Anda di halaman 1dari 12

MATERI KE-6 SOSIO-ANTROPOLOGI

NAMA :FATIMAH

NIM :P07131218055

“MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM”

A. Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin),
yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai mahluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah pasta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu.

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara


ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seorang bayi lahir ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi dan oleh karena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpilkan bahwa setiap manusia dipengaruhi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Alat untuk
memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada
individu lain. Ia belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, dan
sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.

B. Nilai

Beberapa pendapat tentang nilai dapat diuraikan sebagai berikut:

 Menurut Bambang Daroeso, nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan


atas sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.
 Menurut Parsi Darmo Diharjo, nilai adalah kualitas atau keadaan yang
bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun batin.

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan


berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita harapan, keyakinan, dan hal-
hal lain yang bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku.

Dengan demikian, nilai dapat diartikan sebagai sifat kualitas dari sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai
di jadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah
laku, baik disadari maupun tidak.

Sesuatu itu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat sebagai
berikut:

1. Menyenangkan
2. Berguna
3. Memuaskan
4. Menguntungkan
5. Menarik
6. Keyakinan

Ada dua pendapat mengenai nilai. Pendapat pertama mengatakan bahwa nilai
itu objektif, sedangkan pendapat kedua nilai itu subjektif, menurut aliran
idealisme, nilai itu objektif, ada pada sesuatu. Tidak ada yang diciptakan didunia
tanpa ada suatu nilai yang melekat didalamnya. Dengan demikian, segala sesuatu
ada nilainya dan bernilai bagi masyarakat. Hanya saja manusia tidak atau belum
tau nilai apa dari objek tersebut. Aliran ini disebut juga aliran objektivisme.

Pendapat lain mengatakan bahwa nilai suatu objek terletak pada subjek yang
menilainya. Misalnya, air sangat menjadi bernilai dari pada emas bagi orang
kehauasan ditengah padang pasir, tananh memiliki nilai bagi seorang petani. Jadi,
nilai itu subjektif. Aliran ini disebut aliran subjektifisme.

Ada pendapat lain yang menyatakan adanya nilai yang ditentukan oleh subjek
yang menilai dan objek yang dinilai. Sebelum ada subjek yang menilai maka
barang atau onjek itu tidak bernilai. Inilah ajaran yang berusaha menggabungkan
antara aliran subjektifisme dan objektifisme.

Ciri-ciri nilai, yaitu:

1. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Misalnya kejujuran.


2. Nilai yang memiliki sifat normative. Nilai diwujudkan dalam bentuk
norma. Misalnya nilai keadilan.
3. Nilai berfungsi sebagai motifator dan manusia adalah pendukung nilai.
Misalnya nilai ketaqwaan.

Macam-macam nilai dalam filsafat, yaitu:

1. Nilai logika, adalah nilai benar salah.


2. Nilai estetika, adalah nilai keindahan dan tidak indah.
3. Nilai etika atau moral, adalah nilai baik buruk.

Macam-macam nilai menurut NotoNegoro, yaitu:

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia. Contoh: Mobil, rumah, televisi dan lain-lain.
2. Nilai vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan
kegiatannya. Contoh: Air, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian terbagi menjadi 4 macam,yaitu:
o Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia.
Contoh: adat istiadat.
o Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
estetis manusia. Contoh: seni tari, seni musik dan seni gambar.
o Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia.
Contoh: etika makan, etika berbicara, etika duduk dan lain-lain.
o Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai
penghayatan melalui akal budi dan nurani.

Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:


1. Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan
harapan.
2. Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan,
bertindak serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
3. Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan
atau memaksa individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang
bersangkutan.
4. Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan
kelompok atau masyarakat.
5. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
6. Nilai sebagai benteng Pengaruh perlindungan: nilai berfungsi menjaga
stabilitas budaya dalam suatu kelompok atau masyarakat.

Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum dalam masyarakat
dan negara merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk
berbuat baik, suatu disposisi batin yang tertanam karena dilatihkan, suatu
kesiapsediaan untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam
membantu kita untuk hidup secara benar. Salah satu cara mekanisme yang dapat
membentuk jati diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup
nilai, moral, dan etika.

C. Moral

Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata morse
ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam
bahasa indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup.

Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari
sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia
yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Dalam hubungannya dengan nilai, moral adlah bagian dari nilai, yaitu nilai
moral. Nilai moral berkaitan dengan prilaku manusia tentang hal baik buruk.
Moral juga bisa dikatakan sebagai perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang
dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku dimasyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai
moral yang baik, baegitu juga sebaliknya.

Jadi disimpulkan moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak
yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan
sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.

Jenis-jenis moral, yaitu:

1. Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap
yang mau diambil.
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia. Moral normatif
memberikan penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:

1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan


sesama sebagai bagian masyarakat.
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan
emosional.
D. Hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa masyarakat. Dalam kaitannya
dengan masyarakat tujuan hukum yang utama adlah untuk ketertiban.

