Abstrak
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda persalinan. Ketuban
pecah dini merupakan salah satu penyebab terjadinya asfiksia neonatorum dan infeksi yang
meningkatkan mortalitas dan morbiditas perinatal. Nilai Apgar adalah cara untuk menilai kondisi bayi
yang mencerminkan menurunnya fungsi-fungsi vital. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskripsi dengan pendekatan cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel. Besar
sampel dalam penelitian ini adalah 100 sampel. Dari hasil penelitian, terdapat 53 bayi (77,9%)
memiliki nilai Apgar kategori baik pada persalinan normal, dan 20 bayi (74,1%) memiliki nilai Apgar
kategori asfiksia sedang pada persalinan ketuban pecah dini. Pada ibu yang memiliki riwayat
hipertensi, terdapat 5 bayi (18,5%) memiliki nilai Apgar kategori asfiksia sedang. Uji statistik dengan
Chi square menggunakan SPSS 16 for Windows didapatkan nilai X2 dengan nilai = 0,05, dengan
demikian p value yang dimiliki 0,031, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam penelitian ini terdapat hubungan antara penyakit infeksi saluran kemih ibu
dengan nilai Apfar bayi.
Subjek penelitian diambil dari seluruh rekam medik sebagai sumber data penelitian.
populasi anak persalinan ketuban pecah dini Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat
dan normal yang lahir, serta ibu yang persetujuan oleh pembimbing dan tim komisi
melahirkan di Rumah Sakit Universitas etik FK Ukrida, dan setelah mendapatkan
Kristen Indonesia (RS UKI) pada bulan perizinan dari pihak RS UKI. Kemudian data
Januari – Desember 2016. Dalam penelitian ini rekam medik sampel dalam periode yang telah
data yang digunakan berasal dari data ditentukan dikumpulkan untuk memeroleh
sekunder dari seluruh ibu yang melahirkan di rekam medik pasien tersebut di unit rekam
Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia medik RS UKI. Pengolahan data pada
pada bulan Januari - Desember 2016. Teknik penelitian ini dilakukan secara deskriptif
pengambilan sampel dengan menggunakan sesuai dengan data yang diperoleh dengan
non-probability sampling, yaitu total menggunakan program Statistical Product and
sampling. Besar sampel yang diambil Service Solutions (SPSS) versi 16. Data yang
sebanyak 100 sampel. telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan diagram batang.
Bahan dan Cara Pengambilan Data
Hasil Penelitian Bayi yang dilahirkan per
Data yang digunakan dalam penelitian ini vaginam di RS UKI
adalah menggunakan data sekunder dengan
Nilai APGAR
Variabel P
Baik Asfiksia Sedang Asfiksia Berat
n = 68 % n = 27 % n=5 %
Persalinan
Normal 53 77,9 7 25,9 3 60
0,000
KPD 15 22,1 20 74,1 2 40
Berdasarkan tabel 1, hasil penelitian yang (60%) pada persalinan normal dan 2 bayi
dilakukan di RS UKI terdapat nilai Apgar (40%) pada persalinan ketuban pecah dini.
kategori baik sebanyak 53 bayi (77,9%) pada Berdasarkan hasil analisis, didapatkan
persalinan normal dan 15 bayi (22,1%) pada koefisiensi proporsi (p) sebesar 0,000. Dengan
persalinan ketuban pecah dini. Pada kategori demikian p=0,000 adalah lebih kecil
asfiksia sedang, terdapat 7 bayi (25,9%) pada dibandingkan dengan taraf kesalahan yakni
persalinan normal dan 20 bayi (74,1%) pada p=0,05 (p=0,000, p<0,05). Hal ini berarti H0
persalinan ketuban pecah dini. Sedangkan ditolak yang artinya ada hubungan antara
untuk kategori asfiksia berat, terdapat 3 bayi persalinan dan nilai Apgar.
