Anda di halaman 1dari 104

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN RESUSITASI JANTUNG PARU


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA MASYARAKAT
KLUB JANTUNG SEHAT DI KELURAHAN
KUTISARI SURABAYA

HALAMAN JUDUL

Oleh :

IDA FATMAWATI
NIM. 141.0050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018

i
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN RESUSITASI JANTUNG PARU


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA MASYARAKAT
KLUB JANTUNG SEHAT DI KELURAHAN
KUTISARI SURABAYA

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :

IDA FATMAWATI
NIM. 141.0050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ida Fatmawati

Nim : 1410050

Tanggal Lahir : 17 Sepetember 1994

Program Studi : S-1 keperawatan

Menyatakan bahwa skripsi yang Berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

tingkat Pengetahuan Resusitasi Jantung Parupada masyarakat klub jantung sehat di

kelurahan kutisari Surabaya” saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan

peraturan yang berlaku di Stikes Hang Tuah Surabaya.

Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan bertanggung

jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes Hang Tuah

Surabaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Surabaya, 4 Juli 2018

Ida Fatmawati
141.0050

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing mahasiswa :

Nama : Ida Fatmawati

Nim : 1410050

Program Studi : S1 keperawatan

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan TerhadapTingkat


Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru pada masyarakat klub
jantung sehat di kelurahan kutisari Surabaya Utama

Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat menyetujui


bahwa skripsi ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar :

SARJANA KEPERAWATAN (S.Kep)

Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Priyantini, S.Kep., Ns., M.Sc Dr. Wasisto S.,MM.,Kes

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 5 Juli 2018

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dari :

Nama : Ida Fatmawati


NIM : 141.0050
Program Studi : S-1 Keperawatan Hang Tuah Surabaya
Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Resusitasi Jantung Paru
Terhadap Tingkat Pengetahuan Pada Masyarakat Klub
Jantung Sehat Di Kelurahan Kutisari Surabaya.

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji Skripsi di Stikes Hang Tuah Surabaya
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar “SARJANA
KEPERAWATAN” pada Prodi S-1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.

Penguji I :Puji Hastuti, S.Kep.,Ns.,M.Sc


NIP. 03010
Penguji II :Dwi priyantini,S.Kep.,Ns.,M.Sc
NIP. 03006
Penguji III :Dr. Wasisto S.,MM.,Kes
NIP. 9907009400

Mengetahui,

STIKES HANG TUAH SURABAYA


PJS KA. PRODI S-1 KEPERAWATAN

HIDAYATUS SYA’DIAH, S.Kep.,Ns.M.Kep


NIP : 03009

Ditetapkan di : STIKES Hang Tuah Surabaya

Tanggal : 5 Juli 2018

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa,
atas limpahan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang
Berjudul “Pengaruh Pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru terhadap tingkat
pengetahuan pada masayarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari Surabaya”
dapat selesai waktu yang telah ditentukan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di
Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
Proposal ini disusun dengan memanfaatkan berbagai literatur serta mendapatkan
banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis menyadari tentang segala
keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan literatur, sehingga skripsi ini dibuat dengan
sangat sederhana baik dari segi sistematika maupun isinya jauh dari sempurna.
Dalam kesempatan kali ini, perkenankanlah peneliti menyampaikan rasa terima
kasih, rasa hormat dan penghargaan kepada:
1. Ibu Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep. selaku Ketua Stikes Hang Tuah Sueabaya

atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada peniliti untuk menjadi

mahasiswa S-1 Keperawatan

2. Puket 1, Puket 2 dan Puket 3 Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberi

kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan

program studi S-1 Keperawatan

3. Ibu Hidayatus Sya’diah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penanggung Jawab

Sementara Kepala Program Studi Pendidikan S-1 Keperawatan Stikes Hng Tuah

Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti dan

menyelesaikan Program Pendidikan S-1 Keperawatan

4. Ibu Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai penguji I terimakasih atas segala

arahannya dalam pembuatan skripsi ini

vi
5. Ibu Dwi Priyantini, S.Kep., Ns., M.Sc selaku pembimbing I yang penuh

kesabara, masukan, kritik dan bimbingan demi kesempurnaan penyusunan

skripsi ini

6. Bapak dr. Wasisto S., MM selaku pembimbing II yang penuh kesabaran dan

perhatian memberikan pengarahan dan dorongan moril dalam penyusunan

skripsi ini

7. Ibu Nadia Okhtiary, Amd selaku Kepala Perpustakaan di Stikes Hang Tuah

Surabaya yang telah memberika sumber pustaka dalam penyusunan penelitian

ini

8. Masyarakat klub jantung sehat selaku responden penelitian yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini

9. Ibu dan Ayah tercinta beserta keluarga yang senantiasa mendoakan dan memberi

semangat setiap hari

10. Teman-teman sealmamater dan semua pihak yang telah membantu kelancaran

dalam penyusunan proposal ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu

Semoga budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan

Rahmat dari Allah Yang Maha Pemurah. Akhirnya peneliti berharap bahwa skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin

Surabaya, 5 Juli 2018

Ida Fatmawati

vii
Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Resusitasi Jantung Paru Terhadap
Tingkat Pengetahuan Pada Masyarakat Klub Jantung Sehat di
Kelurahan Kutisari Surabaya.

ABSTRAK

Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Henti jantung
merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa dan
membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
merupakan intervensi yang menjadi penentu penting dalam kelangsungan hidup korban
henti jantung. Pemberian pendidikan kesehatan tindakan RJP pada masyarakat klub
jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat merangsang motivasi para masyarakat
untuk menolong korban henti jantung apabila mereka melihatnya nanti secara
langsung.
Desain penelitian pre eksperimental dengan pendekatan One Group Pretest-Postest
Design dengan pengambilan sampel sejumlah 15 orang secara acak (simple random
sampling). Populasi masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari Surabaya.
Variabel independen adalah pendidikan kesehatan dan variabel dependen adalah
tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah. Alat ukur diberikan dua kali pendidikan
kesehatan dengan jeda satu minggu menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis
dengan uji Wilcoxon signed rank test.
Hasil penelitian ini sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung
paru tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (26,7%). Setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru tingkat pengetahuan baik
sebanyak 10 responden (66,7). Uji Wilcoxon signed rank test diperoleh ρ= 0,02 < α=
0,05 menunjukkan adanya pengaruh sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan resusitasi jantung paru terhadap tingkat pengetahuan klub jantung sehat di
kelurahan kutisari surabaya.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Tingkat Pengetahuan Masyarakat Klub


Jantung Sehat, Resusitasi Jantung Paru

viii
Title : Influence of Lung Heart Resuscitation Health Education To Knowledge
Level In Healthy Club Health Club in Kutisari Village Surabaya.
ABSTRACT

Emergency conditions can occur anywhere and anytime. Cardiac arrest is one of the
most potentially life-threatening emergency conditions and requires immediate
treatment. Action of Lung Pulmonary Resuscitation (CPR) is an important intervention
in survival of cardiac arrest survivors. The provision of health education of CPR
action to the students of the healthy heart club community in the surabaya kutisari
village is expected to increase the knowledge and skills, so that it can stimulate the
motivation of the community to help the victims of cardiac arrest if they see it later in
person.
Pre experimental research design with One Group Pretest-Postest Design approach
with sampling of 15 people at random (simple random sampling). The population of
the healthy heart club community in the village of kutisari Surabaya. The independent
variable is health education and the dependent variable is the level of knowledge before
and after. The measuring instrument was given two health education with a one-week
gap using questionnaire sheets. Data were analyzed by Wilcoxon signed rank test.
The results of this study before given health education about cardiopulmonary
resuscitation knowledge level as much as 4 respondents (26,7%). After being given
health education about lung heart resuscitation knowledge level as much as 10
respondents (66,7). Wilcoxon signed rank test test obtained ρ = 0,02 <α = 0,05
indicates the influence before and after health education given to the knowledge level
of sinking victim.

Keywords : Health Education, Community Knowledge Level Healthy Heart Club,


Lung Heart ResuscitatiO

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTRAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Umum ................................................................................................. 3
1.4 Tujuan Khusus ................................................................................................ 4
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 4
1.5 Manfaat Teoritis .............................................................................................. 4
1.6 Manfaat Praktis ............................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan ............................................................................ 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan .................................................................................. 6
2.1.2 Jenis Pengetahuan ........................................................................................... 7
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan...................................................... 7
2.1.4 Tingkat Pengetahuan ..................................................................................... 11
2.1.5 Sumber Pengetahuan ..................................................................................... 12
2.1.6 Pengukuran Tingkat Pengetahuan................................................................. 13

x
2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan ..................................................................... 14
2.2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan ................................................................. 14
2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan....................................................................... 14
2.2.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan ..................................................................... 15
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan......................... 15
2.2.5 Proses Pendidikan Kesehatan ....................................................................... 16
2.2.6 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ......................................................... 17
2.2.7 Peranan Pendidikan Kesehatan ..................................................................... 17
2.2.8 Media dan Metode Pendidikan Kesehatan .................................................... 18
2.3 Konsep Resusitasi Jantung Paru ................................................................... 19
2.3.1 Pengertian Resusitasi Jantung Paru (Rjp) ..................................................... 19
2.3.2 Indikasi Resusitasi Jantung Paru ................................................................... 20
2.3.3 Indikasi Dihentikanya Resusitasi Jantung Paru ............................................ 20
2.3.4 Tahap-Tahap Resusitasi Jantung Paru .......................................................... 21
2.3.5 Komplikasi Yang Terjadi Pada Saat Resusitasi Jantung Paru ...................... 22
2.3.6 Kesalahan Pada RJP ...................................................................................... 23
2.4 Model Konsep Dan Teori Keperawatan ....................................................... 24
2.4.1 Teori Keperawatan NolaJ.Pender ................................................................. 24
2.4.2 Peryataan Teoritis Nola J. Pender ................................................................. 25
2.5 Hubungan Antar Konsep .............................................................................. 27
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS .................................... 29
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................... 29
3.2 Hipotesis ....................................................................................................... 30
BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................................. 31
4.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 31
4.2 Kerangka Kerja ............................................................................................. 32
4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian ..................................................................... 33
4.4 Populasi, Sampel, Dan Sampling Desain ..................................................... 33
4.4.1 Populasi Penelitian ........................................................................................ 33
4.4.2 Sampel Penelitian.......................................................................................... 33
4.4.3 Besar Sampel ................................................................................................ 33
4.4.4 Teknik Sampel .............................................................................................. 34
4.5 Identifikasi Variable ..................................................................................... 34

xi
4.5.1 Variabel Independent (Variable Bebas) ........................................................ 34
4.5.2 Variabel Dependen (Variable Terikat).......................................................... 34
4.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 35
4.7 Pengumpula, Pengolahan Dan Analisa Data ................................................ 36
4.7.1 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 36
4.7.2 Analisa Data .................................................................................................. 37
4.7.3 Etika Penelitian ............................................................................................. 38
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 40
5.1 Hasil Penelitian............................................................................................. 40
5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian............................................................ 40
5.1.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian ............................................................ 41
5.1.3 Data Umum Hasil penelitian ......................................................................... 41
5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian........................................................................ 44
5.2 Pembahasan .................................................................................................. 46
5.2.1 Tingkat Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru .............................................. 46
5.2.2 Tingkat Pengetahuan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan ................. 49
5.2.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan ............... 52
6.3 Keterbatasan .................................................................................................. 53
BAB 6 PENUTUP...................................................................................................... 54
6.1 Simpulan ....................................................................................................... 54
6.2 Saran ............................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 56
LAMPIRAN ............................................................................................................... 58

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 5. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................... 41


Tabel 5. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 42
Tabel 5. 3 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................ 42
Tabel 5. 5 Karakteristik Berdasarka Pekerjaan Masyarakat Klub Jantung Sehat. ...... 43
Tabel 5. 6 Karakteristik Berdasarkan Mendapatkan Informasi. ................................. 43
Tabel 5. 7 Pree-Test Tingkat Pengetahuan Tentang Resusitasi Jantung Paru. ........... 44
Tabel 5. 8 Post-Test Tingkat Pengetahuan Tentang Resusitasi Jantung Paru............. 44
Tabel 5. 9 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Resusitasi Jantung Paru ......................... 45

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model Promosi Kesehatan Nola.J.Pender .............................................. 26


Gambar 3. 1 Kerangka Konseptua .............................................................................. 29
Gambar 4. 1 Desain Penelitian eksperimental ........................................................... 31
Gambar 4. 2 Kerangka penelitian pengaruh Pendidikan kesehatan. ........................... 32
Gambar 4. 3 Definisi Operasional .............................................................................. 35

xiv
DAFTRAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Curriculum Vitae .................................................................................... 57


Lampiran 2 Motto dan persembahan ......................................................................... 59
Lampiran 3 Keterangan Pengambilan Data dari STIKES HANG TUAH ................. 59
Lampiran 4 Surat Keterangan Pengambilan Data dari BAKESBANGPOL .............. 60
Lampiran 5 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari Tenggeles Mejoyo ....................... 61
Lampiran 6 Surat Balasan Selesai Penelitian dari Kelurahan kutisari ....................... 62
Lampiran 7 Informed Concent ................................................................................... 63
Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................................... 65
Lampiran 9 Lembar Kuisoner Penelitian ................................................................... 66
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan ..................................................................... 69
Lampiran 11 Lembar Tabulasi Data Responden ........................................................ 77
Lampiran 12 Lembar Tingkat Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test ......................... 78

xv
DAFTAR SINGKATAN

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kegawatdaruratan merupakan kejadian tiba-tiba yang menuntut tindakan

segera yang mungkin disebabkan oleh kejadian alam, bencana teknologi, perselisihan

atau kejadian yang disebabkan oleh manusia (Santosa, Wihastuti, & Haedar, 2015).