Hukum merupakan dari norma, yaitu norma hukum. Norma hukum adalah
peraturan yang timbul dari hukum yang berlaku. Norma hukum diatur untuk
kepentingan manusia dalam masyarat agar memperoleh kehidupan yang tertib.
Norma hukum dibutuhkan karena 2 hal, yaitu:

1. Karena bentuk sanksi dari norma agama, kesusilaan dan kesopanan belum
cukup memuaskan dan efektif untuk melindungi ketertiban masyarakat.
2. Masih banyak perilaku lain yang belum diatur dalam norma agama,
kesusilaan dan kesopanan, misalnya perilaku dijalan raya.

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan rangkaian


kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalah gunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhapadap kriminalisasi
dalam hukum pidana, perlindungan ham dan memperluan kekuasaan politik serta
cara perwakilan dimana mereka yang akan dipilih.

Ada beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian hukum, yaitu:

1. Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan larangan


untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh karenanya
masyarakat harus mematuhinya.
2. Simorangkir berpendapat bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat
memaksa dan sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam msyarakat
yang dibuat oleh lembaga berwenang serta bagi siapa saja yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.

Proses terbentuknya hukum yaitu berdasarkan kejadian terjadinya hukum di


inggris awalnya dan terus berkembang adalah hukum berasal dari kebiasaan dala
masyarakat dan dikembangkan oleh keputusan pengadilan. Hukum inggris yang
demikian ini dinamakan commonlaw.
Pandangan-pandangan ekstrim tentang terjadinya hukum secara umum dikatakan
oleh J.P Glastra Van Loon adanya 2 pandangan ektrim yaitu:

1. Pandangan legisme (abad ke-19)

Menurut pandangan ini hukum terbentuk oleh perundang-undangan dan hakim


secara tegar terikat pada undang-undang. Peradilan adalah hal menerpakan secara
mekanis dari ketentuan undang-undang pada kejadian yang kongkrit.

2. Pandangan Freirechtslehre (abad ke-19/20)

Menurut pandangan ini hukum terbentuk oleh peradilan, undang-undang,


kebiasaan, dan sebagainya hanyalah sarana pembantu bagi hukum dalam
menemukan hukum pada kasus kongkrit.

Ada beberapa fungsi hukum, yaitu:

1. Sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat


2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
3. Sebagai penggerak pembangunan
4. Fungsi kritis hukum

Hukum bertujuan untuk menjamu kepastian hukum dalam masyarakat,


memberikan faedah bagi warga negara dan menciptakan keadilan ketertiban bagi
warga negara. Norma terbagi atas 4 yaitu:

1. Norma agama, sanksi yang diberikan tidak secara langsung namun pada
hari akhir nanti.
2. Norma kesusilaan, sanksi yang diberikan berupa tekanan batin sang
pelaku.
3. Norma kesopanan, sanksi yang diberikan yaitu dikucilkan oleh
masyarakat.
4. Norma hukum, sanksi yang diberikan berupa kurungan.

Hubungan manusia dan hukum ada dalam setiap sikap dan perilaku termasuk
tutur kta senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. Kehidupan
manusia sehari-hari berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Manusia yang
sadar hukum akan selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan hukum yang
berlaku. Manusia tersebut tidak akan main hakim sendiri dalam menyelesaikan
suatu masalah.

A. Hakikat Fungsi dan Perwujudan Nilai, Moral, dan Hukum

Pada umumnya kesadaran hukum dikaitkan dengan ketaatan hukum atau


efektifitas hukum untuk menggambarkan keterkaitan antara kesadaran hukum
dengan ketaatan hukum, sedangkan lemahnya kesadaran tentang undang-undang
(hukum) dipertimbangkan menjadi penyebab terjadinya kejahatan.

Kesadaran hukum memiliki perbedaan dengan perasaan hukum. Perasaan hukum


diartikan sebagai penilaian hukum yang timbul secara serta merta dari masyarakat
dalam kaitannya dengan masalah keadilan.

Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat mematuhi hukum


yaitu:

1. Compliance

Sebagai suatu kepatuhan berdasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan
usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman.

2. Identification

Terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah-kaidah hukum bukan ada karena nilai
instrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan kelompok serta hubungan baik dengan
mereka yang diberi wewenang untuk menerapkan hukum tersebut tetap terjaga.

3. Internazilation

Maksud nya adalah kepentingan masyarakat terjamin oleh wadah hukum yang
ada. Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai yang tumbuh dan berkembang
dimasyarakat, dengan demikian masyarakat menaati hukum bukan karena
paksaan.

Ada 4 indikator kesadaran hukum, yaitu:


1. Pengetahuan hukum

Pengetahuan hukum adalah pengetahuan seseorang mengenai beberapa


prilaku tertentu yang sudah diatur oleh hukum, yang dimaksud disini adalah
hukum tertulis dan hukum tidak tertulis (norma atau aturn dalam masyarakat.

2. Pemahaman hukum

Pemahaman hukum adalah sejumlah informasi yang dimiliki seseorang


mengenai isi peraturan dari suatu hukum tertentu.

3. Sikap hukum

Sikap hukum adalah suatu kecenderungan untuk menerima hukum karena


adanya penghagaan terhadap hukum sebagai suatu yang bermanfaat bila ditaati.

4. Pola prilaku hukum

Pola prilaku hukum adalah hal yang utama dalam kesadaran hukum,
karena disini dapat dilihat apakah suatu peraturan berlaku atau tidak dalam
masyarakat.

B. Keadilan, Ketertiban, Nilai, dan Kesejahteraan Masyarakat sebagai


Wujud Masyarakat Bermoral dan Mentaati Hukum

Disepakati bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu mahkluk yang


selalu berinteraksi dan membutuhan bantuan dengan sesamanya. Dalam konteks
hubungan dengan sesama perlu adanya keteraturan sehingga setiap individu dalam
berhungan secara harmonis dengan individu lain disekitarnya. Untuk terciptanya
keteraturan diperlukan aturan yang disebut hukum. Hukum dalam masyarakat
merupakan tuntutan.

Mochtar kusumaatmaja mengatakan “ketertiban adalah tujuan pokok dan


pertama dari segala hukum, Kebutuhan terhadap ketertiban ini merupakan syrat
pokok bagi adanya suatu masyarakat yang teratur, ketertiban sebagai tjuan utama
yang merupakan fakta objektif yang berlaku bagi semua masyarakat dalam segala
bentuknya.
C. Problematika Nilai, Moral, dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara

1. Problematika Nilai Moral

a. Pengaruh Kehidupan Keluarga Dalam Pembinaan Nilai moral

Keluarga bagian dari masyarakat, terpengaruh oleh tuntutan kemajuan


yang terjadi, namun masih banyak orang meyakini bahwa nilai moral itu hidup
dan dibangun dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sangat penting bagi
pembinaan nilai moral anak dikarenakan keluargalah yang menjadi pendidikan
pertama dan utama anak sebelum anak memasuki pendidikan luar dan lingkungan
masyarakat.

b. Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral

Sebagai makhluk sosial, anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan
teman akan menambah pembendaharaan informasi yang akhirnya akan
mempengaruhi berbagai jenis kepercayaan yang dimilikinya. Keluarga sering
dikagetkan oleh penolakan anak ketika diberikan nasihat, dengan alasan bahwa
apa yang disampaikan orang tua berbeda atau bertentangan dengan “aturan” yang
disampaikan oleh temannya. Pergaulan dengan teman sebaya sangat
mempengaruhi sikap dan perilaku seorang anak. Berteman dengan teman yang
tidak baik akan meniru hal-hal yang negatif dan sebaliknya.

c. Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu

Masalah hampir tidak ada seorangpun yang memandang pentingnya


membantu anak untuk menghilangkan kebingungan yang ada pada pikiran
mereka. Hampir tidak ada seorangpun yang memandang penting membantu anak
untuk memecahkan dan menyelesaikan pemikiran yang memusingkan tersebut.
Figur otoritas seperti presiden, pejabat, anggota DPR, para artis dan lain-lain
harus memberi contoh yang baik dalam kehidupan.

d. Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral

Komunikasi muthakhir tentu fokus akan mengembangkan suatu


pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak.
Namun media tersebut justru menyuguhkan berbagai pandangan hidup yang
sangat variatif pada anak. Penyalah gunaan sarana telekomunikasi yang
seharusnya digunakan sesuai fungsinya cukup mempengaruhi sikap dan perilaku
generasi muda misalny,dalam kasus penyalahgunaan internet untuk mendownload
flem porno. Tidak ada filter atau benteng yang kokoh untuk melawannya kecuali
iman dan taqwa.

e. Pengaruh media elektronik dan internet terhadap pembinaan nilai moral

Media elektronik dan internet yang seharusnya digunakan sebagaimana


semestinya telah cukup banyak disalah gunakan sehingga mengakibatkan nilai
moral merosot.

2. Problematika Hukum

a. Aparatur penegak hukum ditengarai kurang banyak diisi oleh SDM


yang berkualitas
b. Penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana semestinya karena
sering mengalami interfensi kekuasaan dan uang
c. Kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum semakin
surut. Hal ini berakibat pada tindakan anarkis masyarakat untuk
menentukan sendiri siapa yang dianggap adil
d. Para pembentuk peraturan perundang-undangan sering tidak
memerhatikan keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan
yang dibuat sebenarnya sulit untuk dijalankan.
e. Kurang diperhatikannya kebutuhan waktu untuk mengubah paradigma
dan pemahaman aparatur. Bila aparatur penegak hukum tidak paham
betul isi peraturan perundang-undangan tidak mungkin ada efektifitas
peraturan dimasyarakat
f. Hukum diindonesia hidup didalam masyarakat yang tidak berorientasi
kepada hukum. Akibatnya hukum hanya dianggap sebagai simbol
negara yang ditakuti.
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiadi, Elly M, dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Kencana


Prenada Media Grop.

2. Supartono W., M.M.2004.Ilmu Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia.

3. Widagdho, Djoko, dkk.2008.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara.

4. Rafieq, M.2011.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Mega Media.

Anda mungkin juga menyukai