasnya,
kehilangan dan perubahan hidup yang pernah atau sedang dialami, kaitan
stress dengan dinamika keluarga, pengetahuan tentang strategi koping. Data
pendukung: pemeriksaan umum
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Kaji latar belakang etnik dan budaya pasien, status ekonomi, prilaku
kesehatan terkait nilai atau kepercayaan, tujuan hidup pasien, pentingnya
agama bagi pasien, akibat penyakit terhadap aktivitas keagamaan. Data
pendukung: pemeriksaan umum

D. Pemeriksaan penunjang

1. Laringoskopi merupakan cara yang paling umum dan paling mudah.


Laringoskopi adalah pemeriksaan yang menggunakan laringoskop untuk
melihat bagian laring.
2. Pemeriksaan sinar X-ray ditujukan untuk melihat apakah dilaring ada lesi,
perubahan ukuran maupun bentuk.
3. Pemeriksaan CT dan MRI merupakan pemeriksaan yang cocok bagi pasien
yang kanker laringnya sudah menyebar dan stadium lanjut. Pemeriksaan ini
dapat menunjukan luas penyebaran kanker laring.
4. Ultrasonic tomography dignakan untuk mendeteksi penyebaran kanker
laring
5. ke getah bening dengan biaya ringan.

Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan pre op pada ca laring
yaitu:

a. Gangguan menelan b.d abnormalitas laring mengakibatkan penyempitan


laring.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan menelan makanan
c. Hambatan komunikasi verbal b.d pengangkatan pita suara, hambatan fisik
trakeostomi.

d. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d pengangkatan glotis,


ketidakmampuan untuk bernafas, batuk dan menelan, sekresi yang banyak
dan kental.
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan post op pada ca laring
yaitu:

a. Kekurangan volume cairan b.d kegagalan mekanisme regulasi.


b. Nyeri akut b.d insisi bedah, terpasang trakeostomi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan menelan makanan

d. Risiko infeksi b.d prosedur invasif


e. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d pengangkatan glotis,
ketidakmampuan untuk bernafas, batuk dan menelan, sekresi yang banyak
dan kental.
f. Hambatan komunikasi verbal b.d pengangkatan pita suara, hambatan fisik
trakeostomi.
g. Gangguan citra tubuh b.d Kehilangan suara, perubahan anatomi wajah dan
leher

Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi
Hasil
1. Domain 2: Nutrisi, Kelas Status Menelan Pencegahan Aspirasi
1. Makan. (1010) (3200)
Gangguan menelan b.d Tujuan: 1. Pantau
abnormalitas laring Gangguan menelan kemampuan
mengakibatkan tidak terjadi menelan
penyempitan laring. 2. Suapkan
Kriteria hasil: makanan dalam
1. Dapat jumlah yang kecil
mempertahankan 3. Potong makanan
makanan dalam menjadi potongan
mulut kecil
2. Kemampuan
menelan adekuat
3. Mampu
mengosongkan
rongga mulut
4. Pengetahuan
tentang prosedur
pengobatan
5. Dapat
mentoleransi
ingesti makanan
tanpa tersedak dan
aspirasi
2. Domain 2: Nutrisi, Kelas Status Nutrisi (1004) Managemen Nutrisi
1. Makan. Tujuan: (1100)
1. Kolaborasi
dengan ahli gizi
Ketidakseimbangan nutrisi Mempertahankan untuk
kurang dari kebutuhan kebutuhan nutrisi yang menentukan
tubuh b.d ketidakmampuan adekuat jumlah kalori dan
menelan makanan nutrisi yang
Kriteria hasil: dibutuhkan
1. Mampu 2. Berikan makanan
mengidentifikasi yang terpilih
nutrisi 3. Berikan
2. Tidak adanya informasi tentang
tanda tanda kebutuhan nutrisi
malnutrisi
3. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti

3. Domain 5: Komunikasi (0902) Peningkatan


Persepsi/Koknisi. Kelas 5. Tujuan: Komunikasi:
Komunikasi Meningkatkan metode Kurang Bicara
Hambatan komunikasi komunikasi yang (4976).
verbal b.d pengangkatan efektif 1. Dorong pasien
pita suara, hambatan fisik untuk
trakeostomi. Kriteria hasil: berkomunikasi
1. Dapat secara perlahan
mengekspresikan dan mengulangi
perasaan dengan permintaan
berkomunikasi 2. Gunakan kartu
secara tertulis baca, kertas,
2. Dapat pensil, bahasa
mengekspresikan tubuh, gambar
perasaan dengan dan lain-lain
berkomunikasi untuk
secara isyarat memfasilitasi
3. Dapat komunikasi dua
mengekspresikan arah yang optimal
perasaan dengan
berkomunikasi
menggunakan foto
dan gambar
4. Mampu
memenejemen
kemampuan fisik
yang dimiliki
5. Klien mampu
umtuk
memperoleh,
mengatur, dan
menggunakan
informasi
4. Domain 11: Status Pernafasan: Managemen Jalan
Keamanan/Perlindungan. Kepatenan Jalan Nafas (3140).
Kelas 2. Cedera Fisik Nafas (0410). 1. Posisikan pasien
Tujuan: untuk
Ketidakefektifan bersihan Mempertahankan memaksimalkan
jalan nafas b.d kepatenan jalan nafas ventilasi
pengangkatan glotis, 2. Keluarkan secret
ketidakmampuan untuk Kriteria hasil: dengan batuk
bernafas, batuk dan 1. Mampu bernafas atau menyedot
menelan, sekresi yang dengan mudah lender
banyak dan kental. 2. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten
3. Mampu
mengidentifikasi
dan mencegah
faktor yang dapat
menghambat jalan
nafas
4. Saturasi O2 dalam
batas normal
5. Irama pernapasan
normal
6. Pasien mampu
mengeluarkan
sputum secara
efektif
5. Domain 2: Nutrisi, Kelas Hidrasi (0602). Managemen Cairan
5. Hidrasi. Tujuan: (4120).
Volume cairan pada 1. Monitor status
Kekurangan volume cairan tubuh dapat terpenuhi hidrasi
b.d kegagalan mekanisme 2. Monitor vital sign
regulasi Kriteria hasil: 3. Monitor masukan
1. Tidak ada tanda- makanan atau
tanda dehidrasi, cairan dan hitung
membrane intake kalori
mukosa lembab, harian
tidak ada rasa 4. Monitor status
haus yang nutrisi
berlebihan
6. Domain 12: Kenyamanan Pengetahuan: Manajemen
Managemen Nyeri Lingkungan:
Kelas 1: Kenyamanan
(1843). Kenyamanan (6482)
Fisik
Nyeri akut b.d insisi bedah, Tujuan: 1. Sokong kepala dan
terpasang trakeostomi leher dengan
Nyeri pada klien dapat
bantal. Tunjukkan
berkurang atau hilang
pada pasien
Kriteria Hasil: bagaimana
menyokong leher
1. Mampu
selama aktivitas.
mengontrol nyeri,
dan mencari
Manajemen Nyeri
bantuan untuk
(1400)
mengatasi
2. Pastikan
nyerinya
perawatan
2. Melaporkan
analgesik bagi
bahwa nyeri
pasien dilakukan
berkurang dengan
dengan
menggunakan
pemantauan yang
manajemen nyeri
ketat
3. Mampu
3. Pilih dan
mengenali nyeri
implementasikan
(skala, intensitas,
tindakan yang
frekuensi dan
beragam
tanda-tanda nyeri)
(farmakologi,
4. Menyatakan
nonfarmakologi,
rasa nyaman
interpersonal)
setelah nyeri
untuk
berkurang
memfasilitasi
penurunan nyeri
sesuai dengan
kebutuhan
4. Dorong pasien
untuk memonitor
nyeri dan
menangani
nyerinya dengan
tepat
5. Dukung
istirahat/tidur
yang adekuat
untuk membantu
penurunan nyeri
7. Domain 11: Keparahan Infeksi Perlindungan
Keamanan/Perlindungan. (0703) Infeksi (6550)
Kelas 1. Infeksi Tujuan: 1. Tingkatkan
Risiko infeksi b.d prosedur Terhindar dari risiko intake nutrisi
invasif infeksi 2. Monitor tanda
dan gejala infeksi
Kriteria hasil: sistemik dan
1. Bebas dari tanda lokal
dan gejala infeksi 3. Monitor
2. Mampu untuk kerentanan
mencegah terhadap infeksi
timbulnya infeksi 4. Ajarkan pasien
dan keluarga
tanda dan gejala
dari infeksi
5. Ajarkan cara
menghindari
infeksi
8. Domain 12: Citra Tubuh (1200). Peningkatan Citra
Kenyamanan. Kelas 2. Tujuan: Tubuh (5220).
Kenyamanan Mengidentifikasi 1. Kaji secara verbal
Lingkungan. perasaan dan metode dan non verbal
Gangguan citra tubuh b.d koping untuk persepsi respon pasien
Kehilangan suara, negatif pada diri sendiri terhadap
perubahan anatomi wajah tubuhnya
dan leher Kriteria hasil: 2. Monitor
1. Mendiskripsikan frekuensi
secara faktual mengkritik
perubahan fungsi dirinya
tubuh 3. Jelaskan tentang
pengobatan,
perawatan,
kemajuan dan
prognosis
penyakit
4. Dorong pasien
mengungkapkan
perasaanya

Evaluasi Keperawatan

Hasil akhir yang diharapkan untuk pasien yaitu:

a. Pada pasien kemampuan menelannya adekuat

b. Mempertahankan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat

c. Dapat meningkatkan metode komunikasi secara efektif

d. Mempertahankan bersihan jalan nafas dan dapat menangani sekresinya

e. Volume cairan pada tubuh pasien dapat terpenuhi

f. Pasien dapat memanagemen nyeri


g. Pasien terhindar dari risiko infeksi

h. Mampu mengidentifikasi peningkatan citra tubuh pada diri pasien


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pathway Kanker Laring


2.1.1 Pre Op Infeksi virus HPV (tipe 16 & 18) dan Ebstein Bar

Faktor resiko: Faktor lainnya : paparan


merokok & alkohol debu kayu, radioaktif, dll.