Salah satu tugas petugas kesehatan adalah menangani masalah tersebut. Walaupun

begitu tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan tersebut dapat terjadi di

luar rumah sakit atau di daerah yang sulit dijangkau oleh petugas kesehatan sehingga

peran serta masyarakat menjadi hal penting yang dibutuhkan dalam kondisi tersebut

yaitu membantu korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan seperti halnya

kejadian cardiac arrest/henti jantung merupakan keadaan dimana terjadinya

penghentian mendadak sirkulasi normal darah ditandai dengan menghilangnya tekanan

darah arteri. Henti jantung dapat mengakibatkan asistol, fibrilasi ventrikel dan

takikardia ventrikel tanpa nadi. Pertolongan yang tepat dalam menangani kasus

kegawatdaruratan dalam hal ini yaitu cardiac arrest adalah Basic Life Support atau yang

dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Cardio Pulmonary Resusitation (CPR)

atau yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah sekumpulan intervensi

yang bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada

korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi

dada dan bantuan nafas (Lalenoh, Anestesiologi, Unsrat, & Prof, 2010).

World Health Organization (WHO) Henti jantung (cardiac arrest) masih

menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat yang diperkirakan 180.000

1
2

hingga 450.000 jiwa setiap tahunnya menyatakan bahwa penyakit jantung menduduki

peringkat pertama dari sepuluh penyakit penyebab kematian di dunia dengan jumlah

7,4 miliar jiwa dari tahun 2000-2012. Pada tahun 2012, 17,5 juta jiwa meninggal karena

penyakit kardiovaskular dengan 7,4 juta disebabkan oleh serangan jantung dan 6,7 juta

disebabkan oleh stroke. Kematian akibat penyakit kardiovaskular merupakan penyebab

utama kematian di Indonesia dengan proporsi sebanyak 30% dengan insidensi 700 per

100.000 penduduk. Penderita penyakit jantung coroner terbanyak terdapat di provinsi

jawa timur sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit

ditemukan di provinsi papua barat, yaitu sebanyak 6.690 orang (1,2%) (Lalenoh et al.,

2010). Fenomena yang terjadi di masyarakat komunitas klub jantung sehat yang

peneliti temukan yaitu pada saat penelitian melakukan survey yang teridiri dari

beberapa lansia yang mengikuti kegiatan senam pada saat itu kebanyakan para lansia

menderita hipertensi, gagal jantung, dan jantung coroner dan mereka tidak tahu

bagaimana cara mengetahui tanda-tanda seseorang yang mengalami henti jantung.

Menurut wawancara peneliti dengan ketua klub jantung sehat bahwa lansia yang

mengikuti komunitas tersebut jarang sekali mendapatkan informasi mengenai

bagaimana cara penanganan seseorang yang mengalami henti jantung, dan komunitas

tersebut tidak pernah mendapatkan informasi mengenai resusitasi jantung paru.

Kematian jantung mendadak atau cardiac arrest adalah berhentinya fungsi

jantung secara tiba-tiba pada seseorang yang telah atau belum diketahui menderita

penyakit jantung. Waktu dan kejadiannya tidak diduga-duga, yakni segera setelah

timbul keluhan. Kejadian cardiac arrest yang menyebabkan kematian mendadak terjadi

ketika sistem kelistrikan jantung menjadi tidak berfungsi dengan baik dan
3

menghasilkan irama jantung yang tidak normal. yaitu hantaran listrik jantung menjadi

cepat (ventricular tachycardia) atau tidak beraturan (ventricular fibrillation). Irama

denyut jantung yang tidak teratur (arrhythmia) menyebabkan jantung berhenti

berdenyut secara mendadak. Namun ada beberapa kejadian cardiac arrest disebabkan

karena perlambatan denyut jantung yang berlebihan (Sholihah & Fauzi, 2015). Cardiac

arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan Resusitasi jantung paru (RJP) dan

defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal. Kesempatan pasien untuk

bisa bertahan hidup berkurang 7 sampai 10 persen pada tiap menit yang berjalan tanpa

cardiopulmonary resusitation dan defibrilasi.

Berdasarkan alenia diatas peneliti ingin memberikan pengarahan Pendidikan

kesehatan tentang resusitasi jantung paru (RJP) dengan mengukur tingkat pengetahuan

masyarakat untuk mencegah terjadinya kematian karena terjadinya henti jantung.

harapkan masyarakat dapat menerapkan tindakan tersebut bila menemui korban yang

mengalami henti jantung/cardiac arrest.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru terhadap tingkat

pengetahuanpada masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru terhadap

tingkat pengetahuan klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya.


4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentiikasi tingkat pengetahuan resusitasi jantung paru pada

masyarakatklub jantung sehat di kelurahan kutisari sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru.

2. Mengidentiikasi tingkat pengetahuan resusitasi jantung paru pada masyarakat

klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya sesudah diberikan pendidikan

kesehatan tentang resusitasi jantung paru.

3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

resusitasi jantung paru pada klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari

surabaya untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang resusitasi jantung paru.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi responden

Hasil peneliti ini masyarakat dapat mengetahui lebih lanjut tentang resusitasi

jantung paru

2. Bagi profesi keperawatan

Peneliti ini diharapkan dapat memberi masukan bagi praktisi keperawatan agar

dapat meningkatkan pengetahuan tentang resusitasi jantung paru.

3. Bagi lahan peneliti

Hasil peneliti ini diharapkan dapat dijadikan untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru.


5

4. Bagi peneliti selanjutnaya

Hasil peneliti ini dapat memberi gambaran atauin formasi untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan dari beberapa konsep penelitian yaitu, meliputi: 1) Konsep

dasar pengetahuan 2) konsep Pendidikan kesehatan 3) konsep resusitasi jantung paru

4) konsep teori keperawatan Nola J. Pender 5) Hubungan antar konsep

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya baik mata hidung, telinga dan

sebagainya. Dengan sendirinya pada saat pengindraan dapat menghasilkan

pengetahuan itu sendiri. Dan pengetahuan ini sangat dipengaruhi oleh intensistas

perhatian dan persepsi terhadap objek meskipun manusia memiliki banyak indra,

pendemgaran (telinga) dan indra pengelihatan (mata) (Fitriani, 2011).

Menurut Notoatmodjo, (2012)Pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara

niscaya pada diri manusia yang keberadaanya diawali dari kecendrungan psikis

manusia sebagai bawaan kodrat manusia yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber

dari kehendak atau kemauan. Penegtahuan diperoleh dari suatu proses belajar terhadap

suatu informasi yang diperoleh dari pengalaman yang secara langsung maupun dari

pengalaman orang lain. Penegtahuan juga dapat diperoleh dari proses Pendidikan atau

edukasi

6
7

2.1.2 Jenis Pengetahuan

Menurut Budiman,(2013) menjelaskan bahwa jenis pengetahuan di antaranya

sebagai berikut :

1. Pengetahuan implisit Merupahkan pengtahuan yang masih tertanam dalam

bentuk pengalaman seseorang dan berisi factor-faktor yang tidak bersifat nyata,

seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

2. Pengetahuan eksplisit Merupahkan pengetahuan yang telah disimpan dalam

wujud nyata, bias dalam wujud perilaku kesehatan.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh banyak factor. Akan tetapi secara

sederhana faktor tersebut dapat dibedahkan menjadi dua, yaitu(Sholihah & Fauzi,

2015). :

1. Faktor internal

Faktor ini tentu saja berkaitan dengan apa saja yang dimiliki oleh individu itu

sendiri, baik Pendidikan, informasi dan pengalaman.

a. Pendidikan

Pengetahuan tentu saja diperoleh melalui proses belajar terhadap suatu

informasi yang diperoleh seseorang. Oleh karena itu, Pendidikan

merupahkan salah satu faktor yang berpengaruh pada pengetahuan

seseorang. Pendidikan merupahkan bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kea rah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Karenanya Pendidikan juga sangat


8

diperlukan dalam bidang kesehatan untuk mendapat informasi. Misalnya

untuk meningkatkan kualitas hidup maka diperlukan Pendidikan yang

berkaitan dengan kesehatan. Pada umumnya, semakin tinggi Pendidikan

seseorang maka semakin mudah untuk mendapat maupun menerima

informasi.

Utari, Novayelinda, & Arneliwati, (2011)Pendidikan juga dibedakan

menjadi 2 kategori yaitu Pendidikan formal dan Pendidikan

NonFormal.Pendidikan formal dapat diartikan sebagai prose pemberian

informasi atau materi Pendidikan perilaku. Pendidikan tersebut dapat

diperoleh melalui Lembaga Pendidikan berjenjang dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi, atau melalui Lembaga Pendidikan yang mengkhususkan

mempelajari suatu keterampilan atau keahlian tertentu seperti kursus

menjahit, monitor dan lainnya. Sedangkan Pendidikan non formal tentu saja

pemberian informasi-informasi yang diberikan oleh Lembaga non

Pendidikan kepada masyarakat baik melalui penyuluhan langsung maupun

secara tidak langsung bias melalui leaflet, pamphlet, poster, radio, televisi

dan surat kabar.

b. Informasi

Seorang yang mempuyai sumber informasi yang lebih banyak akan

banyak akal, sehingga mempuyai pengetahuan lebih luas. Informasi yang

diperoleh baik dari Pendidikan formal maupun non Formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impad) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi


9

akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,

berbagai bentuk media massa seperti telivisi, radio, surat kabar, majalah, dan

lain-lain mempuyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap

hal tersebut.

c. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang mungkin akan menambah

sesuatu yang bersifat formal. Dalam hal ini, umur merupahkan wujud dari

pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan pengetahuan menjadi

lebih banyak. Pengelaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan

menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya.
10

d. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan social serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksenya upaya menyusaikan diri menuju usia

tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak

waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hamper tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap

tradisional mengenai jalanya perkembangan selama hidup:

1. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan

semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan

2. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena

mengalami kemunduran baik fisik maupun mental

3. lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di swkitar individu, baik

lingkunganfisikbiologis, maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berbeda dalam

lingkungan tersebut.
11

2.1.4 Tingkat Pengetahuan

Menurut Sholihah & Fauzi, (2015)Pengetahuan yang dicakup didalam domain

kognitif mempuyai enam tingkat ,yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan menghafal, mengingat mengulang

informasi, yang pernah diberikan sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupahkan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprebension)

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan atau

mengulang informasi dengan Bahasa sendiri secara benar tentang objek yang

diketahui.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan informasi, teori, situasi,

dan mengenai bagian-bagian serta hubungan dengan kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Analisa diartikan sebagi kemampuan menjabarkan materi yang didalam

komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan ada

kaitnya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat berdasarkan

penggunaan kata kerja seperti dapat menggabarkan, membedahkan,

memisahkan, dan mengelompokkan.

5. Sintesis (synthesis)
12

Sintesis diartikan sebagai kemampuan mengumpulkan komponen guan

membentuk suatu pola pemikiran baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan membuat pemikiran berdasarkan

kriteria yang telah ditentukan sendiri atau norma yang berlaku di masyarakat.

Misalnya seorang ibu dapat menilai dan menentukan seorang anak menderita

malnutrisi atau tidak.

2.1.5 Sumber Pengetahuan

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada pola perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Yang menjadi beberapa sumber dari sebuah pengetahuan baru pada

individu antara lain:

1. Tradisi

Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak dianjurkan

untuk memulai mencoba memecahkan maslah. Tradisi dapat mempengaruhi

pengetahuan. Tradisi sebagai pengetahuan dasar dalam kehidupan sebagai

pengatur tingkah laku dalam hidup bermasyarakat tradis.

2. Pengalaman Seseorang

Dalam memecahkan suatu permasalahan berdasarkan observasi pengalaman

sebelumnya dan merupahkan pendekatan yang penting dan bermanfaat.

Pengalaman seseorang diwarnai dengan penilaian yang bersifat subyektif

sehingga pemahaman dan pengertian tentang pengalaman tersebut berlainan

bagi setiap orang.


13

3. Coba Dan Salah

Kadang kita menyelesaikan maslah melalui jalan coba dan salah. Tetapi

pendekatan ini sering tidak efisien karena membutuhkan waktu dan kita

cenderung melakukan suatu kesalahankarena hal ini bersifat coba-coba

dengan cara ini apabila cara yang kita ambil benar ataupun salah maka kita

sama-sama mendapatkan pengalaman yang baru dari cara tersebut.

4. Alasan Yang Logis

Kita sering menyelesaikan masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis

akan tetapi alas an yang masuk akal sangat terbatas karena kejelasan dan

kebenaran akan tergantung dari informasi dimana seseorang memalui alas an

tersebut seperti orang yang mengobati anaknya hanya dari informasi dari

orang-orang terdekat ataupun tetangga dan bukan dari medis.

5. Metode ilmiah

Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari

kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang berupa teori-teori serta

dalam mengumpulkan dan menganalisis datanya didasarkan pada prinsip

validitas dan reabilitas.

2.1.6 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat di ketahui dengan cara menanyakan kepeda

seseorang agar tidak mengungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau

jawaban lisan maupun tertulis. Bukti atau jawaban tersebut merupahkan reaksi dari

stimulasi yang diberikan baik dalam bentuk pertanyaan langsung ataupun tertulis.
14

2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupahkan suatu cara penunjang program-program

kesehtan yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan dalam

waktu yang pendek. Konsep Pendidikan kesehatan merupahkan proses belajat pada

individu kelompok atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu tentang nilai-nilai

Pendidikan kesehatan.

Menurut Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori dari

seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan

tersebut menjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu.

2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan Pendidikan kesehatan adalah meningkatkan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik secara fisik, mental dan

sosialnya sehingga produktif secara ekonomi, Pendidikan kesehatan di semua program

kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan gizi masyarakat,

pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya. Berikut adalah tujuan dari

Pendidikan kesehatan:

1. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang berharga di masyarakat

2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri/kelompok mengadakan

kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat

3. Mendorong pengembangan dan pengunaan secara tepat sarana pelayanan

kesehatan.
15

Terbentunya perilaku sehat pada individu, keluargakelompok dan masyarakat

yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisikmental, dan sosial.

2.2.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran Pendidikan kesehatan di Indonesia berdasarkan program pembangunan

adalah:

1. Masyarakat umum

2. Masyarakat dalam kelompok tertentu seperti wanita, pemuda, remaja, termasuk

kelompok khusus ini adalah kelompok Pendidikan mulai dari TK sampai

perguruan tinggi, sekolah agama baik negri ataupun swasrta.

3. Sasaran individu dengan Teknik Pendidikan kesehatan individual

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan

Beberapa factor yang perlu diperhatikan agar pendidkan kesehatan dapat

mencapai sasaran antaralain:

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi

baru yang diterimanya maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikanya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang

didapatnya.

2. Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang semakin mudah pula dalam

menerima informasi baru

3. Adat istiadat
16

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat

sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4. Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-

orang yang sudah mereka kenal, karena suadah ada kepercayaan masyarakat

dengan penyampaian informasi

5. Ketersedian waktu di masyarakat

Waktu prnyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktififtas

masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

2.2.5 Proses Pendidikan Kesehatan

Menurut Utari et al., (2011)Prinsip pokok dalam Pendidikan kesehatan adalah

prose belajar, dalam proses belajar ini terdapat 3 persoalan pokok antaralain :

1. Persoalan masukan (input) menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik)

yaitu individu, kelompok serta masyarakat yang sedang belajarr itu sendiri

dengan berbagai latar belakang.

2. Persoalan proses mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan

(perilaku) pada diri sendiri subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi

pengaruh timbal balik antara berbagai factor antara lain subjek

belajar,pengajar, (Pendidikan dan fasilitator) metode Teknik belajar alat bantu

belajar serta materi atau bahan yang dipelajari.

3. Persoalan keluarga (output), merupahkan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa

kemampuan atau perilaku dari subjek belajar.


17

2.2.6 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup Pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi

antaralain dimensi sasaran Pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya

dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Sasaran Pendidikan kesehatan dibagi dalam

tingkat kelompok antaralain(Fitriani, 2011) :

1. Sasaran primer (primary target)

Sasaran langsung pada masyarakat berupa segala upaya Pendidikan/promosi

kesehatan

2. Sasaran sekunder (secondary target)

Sasaran ditunjukan pada tokoh masyarakat adat, diharapkan kelompok ini pada

umunya akan memberikan Pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya

3. Sasaran tersier (tersiery target)

Sasaran ditunjukan pada pembuat keputusan/penentu kebijakan baik

ditingkatkan pusat maupun ditingkatkan daerah, diharapakan dengan keputusan

dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku kelompok sasaran sekunder

yang kemudian pada kelompok primer.

2.2.7 Peranan Pendidikan Kesehatan

Peranan Pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi atau perilaku

terhadap faktor perilaku sehingga perilaku individu/kelompok atau masyarakat tersebut

sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Status kesehatan dapat terbentuk antara lain dengan

mengacu pada teori dari HL Blum dan Lewrence Green.

Menurut Adnani & Hariza, (2011)perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor

antaralain:
18

1. faktor-faktor prediposisi (predisposing factors) mencakup pengetahuan dan

sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan tingkat Pendidikan, tingkat

sosial, dan lain-lain. Misalnya ibu hamil misalnya perlu melakukan

pemeriksaan ruti terhadap kehamilannya, akan tetapi karena adamya tradisi

dapat menghambat ibu hamil tersebut untuk melakukannya. Dengan adanya

kondisi tersebut, maka Pendidikan kesehatan diperlukan untuk menggugah

kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat.

2. Faktor pendudkung (enabling factors) mencakup fasilitas (sarana dan

prasarana), misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah dan lain-lain

termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, RS , dan lain-

lain.

3. Faktor memperkuat (reinforcing factors) meliputi faktor sikap dan perilaku

tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas

kesehatan. Para tokoh perilaku kesehatan tersebut perlu memberikan contoh

yang baik, sehingga bentuk Pendidikan kesehatan yang bias dilakukan adalah

pelatihan-pelatihan bagi tokoh masyarakat.

2.2.8 Media dan Metode Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan adalah salurankomunikasi yang dipakai untuk

mengirimkan pesan kesehatan. Media dibagi menjadi 3 antaralain :

1. Media cetak

2. Booklet: untuk menyampaikan pesan dalam bentuk pesan tulisan

maupun gambar, biasanya masyarakat yang bias membaca.


19

3. Flyer (selebaran): seperti leflet tetapi tidak berbentuk lipatan

4. Flip chart (lembar balik): informasi kesehatan yang berbentuk buku.

Biasanya berisi gambaran di baliknya berisi pesan kalimat berisi

informasi berkaitan dengan gambar tersebut. Rubik atau tulisan-

tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai hal yang berkaitan

dengan hal kesehatan.

5. Poster: berbentuk media cetak berisi pesan kesehatan biasanya

ditempel di tembok-tembok tempat umum dan kendaraan umum.

6. Foto: yang mengungkapkan masalah informasi kesehatan.

2. Media elektronik

a. Televisi: dalam bentuk ceramah di TV, sinetron sandiwara, dan vorum

diskusi tanya jawab dan lain sebagainya

b. Radio: bias dalam bentuk ceramah radio, obrolan tanya jawab dan lain

sebagainya

c. Slide: slide juga dapat digunakan sebagai sarana informasi film strip

juga bias digunakan menyampaikan pesan kesehatan.

2.3 Konsep Resusitasi Jantung Paru

2.3.1 Pengertian Resusitasi Jantung Paru (Rjp)

RJP merupahkan pelayanan kesehatan yang mengembalikan kesadaran,

meresusitasi atau mempertahankan hidup seseorang yang mengalami henti nafas atau

henti jantung. Denyut jantung atau pernapasan pasien dapat terganggu atau berhenti

karena serangan jantung, tenggelam,tersedak atau kegawatdaruratan lain. Petugas

kesehatan mempelajari bagaimana mengenali kegawatdaruratan, seperti henti jantung


20

yang terjadi secara tiba-tiba, dan mengetahui bagaimana harus meresponya.

Keterampilan yang diajarkan pada bagian ini melakukan RJP dan menolong korban

yang tersedak (Jones, 2016).

Pederita dinyatakan mati klinis bila pada saat melakukan pemeriksaan

penderita, penolong tidak menemukan adanya pernapasan dan denyut nadi yang berarti

sistem pernapasan dan sistem perdarahan darah terhenti. Pada beberapa keadaan

penanganan yang baik masih membutuhkann kesempatan kedua bagi sistem tersebut

berungsi kembali.penderita masih memiliki kesempatan sekitar 4-6 menit sebelum

kerusakan otak mulai terjadi(Darwis et al., 2009).

2.3.2 Indikasi Resusitasi Jantung Paru

Menurut Hardisman, (2014) RJP harus segera dilakukan pada setiap orang yang

ditemukan tidak sadarkan diri atau pada orang yang tidak teraba pada denyut nadinya

dan tidak bernapas. Henti jantung disebabkan oleh 2 penyebab yaitu penyebab internal

dan akibat penyakit kardiovaskuler, pendarahan saluran cernah dan penyebab eksternal

seperti trauma,asiksia, over dosis obat, upaya bunuh diri.

2.3.3 Indikasi Dihentikanya Resusitasi Jantung Paru

Berikut adalah dihentikanya resusitasi jantung paru apabila korban dalam

keadaan sebagai berikut :

1. Sirkulasi dan ventilasi spontan secara eekti membaik.

2. Pelyanan dilanjutkan oleh tenaga medis ditempat rujukan atau di tingkat

pelayanan yang lebih tinggi seperti di ICU.

3. jika sudah ada tanda pasti mati tidak usah dilakukanya RJP.
21

2.3.4 Tahap-Tahap Resusitasi Jantung Paru

1. RJP dengan dua orang penolong

a. Tentukan penderita tidak ada respon

b. Aktikan sistem, minta bantuan (bila belum dilakukan).

c. Buka jalan napas dan lakukan pemeriksaan napas.

d. Lakukan bantuan napas awal 2kali dan jika perlu singkirkan benda asing

dari mulut penderita

e. Jika penderita bernapas dan nadi karotis teraba letakan penderita pada

posisi miring stabil pemulihan

f. Periksa nadi karotis jika tidak ada denyutan lakukan RJP

g. Posisikan penolong dan tentukan titik pijatan

h. Lakukan pijatan jantung sebanyak 30kali dengan kecepatan pijatan 80-

100 kali permenit

i. Berikan napas buatan 2kali secara kuat lembut, dilakukan setelah 30 kali

pijatan dan 2 bantuan pernapasan

j. Kemudian periksa nadi karotis penderita

k. Jika nadi berdenyut dan napas ada teruskan monitor ABC sampai bantuan

datang

l. Jika nadi berdenyut tetapi naas belum ada maka teruskan bantuan

pernapasan 10-12 kali per menit, jika kemudian nadi masih tidak

berdenyut lakukan lagi RJP. Periksa kembali nadi karotis dan napas setiap

2 atau 3 menit kemudian.

2. RJP dengan satu orang penolong


22

a. Posisi penolong saling bersebrangan di antara penderita

b. Lakukan pijatan jantung sebanyak 30 kali dengan kecepatan 80-100 kali

per menit

c. Berikan napas buatan satu kali perlahan-lahan

d. Setelah satu menit RJP (12 siklus) maka lakukan pemeriksaan ulang nadi

karotis.

e. Jika nadi berdenyut dan napas ada teruskan pengawasan ABC sampai

bantuan datang.

f. Jika nadi berdenyut dan tetapi napas tidak ada maka teruskan bantuan

pernapasan 10-12 kali permenit, jika kemudian nadi tidak berdenyut

lakukan RJP

2.3.5 Komplikasi Yang Terjadi Pada Saat Resusitasi Jantung Paru

Menurut Hardisman, (2014) berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi saat

melakukan RJP :

1. Patah tulang dada dan tulang iga

2. Bocornya paru-paru (pneumotoraks)

3. Perdarahan dalam paru-paru rongga dada (hemotoraks).

4. Luka dan memar pada paru-paru

5. Robekan pada hati


23

2.3.6 Kesalahan Pada RJP

Tabel 2. 1 kesalahan pada RJPSumber: (Darwis et al., 2009)

Penderita Tidak Berbaring Pada


PJL kurang efektif
Bidang Keras

Bila kepala penderita lebih tinggi


Penderita tidak horizontal maka jumlah dara yang ke otak
berkurang

Tekan dahi angkat dagu, kurang baik Jalan nafas terganggu

Kebocoran saat melakukan naas


Pernapasan buatan tidak efekti
buatan

Lubang hidung kurang tertutup rapat


dan mulut penderita kurang terbuka Pernapasan buatan tidak efekti
saat pernapasan buatas

Letak tangan kurang tepat, arah


Patah tulang, luka dalam paru-paru
tekanan kurang baik

Jumlah darah yang dialirkan kurang


Tekanan terlalu dalam atau cepat

Rasio PJL dan pernapasan buatan Oksigenasi darah kurang


tidak ada
24

2.4 Model Konsep Dan Teori Keperawatan

2.4.1 Teori Keperawatan NolaJ.Pender

Menurut Potter & Perry, (2010) model promosi kesehatan (health promotion

model, HPM) yang di saranka oleh pander dirancang sebagai “pasangan komplementer

untuk model perlindungan kesehatan’’. Promosi kesehatan ini bertujuan untuk

meningkatan tingkat kesejahteraan klien dan menggabarkan sifat multidimensi

seseorang saat mereka berinteraksi dalam lingkunganya untuk memperoleh kesehatan.

Model promosi kesehatan pada teori keperawatan “oleh Nola J Pender” ini

merupahkan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam promosi

kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan

peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan dalam

upaya bagaimana mampu memberikan adanya perubahan perilaku seseorang

(Mubarak, Iqbal, & Chayatin, 2009).

Menurut Nola J Pender berikut ini adalah karakteristik individu dan

pengalaman pengalaman yang mempengaruhi tindakan kesehatan yaitu :

1. Faktor personal

Dalam faktor personal ini di kategorikan menjadi faktor biologis, psikologis,

dan sosiokultural. Faktor-faktor ini bersifat prediktif berdasarkan perilaku yang

ada dan dibentuk oleh kondisiperilaku sasaran yang sedang di teliti.

2. Faktor ntrapersonal

Pengaruh-pengaruh ini merupahkan kognisi yang menyangku perilaku,

kepercayaan, atau sikap terhadap orang lain.

3. Faktor perilaku yang memperomosikan kesehatan


25

Sebuah perilaku yang mempromosikan kesehatan adalah titik akhir atau

wujud tindakan yang diarahkan menuju pencapaian perwujudan kesehatan

yang positif seperti kesejahteraan yang optimal, pemenuhan personal, dan

kehidupan yang produktif.

2.4.2 Paradigma Keperawatan Hpm (Healt Promotion Model)

Menurut Alligood, (2017) mengakui paradigma keperawatan pada manusia,

kesehatan, lingkungan, dan keperawatan. Fokus pada HPM adalah promosi kesehatan,

dan ada diskusi terperinci tentang kesehatan dan berbagai definisi kesehatan dengan

kesimpulan bahwa definisi holistik yang mencakup aspek sosial adalah penting untuk

memahami kesehatan. Jika tidak, empat konsep utama tidak didefinisikan. Promosi

kesehatan didefinisikan dan dibedakan dari pencegahan penyakit, atau perlindungan

kesehatan.

2.4.2 Peryataan Teoritis Nola J. Pender

Model ini mengabarkan berbagai aspek sikap manusia yang berinteraksi dengan

lingkungan sekitarnya agar mereka tetap sehat. HPM memiliki focus

dalamberiorientasi pada kompentensi atau pada pendekatan. Promosi kesehatan

dimotivasi oleh hasrat untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk mengaktualisasi

potensi manusia.
26

Gambar 2. 1 Model Promosi Kesehatan Nola.J.Pender


27

2.5 Hubungan Antar Konsep

Menurut Wawan & Dewi, (2011) Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor internal

meliputi pendidikan, informasi/media massa,pengalaman dan usia. Sedangkan faktor

eksternal meliputi sosial budaya dan ekonomi, lingkungan. Tingkat pendidikan sangat

menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap

informasi-informasi juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi

atas setiap masalah yang dihadapi Jadi makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi.

Promosi kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan

(Notoatmodjo, 2012). Dengan pemberian pendidikan kesehatan pada masyarakatakan

berdampak pada tingkat pengetahuan sehingga para masyarakat timbul pengetahuan

yang berdampak perilaku benar dalam melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dengan

cepat dan tepat pada.Pengetahuan adalah suatu proses mengetahui melalui indera

seseorang yang mengandung kebenaran sesuai dengan akal, perasaan dan keinginan

serta dapat dikerjakan dalam praktik perilaku. Adapun menurut Notoatmodjo, (2012)

tingkat pengetahuan ada enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisa,

sintesis, dan evaluasi.apabila nelayan hanya ada dalam tingkat tahu, tingkat

pengetahuan paling rendah dan belum dapat mengaplikasikan pada tindakan resusitasi

jantung paruyang berefek pada kurangnya pertolongan yang harus segera diberikan.
28

Konsep Nola.J.Pender menerangkan bahwa seseorang akan mengalami suatu

perubahan setelah diberikan pendidikan kesehatan karena termotivasi dan persepsi diri

yang baik. Konsep ini sangat berhubungan dengan pendidikan kesehatan yang

diberikan pada masyarakat untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi.
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Faktor- Faktor peyebab Masyarakat klub


terjadinya cardiac arrest: jantung sehat
1. Riwayat
penyakit jantung
koroner
2. Lemah jantung Penyuluhan
3. Sindrom marfan
4. Kelainan sejak
lahir

Resusitasi jantung Tingkat


paru pengetahuan

Baik Buruk

Baik cukup kurang

Keterangan:

: Diteliti : Berhubungan

: Tidak Diteliti : Berpengaruh


Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh Pendidikan kesehtan
resusitasi jantung paru terhadap tingkat pengetahua

29
30

3.2 Hipotesis

Ada perebedaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan

Pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru (RJP) pada masyarakat pesisir


BAB 4

METODE PENELITIAN

Bab metode penelitian ini menjelaskan mengenai : 1) Desain Penelitian, 2)

Kerangka Kerja, 3) Waktu dan Tempat Penelitian, 4) Populasi, Sampel, dan Teknik

Sampling, 5) Identifikasi Variabel, 6) Definisi Operasional, 7) Pengumpulan,

Pengolahan dan Analisa Data, 8) Etika Penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian untuk menganalisa pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap

tingkat pengetahuan resusitasi jantung paru padamasyarakat klub jantung sehat di

kelurahan kutisari surabaya adalah menggunakan desain one group pretest dengan

pendekatan quasi eksperimental. Jenis pengetahuan ini mengarah pada pengukuran

tanpa ada kelompok pembanding (control). Variable independent dan dependent diikuti

dengan adanya perlakuan dan intervensi. Intervensi di observasi terlebih dahulu (pre-

test) sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi kembali setelah dilakukan

intervensi (post-test).

Pre test perlakuan posttest

01 X 02

Gambar 4. 1 Desain Penelitian eksperimental dengan pendekatan one gruppretest


postest

31
32

4.2 Kerangka Kerja

Populasi
Pada Masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari
sebesar 20 orang

Teknik pengambilan data probability samplingdengansimple


random sampling

Sample
Masyarakat di kelurahan kutisari Surabaya sebesar 15 orang

Desain penelitian: pra experiment dengan rancangan one


group pre-post test design

Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk data


demografi

Analisa data
Wilcoxon rank test

Hasil dan kesimpulan

Gambar 4. 2 Kerangka penelitian pengaruh Pendidikan kesehatan resusitasi jantung


paru terhadap tingkat pengetahuan pada masyarakat klub jantung sehat di
kelurahan kutisari.
33

4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelurahan kutisari Surabaya pada bulan Mei 2018.

4.4 Populasi, Sampel, Dan Sampling Desain

4.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi

pada penelitian ini adalah masyarakat klub jantung sehat yang berjumlah 45 orang.

4.4.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian masyarakat klub jantung sehat di

kelurahan kutisari Surabaya yang berjumlah 15 orang dan yang sudah memenuhi

syarat.

1. Kriteria inklusi

a. Masyarakat yang bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

a. responden yang mengundurkan diri selama penelitian

b. responden yang sekali tidak hadir dan tidak hadir penuh

4.4.3 Besar Sampel

Berdasarkan perhitungan besar sampel menggunakan rumus :

𝑁
Rumus : 𝑛=
1+𝑁 (𝑑²)
20
𝑛=
1+ (0,05²)
20
𝑛=
1,05
𝑛 = 19
34

4.4.4 Teknik Sampel

Teknik sampling pada penelitian ini yaitu probability sampling dengan

menggunakan Teknik simplerandom sampling. Pemilihan sampel dengan simple

random sampling adalah pengambilan sampel secara acak sederahana dari setiap

anggota atau unit dari populasi. Caranya dengan menuliskan nama pada secarik kertas

sebanyak 20 nama, diletakan di kotak, diaduk, dan diambil secara acak sebanyak 15

nama untuk di jadikan sampel.

4.5 Identifikasi Variable

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan variabel

dependen.

4.5.1 Variabel Independent (Variable Bebas)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independentnya adalah

pendidikan kesehatan.

4.5.2 Variabel Dependen (Variable Terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh

variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependenya adalah tingkat pengetahuan

sebelum dan sesudah.


35

4.6 Definisi Operasional

Gambar 4. 3 Definisi Operasional pengaruh pemberian Pendidikan kesehatan resusitasi


jantung paru pada masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari
No Variable Definisi Indicator Alat ukur Skala skor

1. Variable Proses Dilakukan 2 kali 1. SAP - -


dependent pemberian dan penyuluhan selama 45 2. Leflet
Pendidikan peningkatan menit dalam 1 minggu
kesehatan pengetahuan tentang:
tentang masyarakat
1. Pengertian
resusitasi tentang
resusitasi
jantung paru resusitasi
jantung paru
jantung paru
2. Indikasi
guna
resusitasi
mencegah
jantung paru
kematian.
3. Komplikasi
yang terjadi
4. Tahap-tahap
resusitasi
jantung paru

3. Variable Responden Mampu menjawab 25 Kuisoner Ordinal dengan


independent mampu pertayaan yang kriteria:
tingkat menjawab diberikan yang terdiri
1. baik
pengetahuan dengan benar dari: 76%-
masyarakat tentang 100%
1. Pengertian
pesisir tentang resusitasi
resusitasi 2.
reasusitasi jantung paru
jantung paru cukup
jantung paru
2. Indikasi 56%-
resusitasi 75%
jantung paru
3.
3. Komplikasi kurang
yang terjadi <56%
4. Tahap-tahap
resusitasi
jantung paru
36

4.7 Pengumpula, Pengolahan Dan Analisa Data

4.7.1 Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrument penelitian

Pada pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan SAP dan

kuisoner tentang tingkat pengetahuan masyarakat klub jantung sehat tentang

resusitasi jantung paru yang disusun sendiri oleh peneliti. Yang meliputi:

pengertian resusitasi jantung paru (1-5), indikasi resusitasi jantung paru (6-10),

tahap-tahap resusitasi jantung paru (11-15), komplikasi yang terjadi (16-25)

Pada data demografi yang meliputi nama inisial, no responden, umur, jenis

kelamin, Pendidikan terakhir, pekerjaan.

Perhitungan rumus dengan menggunakan rumus prosentasi

1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainnya 76%-100%

2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%

3. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya <55%

P=∑F X 100%

Keterangan:

P= Prosentasi

F= jumlah skor yang didapat

N= jumlah skor maksimal

2. pengumpulan dan pengolahan data

pengumpulan data setelah mendapatkan surat izin dan persetujuan dari bagian

akademik program studi S1-keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya yang

telah disetujui oleh Ketua Stikes Hang Tuah Surabaya, kemudian surat izin
37

disampaikan ke bangkesbangpol linmas kota Surabaya, kemudian surat dari

bangkesbangpol linmas kota Surabaya di serahkan ke kelurahan dan kelurahan

menyerahkan surat kepada ketua klub jantung sehat.

Langka awal penelitian, pendekatan dilakukan kepada responden untuk

mendapatkan persetujuan untuk dijadikan objek penelitian atau sebagai

responden. Data dikumpulkan dengan melakukan pembagian kuisoner kepada

responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakatsebelum

dilakukan Pendidikan kesehatan.

4.7.2 Analisa Data

1. Pengolahan data

data dikumpulkan dengan menggunakan kuisoner. Lembar observasi yang

diberikan masyarakatklub jantung sehat dengan metode pengumpulan data

yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan tahap sebagai berikut:

a. Memeriksa data (editing)

Memeriksa daftar pertanyaan yang diserahkan oleh responden

b. Memberi tanda kode (coding)

hasil jawaban yang telah diperoleh diklarifikasi ke dalam kategori yang

telah ditentukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka

pada masing-masing variable pemberian kode dilakukan pada data

demografi.

c. Pengolahan data (processing)

peneliti memberikan kode setiap jawaban responden kemudian diolah

dengan melalui program computer,


38

d. Cleaning

Data diteliti kembali agar pelaksanaa Analisa data bebas dari kesalahan.

2. Analisa statistik

Teknik analisis data dilakukan dengan Analisa univariant bivariant Analisa

univariant dilakukan terhadap tiap variable dan hasil penelitian, sedangkan

Analisa bivariant dilakukan terhadap dua variable yang diduga saling

berhubungan atau korelasi

a. Analisa univariant data merupahkan distribusi dan presentasi dari tiap

variable. Analisa univariant pada penelitian akan diuraikan hasil penelitian

untuk kedua variable, berupa factor-faktor tingkat pengetahuan resusitasi

jantung paru.

b. Analisa bivariant

4.7.3 Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan (informedconsent)

Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilakukan agar responden

mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang akan terjadi

selama pengambilan.

2. Tanpa nama (anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, penelitian akan

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh

responden. Lembar tersebut akan diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (confidentiality)
39

Kerahasiaan informasi yang dari responden yang dikumpulkan dari subjek

penelitian dijamin kerahasiaanya. Hanya pada kelompok tertentu yang

menegtahui atau dilaporkan pada hasil riset.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 28-6 juni 2018, dan didapatkan 15

Responden. Pada bagian hasil diuraikan data tentang gambaran umum tempat

penelitian, data umum dan data khusus. Data umum meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan, pernah mendapatkan informasi tentang RJP, dan sarana informasi.

Sedangkan data khusus meliputi tingkat pengetahuan tentang resusitasi jantung paru

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Keadaan Geografis

Penelitian ini dilakukan di kelurahan kutisari surabaya, kelurahan kutisari

mempuyai luas wilayah 93,78 Ha.

Untuk batas wilayah kelurahan adalah 93,78 Ha.

1. Sebelah Utara : Kelurahan Prapen

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Kendangsari

3. Sebelah Barat : Kelurahan Jemursari

4. Sebelah Timur : Kelurahan Kali rungkut

Sedangkan untuk abitrasi (jarak wilayah dari pusat pemerintahanDesa/Kelurahan)

adalah:

1. Jarak tempuh dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 1 km

2. Jarak tempuh dari Pusat Pemerintahan Kota : 12 km

3. Jarak tempuh dari Pusat Pemerintahan Propinsi : 15 km

4. Jarak tempuh dari Ibu Kota Negara : 600 km

40
41

2. Keadaan Demografis

Berdasarkan data-data tentang kependudukan Kelurahan Kutisari menunjukkan

bahwa jumlah penduduk seluruhnyasebanyak 10.560 jiwa, yang terdiri dari 3.130 KK

(Kepala Keluarga), yang meliputi:

1. Penduduk Laki-laki : 5273 jiwa

2. Penduduk Perempuan : 5287 jiwa

5.1.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah masyarakat klub jantug sehat di kelurahan kutisari

utara No. 69 Surabaya. Jumlah keseluruhan subyek penelitian ini adalah 15. Data

demografi diperoleh melalui kuisoner yang diisi oleh responden.

5.1.3 Data Umum Hasil penelitian

Data umum hasil penelitian merupahkan gambaran tentang karakteristik

responden yang meliputi usia, tingkat pendidikan, pernah mendapatkan informasi

tentang resusitasi jantung paru dan sarana informasi.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5. 1 Karakteristik responden berdasarkan usia masyarakat klub jantung sehat di


Kelurahan Kutisari Surabaya pada tanggal 28-6 Juni 2018 (n=15).

Usia Frekuensi(f) Presentase (%)


20-35 7 53.3
32-40 4 26.7
43-62 3 20.0
Jumlah 100.0
42

Berdasarkan tabel 5.1 adalah usia masyarakat klub jantung sehat 20-35 tahun

sebanyak 7 orang (53,3%), diikuti usia 32-40 tahun sebanyak 4 orang (26,7%), dan

sisanya usia 43-62 tahun sebanyak 4 orang (20,0).

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5. 2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin masyarakat klub jantung


sehat di Kelurahan Kutisari Suranaya pada Tanggal 28-6 Juni 2018 (n=15).

Jenis kelamin Frekuensi (f) Presentase


Laki-laki 2 13.3
Perempuan 13 86.7
Jumlah 15 100.0
Berdasarkan Tabel 5.2 Jenis Kelamin Masyarakat Mayoritas Laki-Laki

Sebanyak 2 Orang (13,3%), Dan Permpuan Sebanyak 13 Orang (86,7%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5. 3 karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat klub jantung sehat


di kelurahan kutisari surabaya pada tanggal 28-6 juni 2018 (n=15).

Tingkat pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)


SD 3 20.0
SMP 6 40.0
SMA 4 26.7
Diploma 1 6.7
Sarjana 1 6.7
Jumlah 15 100.0
Berdasarkan Tabel 5.3 Pendidikan Terakhir SD Sebanyak 3 Orang (20%) Dan

SMP Sebanyak 6 Orang (40%), SMA Sebanyak 4 Orang (26.7%),Diploma Sebanyak

1 Orang (6.7%), Dan Sarjana Sebanyak 1 Orang (6.7%).


43

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5. 4 Karakteristik berdasarkan pekerjaan masyarakat klub jantung sehat di


kelurahan kutisari surabaya pada tanggal 28-6 juni 2018 (n=15).
Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)
Ibu rumah tangga 8 53.3
Buruh 7 46.7
Jumlah 15 100.0
Berdasarkan tabel 5.4 pekerjaan masyarakat klub jantung sehat ibu rumah

tangga sebanyak 8 orang (53,3%), dan buruh sebanyak 7 orang (46,7%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Mendapatkan Informasi Tentang

Resusitasi Jantung Paru

Tabel 5. 5 karakteristik berdasarkan mendapatkan informasi tentang resusitasi jantung


paru masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya pada
tanggal 28-6 Juni 2018 (n=15).

Mendapatkan informasi tentang Frekuensi (f) Presentase (%)


resusitasi jantung paru
Pernah 8 53.3
Tidak pernah 7 46.7
Jumlah 15 100.0
Berdasarkan tabel 5.5 mendapatkan informasi tentang resusitasi jantung paru

pernah sebanyak 8 orang (53,3%), dan tidak pernah sebanyak 7 orang (46,7%).
44

5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian

1. Tingkat pengetahuan masyarakat klub jantung sehat sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru

Tabel 5. 6 Pree-test tingkat pengetahuan tentang resusitasi jantung paru pada tanggal
28-6 Juni 2018 (n=15).
Kategori pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)
Kurang 1 6.7
Cukup 10 66.7
Baik 4 26.7
Total 15 100.0
Berdasarkan tabel 5.6 diatas memperlihatkan bahwa dari 15 responden

masyarakat klub jantung sehat sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang

resusitasi jantung paru didapatkan pre-test tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1

orang (6,7%), diikuti tingkat pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (66,7%), dan

sisanya tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 orang (26,7%).

2. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Klub Jantung Sehat Sesudah Diberikan

Pendidikan Kesehatan Tentang Resusitasi Jantung Paru

Tabel 5. 7 post-test tingkat pengetahuan tentang resusitasi jantung paru pada tanggal
28-6 juni 2018 (n=15).
Kategori pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)
Kurang 0 0
Cukup 5 33.3
Baik 10 66.7
Total 15 100.0
Berdasarkan tabel 5.7 diatas memperlihatkan bahwa dari 15 responden

masyarakat klub jantung sehat sesudah diberikan pendidikan kesehatan hasil post-test

tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (66,7%),diikuti tingkat pengetahuan


45

cukup sebanyak 5 orang (33,3%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0 orang

(0%).

3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan

Resusitasi Jantung Paru Pada Masyarakat Klub Jantung Sehat di Kelurahan

Kutisari Surabaya Pada Tanggal 28-6 Mei 2018

Tabel 5.8 Pengaruh pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru terhadap tingkat
pengetahuan pada masyarakat klub jantung sehat di Kelurahan Kutisari
Surabaya pada tanggal 28-6 Juni 2018 (n=15)
Tingkat Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru
Masyarakat pesisir Baik Cukup Kurang Total
F % F % F % F %
Pre-test 4 26.7 10 66.7 1 6.7 15 100
Post-test 10 66.7 5 33.3 0 0 15 100
Nilai uji statistik wilcoxon p-Value 0,02 (<=0,05)
Berdasarkan tabel 5.8 memperlihatkan bahwa dari 15 responden masyarakat

klub jantung sehat sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung

paru didapatkan pre-test tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1orang (6,7%), diikuti

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (66,7%), dan sisanya tingkat

pengetahuan baik sebanyak 4 orang (26,7%). Sedangkan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan hasil post-test tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (66,7%),diikuti

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 5 orang (33,3%), dan tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 0 orang (0%).

Hasil uji wilcoxon menunjukan nilai signifikan p-value sebesar 0,02 <=0,05

maka ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan pada masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya.


46

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dirancang untuk memberikan gambaran interpretasi dan

mengungkap pengaruh pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru terhadap tingkat

pengetahuan pada masyarakat klub jantung sehat di Kelurahan Kutisari Surabaya,

sesuai dengan tujuan peneliti, maka akan dibahas hal-hal sebagai berikut:

5.2.1 Tingkat Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Sebelum Diberikan

Pendidikan Kesehatan Tentang Resusitasi Jantung Paru

Hasil dari data penelitian memperlihatkan bahwa masyarakat di Kelurahan

Kutisari sebelum diberikanya pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru

didapatkan hasil pre-test tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (6,7%), diikuti

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (66,7%), dan sisanya tingkat

pengetahuan baik sebanyak 4 orang (26,7%).

Pengetahuan masyarak klub jantung sehat di Kelurahan Kutisari tentang

resusitasi jantung paru sebelum diberikanya pendidikan kesehatan didapatkan dengan

tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 orang (26,7%). Dari hasil penelitian bahwa dari

10 responden yang kurang tepat dalam menjawab dengan benar pertayaan tentang

resusitasi jantung paru seperti pengertian RJP, tahap” yang dilakukan sebelum

RJP,tujuan RJP, kapan saat dilakukanya RJP sebanyak 10 orang (66,7), sedangkan dari

10 responden masyarakat klub jantung sehat yang menjawab pertayaan dengan benar

sebanyak 4 orang (26,7%), dan yang menjawab pertayaan kurang tepat sebanyak 1

orang (6,7). Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia,pendidikan

dan infrormasi. Hasil dari crosstabs antara usia dengan tingkat pengetahuan baik

sebelum diberikanya pendidikan kesehatan bahwa mayoritas masyarakat klub jantung


47

sehat berusia 20-35 tahun sebanyak 7 orang (53,3%) dari 10 responden yang mempuyai

tingkat pengetahuan cukup. Peneliti berasumsi bahwa umur dapat mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang hasil penelitian terkait usia ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sofyan & Sahputra (2009) yaitu pengetahuan tinggi terhadap

variabel responden dengan tahapan usia dewasa awal dibandingkan dengan dewasa

tengah dan bahwa individu pada umur muda sangat mampu untuk menerima ataupun

mempelajari hal baru. (Dahlan et al., 2014).

Menurut dari crosstabs antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan sebelum

diberikanya pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru bahwa mayoritas

masyarakat yang pendidikanya SMA sebanyak 4 orang (26,7%), dan sarjana sebanyak

1 orang (6,7%) dari 4 responden yang mempuyai tingkat pengetahuan baik. Pada

umumnya bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi mendapatkan informasi yang

lebih banyak baik informasi dari orang lain maupun informasi dari media massa

(abdurahman, 2016).

Pada hasil crosstabs bahwa masyarakat klub jantung sehat sebelum

mendapatkan pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru mayoritas masyarakat

sebagian pernah mendapatkan informasi tentang RJP sebanyak 8 orang (53,3%) dari

10 responden yang tingkat pengetahuannya cukup. Peneliti berasumsi bahwa bila

seseorang yang terlalu banyak mendapatkan informasi seseorang akan lebih cepat

berkembang dan akan banyak pengetahuan yang didapatkan. Seseorang yang

mendapatkan informasi berarti akan mendapatkan pengalaman terkait dengan

pengetahuan yang didapatkan dari informasi atau pelatihan. Pengalaman dapat

berkaitan dengan umur dan pendidikan seperti pendidikan yang tinggi akan memiliki
48

pengalaman lebih luas dan semakin berumur maka seseorang juga memiliki

pengalaman yang semakin banyak (Notoatmodjo, 2010; Wawan dan Dewi, 2011;

Lestari, 2015). Hal ini terjadi karena adanya interaksti timbal balik ataupun tidak

adanya yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

Tingkat pengetahuan masyarakat klub jantung sehat sebelum diberikanya

pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru dari 15 responden terdapat

pengetahuan baik sebanyak 4 orang (26,7%), dan yang pengetahuan cukup sebanyak

10 orang (66,7%). Dari 14 responden yang dapat menjawab pertayaan dengan benar

tentang pengertian RJP,langkah-langkah yang di lakukan RJP,tujuan dilakukannya

RJP,dan dari 14 responden yang jawaban kurang baik terdapat 1 orang (6,7%). Salah

satu yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia, pendidikan terakhir dan informasi

yang didapat. Dari hasil crosstabs saya usia dengan tingkat pengetahuan cukup

sebelum diberikanya pendidikan kesehatan bahwa mayoritas masyarakat berumur 20-

35 tahun sebanyak 7 orang (53,3%) dari 10 responden mempuyai tingkat pengetahuan

cukup. Peneliti berasumsi bahwa seseorang yang berusia 20-35 dikatakan dewasa

mudah dan mereka lebih mudah menangkap dan mengingat informasi yang didapat.

Bahwa dewasa muda (20-40 tahun) memiliki peran dan tanggung jawab lebih besar

dari pada umur sebelumnya serta tidak lagi bergantung secara ekonomi, sosiologi

maupun psikologi pada orang tua. Maka dari itu bahwa individu pada umur muda

sangat mampu untuk menerima ataupun mempelajari hal baru. Pada umur muda juga

belum ada perubahan kognitif dan pada masa dewasa tengah juga belum ada penurunan

kognitif dalam mengingat informasi. Masa dewasa muda juga mampu memecahkan

masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis dan rasional.
49

Pada hasil crosstabs antara mendapatkan informasi dengan tingkat pengetahuan

cukup sebelum diberikanya pendidikan kesehatan bahwa rata-rata masyarakat klub

jantung sehat tidak pernah mendapatkan informasi tentang resusitasi jantung paru

sebanyak 8 orang (53,3%) dari 10 responden yang tingkat pengetahuanya cukup.

peneliti berasumsi bahwa orang yang kurang dalam informasi akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang tersebut tetapi bila seseorang mempuyai pengalam juga

bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan dan nformasi yang didapat lebih banyak.

Berdasarkan hasil demografi dengan tingkat pengetahuan kurang sebelum

diberikan pendidikan kesehatan bahwa mayoritas masyarakat yang ada di kelurah

kutisari yang berpendidikan SD sebanyak 3 orang (20,0%) dari 1 responden yang

tingkat pengetahuan kurang dan pada umumnya orang yang tingkat pendidikannya

rendah informasi yang didapat akan semakin dikit dan bila tingkat pendidikan tinggi

seseorang informasi yang didapat semakin membaik (Pangaribuan et al., 2018).

Peneliti berasusmsi bahwa seseorang yang memilik tingkat pendidikan yang tinggi

maka informasi yang didapat akan semakin banyak pula informasi tersebut dan

semakin luas pengetahuanya.

5.2.2 Tingkat Pengetahuan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang

Resusitasi Jantung Paru

Berdasarkan hasil dari data penelitian bahwa setelah diberikan pendidikan

kesehatan masyarakat klub jantung sehat kelurahan kutisari didapatkan hasil post-test

sebanyak kurang sebanyak 0 orang (0%),dan cukup sebanyak 5 orang (33,3%), dan

baik sebanyak 10 orang (66,7%).


50

Dari data demografi masyarakat klub jantung sehat sesudah diberikannya

pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru didapatkan bahwa yang

pengetahuan baik sebanyak 10 orang (66,7%), dari 15 responden yang bisa menjawab

pertayaan tentang pengertian RJP, tahap-tahap RJP, tujuan dilakukanya RJP. Dari 10

responden yang dapat menjawab dengan baik dan dengan sebelumnya diberikannya

pendidikan kesehatan masyarakat yang jawaban belum tepat sebanyak 11 orang

(66,7%). Tingkat pengetahuan masyarakat baik sangat meningkat setelah diberikannya

pendidikan kesehatan dari hasil tersebut peneliti berasusmsi bahwa tingkat

pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya tingkat pendidikan, informasi yang didapat

dan pengalaman yang didapat. Hal ini didukung oleh teori faktor” yang dapat

mempengarui tingkat pengetahuan masyarakat meliputi pendidikan, usia, lingkungan

(Ngirarung, 2017).

Dari data demografi tingkat pengetahuan sesudah diberikanya pendidikan

kesehatan tentang resusitasi jantung paru didapatkan bahwa pengetahuan cukup

sebanyak 10 orang (66,7%). Pada dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas 10

orang (66,7%). yang dapat menjawab pertayaan tentang pengertian RJP, tujuan RJP,

manfaat RJP,dan dari 10 orang yang tingkat pengetahuan cukup sebelum diberikanya

pendidikan kesehatan dan berkurangnya setelah diberikanya pendidikan kesehatan

menjadi 5 orang (33,3%) yang tingkat pengetahuanya cukup dari 15 responden yang

sudah diberikanya pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru. Dari hasil penelitian

tersebut peneliti berasusmsi bahwa masyarakat klub jantung sehat di kelurah kutisari

surabaya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, usia, informasi yang didapat, ekonomi,
51

lingkunga. Dan dari teori faktor” tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh

pengalaman, tingkat pendidikan (Ngirarung, 2017).

Pada tingkat pengetahuan sesudah diberikanya pendidikan kesehatan tentang

resusitasi jantung paru masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya

tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (66,7%) menurut crosstabs peneliti dari

data peneliti bahwa yang tingkat pengetahuan baik 10 orang tersebut rata-rata tingkat

pendidikanya SMP dan mereka jarang mendapatkan informasi dan pengalaman mereka

juga kurang maka dari itu peneliti berasusmsi bahwa bila seseorang yang tingkat

pendidikanya tinggi seseorang akan banyak informasi yang didapatkan dan

pengetahuanya baik, dan untuk yang berpendidikan rendah seseorang akan

pengetahuan akan lebih rendah juga dan didukung oleh peneliti lain juga bahwa

Pengetahuan merupakan hasil ‘tahu’ seseorang dan terjadi setelah melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Akan tetapi perlu ditekankan,

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula (Karundeng, 2013).

Setelah diberikanya pendidikan kesehatan selama 45 menit tentang resusitasi

jantung paru didapatkan bahwa masyarakat pengetahuannya sangat signifikan tetapi

mayoritas masyarakat klub jantung sehat mereka tidak dapat menjawab tentang

resusitasi jantung paru hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah ikut pelatihan

karena orang yang melakukan resusitasi jantung paru untuk masyarakat hanya untuk

sekedar tahu bahwa bila ada seseorang yang terjadi kecelakaan masyarakat dapat

menolong seseorang tersebut sebelum tugas kesehatan datang maka dari itu peneliti
52

memberikan pendidikan kesehatan selama 2 hari agar responden dapat mudah

memahami apa yang telah diberikan. Hal ini diberikan dalam teori bahwa pendidikan

(formal) didalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kearah yang

diinginkan.

5.2.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan

Resusitasi Jantung Paru Pada Masyarakat Klub Jantung

Berdasarkan hasil penelitian di kelurahan kutisari surabaya didapatkan

sebanyak 15 responden sebelum diberikanya pendidikan kesehatan tentang resusitasi

jantung paru yang tingkat pengetahuanya cukup sebanyak 10 orang (66,7%), dan yang

pengetahuanya kurang sebanyak 1 orang (6,7%), dan pengetahuannya baik 4 orang

(26,7%). Dan pada hasil uji menggunakan wilcoxon menunjukan hasil p= 0,02 ≤ α=

0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti ada pengaruh dan perbedaan yang

signifikan tingkat pengetahuan masyarakat klub jantung sehat sebelum dan sesudah

diberikanya pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru.

Penyuluhan tentang resusitasi jantung paru yang diberikan pada masyarakat

klub jantung sehat dan peningkatan skor sebelum dan sesudah diberikanya penyuluhan

responden saat berlangsungnya penyuluhan yang menggunakan metode ceramah,role

play dalam berlangsungnya penyuluhan dengan alat yang tersedia akan membantu

responden dalam memahami materi yang telah di sampaikan oleh peneliti. Dengan

pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru sangat penting bagi masyarakat untuk

mengetahui materi karena hampir semua masyarakat tidak tahu tentang resusitasi

jantung paru.
53

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu ketua dan masyarakat bahwa

mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung

paru sehingga hal ini dapat mendorong pengetahuan masyarakat tentang resusitasi

jantung paru dan bisa di terapkan pada mereka ketika saat melihat kejadian henti nafas.

Dan dalam ruanglingkup pada saat penelitian, peneliti susah dalam memberikan

penyuluhan karena fasilitas yang digunakan tidak ada dan mereka saat berkumpul.

5.3 Keterbatasan

1. Usia responden sudah tua sehingga perlu pendampingan setiap individu dalam

melakukan pengambilan data

2. Responden pada saat peneliti memberikan penyuluhan tidak memperhatikan

penyaji

3. Responden tidak ada waktu pada saat mengisi kuisoner dan fasilitas yang

kurang
54

BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan peneliti

yang telah dilakukan oleh peneliti pada tgl 28-8 Juni 2018, dengan judul pengaruh

pendidikan kesehatan resusitasi jantung paru terhadap tingkat pengetahuan pada

masyarakat klub jantung sehat di Kelurahan Kutisari Surabaya.

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti dan hasil pengujian pada pembahasan yang

dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Kutisari Surabaya Mengenai

Resusitasi Jantung Paru Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Sebagian

Besar Masyarakat Pengetahuannya Cukup.

2. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Kutisari Surabaya Mengenai

Resusitasi Jantung Paru Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Sebagai

Besar Masyarakat Pengetahuannya Baik.

3. Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Resusitasi

Jantung Paru Pada Masyarakat Klub Jantung Sehat di Kelurahan Kutisari

Surabaya.

54
55

6.2 Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian, beberapa saran yang disampaikan pada

pihak terkait sebagai berikut:

1. Bagi Responden

Diharapkan masyarakat dapat menerapkan yang sudah didapat dari pendidikan

kesehatan tentang tingkat pengetahuan tentang resusitasi jantung paru dari

penelitian ini dan digunakan sebagai penyuluhan kesehatan di masyarakat.

2. Bagi Ketua Klub Jantung Sehat

Diharapkan bahwa ketua dapat memberikan penyuluhan agar dapat mudah

diterapkan.

1. Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan setiap seminggu 2 kali agar

untuk memberikan pengetahuan baik untuk klub jantung sehat

2. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya agar meberikan penyuluhan kesehatan RJP dengan

refrensi yang baru


56

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, & Hariza. (2011). lmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Alligood, martha raile. (2017). pakar teori keperawatan. singapore: elsevier.

Dahlan, S., Onibala, F., Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Sam, U., & Manado,
R. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar ( Bhd
) Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wori
Kecamatan Wori, 2.

Darwis, A., Lesmana, dede ujang, Sarana, L., Siswo, Herman, Y., & Susilo, Y. (2009).
pedoman pertolongan pertama. bandung: avatar arkam publising.

Denpasar, U. (2016). Unmas Denpasar 319, (11), 319–328.

Fitriani, S. (2011). promosi kesehatan. yogyakarta: graha ilmu.

Hamid, achir yani s, & Ibrahim, K. (2017). pakar teori keperawatan. singapore:
elsevier.

Hardisman. (2014). gawat daruratan medis praktis. yogyakarta: gosyen publishing.

Jones, shirley a. (2016). BLS,ACLS,dan PALS. Jakarta: EMS.

Karundeng, M. (2013). No Title.

Lalenoh, D. C., Anestesiologi, B., Unsrat, F. K., & Prof, R. S. U. (2010). Bantuan
Ventilasi Pada Kegawatdaruratan, 1–13.

Mubarak, Iqbal, W., & Chayatin, N. (2009). ilmu kesehatan masyarakat teori dan
aplikasi. jakarta: salemba medika.

Ngirarung, S. A. A. (2017). Pengaruh Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung Paru (


Rjp ) Terhadap Tingkat Motivasi Siswa Menolong Korban Henti Jantung Di Sma
Negeri 9 Binsus, 5.

Notoatmodjo, S. (2012). promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: rineka


cipta.