Tabel 2. Rata-Rata Nilai Apgar pada Persalinan Normal dengan Persalinan Ketuban Pecah
Dini
Berdasarkan Tabel 2, rata-rata nilai Apgar persalinan ketuban pecah dini. Hasil uji
pada persalinan normal 7,35 dan persalinan statistik didapatkan perbedaan yang bermakna
ketuban pecah dini 6,35. Dari data tersebut rata-rata nilai Apgar pada persalinan normal
dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai Apgar dengan persalinan ketuban pecah dini.
pada persalinan normal lebih tinggi daripada
Tabel 3. Uji Bivariat Riwayat Penyakit Ibu terhadap Persalinan Normal dengan Persalinan
Ketuban Pecah Dini di RS UKI
Variabel Persalinan P
Normal KPD
n = 63 % n = 37 %
RP Ibu Hipertensi
RP Ibu ISK
ISK 1 1,6 1 2,7 0,031
Tidak ISK 62 98,4 36 97,3
Berdasarkan Tabel 3, pada persalinan Pada persalinan normal terdapat satu bayi
normal terdapat 11 bayi (17,5%) yang (1,6%) yang memiliki ibu riwayat infeksi
memiliki ibu riwayat hipertensi dan terdapat saluran kemih dan 62 bayi (98,4%) pada ibu
52 bayi (82,5%) pada ibu yang tidak memiliki yang tidak meiliki riwayat penyakit.
riwayat penyakit. Sedangkan pada persalinan Sedangkan pada persalinan ketuban pecah dini
ketuban pecah dini terdapat 2 bayi (5,4%) pada terdapat satu bayi (2,7%) yang memiliki
ibu yang memiliki riwayat hipertensi dan 35 riwayat infeksi saluran kemih dan terdapat 36
bayi (94,6%) pada ibu yang tidak memiliki bayi (97,3%) yang tidak memiliki riwayat
riwayat penyakit. penyakit.
Tabel 4. Uji Bivariat Riwayat Penyakit Ibu terhadap Nilai Apgar di RS UKI
Nilai Apgar
Variabel P
Baik Asfiksia Sedang Asfiksia Berat
n = 68 % n = 27 % n=5 %
RP Ibu
Hipertensi
Hipertensi 7 10,3 5 18,5 1 20 0,023
Tidak Hipertensi 61 89,7 22 81,5 4 80
RP Ibu ISK
ISK 1 1,5 1 3,7 0 0 0,741
Tidak ISK 67 98,5 26 96,3 5 100
ibu hamil yang mengalami infeksi saluran ini menimbulkan gangguan lebih berat
kemih.25 terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh
Kehamilan merupakan salah satu faktor pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan
predisposisi terjadinya infeksi saluran kemih, pernapasan. Tekanan darah tinggi
dalam kondisi normal di dalam urine dapat mengakibatkan kurangnya suplai darah ke
ditemukan adanya bakteri, baik yang plasenta sehingga terjadi hipoksia janin dan
memberikan gejala (simptomatik) maupun mengakibatkan pernapasan melambat dan
tanpa gejala (asimptomatik). Persentase sianosis pada badan bayi.28
ditemukannya bakteri pada kehamilan normal
tanpa gejala/bakteriuria asimptomatik di Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi
Amerika dilaporkan sebesar 2-7%. Dalam Saluran Kemih pada Ibu dengan Nilai
beberapa penelitian, bakteriuria asimptomatik Apgar
pada wanita hamil didapatkan golongan
Entero- bacteriaceae, yaitu Escherichia coli Berdasarkan tabel 4, pada penelitian ini
antara 60-90%, selain itu juga dapat ditemukan hanya didapatkan dua bayi yaitu satu bayi
Klebsiella, Pseudomonas, Enterobacter, pada ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit
Proteus. Infeksi saluran kemih merupakan dan satu bayi pada ibu yang memiliki riwayat
salah satu faktor penyebab terjadinya ancaman ISK dengan kategori asfiksia sedang, yang
persalinan preterm/ partus prematurus iminens berarti tidak ada hubungan bermakna antara
(PPI). Dalam sebuah penelitian menyebutkan ISK dengan nilai Apgar.
bahwa 39,6% persalinan preterm disebabkan Secara khusus angka kematian neonatus di
oleh karena ISK.26 Dalam penelitian di Kamar Asia Tenggara adalah 39 per 1.000 kelahiran
Bersalin dan Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo hidup. Dalam laporan WHO yang dikutip dari
dikatakan bahwa pada kelompok kehamilan State of the world’s mother 2007 dikemukakan
dengan ancaman persalinan preterm bahwa 36% dari kematian neonatus
didapatkan beberapa kuman yang tumbuh, disebabkan oleh penyakit infeksi, di antaranya:
yaitu Staphylococcus epidermidis sebanyak 6 sepsis, pneumonia, tetanus, dan diare.29
dari 20 sampel (30%), Escherichia coli dan Sedangkan 23% kasus disebabkan oleh
Staphylococcus aureus sebanyak 3 dari 20 asfiksia, 7% kasus disebabkan oleh kelainan
sampel (15%), Pseudomonas aeruginosa bawaan, 27% kasus disebabkan oleh bayi
sebanyak 2 dari 20 sampel (10%), dan 20% kurang bulan dan berat badan lahir rendah,
sampel tidak didapatkan pertumbuhan serta 7% kasus oleh sebab lain. Pada penelitian
kuman.27 Winny Carolus di RSUP Prof.Dr.R.D Kandou,
Shahira R. Dimetry menyatakan bahwa Manado, disimpulkan bahwa dari data
probabilitas persalinan prematur bagi ibu dan diperoleh bayi dengan nilai Apgar rendah dan
BBLR (berat bayi lahir rendah) pada bayinya berat badan lahir rendah memiliki persentase
terlihat sangat jelas meningkat pada orang lebih banyak pada sepsis neonatorum. Dengan
yang memunyai riwayat ISK selama uji statistik didapatkan tidak ada hubungan
kehamilan.26 bermakna antara nilai Apgar dan berat badan
lahir dengan sepsis neonatorum.30
Hubungan Riwayat Hipertensi pada Ibu
dengan Nilai Apgar Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 4, dalam penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan
dilakukan di RS UKI jumlah bayi dari ibu tentang gambaran nilai Apgar anak pada
yang menderita hipertensi sebanyak 13, persalinan normal dengan persallinan ketuban
diantaranya tujuh bayi dengan kategori baik, pecah dini dan faktor yang memengaruhi pada
lima bayi dengan kategori asfiksia sedang, dan periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2016 di
satu bayi dengan kategori asfiksia berat. RS UKI, diperoleh sebagai berikut:
Hipertensi yang diderita ibu pada saat hamil Prevalensi terjadinya persalinan normal 63
sampai bersalin akan memengaruhi janin kejadian dari 100 responden lebih banyak
karena meningkatnya tekanan darah daripada persalinan ketuban pecah dini yang
disebabkan oleh meningkatnya hambatan terdiri atas 37 kejadian.
pembuluh darah perifer, akan mengakibatkan Berdasarkan distribusi nilai Apgar dari 100
sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan responden terdapat 68 bayi kategori baik, 27
bayi kategori asfiksia sedang, dan lima bayi 7. Hakimi M. Fisiologi dan patologi
kategori asfiksia berat. persalinan. Jakarta: yayasan Essensia
Berdasarkan distribusi riwayat penyakit ibu Medica; 2003
terdapat 85 responden dari 100 responden 8. Prabantoro BTR, Prabowo P, Mertaniasih
tidak memiliki riwayat penyakit, 13 responden NM, Rantam FA. Januari 2011. Peran
dengan riwayat hipertensi, serta dua responden endonuclease-g sebagai biomarker
dengan riwayat ISK. penentu apoptosis sel amnion pada
Berdasarkan karakteristik persalinan kehamilan dengan ketuban pecah dini.
normal terhadap nilai Apgar terdapat 53 bayi JBP vol 13 (1), 11 halaman
dari 68 responden memiliki nilai Apgar 9. Hollingworth T. Diagnosis banding
kategori baik, sedangkan persalinan ketuban dalam obstetri & ginekologi: A-Z.
pecah dini terhadap nilai Apgar terdapat 20 Jakarta: EGC; 2011
bayi dari 27 responden yang memiliki nilai 10. Mercer B. Premature rupture of the
Apgar kategori asfiksia sedang. membranes. In: Shaver DC, Phelan ST,
Terdapat perbedaan yang bermakna antara Beckman CRB, Ling FW, eds
nilai Apgar dengan persalinan normal dan Management of high risk pregnancy.
persalinan ketuban pecah dini, dimana nilai Boston: Blackweel Scientific
Apgar anak pada persalinan normal lebih baik Publications; 1994.p. 476-82
daripada anak pada persalinan ketuban pecah 11. Combs CA, Kitzmiller JL. Preterm
dini. premature of the membranes. In: Fuchs
Tidak terdapat hubungan bermakna infeksi AR, Fuchs F, Stubblefield PG, eds.
saluran kemih terhadap persalinan normal Preterm birth of causes, prevention, and
dengan persalinan ketuban pecah dini. management. 2nd edition. New York:
Terdapat hubungan bermakna antara kejadian McGraw-hill; 1993
hipertensi terhadap nilai Apgar anak. 12. Madjid DA, Pencegahan hipotermia
dengan perawatan bayi lekat atau metode
Daftar Pustaka kanguru. Buletin Perinasa 1999
13. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant
1. Damarati, Pujiningsih Y. Analisis tentang NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins
paritas dengan kejadian ketuban pecah GDV, et al. William obstetrics. 20th
dini pada ibu bersalin di RSUD sidoarjo. ed.Connecticut: Appleton and Lange;
Diunduh dari: 1997
http://hanungdyah.blogspot.co.id/2013/04 14. Badan Penelitian dan Pengembangan
/jurnal-kebidanan-ketuban-pecah- Kesehatan Departemen Kesehatan. Riset
dini.html , 14 Maret 2016) kesehatan dasar 2007. Jakarta:
2. Prawirahardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008
Penerbit Yayasan Bina Pustaka; 2007 15. Fadlun, Feryanto A. Asuhan kebidanan
3. Fitrianingsih Y. 2014. Efektifitas patologis. Jakarta: Salemba Medika; 2011
hypnobirthing pada ibu bersalin terhadap 16. Riwidikdo H. Statistik kesehatan.
nilai Apgar satu menit pertama bayi baru Yogyakarta: Mitra Cendekia; 2010
lahir di kabupaten cirebon. Jurnal care, 17. Manuaba IBG. Ilmu kebidanan, penyakit
vol 2 (3), 8 halaman kandungan, dan keluarga berencana.
4. Lissauer T, Fanaroff AA. Selayang Jakarta: EGC; 1998
neonatologi. Edisi ke-2. Jakarta: PT 18. Heller L. Gawat darurat ginekologi dan
Indeks; 2013 obstetri. Jakarta: EGC; 1997
5. Sulistiyowati E, Ngadiyono. April 2014. 19. Aminullah A. Asfiksia bayi baru lahir.
Perbandingan antara nilai Apgar pada Dalam: Markum AH, Ismael S, Alatas H,
bayi prematur dengan bayi postmatur di Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S,
RSUD temanggung tahun 2013. Jurnal penyunting. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
kebidanan, vol 3 (6), 9 halaman Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran
6. Gilbert, Harmon. Manual of high risk Universitas Indonesia; 1991. h. 261-5.
pregnancy&delivery. Missouri: Mosby; 20. Hassan R, Alatas H. Buku kuliah ilmu
1998 kesehatan anak. Jilid ke-3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2007
21. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif 26. Dimetry SR, et al. Urinary tract infection
kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; and adverse outcome of pregnancy. J
2009 Egypt Public Health Assoc.
22. Sinseng H. Perbedaan nilai Apgar antara 2007;82(3,4):203-18
persalinan normal dengan persalinan 27. Masteryanto HM, Hardianto G, Joewono
riwayat ketuban pecah dini di rsud HT, Koendhori EB. Infeksi saluran kemih
dr.moewardi surakarta. Surakarta: sebagai faktor risiko terjadinya ancaman
Fakultas Kedokteran; 2008 persalinan. Majalah Obstetri &
23. Chapman, V. 2003. Asuhan Kebidanan: Ginekologi, Vol. 23 No. 2 Mei - Agustus
Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC 2015 : 75-81
24. Arief N. Panduan lengkap kehamilan dan 28. Ningrum, YP. Juli 2015. Hubungan
kelahiran sehat. Yogyakarta: AR Group; tekanan darah pada ibu dengan asfiksia
2008 neonatorum di rsu dr. wahidin sudiro
25. Jannah M. Hubungan infeksi saluran husodo mojokerto
kemih pada ibu hamil terhadap partus 29. Unicef. The state of the world’s mother
prematur di rsud dr. adjidarmo lebak 2007. Oxford: Oxford University Press
banten periode januari hingga desember 30. Carolus W, Rompi J, Wilar R. Hubungan
2010. Jakarta: Universitas Syarief Apgar skor dan berat badan lahir dengan
Hidayatullah; 2011 sepsis neonatorum. Manado: MGC; 2012