- Predileksi di
korda vokalis.
- Awalnya tumbuh jaringan berupa papil-papil
Paparan zat karsinogenik yang berulang (papiloma) kemudian terjadi perubahan
maligna menjadi karsinoma mukosa

Terganggunya struktur sel DNA normal

Diferensiasi dan proliferasi abnormal pada sel


skuamosa laring

Mutasi serta perubahan pada fungsi dan karakteristik sel

Apoptosis serta kematian sel. Pro-onkogen akan terus


meningkat sementara tumor supressor gene menurun.

KARSINOMA LARING VLAL

Metastase pada Proliferasi terus-menerus dari sel anaplastik yang Oklusi atau
akan mengambil suply oksigen, darah dan nutrien Gangguan jalan nafas oleh massa
supraglotik penyempitan tumor, penumpukan kotoran atau
celah glotik sekret maupun oleh fiksasi pita suara
Obstruksi pada Pemecahan sumber energi
lumen esofagus yang berlebihan
Plika vocal suara Dispnea dan stridor
tidak berkontraksi
Berkurangnya
Disfagia intake nutrisi untuk
progresif Mengganggu gerak Ketidakefektifan
kebutuhan tubuh
maupun gerakan pita bersihan jalan nafas
suara
Kesulitan dalam
Ketidakseimban
menelan makanan Suara menjadi serak,
gan nutrisi
kurang dari kualitas suara menjadi
kebutuhan tubuh semakin besar.

Gangguan
menelan
Hambatan
komunikasi
verbal
2.1.2 Post op

Prosedur infasif op.

Pengangkatan organ
laring

Kehilangan
Luka insisi Trauma Pengangkatan
cairan
buruk jaringan organ vokalis
pendarahan
(stimulasi korda
nyeri)
Infeksi Prod. Scret
Syok bakteri Kemampuan Hambatan
hipovolemik Mengaktifkan batuk komunikasi
reseptor nyeri verbal
Risiko
Kekurangan Melalui infeksi Tidak
volume sistem efektif
cairan saraf kebersihan
acenden jalan nafas

Ganguan
Merangsang
citra
thalamus &
tubuh
korteks
seribi

Muncul
sensai
nyeri

Gangguan Kegagalan Risiko


rasa nyaman mekanisme perub.
: Nyeri regulasi/pengaturan Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
2.2 Aplikasi Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Usia : 55 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku : Jawa
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Alamat rumah : Semarang, Jawa Tengah
Sumber biaya : BPJS
Tanggal masuk RS : 11 Februari 2015
Diagnosa Medis : Ca. Laring
a. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. H
Hubungan dengan klien : Istri

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Klien masuk di RSUAM pada tanggal 4 Desember 2014 dengan keluhan
nyeri pada bagian leher, batuk sudah 1 minggu yang lalu, kemerahan di sekitar
leher, panas (+), makan dan minum (+), rimawat operasi 6 bulan yang lalu.
b. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian
1) Keluhan utama: nyeri
Saat pengkajian klien tampak menahan nyeri, klien gelisah, tampak kemerahan
pada luka trakeostomi, keluarga mengatakan klien sering mengerang kesakitan
terutama pada malam hari dengan skala nyeri 5.
2) Keluhan penyerta
Selain nyeri klien juga batuk, disertai sekret, warna kekuningan.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Keluarga mengatakan klien pernah operasi sebelumnya kurang lebih 6 bulan
yang lalu di Jawa, yaitu operasi pengangkatan kanker di leher.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit sama
seperti klien.
e. Riwayat Psikososial-Spiritual
1) Psikologi : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan
keluarga.
2) Spiritual : Klien mengatakan sebelum sakit klien sering melaksanakan ibadah
shalat 5 waktu. Saat sakit klien tidak pernah melaksanakan ibadah.