Oleh, D. (2013). Disusun Oleh :


Pangaribuan, R., Ns, S. K., Siagian, M. T., Si, M., Sirait, A., & Kes, M. (2018).
57

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR ( BHD ) ( Studi Eksperimen
Pada Perawat Pelaksana di Rumah Sakit TK . II Putri Hijau Medan Tahun 2017 ),
3(1), 101–108.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Santosa, winanda R. B., Wihastuti, T. A., & Haedar, A. (2015). Analisis Faktor yang
Berhubungan Dengan Terjadinya Return of Spontaneus Circulation Pada Passien
henti jantung Di IGD Dr Iskak Tulungagung, 6(1), 8–18.

Sholihah, Q., & Fauzi, R. (2015). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sekolah. Malang:
Ub Press.

Utari, W., Novayelinda, R., & Arneliwati. (2011). Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA). Riau, 1–7.

Wawan, & Dewi. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Perilaku, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: nuha medika.

iran 1 curriculum vitae


58

LAMPIRAN
Lampiran 1

CURRICULUM VITAE

Nama : Ida Fatmawati


NIM : 141.0050
Program Studi : S-1 Keperawatan
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 17 september 1994
Agama : Islam
Email : fatmaida38@gmail.com
Riwayat pendidikan :
3. SDN rungkut kidul II Lulus tahun 2007

4. SMP PGRI 61 Lulus tahun 2010

5. SMK Puruhita Perhotelan Lulus tahun 2014


59

Lampiran 2 Motto dan persembahan


Lampiran 2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :

KEGAGALAN TERJADI APABILA KITA MENYERAH


PERSEMBAHAN :
1. Terimakasih kepada ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan

bagi saya untuk bisa menyelesaikan Proposal ini.

2. Terimakasih kepada kedua orang tua saya bapak suwito dan ibu siti kholifah serta

kakak dan keluarga tercinta yang telah memberikan restu dan doa kepada diri

saya sehingga proposal saya dapat selesai dengan tepat waktu.

3. Terimakasih kepada ibu dosen pembimbing 1 dan 2 yang telah membimbing saya

dengan penuh kesabaran dan memberikan seluruh ilmu serta waktunya kepada

saya dalam penyusunan proposal ini.

4. Terimakasih kepada sahabat dan teman-teman Prodi S1-4B yang telah

memberikan support dan dukungan sehingga proposal ini dapat selesai dengan

baik.

5. Terimakasi kepada sahabat-sahabatku aziza,ade larasaty,putri wardah,ayu

cahya,berianata,riza agustin yang sudah membantu dalam mengerjakan tugas

akhir ini dan bisa berjalan lancar.

6. Terimakasih buat kamu

ran Keterangan Pengambilan Data dari STIKES HANG TUAH 3 Su


60

Lampiran 3

Pira
n 4 Surat Keterangan Pengambilan Data dari BAKESBANGPOL
61

Lampiran 4

Lampiran 5 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari Kecamatan kutisari


62

Lampiran 5

Lampiran 6 Surat Balasan Selesai Penelitian dari Kelurahan kutisari


63

Lampiran 6

mpiran 7 informed concent


64

Lampiran 7
INFORMATION FOR CONSENT

Kepada Yth
Ibu Calon Responden Penelitian
Di Kelurahan kutisari surabaya

Saya adalah mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya


akan mengadakan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Resusitasi Jantung Paru Terhadap Tingkat Pengetahuan Pada
Masyarakat Klub Jantung Sehat di Kelurahan Kutisari Surabaya”.

Penelitian ini melibatkan wanita/laki-laki usia 30-50 tahun mempuyai riwayat


penyakit hipertensi, gagal jantung, jantung coroner di wilayah kelurahan kutisari.
Penelitian ini akan dilakuka dalam 3minggu, minggu pertama diberikan kuisoner pre
test. diukur tingkat pengetahuan responden tentang resusitasi jantung paru. Lalu, pada
minggu kedua diberikan informasi melalui penyuluhan di kelurahan selama 45 menit
dengan diskusi dan setelah itu diberikan lembar kuesioner post test. Bila selama
pemberian intervensi terjadi informasi yang kurang akurat maka peneliti bersedia
bertanggungjawab.

Dalam penelitian ini partisipasi bapak/ibu bersifat bebas, artinya Dalam


penelitian ini partisipasi bapak/Ibu bersifat bebas, artinya bapak/Ibu ikut serta atau
tidak ikut serta tidak ada sanksi apapun yang diberikan. Responden dapat
mengundurkan diri jika tidak bersedia. Jika bapak/Ibu bersedia menjadi responden
silahkan menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Informasi atas
keterangan yang Ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya dan akan digunakan untuk
kepentingan penelitian saja. Terimakasih atas bantuan dan partisipasi Ibu.
65

Informasi atau keterangan yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya


dan akan digunakan untuk kepentingan ini saja. Apabila penelitian ini telah selesai,
pernyataan bapak/ibu akan saya hanguskan

Hormat saya,

IDA FATMAWATI
NIM. 141.0050

Lampiran 8 lembar persetujuan menjadi responden


66

Lampiran 8

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S1 Keperawatan
STIKES Hang Tuah Surabaya atas nama :
Nama : Ida Fatmawati
NIM : 141.0050
Yang berjudul “pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
resusitasi jantung paru pada masyarakat klub jantung sehat di kelurahan kutisari
surabaya”.
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa :
1. Saya telah diberi informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan
informasi peran saya.
2. Saya mengerti bahwa catatan tentang penelitian ini dijamin kerahasiannya.
Semua berkas yang mencantumkan identitas dan jawaban yang saya berikan
hanya diberikan hanya diperlukan untuk pengolahan data.
3. Saya mengerti bahwa penelitian ini akan mendorong pengembangan tentang
“pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan resusitasi jantung
paru pada klub jantung sehat di kelurahan kutisari surabaya”Oleh karena itu saya
secara sukarela menyatakan ikut berperan serta dalam penelitian ini.

Tanggal

No. Responden

Tanda Tangan Responden

Tanda Tangan Saksi

Lampiran
67

9 lembar kuisoner penelitian

Lampiaran 9

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN


DATA DEMOGRAFI PESERTA KLUB JANTUNG SEHAT DI KELURAHAN
KUTISARI SURABAYA

1. Bacalah pertanyaan terlebih dahulu dengan cermat dan teliti

2. Berikan tanda ckeck list ( √ ) pada salah satu kotak yang tersedia di bawah ini

sesuai dengan keadaan bapak/ibu

3. Teliti ulang agar tidak ada pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab

A. DATA DEMOGRAVI
1. No responden :

2. Nama (inisial) :

3. Umur :

4. Jenis kelamin :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Pekerjaan :

7. Pernah mendapatkan informasi tentang resusitasi jantung paru (RJP) :

Pernah Tidak Pernah

Jika Pernah Dari Mana: Tenaga kesehatan

Media Elektronik

Media cetak
68

No responden

KUISONER INSTRUMEN PENELITIAN PENDIDIKAN KESEHATAN


RESUSITASI JANTUNG PARU PADA MASYARAKAT
KLUB JANTUNG SEHAT DI KELURAHAN KUTISARI SURABAYA

Petunjuk Pengisian:
Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama kemudian
berikan jawaban anda sesuai pilihan pada lembar jawaban bagi setiap pertanyaan
tersebut dengan cara memberikan centang (√).
Pilihlah jawaban benar atau salah

No Peryataan Ya Tidak
1. Resusitasi jantung paru dilakukan kepda orang
yan tidak bisa bernafas, dan tidak ada
pergerakan sama sekali
2. Resusitasi dilakukan ketika sudah sampai di
rumah sakit
3. Resusitasi jantung paru adalah prosedur
kegawatdaruratan meis yang ditunjukan untuk
serangan jantung dan pada henti nafas
4. Ketika teman kita mengalami heti nafas yang
dilakukan pertama kali adalah memberikan
nafas buatan dari mulut ke mulut
5. Resusitasi jantung paru dilakukan untuk
membut seseorang bernapas kembali
6. Resusitasi jantung paru dilakukan oleh siapa
saja
7. Resusitasi jantung paru dilakukan di tempat
aman, yang penting korban dan penolon
terlndungi
8. Untuk mengecek respon korban dilakukan
dengan menepuk bahu korban
9. Jika korban tidak merespon langsung
memanggil bantuan
10. Berikan nafas buatan setiap 10 detik
69

11. Kecepatan kompresi dada dilakukan selama


120x/menit
12. Kedalaman penekanan dada saat resusitasi
sekitar 5cm
13. Kompresi dada merupakan penekanan di bagian
garis tengah dada
14. Lansung amankan korban ketika korban sudah
tersadar
15. Ketika ingin memanggl bantuan, yang di
telepon penolong adalah teman korban
16. Cek nadi dilakukan pada nadi yang ada di
bagian garis tengah dada
17. Apabila sudah terlihat adanya pengembangan
dada berarti nafas buatan yang diberikan
penolong sudah berhasil
18. Kompresi dada yang efektif dilakukan dengan
penekanan yang tegas dan cepat
19. Kompresi dada yang yang efektif dilakukan
dengan penekanan yang lembut dan lambat
20. Semakin cepat kompresi semakin cepat koban
menjadi sadar
21. Sebagai penolong harus selalu menyiapkan diri
22. Jika penolong sudah lela harus ada yang
menggantikan untuk kompresi korban
23. Ketika melihat orang yang mengalami
kecelakaan langsung telepon ambulans
24. Jika ada korban sudah tidak teraba nadinya
langsung lakukan kompresi dada
25. Resusitasi jantung paru hanya boleh dilakukan
oleh orang yang sudah ikut pelatihan

ran 10 satuan acara penyuluhan


70

Lampiran 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Kegawatdaruratan

PokokBahasan : Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Sasaran : Peserta Klub Jantung Sehat

Tempat : Balai RW 02 kelurahan kedumg cowek

Hari dan tanggal :

WaktuPelaksanaan :

A. Latar Belakang

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan suatu pelatihan yang berisi
upaya-upaya dan tindakan resusitasi kardiopulmonal (RKP) yang dilakukan baik oleh
orang awam atau tenaga medis yang terlatih dan terampil untuk membantu dan
memberikan pertolongan yang cepat dan tepat kepada pasien yang sedang terancam
kematian yang akibat henti jantung dan napas sambil menunggu bantuan atau
memindahkan ketempat yang lebih layak dan memadai
Resusitasi jantung paru biasanya digunakan sebagai pertolongan pertama pada
pasien yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Yang bertujuan untuk
mengembalikan fungsi optimal pernafasan dan sirkulasi untuk mencegah kematian
(kematian biologis). Maka dari itu tindakan resusitasi jantung paru (RJP) sangat
penting di pelajari untuk melakukan tindakan pertolongan pertama dan untuk bantuan
hidup dasar.
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai pertolongan pertama

terhadap seseorang yang mengalami henti nafas dan jantung, para

masyarakatdapat memahami mengenai teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP).


71

C. Media

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

4. Kuisoner

D. Media

1. Lembar Balik

E. Kegiatan Penyuluhan

No
Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta
.
Pembukaan :
 Membukakegiatandenganmenguc
apkansalam
1. Menjawabsalam
 Memperkenalkandiri
1. 3 menit 2. Mendengarkandan
 Menjelaskantujuandaripenyuluha Memperhatikan
n
 Menyebutkanmateriataupokokpe
mbahasan yang akandisampaikan
Pelaksanaan :
Menjelaskanmateripenyuluhansecarab 1. Menyimakdan
erurutandanteratur. Memperhatikan
Materi :
 Pengertian resusitasi jantung
2. 10 menit paru
 Indikasi resusitasi jantung paru
 Komplikasi yang terjadi
 Tahap-tahap resusitasijantung
paru
Evaluasi : 1.
 Memberikankesempatankepadape Merespondanbertanya
sertauntukbertanya 2.
3. 5 menit
 Memberikankesempatankepadape Merespondanmenjawa
sertauntukmenjawabpertanyaan bpertanyaan
yang dilontarkan .
4. 2 menit Penutup : 1. Mendengarkan
72

 Menyimpulkanmateri yang 2. Menjawabsalam


telahdisampaikan
 Menyampaikanterimakasihata
sperhatiandanwaktu yang
telahdiberikanpadapenyuluh

F. Pengorganisasian

Moderator : Bintan

Penyaji : Ida Fatmawati

Fasilitator : Ida Fatmawati

Observer : Jasinta Firda

Dokumentasi : Fifin

PembimbingInstitusi :

1. Dwi Priyatini, S.Kep., Ns., M.Sc


2. Dr. Wasisto S.,MM.,Kep
73

Lampiran Materi

A. Pengertian Resusitasi Jantung Paru

Resusitasi atau reanimasi mengandung arti harfia menghidupkan kembali, usaha-

usah yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu epiepisodenti jantun berlanjut

menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat

akibat kegagalan sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan di fungsi optimal guana

menvcegah kematian biologis, RJP juga dikenal dengan kardio pulmonier resusitation

(CPR) merupahkan gabungan antara pijat jantung dan pernapasan buatan

Komplikasi dari teknik ini adalah perdarahan hebat. Jika korban mengalami

perdarahan hebat maka pelaksanaan RJP akan memperbanyak darah yang keluar

sehingga memungkinkan korban meninggal dunia lebih besar. Namun, jika korban

tidak segera di RJP, korban juga akan meninggal dunia RJP harus dilakukan dalam 4-

6menit setelah ditemukan telah terjadi henti jantung dan henti napas untuk mencegah

kerusakan otak dan lain-lain. Jika korban ditemukan bernapas namun tidak sadar maka

posisikan dalam keadaan mantap agar jalan napas tetap bebas dan secret dapat keluar

dengan sendirinnya.

