Hospital Bylawas Adinkes Jogja

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 35

HOSPITAL BYLAWS;

KONSEP DAN OPERASIONALISASI UNTUK MENJAWAB


TANTANGAN PADA ERA JKN - UU NO 23 / 2014 ?
“ Integrity pays! You don’t have to cheat to win “
Kennet Blanchard & Norman VP
disadur K.Bertens. 2013

Terima kasih :
o Dr dr Darwito, SH, SpB (K) Onk,,
Dirut RSUP Sardjito
Ketua PERSI Jogjakarta
o Prof dr Budi Sampurna.SpF,SH,SpKP
Tua Kompartemen Hukum PERSI
o Uud Cahyono, SH, MARS, Sekretais Kompartemen Hukum PERSI
Dr Kuntjoro Adi Purjanto, Mkes
Ketua Umum PERSI
Jogjakarta, 15 November 2018
ISI
PENDAHULUAN

DASAR PENGATURAN HBL

PENGATURAN HBL / MSBL

KESIMPULAN
Goes back a long way…

PRIMUM, NON NOCERE


FIRST, DO NO HARM
HIPPOCRATES’S TENET
( 460-335 BC )

Source: Understanding patient safety by Robert Wachter. 2008


DIMENSI MUTU: RS YANG PROFESIONAL

IOM 2001 WHO (2006) WHO 2018


1. Effective 1. Effective 1. Effective
2. Efficient 2. Efficient 2. Safe

Accessible
3. Accessible 3. Accessible 3. People-centred
4. Acceptable 4. Acceptable 4. Timely
/Patient- /patient-
centred 5. Equitable
centred
5. Timely 6. Integrated
5. Equitable
6. Safe 6. Safe 7. Efficient
RS SEBUAH KOTA BANYAK BANYAK SDM &
MODERN BANYAK PROSEDUR PEMERIKSAAN BANYAK PROFESI

HAKEKAT RUMAH SAKIT

BANYAK
BANYAK JENIS BANYAK PASIEN TEHNOLOGI PENDIDIKAN &
OBAT CANGGIH PENELITIAN
Magula, M,1982
………………………………………. etc…….. Laksono T, 2014

Kuntjoro-PERSI
PROSES KLINIK
MERUPAKAN INTI PELAYANAN
Pra Proses Pasca
Pelayanan
Aktifitas

Pelayanan: Pelayanan: Pelayanan:


Proses Pelayanan Follow-up
Klinik
Budaya Organisasi
NILAI
yang
Asumsi Bersama, Nilai-nilai bersama
didapat
Penduukung
Aktifitas

Struktur Organisasi
Fungsi, Divisi, Matriks
Sumber Daya Strategis
Keuangan, SDM, Informasi, Teknologi
BUDAYA RUMAH SAKIT
PROFESIONAL LEMBAGA DALAM SEKTOR BADAN PENGAWAS

Pilot Singapore Airlines IATA


DOKTER Rumah Sakit DEPKES
Pelawak Srimulat / Ketoprak Humor
???
Laksono Trisnantoro,2005

7
POTENSI TERJADINYA KESALAHAN
In a Hospital :
Because there are
hundreds of
medications, tests
and procedures,
and many patients
and clinical staff
members in a
hospital, it is quite
easy for a mistake
PELAYANAN PASIEN KOMPLEKS to be made. . . .

Di Rumah Sakit :
…banyaknya jenis

“Hutan”
obat,jenis pemeriksaan
dan prosedur, serta
jumlah pasien dan staf
Rumah Sakit yang
cukup besar, merupakan
hal yang potensial bagi
terjadinya kesalahan.

kuntjoro-PERSI 8
RS

Jhony S, 2016
Jhony S, 2016
PERUBAHAN PARADIGMA
PELAYANAN RUMAH SAKIT
1. Hospital Accreditation as a learning
process  Learning Organization
2. Continuous quality improvement
3. Interprofessional collaboration
4. Patient Safety
5. People-centered care
6. Equitable-Timely
7. Effective-Efficient
8. Leadership  Hospitalpreunership
WS PERSI Medan 24 Februari 2016
UU PRAKTEK KEDOKTERAN

memberikan
kepastian memberikan
hukum kepada
masyarakat,
perlindungan
dokter dan kepada pasien
dokter gigi

mempertahankan dan
meningkatkan mutu
pelayanan medis yang
diberikan oleh dokter
dan dokter gigi; dan
UU KESEHATAN
Hak Warga Negara:
“Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
Terjangkau”
UU RUMAH SAKIT

memberikan
kepastian hukum mempermudah
kepada pasien, akses masyarakat
masyarakat, sumber untuk mendapatkan
daya manusia rumah pelayanan
sakit, dan Rumah kesehatan;
Sakit.
Memberikan perlin -
meningkatkan mutu dungan terhadap ke -
dan selamatan pasien,
mempertahankan masyarakat, lingkung
standar pelayanan -an rumah sakit dan
rumah sakit; dan sumber daya manu -
sia di rumah
sakit;
Seluruh Undang-undang Yang Berhubungan Dengan
Penyelenggaraan Rumah Sakit,

Mempunyai Tujuan:

KEAMANAN,
MUTU,
KETERJANGKAUAN ( AKSESBILITAS ),
KEPASTIAN HUKUM.
TATA KELOLA
Gouvernace ( Perancis ) ;
Pengendalian ( control ) atau regulated dan dapat
dikatakan merupakan suatu keadaan yang berada
dalam kondisi terkendali ( the state of being
governed ).
Mengendalikan dan menahkodai sebuah kapal ( the
idea of steering or captaining a ship ).
The Organization for Economic
Cooperation
and Development (OECD);
” Tata Kelola adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Tata Kelola mengatur
pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka terhadap kehidupan
perusahaan, termasuk para pemegang saham, Dewan Pengurus, para
manajer dan semua anggota stakeholders non-pemegang saham. Tata
Kelola juga mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus
diperhatikan oleh Dewan Pengurus-Board of Directors dan direksi dalam
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan
perusahaan. Pembagian tugas, hak dan kewajiban juga berfungsi sebagai
pedoman mengevaluasi kinerja Board of Directors dan manajemen
perusahaan ”
5 TUJUAN UTAMA
TATA KELOLA YANG BAIK ;
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang
saham,
2. Melindungi hak dan kepentingan anggota the
stakeholder non pemegang saham,
3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para
pemegang saham,
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
Dewan Pengurus atau Board of Directors dan
manajemen perusahaan dan
5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors
dengan manajemen señor perusahaan.
PENGERTIAN HOSPITAL BYLAWS

• Bys = Towns -> Town Laws -> Their Own Laws */


• Bylaws Means a Set of Laws or Rules Formally Adopted
Internally by a Faculty, Organization, or Specified Group
of Person to Govern Internal Function or Practice within
that Group, Facility, or Organization **/
• Internal Legislation of a Hospital ***/
• Konstitusi Rumah Sakit ( sebagai unit usaha ) yang
ditetapkan oleh pemilik atau wakilnya ****/
• Mengatur keberadaan “ Triad “ di Rumah Sakit,*****/
• Mengatur Mekanisme Pengambilan Keputusan oleh “
Triad “
*/ John Blum, Hospital Bylaws, Not Just Words, But a Reflection of Legal Realities, International Conference for Hospital Bylaws, Jakarta 2001.*
**/ Georgia; Proposed Rules and Regulations for Hospitals, Revised May 20, 2002
***/ Health Commision of NSW, Manual for The Formulation of Hospital By-Laws, New South Wales, 1980.
****/ Herkutanto, paparan Hospital Bylaws Concepts and Principles, Slide 15
*****/ [2] Health Commission of NSW , manual for the formulation of Hospital By-Laws, New South Wales, 1980, hal. 17
m, J, D,. 2001

MEMBANGUN SISTEM
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
Didasarkan “three legged stool model”,[1] yaitu:
a. Board of Trustees ( Governing Body ).
b. Executive ( Administration ).
c. Medical Staff.
a. Board of Trustees;[2] PEMILIK
Memiliki tanggungjawab hukum Menyangkut
kebijakan dan jalannya RS secara keseluruhan. ( Governing Body )
Pemegang otoritas tertinggi & steering.
b. Executive (Administration);
Bertanggung-jawab thd manajemen
keseharian. Sebagai motor penggerak
yang bertanggung-jawab terhadap
manajemen keseharian. DIREKSI STAFKLINIS
c. Medical Staff; ( Executive ) ( Medical Staff )
Bertanggung-jawab terhadap
semua layanan kesehatan di RS.
Berfungsi sebagai pelaku utama
core business yang memiliki professional
autonomy.
[1] Samsi Jacobalis, Proposal tentang Penyusunan Model Hospital Bylaws untuk Rumah Sakit Indonesia, Presentasi, Jakarta 2002, slide no. 6
[2] Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary , West Publising, Co.5th ed., West Publising Co, St.Paul Minnesotta, 1979
HBL MENGATUR
• Organisasi pemilik atau yg mewakili
• Peran, tugas dan kewenangan pemilik atau yg
mewakili
• Peran, tugas dan kewenangan direktur ( manajemen
rumah sakit )
• Organisasi Komite Medis
• Peran, tugas dan kewenangan staf medis
FUNGSI
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
1. Acuan bagi pemilik untuk pengawasan terhadap Rumah
Sakit miliknya,
2. Acuan bagi direktur RS dalam mengelola RS dan menyusun
kebijakan teknis operasional,
3. Menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu,
4. Perlindungan hukum bagi “stake holders”,
5. Acuan penyelesaian konflik antara pemilik, direksi dan staf
medis,
6. Persyaratan akreditasi bagi Rumah Sakit dan atau
pelaksanaan PPK-BLU / BLUD,
7. Persyaratan akreditasi.
TUJUAN HBL
UMUM
– Tatanan peraturan dasar yg mengatur pemilik
rumah sakit atau yang mewakili, direktur
rumah sakit, dan tenaga medis, sehingga
penyelenggaraan rumah sakit dapat efektif,
efisien, dan berkualitas
KHUSUS
– Pedoman: berhubungan, kebijakan teknis ops,
pengaturan staf medis
POSISI HBL
ANG-
GARAN
DASAR
YAYASAN /
PT / BLU-BLUD

( HOSPITAL BYLAWS )

ATURAN PELAKSANAAN
( PEDOMAN, PANDUAN, SOP, URAIAN
TUGAS, dll. )
CIRI SUBSTANSI HBL
• Tailor made,
• Konstitusi : visi, misi dan tujuan rumkit serta
peraturan dasar,
• Ditetapkan oleh pemilik,
• Mengatur hub pemilik-manajemen-komite medis
• Tegas, jelas dan rinci,
• Tak dapat ditafsirkan beda, diterima semua pihak,
dievaluasi berkala,
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
( HOSPITAL BYLAWS )

• GOOD CORPORATE GOVERNANCE


( TATA KELOLA KORPORASI YG BAIK )
( CORPORATE BYLAWS )
• GOOD CLINICAL GOVERNANCE
( TATA KELOLA STAF MEDIK YG BAIK )
( MEDICAL STAF BYLAWS )

Kepmenkes; 772/Menkes/SK/VI/2002
Kepmenkes; 631/Menkes/SK/IV/2005
UU Nomor 44 / 2009
MERUPAKAN TOOL BUKAN TUJUAN
BAGIAN DARI REFORMASI
KEBERHASILAN ADLH MENINGKATNYA
INDIKATOR PERFORMANCE RUMAH SAKIT

Laksono Trisnantoro,2005
UU NO: 44 TH 2009
TENTANG RUMAH SAKIT

PASAL 36

“ SETIAP RUMAH SAKIT


Good
HARUS Clinical
MENYELENGGARAKAN Governance
TATA KELOLA RUMAH Good
SAKIT DAN TATA KELOLA Corporate
KLINIS YANG BAIK ” Governance
Corporate and Clinical Governance ?

“The main lesson I take form


the problems at Mid-staffs is
that in future, we must never
separate quality and
financial data.

They are always two sides of


the same coin.” (Secretary of State for
Health, England)

Ms. Maureen Flynn


Ms. Edwina Dunne
Penjelasan UU No 44
TATKELOLA RS YANG BAIK
( GOOD CORPORATE GOVERNANCE )
Tata kelola RS yang baik adalah penerapan fungsi-
fungsi manajemen RS yang berdasarkan prinsip-
prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
Penjelasan UU No 44
TATAKELOLA KLINIS YANG BAIK
( Good Clinical Governance )
Adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi
kepemimpinan klinis, audit klinis, data klinis, risiko klinis
berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan,
mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan
profesional dan akreditasi RS.
TUJUAN
Kerjasama yg baik antara staf medis, pemilik
dan direktur rumkit
Adaptasi kepentingan dokter dan kepentingan
rumkit
Staf dokter bertanggungjawab atas mutu
pelayanan medik
FUNGSI
Menggambarkan struktur organisasi staf medis,
Prosedur dan persyaratan penerimaan dokter,
Mekanisme peer-review pada kredensial, re-
appointment, clinical privileges, pendisiplinan
Prosedur pengajuan
Dasar kegiatan standar pelayanan profesi dan kode
etik
KESIMPULAN
 Penyusunan dan pelaksanaan HBL
merupakan kewajiban RS sebagaimana
diatur dalam UU Rumah Sakit.

 Kejelasan Kewenangan, Tanggung Jawab dan


Hak unsur PEMILIK, DIREKSI dan UNSUR
PIMPINAN perlu diatur secara tegas dalam
HBL agar dapat memenuhi Standar Tata
Kelola Rumah Sakit yang baik.
 Implementasi Good Corporate Governance
dan Good Clinical Governance menjawab
tantangan Pemilik sebagai tolak ukur
Kapasitas Daerah.
TERIMA KASIH
“ Good business is ethical business, Corporate ethic: a prime business aset “

Anda mungkin juga menyukai