3. Lingkungan
Klien tinggal di desa, jauh dari jalan raya, kebersihan rumah terjaga, dan jauh
dari polusi.

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sebelum dan Saat Sakit


a. Pola Nutrisi dan Cairan
1) Sebelum sakit klien mampu menghabiskan porsi makannya 3x dalam sehari,
nafsu makan klien baik
2) saat sakit keluarga klien mengatakan klien hanya makan beberapa sendok bubur
saja setiap kali makan.
b. Pola Cairan
1) Sebelum sakit klien minum 6-8 gelas tiap hari
2) Saat sakit keluarga mengatakan klien hanya minum 3-4 gelas saja perhari kurang
lebih 1000 cc/hari.
Klien mendapat terapi parenteral :
a) Infuse RL 500 ml/8 jam : ± 1.500 cc/hari
b) Ceftriacone 1 gr/vial/12 jam : ± 12 cc/hari
c) Gentamicin 80ml/12 jam : ± 160 cc/hari
d) Ranitidine 50mg/12 jam : ± 100 cc/hari
Total input : ± 2.772 cc/hari
c. Pola Eliminasi
1) BAK
a) Sebelum sakit keluarga mengatakan BAK ± 5x/hari dengan warna urine kuning
jernih dan bau yang khas
b) Saat sakit keluarga mengatakan klien BAK ± 4-5x/hari : ±500cc/BAK, total BAK
±2.000cc/hari.
2) BAB
a) Sebelum sakit klien BAB ±1x/hari
b) Saat sakit keluarga mengatakan klien BAB 1x dalam 2 hari
Balance cairan :
Total input : 2.777 cc/hari
Total output: 2.000 cc/hari
IWL : BB X 10
: 50kg x 10 = 500cc/hari
Rumus balance cairan : input – (output + IWL)
: 2.777 – (2000 + 500)
: ± 272 cc
d. Pola Personal Hygine
1) Mandi
a) Sebelum sakit klien mandi 2x sehari
b) Saat sakit klien hanya di lap oleh keluarganya pagi dan sore
2) Oral hygien
a) Sebelum sakit keluarga mengatakan klien rajin menggosok gigi 2x/hari pagi
dan sore setiap mandi
b) Saat sakit keluarga mengatakan menggosok gigi klien 1x/hari saat pagi
e. Pola istirahat dan tidur
1) Keluarga mengatakan sebelum sakit klien tidur 6-8 jam/hari. Klien tidak
memiliki kebiasaan minum obat tidur
2) Saat sakit keluarga mengatakan klien hanya tidur 4-5 jam/hari, klien sering
terbangun terutama saat merasakan sakit
f. Pola istirahat dan latihan
1) Sebelum sakit keluarga mengatakan memenuhi rutinitas sehari-hari dari jam
08.00-18.00 WIB.
2) Saat sakit klien tidak pernah melakukan aktifitas, aktifitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat
g. Pola kebiasaan yang mempengaruhi aktivitas
1) Keluarga mengatakan klien seorang perokok berat, klien menghabiskan 1-2
bungkus rokok tiap hari.

5. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos mentis. GCS:15, E:4, V:5, M:6
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 derajat Celcius
TB : 170 cm
BB : 50 kg
b. Pemeriksaan persistem
1) System penglihatan
Posisi mata simetris, pergerakan bola mata baik, konjungtiva annamis, sclera
annikterik, tajam penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda peradangan, klien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
2) System pendengaran
Kedua daun telinga klien simetris, tidak terdapat serumen, kondisi telinga baik,
tidak ada cairan yang keluar dari dalam telinga, fungsi pendengaran baik, klien
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
3) System wicara
Klien hanya mampu mengucapkan beberapa kata saja, selebihnya klien hanya
mampu mengangguk, menggeleng dan mengerang.
4) System pernapasan
Klien batuk, secret (+), RR:20x/menit, suara napas ronchi, reflek batuk (+),
menggunakan otot bantu pernapasan, retraksi dinding dada (+).
5) System kardiovaskuler
a) Sirkulasi perifer
Nadi : 84x/menit, irama teratur, denyut nadi kuat, tidak terdapat distensi vena
jugolaris, temperature kulit hangat, warna kulit kemerahan, CRT <3 detik, tidak
terdapat edema.
b) Sirkulasi jantung
Irama jantung teratur, bunyi jantung normal, tidak ada kelainan bunyi jantung,
klien tidak mengeluh nyeri dada, kardiomegali (-).
6) System neurologi
Gaslow coma skale (GCS) : 15, E:4, V:5, M:6 tidak ada tanda-tanda peningkatan
TIK, tidak ada tanfa-tanda iritasi meningen, tonus otot normal, klien tidak
mengalami kesulitan pergerakan pada ekstremitas.
7) System pencernaan
Keadaan mulut baik, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, klien mengalami
kesulitan menelan karena terdapat luka trakeostomi pada leher, muntah (-), nyeri
daerah perut (-), bising usus 20x/menit, tidak terdapat massa pada abdomen,
tidak terdapat distensi pada abdomen, colostomy (-), BB sebelum sakit 60 kg,
BB saat sakit 50 kg.
8) System imunologi
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
9) System endokrin
Napas klien tidak berbau keton, tidak ada gangren, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada tanda-tanda pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
tanda-tanda peningkatan kadar gula darah.
10) System urogenital
Distensi kandung kemih (-), nyeri tekan (-), nyeri perkusi (-), penggunaaan
kateter (-), keadaan genital tidak terkaji.
11) System integument
Keadaan rambut klien kusam, tidak ada tanda-tanda perafangan pada kulit, luka
operasi pada leher, dekubitus (-), pruritus (-), tidak ada tanda-tanda perdarahan.
12. System musculoskeletal
Klien tidak mengalami kesulitan dala pergerakan, tidak mengeluh sakit pada
tulang, tidak dijumpai tanda-tanda fraktur, tonus otot kuat, tidak ada kelainan
pada tulang dan otot, tidak ada tanda-tanda radang pada sendi.
Keuatan otot :
5555 5555
5555 5555