B. Tujuan Resusitasi Jantung Paru

1. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas

(respirastory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) ppada orang

dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan

untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.

2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)


74

3. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi (fungsi jantung) dan

ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti

jantung atau henti nafas melalui cardio pulmonary Resusication (CPR) atau

Resusitasi Jantung Paru (RJP).

C. Tahap-Tahap Melakukan Resusitasi Jantung Paru

Berdasarkan Konvensi American Heart Association (AHA) dimana mengalami

perubahan yaitu dari ABC menjadi CAB (Circulatory Support, Airway Control,

Dan Breathing Support) adalah sebagai berikut :

4. Danger

Yaitu kewaspadaan terhadap bahaya dimana pertama penolong harus

mengamankan diri sendiri dengan memakai alat proteksi diri sendiri

dengan memakai alat proteksi diri (APD). Alat proteksi yang paling

dianjurkan adalah sarung tangan untuk mencegah terjadinya penularan

penyakit dari pasien kepada penolong. Selanjutnya penolong

mengamankan lingkungan dari kemungkinan bahaya lain yang

mengancam, seperti adanya arus listrik, ancaman kejatuhan benda (falling

object). Setelah penolong dan lingkungan aman maka selanjutnya

mengamankan pasien dan meletakkan korban pada tempat yang rata,keras

, kering dan dari bahaya.

5. Respon

Mengecek kesadaran atau berespon selanjutnya penolong harus segera

memanggil bantuan baik dengan cara berteriak, menelepon, memberi tanda


75

pertolongan dan cara lainnya. Berteriak contohnya dengan memanggil

orang disekitar lokasi kejadian agar membantu pertolongan lebih lanjut.

Selanjutnya menelepon yaitu menghubungi pusat bantuan darurat sesuai

dengan nomer dilokasi/ negara masing-masing

3. Shout For Help


Penolong berlutut sejajar bahu korban agar saat memberikan bantuan napas

dan sirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi atau menggerakan

lutut.

1. Memperbaiki posisi pasien

Untuk melakukan tindakan RJP yang efektif, pasien harus dalam posisi

terlentang dan berada pada permukaan yang rata dan keras. Jika korban

ditemukan dalam posisi miring atau tengkurap, ubahlah posisi pasien ke

posisi terlentang.

2. Mengatur posisi penolong

Penolong berlutut sejajar dengan bahu, korban agar saat memberikan

bantuan napas dan sirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi atau

menggerakan lutut.

3. Cek nadi

Pengecekan nadi korban dilakukan untuk memastikan apakah jantung

korban masih berdenyut atau tidak. Pada orang dewasa pengecekan nadi

dilakukan pada nadi leher (karotis) dengan menggunakan 2 jari. Caranya

letakan 2 jari tangan pada jakun (tiroid) kemudian tarik ke arah samping

sampai terasa ada lekukan rasakan apakah teraba atau tidak denyut nadi
76

korban. Pada bayi pengecekan nadi dilakukan pada lengan atas bagian

dalam. Dengan menggunakan 2 jari rasakan ada tidaknyadenyut nadi pada

lengan atas bagian dalam korban (nadi brakials)jika nadi tidak teraba

berarti pasien mengalami henti jantung.

4. Circulatory support

Yaitu kompresi dada jika korban tidak teraba nadinya berarti jantungnya

berhenti berdenyut maka harus segera dilakukan penekanan/kompresi dada

sebanyak 30 kali caranya : posisi penolong sejajar dengan bahu korban.

Letakan satu tumit tangan diatas tulang dada, lalu letakan tangan yang satu

lagi diatas tangan yang sudah diletakan diatas tulang dada korban dengan

menjaga siku tetap lurus tekan dada korban sampaI ketebalan dada atau 3-

5 cm/ 1-2 inci (korban dewasa), 2-3 cm (pada anak), 1-2 cm (bayi).

Jika korban masih berdenyut jantungnya dan masih bernapas maka

korban dimiringkan ke kiri (posisi recovery) agar ketika muntah tidak

terjadi aspirasi.

5. Evaluasi pada CPR

Evaluasi pada CPR/RJP dilakukan setiap 5siklus (5 × 30 Kompresi) + (5 ×

2 napas buatan). Evaluasi pada pemberian napas buatan saja dilakukan

setiap 2 menit. Dan setelah pasien berdenyut nadinya dan bernapas psisi

pasien dimiringkan ke arah kiri (posisi recovery) tindakan RJP dapat

dihentikan apabila :

1. Penderita pulih kembali

2. Penolong kelelahan
77

3. Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih

4. Jika ada tanda mau mati tidak usah RJP.

D. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Tindakan RJP

1. RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun.

2. Tidak perlu memindahkan korban ke tempat yang lebih baik, kecualu bila

korban sudah stabil.

3. Jangan menekan prosesus xifoideus pada ujung tulang dada, karena dapat

berakibat robeknya hati.

4. Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi melekat pada

sternum, jari-jari jangan menekan.

5. Hindarkan gerakan yang terlalu keras, kompresi harus lembut, teratur dan

tidak terputus.

6. Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP seperti :

a. Patah tulang dada dan tulang iga

b. Bocornya paru-paru (pneumotoraks)

c. Pendarahan dalam paru-paru / rongga dada (hemothoraks)

d. Luka dan memar pada paru-paru

e. Robekan pada hatiampran 11 Lembar Tabulasi Data Responden


78

Lampiran 11

Tabulasi Data Demografi Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Resusitasi


Jantung Paru Terhadap Tingkat Pengetahuan Pada Masyarakat Klub Jantung Sehat Di
Keularahan Kutisari

Jenis Pendidikan Informasi


No Umur Kelamin Terakhir Pekerjaan RJP
1. 47 2 1 1 1
2. 28 2 2 1 1
3. 31 2 2 1 2
4. 23 2 3 3 1
5. 28 2 2 3 2
6. 20 2 2 3 2
7. 27 2 4 3 1
8. 32 2 3 1 1
9. 62 2 1 1 2
10. 43 2 1 3 1
11. 38 1 3 1 1
12. 40 2 2 1 2
13. 38 2 5 3 2
14. 23 2 3 3 1
15. 23 1 2 2 3

Keterangan :
1. Usia 4. Pekerjaan
a. 20-31 = 1 a. Ibu rumah tangga = 1
b. 32-40 = 2 b. Wiraswasta =2
c. 43-62 = 3 c. Buruh =3
d. PNS =4
2. Jenis kelamin
5. Pernah mendapatkan informasi
a. Laki-laki =1 tentang RJP
b. Perempuan = 2 a. Pernah =1
b. Tidak pernah =2
3. Pendidikan terakhir
a. SD =1
b. SMP =2
c. Diploma =3
d. Sarjana =5

mpiran 12 lembar tingkat pengetahuan pre-test dan post-test


79

Lampiran 12

Jumlah tingkat pengetahuan

No Pre Kode Post Kode


1. 80 3 76 3
2. 72 2 76 3
3. 68 2 76 3
4. 72 2 76 3
5. 72 2 76 3
6. 72 2 78 3
7. 76 3 78 3
8. 80 3 85 3
9. 76 3 60 2
10. 72 2 72 2
11. 56 2 72 2
12. 68 2 68 2
13. 72 2 76 3
14. 64 2 84 3
15. 48 1 68 2
83

Lampiran 13
Tabulasi Data Pre Tingkat Pengetahuan RJP Di Klub Jantung Sehat
No Skor pertayaan pengetahuan RJP Total Nilai Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1
2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 18 72 Baik
3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 68 Cukup
6 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 18 72 Baik

7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19 76 Baik
8 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 80 Baik
9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19 76 Baik
10 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 72 Baik
11 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 14 56 Kurang
12 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 17 68 Cukup
13 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 18 72 Baik
14 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 16 64 Cukup
15 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12 48 Kurang
84

Tabulasi Data Post Tingkat Pengetahuan RJP di Klub Jantung Sehat


No Skor pertayaan pengetahuan RJP Total Nilai Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 19 76 Baik
2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 19 76 Baik
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 19 76 Baik
4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 76 Baik
5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik
6 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 18 72 Cukup
7 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 17 68 Cukup

8 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 76 Baik
9 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15 60 Cukup
10 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 18 72 Cukup
11 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 72 Cukup

12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 17 68 Cukup
13 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19 76 Baik
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 84 Baik

15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 17 68 Cukup
85

Keterangan:

Pertanyaan no. 1 dan 3 Pertanyaan 11-14

Ya :1 Ya :1

Tidak : 0 Tidak : 0

Pertanyaan 5-9 Pertanyaan 16-17

Ya :1 Ya :1

Tidak : 0 Tidak : 0

Pertanyaan 21-24

Ya :1

Tidak : 0

Pertanyaan 2, 4, 10, 15, 18, 19, 20, 25

Ya :0

Tidak : 1
86

Lampiran 14

FREQUENCY

umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-35 8 53.3 53.3 53.3
32-40 4 26.7 26.7 80.0
43-62 3 20.0 20.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 2 13.3 13.3 13.3
perempuan 13 86.7 86.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

pendidikan terakhir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 3 20.0 20.0 20.0
SMP 6 40.0 40.0 60.0
SMA 4 26.7 26.7 86.7
Diploma 1 6.7 6.7 93.3
Sarjsna 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
87

Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ibu rumah
8 53.3 53.3 53.3
tangga
Buruh 7 46.7 46.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

informasi RJP
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pernah 8 53.3 53.3 53.3
Tidak pernah 7 46.7 46.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
88

HASIL CROSSTAB

Descriptive Statistics

Percentiles

Std. Minimu Maximu 50th


N Mean Deviation m m 25th (Median) 75th
Pre 15 2.20 .561 1 3 2.00 2.00 3.00
Post 15 2.67 .488 2 3 2.00 3.00 3.00

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post - pre Negative Ranks 1a 5.00 5.00
Positive Ranks 8b 5.00 40.00
Ties 6c
Total 15

a. post < pre


b. post > pre
c. post = pre
89

Pre
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang 1 6.7 6.7 6.7
Cukup 10 66.7 66.7 73.3
Baik 4 26.7 26.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

Post
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cukup 5 33.3 33.3 33.3
Baik 10 66.7 66.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
90

Test Statisticsb
post - pre
Z -2.333a
Asymp. Sig. (2-
.020
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

informasi RJP * pre Crosstabulation


Pre
Kurang Cukup Baik Total
informasi RJP Pernah Count 0 5 3 8
% within informasi
.0% 62.5% 37.5% 100.0%
RJP
% within pre .0% 50.0% 75.0% 53.3%
% of Total .0% 33.3% 20.0% 53.3%
Tidak pernah Count 1 5 1 7
% within informasi
14.3% 71.4% 14.3% 100.0%
RJP
% within pre 100.0% 50.0% 25.0% 46.7%
% of Total 6.7% 33.3% 6.7% 46.7%
Total Count 1 10 4 15
% within informasi
6.7% 66.7% 26.7% 100.0%
RJP
% within pre 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 6.7% 66.7% 26.7% 100.0%
91

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
informasi RJP *
15 93.8% 1 6.2% 16 100.0%
post

informasi RJP * post Crosstabulation


Post
Cukup Baik Total
informasi RJP Pernah Count 2 6 8
% within informasi
25.0% 75.0% 100.0%
RJP
% within post 40.0% 60.0% 53.3%
% of Total 13.3% 40.0% 53.3%
Tidak pernah Count 3 4 7
% within informasi
42.9% 57.1% 100.0%
RJP
% within post 60.0% 40.0% 46.7%
% of Total 20.0% 26.7% 46.7%
Total Count 5 10 15
% within informasi
33.3% 66.7% 100.0%
RJP
% within post 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Anda mungkin juga menyukai