6. Pemeriksaan Penunjang
RSUP Dr. Kariadi
Tgl : 16-03-2015
a. Pemeriksaan lab
Hematologi tanggal : 12 feb 2015
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 80 gr/dl Pa : 13,5 – 18,0 gr/dl
Pi : 12,0 – 16,0 gr/dl
Hematokrit 23% Pa : 40-54%
Pi : 38-47%
LED 30 mm/jam Pa : 0-10 mm/jam
Pi : 0-20 mm/jam
Leukosit 21.700/ul 4.500 – 10.700/ul

8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1) Terapi obat oral tanggal 14-02-2015
a) PCT 3x1
b) Ambroxol 3x1
c) Cepadroxol 3x1
2) Terapi obat injeksi tanggal; 14-02-2015
a) Ceftriaxone 1gr/vial/12 jam
b) Gentamicin 80ml/12jam
c) Ranitidine 50mg/12jam
d) Infuse RL 500ml/8jam
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Kaji TTV
2) Kaji skala nyeri
3) Berikan teknik manajemen nyeri
4) Penuhi kebutuhan nutrisi
5) Kolaborasi pemberian inhalasi

2.2.2 Analisis Data


Hari/
Data Etiologi Masalah Paraf
Tanggal
Selasa / 11
Februari
DS : Ketidakefektifan
bersihan jalan
Domain 11.
Keamanan/Perlindu
Qszh
2015 a. Keluarga nafas Ns. F
ngan
klien
Kelas 2. Cedera
mengatakan ↑
Fisik
bahwa klien
batuk sejak 1 Gangguan
kemampuan Ketidakefektifan
minggu yang bersihan jalan nafas
lalu bernapas
(00031)
DO : ↑

a. Klien batuk Produksi secret


b. Produksi yang banyak
sekret (+)
c. Kemerahan
di sekitar
leher dan
panas (+)
d. Suara napas
ronchi
e. Mengguna-
kan otot
bantu
pernapasan
f. Retraksi
dinding dada
(+).

Selasa / 11
Februari
DS : Nyeri Akut Domain 12.
Kenyamanan
Qszh
2015 a. Keluarga ↑ Ns. F
Kelas 1.
mengatakan
Terjadi Kenyamanan Fisik
klien sering
mengerang penekanan
serabut syaraf Nyeri Akut (00132)
kesakitan
terutama ↑
pada malam
hari dengan Pertumbuhan sel
skala nyeri 5 –sel neoplasma
b. Klien
mengeluh
nyeri pada
bagian leher

DO :

a. Klien gelisah
b. Tampak
kemerahan
pada luka
trakeostom
c. Klien
tampak
menahan
nyeri

Selasa / 11
Februari
DS : Ketidakseimbang
an nutrisi :
Domain 2. Nutrisi
Kelas 1. Makan
Qszh
2015 a. keluarga Ns. F
klien
mengatakan kurang dari Ketidakseimbanga
klien hanya kebutuhan tubuh nutrisi : kurang dari
makan kebutuhan tubuh
beberapa ↑ (00002)
sendok Penurunan BB
bubur saja
setiap kali ↑
makan
Kurang asupan
DO : makanan

a. Berat badan
pasien
sebelum
sakit 60 kg,
saat sakit 50
kg
b. Klien sulit
menelan
makanan
c. Terdapat
luka
trakeostomi
Selasa / 11
Februari
DS : Hambatan
komunikasi
Domain 5. Persepsi
Diri
Qszh
2015 a. Keluarga verbal Ns. F
Kelas 5.
klien
Komunikasi
mengatakan ↑
klien hanya Hambatan
bisa Kesulitan
berkomunikasi komunikasi verbal
mengucapka (00051)
n beberapa secara lisan
kata saja ↑
DO :
a. klien hanya Hambatan fisik
mampu (trakeostomi)
mengangguk
,
menggeleng
dan
mengerang.
Selasa / 11
Februari
DO :
a. Tampak
Resiko infeksi Domain 11.
Keamanan/Perlindu
Qszh
2015 kemerahan ↑ Ns. F
ngan
pada luka Prosedur invasif Kelas 1. Infeksi
trakeostomi (pembedahan)
b. Panas (+) Resiko infeksi
(00004)

2.2.3 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d produksi secret yang banyak d.d
Keluarga klien mengatakan bahwa klien batuk sejak 1 minggu yang lalu,
suara napas ronchi, menggunakan otot bantu pernapasan, dan adanya retraksi
dinding dada (+)
b. Nyeri akut b.d penekanan serabut syaraf oleh sel-sel neoplasma pada laring
d.d keluarga klien yang mengatakan bahwa klien sering mengerang kesakitan
terutama pada malam hari dengan skala nyeri 5 serta terdapat kemerahan pada
luka trakeostominya
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan
makanan d.d keluarga klien mengatakan bahwa klien hanya makan beberapa
sendok bubur saja, BB turun dari 60kg menjadi 50kg.
d. Hambatan komunikasi verbal b.d hambatan fisik (trakeostomi) d.d keluarga
klien mengatakan bahwa klien hanya mampu mengucapkan beberapa kata
saja, klien hanya bisa mengerang, serta menggeleng.
e. Resiko infeksi b.d prosedur invasif
2.2.4 Intervensi Keperawatan
Paraf
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi &
Nama
1. Domain 11.
Keamanan/Perlindungan
Tujuan:
Setelah dilakuakan perawatan selama
Manajemen jalan nafas (3140)
1. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau
Qszh
1 x 24 jam pernafasan pasien optimal jaw thrust, sebagaimana mestinya Ns. F
Kelas 2. Cedera Fisik
dan bersihan jalan nafas tidak 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan Qszh
Ketidakefektifan bersihan terganggu ventilasi Ns. F
jalan nafas (00031)
KH:
3. Buang sekret dengan memotivasi pasien
untuk melakukan batuk atau menyedot lendir Qszh
Status pernafasan: kepatenan jalan 4. Lakukan penyedotan melaui endtrakea atau Ns. F
nafas (0410)
1. Frekuensi pernafasan ditingkatkan
nasotrakea, sebagaimana mestinya.
5. Intruksikan bagaimana agar bisa melakukan
Qszh
ke skala 5 (tidak ada deviasi dari batuk efektif Ns. F
kisaran normal)
2. Kemampuan untuk mengeluarkan Monitor pernafasan (3350)
Qszh
sekret ditingkatkan ke skala 5 1. Monitor keluhan sesak nafas pasien Ns. F
(tidak ada deviasi dari kisaran
normal)
termasuk kegiatan yang meningkatkan atau
memperburuk sesak nafas tersebut
Qszh
Ns. F
3. Batuk yang dikeluhkan klien
ditingkatkan ke skala 5 (tidak ada)

2. Domain 12. Kenyamanan Tujuan: Manajemen Nyeri (1400)


Kelas 1. Kenyamanan
Fisik
Setelah dilakuakan perawatan selama 1.
1 x 24 jam skala nyeri pasien menurun
Lakukan pengkajian nyeri
komprehensif yang meliputi lokasi,
secara
Qszh
dan pasien menjadi nyaman. karakteristik, onset/durasi, dan frekuensi. Ns. F
Nyeri Akut (00132)
KH:
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan terutama pada
Qszh
Ns. F
Nyeri: Efek yang Mengganggu klien yang tidak dapat berkomunikasi secara
1. Ketidaknyamanan klien
ditingkatkan ke skala 5 (tidak ada) 3.
efektif
Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
Qszh
Ns. F
2. Gangguan pada aktivitas hidup 4. Ajarkan klien penggunaan teknin non-
sehari-hari ditingkatkan ke skala 5 farmakologi seperti relaksasi Qszh
(tidak ada) 5. Monitor kepuasan pasien terhadap
Ns. F
3. Gangguan aktivitas fisik manajemen nyeri dalam interval yang
ditingkatkan ke skala 5 (tidak ada) spesifik Qszh
Ns. F
3. Domain 2. Nutrisi
Kelas 1. Makan
Tujuan:
Setelah dilakuakan perawatan selama
Manajemen diare (0460)
1. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih
Qszh
1 x 24 jam status nutrisi pasien dapat sering serta tingkatkan porsi secara bertahap Ns. F
Ketidakseimbanga nutrisi :
kurang dari kebutuhan
terpenuhi dan nafsu makan pasien
membaik.
2. Timbang pasien secara berkala
Qszh
Ns. F
tubuh (00002)
KH:
Status nutrisi (1004)
Manajemen nutrisi (1100)
1. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
Qszh
Ns. F
mengkonsumsi makanan (misalnya, bersih,
1. Asupan gizi klien ditingkatkan ke berventilasi, santai, dan bebas dari bau
skala 5 (tidak menyimpang dari menyengat)
rentang normal) 2. Pastikan makanan disajikan dengan cara Qszh
2. Asupan makanan klien yang menarik dan pada suhu yang paling Ns. F
ditingkatkan ke skala 5 (tidak cocok untuk konsumsi optimal
menyimpang dari rentang normal) 3. Intruksikan pasien mengenai kebutuhan Qszh
3. Rasio berat badan ditingkatkan ke nutrisi (yaitu membahas pedoman diet dan Ns. F
skala 5 (tidak menyimpang dari piramida makanan
rentang normal)
4 Domain 5. Persepsi Diri Tujuan: Peningkatan Komunikasi: Kurang Bicara
(4976)
Kelas 5. Komunikasi Setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan yang dilakukan 3x24
jam, komunikasi kebutuhan klien
1. Sediakan
berkomunikasi
metode alternatif
dengan
untuk
berbicara
Qszh
(menggunakan kartu, kedipan mata, papan Ns. F
Hambatan komunikasi dapat dipahami.
komunikasi dengan papan gambar dan huruf,
verbal (00051) KH : tanda dengan tangan atau postur)
Komunikasi (0902) 2. Sesuaikan gaya komunikasi untuk memenuhi
kebutuhan klien (bantuan keluarga dalam
Qszh
1. Pertukaran pesan yang akurat Ns. F
memahami pembicaraan pasien)
dengan orang lainpada skala 5 3. Menjamin lampu pemanggil berada dalam
(tidak terganggu) jangkauan memberikan tanda pada sistem Qszh
pemanggil dengan cahaya untuk Ns. F
Komunikasi: Penerimaan (0904) mengindikasikan bahwa pasien tidak bisa
1. Mengenali pesan yang diterima berbicara Qszh
pada skala 5 ( tidak terganggu) 4. Sediakan penguatan positif dengan cara yang
Ns. F
tepat
5. Gunakan penerjemah jika diperlukan
Qszh
Ns. F

5 Domain 11. Tujuan: Kontrol Infeksi (6540)


Keamanan/Perlindungan
Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda Qszh
Kelas 1. Infeksi keperawatan yang dilakukan 2x24 dan gejala infeksi dan kapan harus
Ns. F
jam, menurunnya resiko infeksi. melaporkannya kepada penyedia erawatan
kesehatan Qszh
2. Dorong batuk dan bernafas dalam yang tepat Ns. F
Resiko infeksi (00004) KH: 3. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
Kontrol Risiko: Proses Infeksi Qszh
(1924) Ns. F
1. Mengidentifikasi faktor risiko
infeksi ditingkatkan ke skala 5
(secara konsisten menunjukkan)
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala
infeksi ditingkatkan ke skala 5
(secara konsisten menunjukkan)
2.2.5 Implementasi Keperawatan
Paraf
Evaluasi
No Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi &
Formatif
Nama
1. 1Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.00 WIB
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
Memposisikan pasien (fowler)
untuk memaksimalkan ventilasi
Klien bersedia dan kooperatif
Qszh
Ns. F
2. Selasa / 11 Februari
2015/ 10.03 WIB
Manajemen Nyeri Melakukan pengkajian nyeri Klien bersedia dan kooperatif
secara komprehensif yang meliputi
Qszh
Ns. F
lokasi, karakteristik, onset/durasi,
dan frekuensi.

3. Selasa / 11 Februari
2015/ 10.03 WIB
Manajemen Nyeri Observasi
nonverbal
adanya petunjuk Klien berusaha menjelaskan
mengenai dengan mengerang
Qszh
Ns. F
ketidaknyamanan terutama pada
klien yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif

4. 2Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.05 WIB
- Memeriksa TD klien sebelum
melakukan tindakan
Klien bersedia dan kooperatif
dalam pemeriksaan TD
Qszh
Ns. F
5. 3Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.15 WIB
Hambatan komunikasi
verbal
Menggunakan metode alternatif
untuk berkomunikasi dengan
Klien kooperatif dan
menyimak dengan baik.
Qszh
berbicara (menggunakan kartu, Ns. F
kedipan mata, papan komunikasi
dengan papan gambar dan huruf,
tanda dengan tangan atau postur)
Sesuaikan gaya
6. 4Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.30 WIB
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
Mengintruksikan bagaimana agar
pasien bisa melakukan batuk
Klien bersedia dan kooperatif
dalam latihan batuk efektif
Qszh
efektif Ns. F
7. 5Selasa / 11 Februari
.2015/ 10.45
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
Membuang sekret dengan
memotivasi pasien untuk
Klien bersedia dan kooperatif
dalam proses pembuangan
Qszh
melakukan batuk atau menyedot sekret Ns. F
lendir
8. 6Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.00 WIB
Ketidakseimbanga nutrisi :
kurang dari kebutuhan
Memberikan makanan dalam
porsi kecil.
Klien bersedia dan menerima
Qszh
tubuh Ns. F
9. 7Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.15 WIB
Ketidakseimbanga nutrisi :
kurang dari kebutuhan
Memastikan makanan disajikan
dengan cara yang menarik
Klien tertarik untuk makan
Qszh
tubuh (makanan favorit) Ns. F
10. 8Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.30 WIB
Resiko infeksi Mengajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
Keluarga beserta klien
bersedia dan kooperatif
Qszh
dan kapan harus melaporkannya Ns. F
kepada penyedia perawatan
kesehatan
11. 9Selasa / 11 Februari
.2015/ 11.40 WIB
Resiko infeksi Memastikan teknik perawatan
luka yang tepat
Klien bersedia dan kooperatif
dalam proses perawatan
Qszh
trakea pasca pembedahan Ns. F
12. Selasa / 11 Februari Manajemen Nyeri Mengajarkan klien penggunaan Klien kooperatif ditunjukkan
2015/ 11.50 WIB teknin non-farmakologi seperti dengan klien menyimak yang
relaksasi dibicarakan oleh perawat
13. Selasa / 11 Februari Manajemen Nyeri Memonitor kepuasan pasien Klien menganggukkan kepala
2015/ 12.00 WIB terhadap manajemen nyeri dalam ketika perawat menanyakan
interval yang spesifik kepuasan mengenai
penggunaan teknin non-
farmakologi
14. 1Selasa / 11 Februari
02015/ 12.15 WIB
Hambatan komunikasi
verbal
Menjamin lampu pemanggil
berada dalam jangkauan
Klien kooperatif ditunjukkan
dengan klien menyimak yang
Qszh
. memberikan tanda pada sistem dibicarakan oleh perawat Ns. F
pemanggil dengan cahaya untuk
mengindikasikan bahwa pasien
tidak bisa berbicara
2.2.6 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Paraf
Diagnosa
No Hari/Tanggal/Jam Sumatif &
Keperawatan
(SOAP) Nama
1. Selasa / 11
Februari 2015/
Ketidakefektifan
bersihan jalan
S : Klien
menuliskan
Qszh
12.30 nafas “Napas saya Ns. F
lebih enakan,
lebih lega”
O : Bunyi napas
tambahan
berkurang,
retraksi dada
berkurang
A : Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas dapat
teratasi sebagian
P : Lanjutkan
intervensi dan
pantau produksi
secret kembali
2. Selasa / 11
Februari 2015/
Nyeri Akut S : Klien
menuliskan
Qszh
12.40 “nyeri sudah Ns. F
sedikit
berkurang”
O : Klien
meringis
A : Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan
intervensi dan
pantau terapi
relaksasi yang
telah diajarkan
3. Selasa / 2
November 2004 /
Ketidakseimbanga S : Klien
nutrisi : kurang menuliskan
Qszh
12.45 dibuku “mulai Ns. F
dari kebutuhan nafsu makan
tubuh karena ini
makanan
kesukaanku”
O : Makanan
habis ½ porsi
A : Masalah
teratasi
P:-
4. Selasa / 2
November 2004 /
Hambatan S:-
komunikasi verbal O : klien
Qszh
12.50 mampu Ns. F
berkomunikasi
secara non
verbal (tertulis
dan isyarat)
A : Masalah
teratasi
P:-
5. 4. Selasa / 2
November 2004 /
Resiko infeksi S:-
O : Luka pada
Qszh
12.55 tempat Ns. F
trakeostomi
bersih, dan tidak
kemerahan
A : Masalah
teratasi
P:-
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas adalah :
1. Kanker laring adalah suatu kondisi pertumbuhan sel yang abnormal
dijaringan epitel yang mengganggu jaringan suara yang terletak diantara
larynx atau diujung priximal trachea sehingga bisa merusak pita suara.
2. Penyebab dari kanker laring meliputi kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol, paparan radiasi dan bahan berbahaya (asbes dan Polycylic Aromatic
Hydrocarbons).
3. Gejala klinis dari kanker laring adalah suara serak, pembengkakan atau
tonjolan pada leher, sakit tenggorokan, batuk tak kunjung sembuh, sulit
menelan.
4. Penatalaksanaan medis kanker laring adalah pembedahan (laringektomi
parsial, laringektomi total, dan diseksi leher radikal), radioterapi dan
kemoterapi.
5. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien kanker laring bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien secara holistik.

3.2 Saran
3.2.1 Saran bagi Pembaca
Pembaca diharapkan dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa
yang telah penulis susun untuk kemajuan penulisan makalah selanjutnya.

3.2.2 Saran bagi Mahasiswa Keperawatan


Mahasiswa keperawatan diharapkan terus menggali mengenai pengetahuan
akan asuhan keperawatan pada kanker laring dengan tujuan saat sudah terjun di
lapangan dapat mengatasi masalah klien secara holistik.

3.2.3 Saran bagi Perawat


Perawat diharapkan dapat bertindak secara profesional dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien kanker laring dengan mampu mengkaji masalah
dengan akurat sehingga dapat merumuskan diagnosa yang tepat sekaligus dapat
membuat intervensi secara tepat untuk pasien, melaksanakan implementasi secara
tepat pada evaluasi dapat diperoleh hasil yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan
sehingga maslah dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai