Anda di halaman 1dari 105

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PORSEA


KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TAHUN 2005-2007

SKRIPSI

Oleh :

LASTIAR SILITONGA
NIM. 041000312

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PORSEA
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TAHUN 2005-2007

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

LASTIAR SILITONGA
NIM. 041000312

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PORSEA
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TAHUN 2005-2007

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

LASTIAR SILITONGA
NIM : 04100312

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi


Pada Tanggal 10 Maret 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

drh. Rasmaliah, M.Kes dr. Achsan Harahap, MPH


NIP. 390009523 NIP. 130318031

Penguji II Penguji III

Drs. Jemadi M.Kes drh. Hiswani, M.Kes


NIP. 131996168 NIP. 132084988

Medan, Maret 2009


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dekan

dr. Ria Masniari Lubis, MSi


NIP. 131124053

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK

Hipertensi adalah salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah


kesehatan masyarakat, karena hipertensi sering muncul tanpa gejala. Pada tahun
2004, prevalensi hipertensi di Indonesia sekitar 13,4-14,6%, dan di Sumatera Utara
sebesar 5,54%.
Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di
RSUD Porsea tahun 2005-2007, telah dilakukan penelitian yang bersifat dekskriptif
dengan desain case series. Populasi penelitian adalah data seluruh penderita
hipertensi yang dirawat inap tahun 2005-2007, dengan jumlah sampel adalah
seluruh populasi sebanyak 112 data penderita (total sampling).
Proporsi penderita hipertensi yang tertinggi pada kelompok umur 40 tahun
(91,1%), perempuan (58,9%), Kristen Protestan (89,3%), SD (43,8%), petani (50%),
berstatus kawin (86,6%), sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas (39,3%),
hipertensi derajat 2 (52,7%), tidak mengalami komplikasi (81,2%), stroke (66,6%),
rata-rata lama rawatan 5,21hari, Pulang Berobat Jalan (80,3%. Tidak ada
perbedaan bermakna rata-rata lama rawatan berdasarkan derajat hipertensi
(p=0,333). Rata-rata lama rawatan berdasarkan derajat hipertensi yang paling
lama adalah hipertensi derajat 2 yaitu 5,39 hari. Ada perbedaan bermakna status
komplikasi berdasarkan derajat hipertensi (p=0,038). CFR penderita hipertensi
sebesar 1,8%.
Kepada RSUD Porsea untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan
menganjurkan penderita hipertensi untuk melakukan pemeriksaan berkala agar
mengurangi faktor risiko hipertensi dan mencegah komplikasi bagi penderita yang
belum mengalami komplikasi.Bagi penderita hipertensi tetap mengontrol tekanan
darah secara rutin, memakan obat secara teratur dan menjaga kebiasaan hidup
sehat.

Kata kunci : hipertensi, karakteristik penderita

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT

Hypertension is a degenerative disease and becoming a common problem


found in the community. It mainly occurs frequently without symptom. In 2004,
prevalence of hypertension in Indonesia was about 13,4%-14,6% and in North
Sumatera was 5,54%.
To know the characteristics of patients which are hospitalized at RSUD
Porsea from year 2005-2007, descriptive study has been done by using case series
design and continued with the statistical analysis. The population of the research is
all patient with the total sample for 112 patients (total sampling).
The highest proportion of patients of hypertension at age group 40 years
(91,1%), female (58,9%), Protestant (89, 3%), Elementary School (43,8%), farmers
(50%), married (86,6%), headache (dizziness, headache, vertigo), and weak
(39,3%), 2nd degree of hypertension(52,7%), without complication (81,2%), stroke
(66,6%), average length of stay 5,21 days and medically discharged and becoming
out patient (80, 3%). Anova test shows that there is no significant difference between
average length of stay of hypertension degrees (p=0,333). The longest average length
of stay is for 2nd degree of hypertension which is 5,39 days. Chi-Square test shows
that there is significant difference between complication status and degree of
hypertension (p=0,038). CFR of hypertension is 1,8%.
To the RSUD Porsea, to reduce the risk and avoid complication, it is
recommended to urge patient with hypertension to have a routine medical
examination Patients should check their blood pressure on a regular basis, take the
medicine as advised by the doctors and practice a healthy life style..

Key words : hypertension, the characteristics of the patients.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lastiar Silitonga

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Parsoburan/10 Oktober 1985

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 12 orang

Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting Gg. Pelita Jaya No.19

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1992-1998 : SD Negeri No. 173594 Parsoburan

2. 1998-2001 : SLTP Swasta Kartini Parsoburan

3. 2001-2004 : SMA Negeri 1 Parsoburan

4. 2004-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


Sumatera Utara

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR

Segala puji, dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

berkat, kasih dan AnugrahNya yang luar biasa sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Karakteristik Penderita Hipertensi Yang

Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea tahun 2005-2007, sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua tercinta “ Ayahanda St. G.

Silitonga (Alm) dan Ibunda St. T. Marpaung “ yang telah membesarkan penulis

dengan kasih sayang, memberi dukungan dan dorongan untuk menyelesaikan

pendidikan.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu drh.

Rasmaliah, M.Kes dan Bapak dr. Achsan Harahap, MPH, selaku dosen pembimbing

serta kepada Bapak Drs. Jemadi, M.Kes dan Ibu drh. Hiswani, M.Kes, selaku dosen

pembanding skripsi, yang telah banyak memberi ilmu, kritik maupun saran sehingga

skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Wirsal, MPH selaku dosen pembimbing akademik.

3. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku kepala Departemen

Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
4. Bapak Direktur RSUD Porsea beserta petugas rekam medis yang telah membantu

penulis selama penelitian.

5. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

6. Abang dan kakak penulis, L.M Silitonga beserta keluarga, A. br Silitonga beserta

keluarga, E.E Silitonga beserta keluarga, R. br Silitonga beserta keluarga, H. br

Silitonga beserta keluarga, B.S.P Silitonga beserta keluarga, Samli Silitonga,

Rahmat Silitonga, SP, Y. Silitonga, SE beserta keluarga, Dumen Silitonga, SP,

dan Linman Silitonga, SPd yang selalu memberikan doa, dana dan dukungan

kepada penulis.

7. Teman KTB penulis “ Sweet Angels” Kak Romauli, Angelia, Debby, Marlina,

Rita, dan Rizma yang senantiasa menemani dalam doa dan memberi semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat dekat penulis Desni, Diessy, Imelda, Nerrida dan Susi yang selalu

memberi semangat dan motivasi kepada penulis.

9. Noveryana, Gifani, Bang Ginting, Bang Alvian, Iwan, Tuhozaro, Kak Tince, Kak

Mierta, Kak Imelda dan teman-teman Peminatan Epidemiologi yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang memberi semangat dan masukan yang membangun

pada penulis.

10. Teman-teman Kos (Renova, Nelly, Melly, Rista dan Vincent) yang selalu

memberi perhatian dan semangat kepada penulis.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena

itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Maret 2009

Penulis

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... i


ABSTRAK ............... ... ................................... . .......................................... iia
ABSTRACT .................................................................................................. iib
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iii
KATA PENGANTAR...... . ................................................. ....................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. .. xii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 7


2.1 Pengertian Hipertensi ................................................................ 7
2.2 Klasifikasi Hipertensi ................................................................ 8
2.2.1 Berdasarkan Derajat Hipertensi....................................... 8
2.2.2 Berdasarkan Penyebabnya............................................... 9
2.3 Tanda-tanda Hipertensi ............................................................ 10
2.4 Epidemiologi ............................................................................. 10
2.4.1 Distribusi dan Frekuensi Hipertensi ................................ 10
2.4.2 Determinan Hipertensi .................................................... 12
2.5 Diagnosis Hipertensi.................................................................. 16
2.6 Gejala Klinis .............................................................................. 17
2.7 Komplikasi................................................................................. 18
2.8 Pencegahan Hipertensi .............................................................. 20
2.8.1 Pencegahan Primordial.................................................... 20
2.8.2 Pencegahan Primer.......................................................... 20
2.8.3 Pencegahan Sekunder ..................................................... 22
2.8.4 Pencegahan Tersier ......................................................... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP................................................................... 25


3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 25
3.2 Definisi Operasional .................................................................. 25

BAB 4 METODE PENELITIAN................................................................ 29


4.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 29
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 29
4.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................. 29

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
4.2.2 Waktu Penelitian ............................................................. 29
4.3 Populasi dan Sampel penelitian................................................. 29
4.3.1 Populasi .......................................................................... 29
4.3.2 Sampel ........................................................................... 30
4.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 30
4.5 Teknik Analisa Data .................................................................. 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 31
5.2 Penderita Hipertensi ................................................................. 34
5.2.1 Sosiodemografi................................................................ 34
5.2.2 Keluhan Utama ................................................................ 37
5.2.3 Derajat Hipertensi ........................................................... 38
5.2.4 Status komplikasi ............................................................ 38
5.2.5 Rata-rata Lama rawatan .................................................. 39
5.2.6 Keadaan Sewaktu Pulang ................................................ 40
5.3 Analisa Statistik........................................................................ 41
5.3.1 Umur Berdasarkan derajat Hipertensi ............................. 41
5.3.2 Rata-rata lama Rawatan
Berdasarkan Derajat Hipertensi ..................................... 42
5.3.3 Derajat Hipertensi
Berdasarkan Keluhan Utama.......................................... 43
5.3.4 Perbedaan Proporsi Status Komplikasi
Berdasarkan Derajat Hipertensi ..................................... 44
5.3.5 Derajat Hipertensi
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang .......................... 45

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Distribusi penderita Hipertensi................................................. 46
6.1.1Sosiodemografi................................................................. 46
6.1.1.1 Umur................................................................... 46
6.1.1.2 Jenis Kelamin ..................................................... 47
6.1.1.3 Agama ................................................................ 48
6.1.1.4 Pendidikan .......................................................... 50
6.1.1.5 Pekerjaan ............................................................ 51
6.1.1.6 Status Perkawinan .............................................. 53
6.1.2 Keluhan Utama ............................................................. 54
6.1.3 Derajat Hipertensi......................................................... 55
6.1.4 Status Komplikasi......................................................... 57
6.1.5 Rata-rata Lama Rawatan .............................................. 59
6.1.6 Keadaan Sewaktu Pulang ............................................. 60
6.2. Analisa Statistik........................................................................ 61
6.2.1 Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi ............................ 61
6.2.2 Rata-rata Lama Rawat Berdasarkan derajat Hipertensi .. 62
6.2.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama ............. 63

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.2.4 Status Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi ...... 64
6.2.5 Derajat Hipertensi Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ............................................. 66

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan............................................................................... 68
7.2 Saran............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Lampiran 1 : Master Data Penderita Hipertensi
Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Statistik
Lampiran 3 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari FKM USU
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian dari RSUD

Porsea

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah


Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik....................................... 8

Tabel 5.1 Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba
Samosir Tahun 2006......................................................... ... 34

Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Sosiodemografi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 ................................................................... 35

Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Keluhan Utama Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 37

Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Derajat Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 38

Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status


Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007 ............................................................................... 38

Tabel 5.6 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis


Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007 ............................................................................... 39

Tabel 5.7 Rata-rata Lama Rawatan Penderita Hipertensi Yang Dirawat


Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007................................ 40

Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di RSUD
Porsea Tahun 2005-2007....................................................... 40

Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi


Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007 ......... 41

Tabel 5.10 Rata-rata Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi


Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea ...................................... 42

Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Keluhan


Utama Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-
2007............................................................................................ 43

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.12 Distribusi Porporsi Status Komplikasi Berdasarkan Derajat
Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-
2007............................................................................................ 44

Tabel 5.13 Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan


Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007 ................................................................................. 45

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Umur Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 46

Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Jenis Kelamin Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 47

Gambar 6.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Agama Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 ................................................................... 49

Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Pendidikan Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007 ................................................................................ 50

Gambar 6.5 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Pekerjaan Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 ..................................................................... 52

Gambar 6.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Status Perkawinan Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 53

Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Keluhan Utama Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 54

Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Derajat Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 55

Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Status Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 57

Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis


Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007 ............................................................................... 58

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di RSUD
Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 60

Gambar 6.12 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi


Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 61

Gambar 6.13 Diagram Bar Proporsi Rata-rata Lama Rawatan Berdasarkan


Derajat Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 62

Gambar 6.14 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan


Keluhan Utama Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 ................................................................... 63

Gambar 6.15 Diagram Bar Proporsi Status Komplikasi Berdasarkan erajat


Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007 ................................................................................. 65

Gambar 6.16 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi Yang
Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007 ...................................................................... 66

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Hal ini

bertujuan agar terwujud kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat,

bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam

lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.1

Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan

industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat.

Perubahan pola hidup seperti gaya hidup, sosial ekonomi, industrialisasi dapat

memacu meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti Penyakit Jantung

Koroner (PJK), Hipertensi, Hiperlipidemia, Diabetes Mellitus (DM) yang semakin

bertambah jumlahnya.2,3

Menurut WHO (World Health Organization ) Reports (2001), pada tahun

2000 angka kesakitan PTM sebesar 58,5% dan angka kematian sebesar 68,1% di

dunia. Diperkirakan pada tahun 2020 angka kesakitan ini akan meningkat menjadi

60% dan angka kematian menjadi 73%. Di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2000

dilaporkan bahwa angka kesakitan PTM sebesar 56,7% dan angka kematian sebesar

61%.4

Menurut data WHO pada tahun 2000, diperoleh angka prevalensi penyakit

hipertensi 26,4 % dari populasi dewasa di dunia dengan jumlah pada laki-laki sebesar

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
26,6% dan pada perempuan sebesar 26,1%. Di seluruh dunia, Proporsional Mortality

Rate hipertensi adalah 13% atau sekitar 7,1 juta kematian. Hasil penelitian WHO

(2000) menunjukkan bahwa 62% kasus stroke dan 49% kasus serangan jantung

disebabkan hipertensi.5

Menurut laporan WHO (2001) berdasarkan penelitian yang dilakukan di

Bangladesh dan India dilaporkan bahwa prevalensi penyakit hipertensi adalah 65%

dan tertinggi di daerah perkotaan (72%) daripada perdesaan (54%). Prevalensi antara

laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu laki-laki sebesar 63% dan perempuan

sebesar 66%.6

Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti

merokok, obesitas, dan stress psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah

kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang lebih

besar jika tidak ditanggulangi sejak dini. Prevalensi penderita hipertensi di Amerika

tahun 2005 adalah 21,7 %, di Vietnam pada tahun 2004 mencapai 34,5%, di

Singapura tahun 2004 sebesar 24,9%, di Malaysia (1996) sebesar 29,9% dan di

Philippina (1993) sebesar 22%.7

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Nasional (Surkenas) tahun 2001, proporsi

hipertensi pada pria sebesar 27% dan pada wanita 29%.8 Menurut hasil Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 diperoleh bahwa prevalensi hipertensi

di Indonesia adalah 14% dengan kisaran antara 13,4%-14,6%. Prevalensi hipertensi

meningkat dengan bertambahnya umur. Pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar

7% naik menjadi 16% pada kelompok umur 35-44 tahun dan pada kelompok umur 65

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
tahun atau lebih menjadi 29%. Prevalensi hipertensi pada perempuan sebesar 16%

dan pada laki-laki sebesar 12%.9

Menurut penelitian Atih Suryani (2005) dengan menggunakan desain cross

sectional di Rumah Sakit Islam Jakarta pada tahun 2002 penderita hipertensi tercatat

83 pasien dan tahun 2003 meningkat menjadi 111 orang, dan tahun 2004 lebih

meningkat lagi menjadi 347 orang.10

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara (2001) melaporkan bahwa pada

tahun 2000 proporsi penderita rawat inap hipertensi pada kelompok umur di atas 60

tahun sebesar 10,12%.11 Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara (2005), pada

tahun 2004 hipertensi menduduki urutan ke delapan dari sepuluh penyakit terbanyak

di Propinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 5,54% (140.919 dari 2.545.120 jumlah

seluruh kasus).12

Hasil penelitian Hanim (2003) di rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam

Malik Medan di bagian penyakit dalam, pada tahun 1998 proporsi penderita

hipertensi rawat inap sebesar 1,05% (78 orang dari 7.428 orang yang rawat inap),

tahun 1999 sebesar 1,23% (102 orang dari 8.293 orang yang rawat inap), tahun 2000

sebesar 1,54% (114 orang dari 7.403 orang yang dirawat inap), dan tahun 2001

sebesar 1,78% (128 orang dari 7.191 orang yang rawat inap).13

Berdasarkan penelitian Herlina (2005) di Rumah Sakit Haji Medan pada tahun

1999 didapat proporsi penderita hipertensi rawat inap sebesar 9,54% (57 orang dari

597 pasien penyakit dalam), tahun 2000 sebesar 9,66% (73 orang dari 755 pasien

penyakit dalam), tahun 2001 sebesar 6,31% (55 orang dari 871 pasien penyakit

dalam), tahun 2002 sebesar 4,39% (62 orang dari 1410 pasien penyakit dalam),

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
tahun 2003 sebesar 4,98% (79 orang dari 1584 pasien penyakit dalam) dan tahun

2004 sebesar 6,37% (71 orang dari 1114 pasien penyakit dalam).14

Hasil survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Porsea didapatkan proporsi

penderita hipertensi pada tahun 2005 sebesar 3,37% (8 orang dari 237 pasien penyakit

dalam), tahun 2006 sebesar 8,69% (46 orang dari 529 pasien penyakit dalam) dan

tahun 2007 sebesar 10% (58 orang dari 580 pasien penyakit dalam). Berdasarkan latar

belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian karakteristik penderita hipertensi

yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Porsea tahun 2005-2007.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir tahun 2005-2007.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteritik penderita hipertensi yang dirawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir tahun 2005-2007.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan

sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, status perkawinan.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan

keluhan utama.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan derajat

hipertensi.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan status

komplikasi dan jenis komplikasi.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan rata-

rata lama rawatan.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan

keadaan waktu pulang.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita hipertensi berdasarkan

derajat hipertensi.

h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi derajat hipertensi berdasarkan keluhan

utama.

i. Untuk mengetahui perbedaaan lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat

hipertensi.

j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi status komplikasi berdasarkan derajat

hipertensi.

k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi derajat hipertensi berdasarkan keadaan

waktu pulang.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan informasi bagi pihak Rumah Sakit dalam meningkatkan

program pelayanan kesehatan dan penanggulangan penderita hipertensi.

1.4.2 Menambah pengetahuan penulis tentang hipertensi dan untuk menerapkan ilmu

yang diperoleh penulis selama di FKM USU.

1.4.3 Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah terjadinya peningkatan tekanan

darah secara abnormal dan terus menerus yang disebabkan satu atau beberapa faktor

yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah

secara normal.15

Tekanan darah manusia terdiri atas Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan

Tekanan Darah Diastolik (TDD). Tekanan Darah Sistolik adalah tekanan darah pada

waktu jantung menguncup dan Tekanan Darah Diastolik adalah tekanan darah pada

waktu jantung istrahat atau pada waktu jantung mengembang.3

Tekanan darah orang yang sehat dapat bervariasi tergantung pada umur,

keadaan fisik dan aktivitas fisik yang dilakukan. Waktu badan bergerak, tekanan

darah khususnya sistolik akan naik untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang

meningkat bagi tubuh. Oleh karena itu, kadang-kadang sulit untuk menetapkan

apakah seseorang menderita hipertensi atau tidak. Peningkatan tekanan darah yang

bersifat sementara disebabkan oleh perasaan gembira atau cemas (ketakutan) bukan

merupakan hipertensi tetapi dapat menjadi petunjuk adanya kecenderungan untuk

menjadi hipertensi pada suatu saat. 16,17

Menurut WHO-ISH (1999) mendefenisikan tekanan darah optimal bila

tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg. Tekanan darah normal bila tekanan darah

kurang dari130/80 mmHg, jika tekanan darah > 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi.

Kaplan (1985) membedakan defenisi hipertensi berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Pria yang berusia 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu

berbaring 130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia berusia > 45 tahun

dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita

dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 160/95 mmHg atau lebih.18

2.2 Klasifikasi Hipertensi

2.2.1 Berdasarkan Derajat Tekanan Darah19

Menurut Joint Comitte on Prevention Detection and Treatment Of High

Pressure 6 (JNC 6) tahun 1999 dan JNC 7 tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasi

berdasarkan tekanan darah penderita, sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah Sistolik


Dan Tekanan darah Diastolik

No JNC 6 (1999) SBP/DBP JNC 7 (2003)


1 Optimal < 120 / 80 Normal
2 Normal 120-129 / 80-84
Prehypertension
3 Borderline 130-139 / 85-89
4 Hypertension ≥ 140 / 90 Hypertension
5 Stage 1 140-159 / 90-99 Stage 1
6 Stage 2 160-179 / 100-109
Stage 2
7 Stage 3 ≥ 180 / 110
Sumber: Joint National Commite On Prevention Detection, and treatment Of High 6
(JNC 6) tahun 1999 dan Joint Comitte on Detection and Treatment Of High
Pressure 7 (JNC 7) 2003.

Berdasarkan JNC 7 pada tahun 2003, mengklasifikasikan hipertensi sebagai


berikut :
a. Normal yaitu tekanan darah sistolik ≤ 120 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≤ 80 mmHg.
b. Prehipertensi yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan
darah diastolik 80-89 mmHg.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
c. Hipertensi Derajat 1 yaitu tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan
tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.
d. Hipertensi Derajat 2 yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 100 mmHg.

2.2.2 Berdasarkan Penyebabnya

a. Hipertensi Essensial (Primer)

Hipertensi essensial (primer) adalah hipertensi yang penyebabnya masih

belum dapat diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi

ini.20 Keadaan ini berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan

faktor-faktor resiko seperti stress, kegemukan, terlalu banyak makan garam, dan

kurang gerak badan.16

Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan tahanan

perifer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktivitas simpatik. Pada tahap

selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang

disebabkan oleh refleks autoregulasi. Refleks autoregulasi adalah mekanisme tubuh

untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal. Peninggian tekanan

darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda hipertensi primer, bergantung pada

tingginya tekanan darah dan gejala yang timbul.20

b. Hipertensi Nonessensial (Sekunder)

Hipertensi nonessensial (sekunder) adalah hipertensi yang penyebabnya

sudah dapat diketahui dengan pasti. Penyebabnya antara lain, kelainan pembuluh

darah, ginjal yang tidak berfungsi, gangguan kelenjar tiroid, atau penyakit kelenjar

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
adrenal, penyakit jantung, diabetes, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya

keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.20

2.3 Tanda - Tanda Hipertensi

Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda (simptom) pada tingkat awal.

Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing,

berdebar-debar, dan telinga berdenging merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-

tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan

seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut.16

Biasanya hipertensi ringan sampai sedang tidak menunjukkan gejala yang

serius, tampak sehat selama bertahun-tahun. Nyeri kepala yang terjadi pada pagi hari

dapat berkurang pada siang hari. Hipertensi yang terakselarasi berkaitan dengan

terjadinya somnolen, bingung, gangguan visual, mual dan muntah (ensefalopati

hipertensif).17 Menurut Budhi Setianto, hipertensi ditandai dengan sakit kepala,

jantung berdebar-debar, sakit di tengkuk, mudah lelah, penglihatan kabur dan

mimisan (perdarahan hidung).21

2.4 Epidemiologi

2.4.1 Distribusi Dan Frekuensi Hipertensi

Secara umum populasi hipertensi diperkirakan 70% menderita hipertensi

ringan, 20% hipertensi sedang dan 10% hipertensi berat. Pada setiap jenis hipertensi

ini dapat timbul krisis hipertensi dimana tekanan darah diastolik sangat meningkat

sampai 120-130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan

pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita.22

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Di Amerika Serikat, diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa)

menderita tekanan darah tinggi (≥ 140/90mmHg). Menurut National Health and

Nutrition Survey (NHNES) prevalensi hipertensi pada orang dewasa di Amerika

Serikat tahun 1999-2000 adalah sekitar 29-31%, yang berarti bahwa terdapat 58-65

juta orang menderita hipertensi.23

Prevalensi hipertensi berbeda pada setiap daerah tergantung pada pola

kehidupan masyarakatnya. Menurut Darmojo, B (2001) di Indonesia prevalensi

terendah terdapat pada daerah Unggaran (1,82%) dan Lembah Balim (0,6%),

sedangkan prevalensi yang lebih tinggi terdapat pada daerah Silungkang (19,4%) dan

daerah Talang (17,8%). Di Indonesia, menurut penelitian Syakib, dkk (1984) dalam

Darmojo, B (2001) Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia,

mengemukakan bahwa adanya perbedaan prevalensi hipertensi pada beberapa

kelompok masyarakat di Sulawesi. Diperoleh prevalensi hipertensi pada kelompok

masyarakat industri sebesar 11,3%, pada kelompok nelayan sebesar 9,5% dan pada

kelompok masyarakat petani sebesar 7,3%.24

Di Propinsi Jawa Tengah berdasarkan laporan dari Rumah Sakit dan

Puskesmas tahun 2005, kasus tertinggi hipertensi esensial adalah di Kabupaten

Klaten yaitu sebesar 10,14% dibanding dengan jumlah keseluruhan hipertensi di

kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Jumlah kasus terbesar kedua adalah di kota

Semarang yaitu sebesar 9,03% dibanding dengan jumlah keseluruhan hipertensi di

kabupaten / kota lain di Jawa Tengah. Pada tahun 2004 jumlah kasus hipertensi di

Propinsi Jawa tengah sebesar 19,56%.25

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil penelitian Rasmaliah dkk (2005) pada tahun 2004 angka

kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan dengan tekanan

darah sistolik > 130 mmHg adalah 26,4%.26

2.4.2 Determinan Hipertensi

Sekitar 95 sampai 100 kasus tekanan darah tinggi belum diketahui

penyebabnya secara pasti, namun berbagai penyebab itu dapat ditemukan bila

dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, seperti menanyakan mengenai riwayat

kesehatan, pemeriksaan secara fisik, dan pemeriksaan secara rutin.15

a. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dihindarkan Atau Tidak Dapat Diubah

a.1 Genetik

Apabila riwayat hipertensi didapati pada kedua orang tua, maka dugaan

hipertensi essensial akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot

(satu sel telur) apabila salah satu diantaranya menderita hipertensi, dugaan hipertensi

untuk kembarannya juga besar.20

Tekanan darah tinggi umum bagi keturunanan Afrika Amerika yang memiliki

kecenderungan menjadi penderita pada usia yang lebih muda dan lebih sering

dibandingkan keturunan kulit putih.27

a.2 Umur dan Jenis Kelamin

Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi > 55 tahun yang tadinya

tekanan darahnya normal adalah 90%. Sampai umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak

menderita hipertensi dibanding perempuan. Hal ini diduga karena pria memiliki gaya

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan

wanita. Dari umur 55 s/d 74 tahun, perempuan lebih banyak menderita hipertensi

dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu sebelum

perempuan mengalami menopause, perempuan relatif terlindungi dari penyakit

kardiovaskuler oleh hormon estrogen, namun setelah menopause, kadar estrogen

menurun.23,28

Hipertensi berdasarkan jenis kelamin dapat dipengaruhi oleh faktor

psikologis. Pada wanita seringkali dipicu oleh perilaku yang tidak sehat (misalnya

merokok, kelebihan berat badan), depresi, dan rendahnya status pekerjaan, sedangkan

pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman

terhadap pekerjaan dan pengangguran.20

a.3. Ras dan Suku

Di Amerika Serikat hipertensi lebih banyak diderita oleh masyarakat berkulit

hitam yaitu 25-30%, sedangkan golongan kulit putih yang menderita hipertensi

adalah 15%. Adanya kecenderungan heterogenitas gen antara ras yang berbeda

mempengaruhi kerentanan terhadap hipertensi. Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada

orang kulit hitam dibandingkan dengan orang kulit putih di Amerika Serikat,

disebabkan oleh stress dan rasa tidak puas ras kulit hitam terhadap nasib mereka.28

Budhi Darmojo (2001) dalam tulisannya Mengamati Perjalanan Epidemiologi

Hipertensi di Indonesia, melaporkan prevalensi hipertensi pada penduduk 20 tahun

keatas di berbagai daerah mempunyai angka berkisar 5-15% . prevalensi terendah

terdapat pada suku Lembah Bileam Jaya (0,65%) sedangkan yang tertinggi terdapat

pada suku Jawa (11,4%).24

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
b. Faktor Risiko Hipertensi Yang Dapat Dihindarkan Atau Diubah

b.1 Kegemukan (Obesitas)

Obesitas adalah meningkatnya massa tubuh karena jaringan lemak yang

berlebihan sehingga meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen

secara menyeluruh, akibatnya curah jantung bertambah. Walaupun belum diketahui

secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya

pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih

tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal.20

b.2 Konsumsi Garam Yang Berlebihan

Banyak orang meyakini bahwa garam berperan penting dalam meningkatkan

tekanan darah tinggi. Fakta yang mendukung teori ini datang dari sebagian studi yang

dilakukan terhadap populasi penduduk di seluruh dunia. Hasilnya ditunjukkan bahwa

masyarakat primitif yang mengkonsumsi sodium rendah lebih kecil peluangnya untuk

tekanan darah tinggi. Sementara masyarakat Barat yang asupan sodiumnya lebih

tinggi berpeluang lebih tinggi untuk terkena hipertensi.15

b.3 Merokok

Merokok dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu tekanan

darah sistolik yang naik sekitar 8 mmHg. Kenaikan tekanan darah terjadi saat sedang

merokok dan sesaat setelah selesai. Bila seorang perokok menderita hipertensi maka

resiko peluang terkena penyakit jantung dan stroke semakin besar, dibandingkan bila

hanya memiliki satu faktor risiko.15

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti

adrenalin yang dapat merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Rokok dapat

meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol

pada pembuluh darah jantung koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras.16

b.4 Stres Psikososial

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa

takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta kuat, sehingga tekanan

darah akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha

mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis.

Gejala yang muncul disebut sebagai hipertensi.28

Stres bersifat fisik maupun mental yang menyebabkan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan cepat

sehingga terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu

dan fungsi adrenalin meningkat sehingga otak memerlukan darah yang lebih banyak.

Tanda-tanda stres antara lain: peningkatan denyut jantung, kekakuan otot, terutama

disekitar bahu dan leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, makan terlalu banyak atau

terlalu sedikit.29

b.5 Kurang Olah Raga

Latihan aerobik (olahraga ketahanan) yang teratur serta cukup dapat

mencegah risiko hipertensi. Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30-40

menit atau lebih sebanyak 3-4 hari per minggu, dapat menurunkan tekanan darah

sebanyak 10 mmHg pada bacaan sistolik dan diastolik. Olahraga tertatur selain dapat

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
mengurangi stres, juga dapat menurunkan berat badan, membakar lebih banyak lemak

di dalam darah, dan memperkuat otot jantung.29

b.6 Konsumsi Alkohol

Alkohol dapat dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol yang

berlebih yaitu meminum alkohol diatas 2-3 gelas setiap hari, akan cenderung

hipertensi.15 Di negara barat seperti Amerika, konsumsi alkohol yang berlebih

berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Sekitar 10% hipertensi di Amerika

disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan di kalangan pria separuh baya,

akibatnya kebiasaan meminum alkohol menyebabkan hipertensi sekunder di

kelompok masyarakat.28

2.5 Diagnosis

Hipertensi seringkali disebut sebagai “silent killer” karena pasien dengan

hipertensi essensial biasanya tidak ada gejala (asimtomatik) lebih dahulu sebagai

peringatan bagi korbannya, namun termasuk penyakit yang dapat membunuh

penderitanya. Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan darah.

Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan

untuk mendiagnosis dan mengklasifikasi sesuai dengan tingkatan hipertensi.23

Peninggian tekanan darah sering merupakan satu-satunya tanda kelainan

hipertensi essensial, sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah secara akurat.18

Tekanan darah biasanya diukur dengan sphygmomanometer air raksa dengan satuan

mmHg pada posisi duduk atau telentang. Adanya variasi yang besar tekanan darah,

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
diagnosis hipertensi harus berdasarkan beberapa kali pengukuran tensi darah yang

diukur pada beberapa kesempatan (waktu) yang terpisah.23

2.6 Gejala Klinis

Biasanya hipertensi esensial ringan sampai sedang tidak menunjukkan gejala,

tampak sehat selama bertahun - tahun. Nyeri kepala suboksipital berpulsasi yang khas

terjadi pada permulaan pagi dan berkurang ketika siang hari adalah khas. Hipertensi

yang terakselerasi berkaitan dengan terjadinya somnolen, bingung, gangguan visual,

mual dan muntah.17

Gejala-gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir

sama dengan gejala penyakit lainnya. Adapun gejala klinis yang dialami oleh

penderita hipertensi biasanya berupa, sakit kepala/pusing, jantung berdebar-debar,

mudah marah, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat,

mudah lelah, penglihatan kabur/mata berkunang-kunang, hidung berdarah (mimisan),

rasa berat di tengkuk, sering buang air kecil, terutama di malam hari, telinga

berdenging (tinnitus), dunia terasa berputar (vertigo).29

Gejala lain akibat komplikasi hipertensi seperti gangguan penglihatan,

gangguan neurologi, gejala payah jantung, dan gejala lain akibat gangguan fungsi

ginjal sering dijumpai. Payah jantung dan gangguan penglihatan banyak dijumpai

pada hipertensi berat atau hipertensi maligna yang umumnya disertai dengan

gangguan pada ginjal. Gangguan serebral akibat hipertensi dapat berupa kejang atau

gejala-gejala akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa kelumpuhan,

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
gangguan kesadaran bahkan sampai koma. Apabila gejala tersebut timbul, tekanan

darah perlu segera diturunkan.18

2.7 Komplikasi16

Hipertensi berpengaruh terhadap hampir semua bagian tubuh, namun yang

terpenting adalah jantung, pembuluh darah, otak, ginjal dan mata. Adapun komplikasi

yang mungkin timbul tergantung pada berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah

diderita, adanya faktor-faktor risiko lain, dan bagaimana keadaan tersebut dikelola

atau ditangani.

a. Jantung

Hipertensi atau Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal

jantung dan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Pada hipertensi, beban kerja jantung

akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi perbesaran jantung

dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang

disebut dekompensasi. Akibat dekompensasi jantung tidak mampu lagi memompa

dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun

jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema, kondisi ini

disebut gagal jantung.

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak menimbulkan resiko stroke, yaitu

terganggunya aliran darah di pembuluh arteri yang menuju ke otak. Pembuluh arteri

dan cabang-cabangnya menyuplai darah ke otak. Tekanan darah tinggi dapat

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
menyebabkan saluran arteri di otak pecah dan terjadi penumpahan darah ke otak.

Kejadian ini disebut stroke jenis hemoragi.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena tekanan

darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan di dalam

ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak

dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam

tubuh.

d. Mata

Salah satu target organ hipertensi adalah mata. Retina dan pembuluh darah

mudah dipengaruhi hipertensi. Hipertensi ringan dan sedang yang berlangsung lama

pada penderita umur muda, dapat mempercepat timbulnya sklerosis pembuluh darah

halus. Hipertensi berat dan maligna akan menimbulkan kelainan retina yang disebut

retinopati. Retinopati ditandai dengan terlihatnya sembab retina dan perdarahan

retina.

2.8 Pencegahan Hipertensi

2.8.1 Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi

terhadap hipertensi, yang belum nampak adanya faktor yang menjadi risiko. Upaya

ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
penyakit hipertensi mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor

risiko lainnya.3

Tujuan dari pencegahan primordial adalah untuk menghindari kemunculan

dan kemapanan di bidang sosial, ekonomi, dan pola kehidupan yang mempunyai

kontribusi untuk meningkatkan risiko penyakit. Sebagai contoh adalah adanya

peraturan yang dibuat oleh pemerintah dengan membuat peraturan pada kotak rokok

akan bahaya dari rokok tersebut terhadap kesehatan, program-program untuk

mempromosikan latihan fisik secara teratur ( olahraga secara rutin).30

2.8.2 Pencegahan Primer

Pencegahan primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang

menderita hipertensi, dimana dilakukan penyuluhan faktor-faktor resiko hipertensi

terutama pada kelompok risiko tinggi.3 Tujuan pencegahan primer adalah untuk

mengurangi insidensi penyakit dengan cara mengendalikan penyebab-penyebab

penyakit dan faktor-faktor risikonya.30 Upaya-upaya yang dilakukan dalam

pencegahan primer terhadap hipertensi antara lain:

a. Menurunkan berat badan

Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah

salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan dengan

yang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya mengalami hipertensi.

Penurunan berat badan pada penderita hipertensi dapat dilakukan melalui

perubahan pola makan dan olahraga secara teratur.17

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
b. Pembatasan konsumsi garam dapur

Natrium bersama klorida dalam garam dapur sebenarnya membantu tubuh

mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah,

namun dalam jumlah berlebih dapat menahan air (retensi), sehingga

meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya jantung harus bekerja lebih

keras untuk memompanya dan tekanan darah menjadi naik. Pembatasan

penggunaan garam akan mencegah tekanan darah tinggi.28

c. Mengurangi Alkohol

Terdapat hubungan linear antara konsumsi alkohol, tingkat tekanan darah dan

prevalensi hipertensi pada masyarakat. Alkohol dapt menurunkan efek obat

antihipertensi, tetepi efek presor ini menghilang dalam 1-2 minggu dengan

mengurangi minum alkohol sampai 80 %.31

d. Menghentikan rokok

Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan

menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah

meningkat. Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup yang paling

kuat untuk mencegah penyakit kardiovaskuler dan non kardioveskuler pada

penderita hipertensi.31

e. Olahraga teratur

Latihan fisik aerobik sedang secara teratur (jalan atau renang selama 30-45

menit 3-4 kali seminggu) lebih efektif menurunkan tekanan darah

dibandingkan olahraga berat seperti lari, jogging. Melakukan latihan fisik

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
aerobik sedang secara teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-8

mmHg tanpa perlu sampai berat badan turun.29

f. Diet rendah lemak jenuh

Vegetarian mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan yang suka

memakan daging. Mengkonsumsi buah dan sayur menurunkan tekanan darah

3/1 mmHg, sedangkan mengurangi konsumsi lemak jenuh menurunkan

tekanan darah 6/3 mmHg.31

2.8.3 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder yaitu upaya pencegahan hipertensi yang sudah pernah

terjadi untuk berulang atau menjadi lebih berat. Pencegahan ini ditujukan untuk

mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari

penyakit, yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan.31 Dalam

pencegahan ini dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur dan juga

kepatuhan berobat bagi orang yang sudah pernah menderita hipertensi.3

2.8.4 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih

berat atau kematian. Upaya yang dilakukan pada pencegahan tersier ini yaitu

menurunkan tekanan darah sampai batas yang aman dan mengobati penyakit yang

dapat memperberat hipertensi.3

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
2.9 Penanggulangan Hipertensi

Penanggulangan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan non-

farmakologis dan pengobatan farmakologis.

Penanggulangan faktor resiko hipertensi dengan cara non-farmakologis antara


lain :
1. Mengatasi obesitas.

Dengan melakukan diet rendah kolesterol, namun kaya dengan serat dan
protein.
2. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh

3. Menghindari stress

4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat 18

Penanggulangan hipertensi secara farmakologis yaitu pengobatan dengan

menggunakan obat-obatan kimiawi antara lain :

1. Diuretika yaitu obat untuk mengurangi stres karena rangsangan ion natrium

dan air

2. Beta Blocker yaitu obat untuk mengurangi denyut jantung dan keluaran darah

dari tubuh

3. Vasodilator atau inhibitor enzim (blocker reseptor) yang mempengaruhi kerja

hormon pengatur tekanan darah agar darah dapat mengalir dengan lancar

4. Inhibitor saraf simpatik yaitu mencegah pengerutan atau penyempitan

pembuluh darah dengan menghambat kalsium memasuki otot-otot pembuluh

darah. Aliran darah menjadi terbuka dan darah dapat mengalir lancar untuk

menurunkan tekanan darah kembali ke kondisi normal

5. Alpha Blocker yaitu menghambat produksi adrenalin (penyebab naiknya

tekanan darah) sehingga dapat menurunkan kembali tekanan darah.29,32

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Hipertensi


1. Sosiodemografi :
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
2. Keluhan Utama
3. Derajat Hipertensi
4. Status komplikasi dan jenis komplikasi
5. Rata-rata lama rawatan
6. Keadaan Waktu Pulang

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Penderita hipertensi adalah yang dinyatakan hipertensi berdasarkan diagnosis

dokter sesuai yang tercatat pada kartu status dan dirawat inap di Rumah Sakit

Umum Porsea pada tahun 2005-2007.

3.2.2 Sosiodemografi adalah keterangan yang menunjukkan spesifikasi pribadi

penderita hipertensi dan hubungan sosialnya di masyarakat meliputi umur,

jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan sesuai

yang tercatat pada kartu status.

3.2.3 Umur adalah umur penderita yang dicatat pada kartu status serta

dikategorikan atas :3

1. Umur < 40 tahun


2. Umur ≥ 40 tahun

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.4 Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita sesuai yang

tercatat pada kartu status dan dibedakan atas :

1. Laki-laki
2. Perempuan

3.2.5 Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita hipertensi sesuai

tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

1. Islam
2. Protestan
3. Katholik

3.2.6 Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh

penderita sesuai tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

1. SD
2. SLTP
3. SLTA
4. Akademi/PT

3.2.7 Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan penderita diluar atau didalam rumah

sesuai tercatat pada kartu status. Dikategorikan atas :

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)


2. Pensiunan (PNS dan Pegawai swasta)
3. Pegawai swasta
4. Petani
5. Ibu Rumah Tangga (IRT)
6. Pelajar

3.2.8 Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan

penderita, sesuai tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

1. Kawin
2. Belum Kawin
3. Janda atau duda

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.9 Keluhan Utama adalah keluhan/gangguan fisik yang sering dirasakan oleh

penderita hipertensi kesehariannya dan sesuai tercatat pada kartu status,

dikategorikan atas :

1. Sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas


2. Sakit kepala, mual, muntah dan lemas
3. Sakit kepala,rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
4. Jantung berdebar-debar dan sesak nafas

3.2.10 Derajat hipertensi adalah klasifikasi hipertensi yang ditentukan dengan

ukuran prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2. Menurut

klasifikasi JNC 7, yaitu: 15

1. Prehipertensi, bila TDS 120-139 mmHg dan atau TDD 80-89 mmHg
2. Hipertensi derajat 1, bila TDS 140-159 mmHg dan atau TDD 90-99 mmHg

3. Hipertensi derajat 2, bila TDS >160 mmHg dan atau TDD >100 mmHg

3.2.11 Komplikasi adalah ada atau tidaknya gangguan fisiologis dan anatomis yang

dirasakan oleh penderita sebagai dampak lanjut dari hipertensi dan sifatnya

memperberat penyakit tersebut yang sesuai kartu status, dikategorikan atas :

1. Ada komplikasi
2. Tidak ada komplikasi

Jenis komplikasi adalah jenis gangguan fisiologis dan anatomis yang

dirasakan oleh penderita sebagai dampak lanjut dari hipertensi dan sifatnya

memperberat penyakit tersebut dan sesuai kartu status, dikategorikan atas :

1. Penyakit Jantung Koroner


2. Ginjal
3. Stroke
4. Gangguan Penglihatan

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.12 Rata-rata lama rawatan adalah lamanya seluruh penderita hipertensi menjalani

pengobatan di Rumah Sakit dihitung sejak tanggal masuk sampai keluar

sesuai tercatat pada kartu status, kemudian dihitung rata-rata lama

rawatannya.

3.2.13 Keadaan waktu pulang adalah keterangan tentang keadaan penderita

hipertensi ketika selesai dirawat inap, sesuai pencatatan pada kartu status,

dikategorikan atas:

1. Pulang dengan Berobat Jalan (PBJ)


2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)
3. Rujuk
4. Meninggal dunia.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan desain case series.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea. Pemilihan

lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Umum Daerah

Porsea tersedia data hipertensi dan belum pernah dilakukan penelitian tentang

karakteristik penderita hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea tahun

2005-2007.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2008 sampai Maret 2009, mulai

survei awal, bimbingan proposal, seminar proposal, pengumpulan dan pegolahan

data, penulisan dan ujian skripsi.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita hipertensi yang

dirawat inap di bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Porsea pada

tahun 2005-2007 berjumlah 112 orang.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah data penderita hipertensi yang dirawat

inap dibagian penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Porsea pada tahun 2005-

2007, besar sampel adalah seluruh populasi (total sampling).

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam

medis dan kartu status penderita hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum

Daerah Porsea tahun 2005-2007 kemudian dicatat sesuai dengan variabel yang

diteliti.

4.5 Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan dicatat, diolah menggunakan komputer dengan

program SPSS. Data dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan uji Chi-Square

dan Anova, selanjutnya hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,

diagram pie, dan diagram bar.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 5
HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir33

Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir dibangun sejak tahun 1979

dan diresmikan tahun 1982 oleh Gubernur Sumatera Utara EWP Tambunan sebagai

Rumah Sakit Tipe D milik Departemen Kesehatan (Depkes) yang dibangun di atas

lokasi seluas 20.679 m2 dan luas yang dipakai untuk bangunan seluas 3.486 m2 yang

berada di Kecamatan Porsea. Tahun 1996 menjadi RSU Daerah Porsea Tipe C milik

Pemerintah kabupaten Tapanuli Utara (SK Menkes RI No.526/Menkes/SK/VI/1996).

Tahun 1998 menjadi milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (sesuai dengan

Undang-Undang No.12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir

dan Mandailing Natal).

Rumah Sakit Umum Daerah Porsea adalah rumah Sakit pemerintah kabupaten

Toba Samosir yang terletak di Kecamatan Porsea Toba Samosir. Wilayah kerja

intensif Rumah Sakit Umum Porsea meliputi 15 kecamatan dengan jumlah penduduk

± 168.596 jiwa dengan luas wilayah daratan 2.021,8 km2 yang dilayani 15 unit

Puskesmas.

Sejak terbentuknya otonomi daerah Kabupaten Toba Samosir, Rumah Sakit

Umum Daerah Porsea diarahkan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir

Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir adalah menjadi RSU Tipe

C terdepan di Sumatera Utara Tahun 2010. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Porsea

Toba Samosir adalah:

1. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit serta kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) Rumah Sakit.

2. Meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen Rumah Sakit

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM RS

4. Meningkatkan peran Rumah Sakit Umum Daerah Porsea dalam memberikan

pelayanan rujukan, kegawat-daruratan, kesehatan ibu dan anak, pelayanan gizi

buruk dan pemberantasan penyakit menular.

5. Mengembangkan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan dalam bentuk pola

tarif yang terjangkau untuk masing-masing jenis pelayanan.

5.1.3 Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit yaitu:

1. Pelayanan Medis, terdiri dari: Pelayanan Rawat Jalan (Instalasi Gawat Darurat

(IGD), Poliklinik Umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Kebidanan

dan Penyakit Kandungan, Poliklinik THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan),

Poliklinik Anak, Poliklinik Mata, Poliklinik Gigi, Poliklinik Paru, Poliklinik

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Fisioterapi), dan Pelayanan Rawat Inap (Ruang Penyakit Dalam, Ruang Anak,

Ruang Askes, Ruang Askeskin, Ruang Kebidanan dan penyakit Kandungan).

2. Pelayanan Non Medis, terdiri dari: Ruang Bedah, Ruang Radiologi, Ruang

Ultrasonografi (USG), Ruang Laboratorium Klinik, Ruang Instalasi Gizi,

Ruang Apotik.

3. Penunjang Medis, terdiri dari: Ruang Direktur Rumah Sakit, Ruang

Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Ruang Administrasi.

Selain hal diatas, Rumah Sakit Umum Daerah Porsea juga berperan dalam

hal:

1. Menyelenggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan rehabilitasi medis

3. Menyelenggarakan asuhan keperawatan

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

5. Menyelenggarakan pelayanan terpadu KB dan penyuluhan kesehatan

masyarakat

6. Membantu tindakan promotif dan preventif dalam bidang kesehatan masyarakat

7. Menyelenggarakan pelayanan administrasi Rumah Sakit

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.1.4 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang terdapat di Rumah Sakit Umum Porsea Toba

Samosir terdiri atas tenaga kesehatan PNS dan Non PNS. Secara rinci tenaga

kesehatan yang terdapat di RSUD Porsea dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.1 Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir
Tahun 2006

No Kategori Tenaga f %
1 Dokter Spesialis 7 5,3
2 Dokter Umum/PTT 10 7,5
3 Dokter Patologi Klinik 1 0,7
4 Dokter Gigi/Mulut 2 1,5
5 Tenaga Non Medis 31 23,3
6 Para Medis Non Perawatan 10 7,5
7 Para Medis Perawatan 63 47,4
8 Para Medis Perawatan Kebidanan 9 6,8
Total 133 100
Sumber : Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Porsea Toba Samosir, 2006

5.2 Penderita Hipertensi

5.2.1 Sosiodemografi

Hasil penelitian penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun

2005-2007 berdasarkan sosiodemografi yaitu menurut umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan
Sosiodemografi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-
2007
No Karakteristik Sosiodemografi f Proporsi (%)
1 Umur (tahun)
< 40 10 8,9
≥ 40 102 91,1
Total 112 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 46 41,1
Perempuan 66 58,9
Total 112 100
3 Agama
Islam 10 8,9
Kristen Protestan 100 89,3
Katolik 2 1,8
Total 112 100
4. Pendidikan
SD 49 43,8
SLTP 43 38,4
SLTA 14 12,5
Akademi/Perguruan Tinggi 6 5,3
Total 112 100
5 Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 8 7,1
Pensiunan 12 10,7
Pegawai swasta 3 2,7
Petani 56 50,0
Ibu Rumah Tangga (IRT) 31 27,7
Pelajar 2 1,8
Total 112 100
6 Status Perkawinan
Kawin 97 86,6
Belum kawin 3 2,7
Janda atau duda 12 10,7
Total 112 100

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa penderita hipertensi yang dirawat inap

di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi pada kelompok umur ≥ 40 tahun yaitu

sebesar 91,1% (102 orang) dan pada kelompok umur < 40 tahun yaitu 8,9% (10

orang ). Jenis kelamin tertinggi adalah perempuan yaitu sebesar 58,9% (66 orang)

sedangkan laki-laki sebesar 41,1% (46 orang).

Agama penderita hipertensi tertinggi adalah Kristen Protestan sebesar 89,3%

(100 orang), Islam sebesar 8,9% (10 orang), dan Katholik sebesar 1,8% (2 orang).

Tingkat pendidikan penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun

2005-2007, SD sebesar 43,8% (49 orang), SLTP sebesar 38,4% (43 orang), SLTA

sebesar 12,5% (14 orang), Akademi/PT sebesar 5,3% (6 orang).

Berdasarkan pekerjaan penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD

Porsea tahun 2005-2007, yang tertinggi adalah petani sebesar 50% (56 orang), Ibu

Rumah Tangga sebesar 27,7% (31 orang), diikuti Pensiunan 10,7% (12 orang), PNS

sebesar 7,1% (8 orang), Pegawai swasta sebesar 2,7% (3 orang), dan pelajar sebesar

1,8% (2 orang).

Berdasarkan status perkawinan penderita hipertensi yang dirawat inap di

RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah kawin sebesar 86,6% (97 orang),

janda atau duda sebesar 10,7% (12 orang), belum kawin sebesar 2,7% (3 orang).

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.2 Keluhan Utama

Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan keluhan utama yaitu sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan

lemas; sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk; jantung berdebar-

debar dan sesak nafas; sakit kepala, mual, muntah dan lemas; dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan


Utama Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007
f Proporsi
No Keluhan Utama
(%)
1 Sakit kepala (pening, pusing, oyong) 44 39,3
dan lemas
2 Sakit kepala, mual, muntah dan lemas 36 32,1
3 Sakit kepala, rasa pegal dan tidak
nyaman di tengkuk 12 10,7
4 Jantung berdebar-debar, dan sesak
nafas 20 17,9
Total 112 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa keluhan utama penderita hipertensi

yang dirawat di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah sakit kepala

(pening,pusing,oyong) dan lemas sebesar 39,3% (44 orang), sakit kepala, mual,

muntah dan lemas sebesar 32,1% (36 orang), jantung berdebar-debar dan sesak nafas

sebesar 17,9% (20 orang), dan terendah adalah sakit kepala, rasa pegal dan tidak

nyaman di tengkuk sebesar 10,7% (12 orang).

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.3 Derajat Hipertensi

Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUP Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan derajat hipertensi yaitu prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan

hipertensi derajat 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat


Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007
Proporsi
No Derajat Hipertensi f
(%)
1 Prehipertensi 11 9,8
2 Hipertensi derajat 1 42 37,5
3 Hipertensi derajat 2 59 52,7
Total 112 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa derajat tekanan darah penderita

hipertensi yang dirawat inap di RSUP Porsea pada tahun 2005-2007, tertinggi pada

hipertensi derajat 2 yaitu sebesar 52,7% (59 orang), hipertensi derajat 1 sebesar

37,5% (42 orang), dan terendah adalah prehipertensi yaitu sebesar 9,8% (11 orang).

5.2.4 Status Komplikasi

Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan status komplikasi yaitu ada komplikasi dan tidak ada komplikasi

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status
Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007
No Komplikasi f Proporsi (%)
1 Ada komplikasi 21 18,8
2 Tanpa komplikasi 91 81,2
Total 112 100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi yang

dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tanpa komplikasi sebesar 81,2%

(91 orang), dan dengan komplikasi sebesar 18,8% (21 orang).

Jenis komplikasi pada penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.6 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis


Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Proporsi
No Jenis Komplikasi f
(%)
1 Penyakit Jantung Koroner 3 14,3
2 Ginjal 3 14,3
3 Stroke 14 66,6
4 Gangguan Penglihatan 1 4,8
Total 21 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa jenis komplikasi penderita

hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah yang

mengalami stroke sebesar 66,6% (14 orang), Penyakit Jantung Koroner sebesar

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
14,3% (3 orang), ginjal sebesar 14,3% (3 orang), dan terendah adalah gangguan

penglihatan 4,8% (1 orang).

5.2.5 Rata-rata Lama Rawatan

Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan rata-rata lama rawatan yaitu x, SD, Coefesien Variation, 95%

Confidence Interval, Minimum, Maksimum, dan n dapat dilihat dari tabel dibawah

ini:

Tabel 5.7 Rata-rata Lama Rawatan Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Rata-rata Lama Rawatan (Hari)


Mean 5,21
Standar Deviasi 2,861
95% Confidence Interval 4,67-5,74
Coefisien of Variation 54,91
Minimum 1
Maximum 14

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa rata-rata lama rawatan penderita

hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 adalah 5,21 hari,

Standar Deviasi (SD) = 2,861 dengan 95% Confidence Interval 4,67-5,74, dan

Coefisien of Variation 54,91% (> 10%) artinya lama rawatan penderita hipertensi

bervariasi dengan rawatan tersingkat adalah 1 hari dan terlama adalah 14 hari.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.6 Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu Pulang Berobat Jalan (PBJ), Pulang

Atas Permintaan Sendiri (PAPS), dirujuk dan meninggal dunia dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan


Sewaktu Pulang Yang Dirawat di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

No Keadaan Waktu Pulang f Proporsi (%)


1 Pulang Dengan berobat Jalan 90 80,3
2 Pulang Atas Permintaan Sendiri 16 14,3
3 Dirujuk 4 3,6
4 Meninggal 2 1,8
Total 112 100

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa keadaan sewaktu pulang penderita

hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah

Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 80,3% (90 orang), Pulang Atas Permintaan

Sendiri (PAPS) sebesar 14,3% (16 orang), dirujuk sebesar 3,6% (4 orang), dan

terendah adalah pulang dalam keadaan meninggal dunia sebesar 1,8% (2 orang).

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.3 Analisa Statistik

5.3.1 Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi

Distribusi proporsi umur penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi

yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi Yang


Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Umur (Tahun)
Derajat Total
No < 40 ≥ 40
Hipertensi
f % f % f %
1 Prehipertensi 2 18,2 9 81,8 11 100
2 Hipertensi derajat 1 3 7,1 39 92,9 42 100
3 Hipertensi derajat 2 5 8,5 54 91,5 59 100

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang dirawat

inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dengan prehipertensi pada kelompok umur

< 40 tahun sebesar 18,2% (2 orang) dan prehipertensi pada kelompok umur 40

tahun sebesar 81,8% (9 orang), hipertensi derajat 1 pada kelompok umur < 40 tahun

sebesar 7,1% (3 orang), dan pada kelompok umur ≥ 40 tahun sebesar 92,9 (39 orang),

hipertensi derajat 2 pada kelompok umur < 40 tahun sebesar 8,5% (5 orang) dan pada

kelompok umur ≥ 40 tahun sebesar 91,5% (54 orang).

Analisa dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena 2 sel (33,3%)

yang expected countnya kurang dari 5.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.3.2 Rata-rata Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi

Rata-rata lama rawatan berdasarkan derajat hipertensi yang dirawat inap di

RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.10 Rata-rata Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi


Penderita Hipertensi yang Rawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007

Lama Rawatan
No Derajat Hipertensi
f x SD
1 Prehiperetensi 11 4,00 2,280
Hipertensi Derajat 1
2 42 5,26 2,785
Hipertensi Derajat 2
3 59 5,39 2,994
F=1,110 df=2 p=0,333

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa dari 112 orang penderita

hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007, prehipertensi

sebanyak 11 orang memiliki rata-rata lama rawatan 4,00 hari dengan SD=2,280,

hipertensi derajat 1 sebanyak 42 orang memiliki rata-rata lama rawatan 5,26 hari

dengan SD=2,785, dan hipertensi derajat 2 sebanyak 59 orang memiliki rata-rata

lama rawatan 5,39 hari dengan SD=2,994.

Berdasarkan uji statistik anova diperoleh nilai p=0,333 artinya tidak ada

perbedaan bermakna rata-rata lama rawatan penderita hipertensi berdasarkan derajat

hipertensi.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.3.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama

Derajat hipertensi berdasarkan keluhan utama yang dirawat inap di RSUD

Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Keluhan


Utama Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Derajat Hipertensi
Derajat Derajat Total
No Keluhan Utama Prehipertensi
1 2
f % f % f % f %
1 Sakit kepala (pening, 5 11,4 14 31,8 25 56,8 44 100
pusing, oyong) dan
lemas
2 Sakit kepala, mual, 3 8,3 18 50,0 15 41,7 36 100
muntah dan lemas
3 Sakit kepala, rasa 1 8,3 3 25,0 8 66,7 12 100
pegal dan tidak
nyaman di tengkuk
4 Jantung berdebar- 2 10,0 7 3 5,0 11 55,0 20 100
debar dan sesak nafas

Berdasarkan tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang

dirawat inap di RSUD porsea 2005-2007 yang mengalami sakit kepala (pening,

pusing, oyong) dan lemas pada prehipertensi sebesar 11,4% (5 orang), hipertensi

derajat 1 sebesar 31,8% (14 orang), dan hipertensi derajat 2 sebesar 56,8%

(25 orang). ). Penderita yang mengalami sakit kepala, mual, muntah dan lemas pada

prehipertensi sebesar 8,3% (3 orang), hipertensi derajat 1 sebesar 50% (18 orang),

dan hipertensi derajat 2 sebesar 41,7 (15 orang). Penderita yang mengalami sakit

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
kepala, rasa pegal dan tidak nyaman di tengkuk pada prehipertensi sebesar 8,3%

(1 orang), hipertensi derajat 1 sebesar 25,0% (3 orang), dan hipertensi derajat 2

sebesar 66,7% (8 orang). Penderita yang mengalami jantung berdebar-debar dan

sesak nafas pada prehipertensi sebesar 10,0% (2 orang), hipertensi derajat 1 sebesar

35,0% (7 orang), dan hipertensi derajat 2 sebesar 55,0% (11 orang

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5

sel (41,7%) yang expected countnya kurang dari 5.

5.3.4 Status Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi

Proporsi status komplikasi berdasarkan derajat hipertensi yang dirawat inap di

RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Status Komplikasi Berdasarkan Derajat


Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Status Komplikasi
Ada Tidak Ada Total
No Derajat Hipertensi
Komplikasi Komplikasi
f (%) f (%) f %
1 Prehipertensi 0 0 11 100 11 100
2 Hipertensi derajat 1 5 11,9 37 88,1 42 100
3 Hipertensi derajat 2 16 27,1 43 72,9 59 100
2
X =6,543 df=2 p=0,038

Berdasarkan tabel 5.12 diatas dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang

dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 pada kelompok prehipertensi tidak

ada yang mengalami komplikasi. Hipertensi derajat 1 yang mengalami komplikasi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
sebesar 11,9% (5 orang), dan yang tidak ada komplikasi sebesar 88,1% (37 orang),

hipertensi derajat 2 yang mengalami komplikasi sebesar 27,1% (16 orang), dan yang

tidak ada komplikasi sebesar 72,9% (43 orang).

Analisa dengan uji pearson chi-square p=0,038 artinya ada perbedaan

bermakna antara status komplikasi berdasarkan derajat hipertensi.

5.3.5 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan Waktu Pulang

Proporsi derajat hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat

inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.13 Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea

Tahun 2005-2007

No Keadaan Derajat Hipertensi Jumlah


Sewaktu
Pulang
Prehipertensi Hipertensi Hipertensi f %
derajat 1 derajat 2
f % f % f %
1 PBJ 9 10 37 41,1 44 48,9 90 100
2 PAPS 2 12,4 3 18,8 11 68,8 16 100
3 Dirujuk 0 0 2 50 2 50 4 100
4 Meninggal 0 0 0 0 2 100 2 100

Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang dirawat

inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 Pulang Berobat Jalan (PBJ) pada

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
prehipertensi sebesar 10% (9 orang), hipertensi derajat 1 sebesar 41,1% (37 orang),

hipertensi derajat 2 sebesar 48,9% (44 orang). Pulang Atas Permintaan Sendiri

(PAPS) pada prehipertensi sebesar 12,4% (2 orang), hipertensi derajat 1 sebesar

18,8% (3 orang), hipertensi derajat 2 sebesar 68,8% (11 orang). Penderita yang

dirujuk ada pada hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 masing-masing sebesar

50% (2 orang). Penderita yang meningal dunia sebanyak 2 orang, yaitu pada

hipertensi daerajat 2.

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena

terdapat 7 sel (58,3%) yang expected countnya kurang dari 5.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 6
PEMBAHASAN

6.1 Distribusi Penderita Hipertensi

6.1.1 Sosiodemografi

Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

6.1.1.1 Umur

Proporsi kejadian hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
8.1%

91.9%

40 tahun < 40 tahun

Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur


Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007

Gambar 6.1 memperlihatkan bahwa kelompok umur penderita hipertensi

tertinggi pada kelompok umur ≥ 40 tahun sebesar 91,1% dan pada umur < 40 tahun

yaitu sebesar 8,9%.

Umur merupakan faktor risiko dan mempengaruhi hipertensi. Tingginya

jumlah penderita hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur. Bertambahnya umur

maka semakin meningkat risiko untuk menderita penyakit degeneratif yang salah

satunya adalah hipertensi.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Pada usia lanjut hipertensi terutama ditemukan kenaikan tekanan darah

sistolik. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar,

lumen pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi

lebih kaku, sehingga mengakibatkan meningkatnya tekanan darah sitolik.28

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Flora Sumbayak (2007) di

Rumah Sakit Umum Herna Medan tahun 2002-2006, memperoleh jumlah penderita

hipertensi tertinggi adalah ≥ 40 tahun sebesar 93,8%.34

6.1.1.2 Jenis Kelamin

Proporsi kejadian hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

41.1%

58.9%

Perempuan Laki-laki

Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis


Kelamin Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Gambar 6.2 memperlihatkan bahwa jenis kelamin penderita hipertensi

tertinggi adalah perempuan sebesar 58,9% sedangkan laki-laki sebesar 41,1%. Hasil

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
penelitian diperoleh pasien yang dirawat lebih banyak berumur 40 tahun, hal ini

dapat dihubungkan dengan faktor risiko pada perempuan setelah menopause risiko

terkena hipertensi meningkat.

Masa menopause yang umumnya mulai terjadi pada usia 45 tahun. Masa

menopause memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Penyebabnya antara lain

adalah berhentinya produksi estrogen. Menurunnya daya tahan tubuh, seiring dengan

bertambahnya usia, juga memperberat masalah kesehatan wanita usia menopause.35

Wanita masa menopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi

daripada pria, penyebabnya adalah sebelum menopause wanita relatif terlindungi dari

penyakit kardiovaskuler oleh hormon estrogen, namun kadar estrogen menurun

setelah menopause. Estrogen memiliki efek memperlebar dan menghaluskan

pembuluh darah bagian dalam serta melenturkannya, sehingga aliran darah lancar dan

tekanannya turun. 35

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rissa Kurnia (2007) di Rumah

Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2007, yang

memperoleh jumlah penderita hipertensi tertinggi pada perempuan sebesar 61,2%. 36

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.1.3 Agama

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

8.9% 1.8%

89.3%
Kristen Protestan Islam Katholik

Gambar 6.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Agama


Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Gambar 6.3 memperlihatkan bahwa agama penderita hipertensi tertinggi

adalah Kristen Protestan yaitu sebesar 89,3% dan terendah adalah Katholik 1,8%.

Penyakit hipertensi dapat diderita oleh semua pemeluk agama dan bukan

merupakan faktor risiko terjadinya penyakit hipertensi. Hasil dari penelitian ini lebih

banyak Kristen Protestan karena sebagian besar pasien yang datang berobat adalah

beragama Kristen Protestan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ramah Saragih (2007) di Rumah

Sakit Umum Swadana Tarutung tahun 2005, memperoleh hasil jumlah penderita

hipertensi tertinggi adalah Kristen Protestan 83,9%.37

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.1.4 Pendidikan

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

5.3%
12.5%

43.8%

38.4%

SD SLTP SLTA Akademi/PT

Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Pendidikan Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Gambar 6.4 memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan penderita hipertensi

tertinggi adalah SD sebesar 43,8% dan terendah adalah akademi/PT sebesar 5,3%.

Hasil penelitian dihubungkan dengan tingkat pendidikan berdasarkan jenis

kelamin bahwa pendidikan SD yang tertinggi adalah perempuan sebesar 73,5%. Hasil

ini juga dihubungkan dengan tingkat pendidikan berdasarkan umur yang diperoleh

bahwa pendidikan SD yang tertinggi adalah 40 tahun sebesar 95,91% (terlampir).

Rendahnya tingkat pendidikan penderita dapat dihubungkan dengan budaya

Batak yang pada awalnya pendidikan hanya untuk laki-laki. Kemudian sekolah ini

semakin meluas dan terbuka untuk umum, namun yang masuk sekolah pada

umumnya anak laki-laki saja. Halangan utama anak perempuan untuk masuk sekolah

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
adalah ideologi gender Batak Toba yaitu anak perempuan harus membantu ibunya.

Anak perempuan harus menjaga adik-adiknya, memasak, mengumpulkan kayu bakar,

mengambil air dan membantu di sawah dan diladang. Ibu merasa sangat rugi kalau

anak perempuannya pergi ke sekolah. Tahun 1920-an sekolah untuk anak perempuan

menjadi suatu hal yang biasa.38

Pada saat ini, kondisi diatas sudah berubah. Pendidikan merupakan suatu

faktor yang penting untuk maju dan sangat kuat untuk masyarakat Batak Toba.

Semua anggota keluarga disekolahkan untuk memperoleh pendidikan dan diharapkan

untuk maju nantinya.38

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Andri Bakti (2008) di RSU

Padang Sidempuan tahun 2005-2006 yang memperoleh proporsi penderita hipertensi

berdasarkan pendidikan yang tertinggi adalah SLTA yaitu sebesar 37,5%.39

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.1.5 Pekerjaan

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

60
50
50
PROPORSI (%)

40
27.7
30

20
10.7
10 7.1
2.7 1.8
0
Petani Ibu Rumah Pensiunan PNS Pegawai Pelajar
Tangga swasta

Gambar 6.5 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan


Pekerjaan Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Gambar 6.5 memperlihatkan bahwa pekerjaan penderita hipertensi yang

dirawat di RSUD Porsea yang tertinggi adalah sebagai petani sebesar 50% dan yang

terendah adalah sebagai pelajar sebesar 1,8%.

Hasil penelitian yang diperoleh 50% penderita adalah petani karena sebagian

besar penduduk Porsea adalah petani. Hal ini sesuai dengan data Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten Toba Samosir (2006), jumlah penduduk yang bekerja

sebagai petani sebesar 79,84%, sehingga berhubungan dengan jumlah kunjungan ke

Rumah Sakit.40

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ramah Saragih (2007) yang

memperoleh penderita hipertensi yang dirawat di Rumah Sakit Umum Swadana

Tarutung tahun 2005 yang tertinggi adalah petani sebesar 63,8%.37

6.1.1.6 Status Perkawinan

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

2.7%
10.7%

86.6%
Kawin Janda atau duda Belum kawin

Gambar 6.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status


Perkawinan Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-
2007

Gambar 6.6 memperlihatkan bahwa jumlah penderita hipertensi berdasarkan

status perkawinan tertinggi adalah kawin sebesar 86,6%, dan terendah adalah belum

kawin 2,7%.

Hal ini dapat dihubungkan dengan hasil penelitian berdasarkan umur

penderita yang tertinggi adalah 40 tahun 91,1%, pada usia tersebut mayoritas

sudah menikah.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil peneltian ini sesuai dengan hasil penelitian Flora Sumbayak (2007) di

Rumah Sakit Umum Herna Medan tahun 2005-2006 yang memperoleh jumlah

penderita hipertensi yang tertinggi adalah yang sudah kawin sebesar 99,5%.34

6.1.2 Keluhan Utama

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

10.7%

17.9% 39.3%

32.1%
Sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas
Sakit kepala, mual, muntah dan lemas
Jantung berdebar-debar dan sesak nafas
Sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman di tengkuk

Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan


Utama Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Gambar 6.7 memperlihatkan bahwa keluhan utama penderita hipertensi

tertinggi adalah Sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas yaitu sebesar 39,3%,

dan terendah adalah mengalami sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman ditengkuk

sebesar 10,7%.

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena

termasuk penyakit yang dapat membunuh tanpa disertai dengan gejala-gejalanya

lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat

menyadari akan datangnya penyakit.29

Keluhan yang sering dialami penderita hipertensi antara lain, sakit kepala

(pusing, pening dan oyong), jantung berdebar-debar, sesak nafas, mual, muntah,

lemas, rasa pegal dan tidak nyaman ditengkuk.20,29

Hasil penelitian Rissa Kurnia (2007) di Rumah Sakit Umum Kota Panjang

Propinsi Sumatera Barat tahun 2002-2006 memperoleh proporsi penderita hipertensi

dengan keluhan tertinggi adalah sakit kepala (pusing, oyong) sebesar 27,1%. 36

6.1.3 Derajat Hipertensi

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan derajat hipertensi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

9.8%

52.7%
37.5%

Hipertensi Derajat 2 Hipertensi Derajat 1 Prehipertensi

Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat


Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.8 memperlihatkan bahwa derajat hipertensi penderita di RSUP

Porsea pada tahun 2005-2007 tertinggi pada hipertensi derajat 2 sebesar 52,7% dan

terendah adalah prehipertensi sebesar 9,8%.

Pengukuran tekanan darah yang umum dilakukan adalah dengan

menggunakan alat tensimeter yang dipasang atau dihubungkan pada lengan pasien

yang dalam keadaan duduk bersandar. Derajat tekanan darah ditentukan sesuai

dengan hasil pemeriksaan tekanan darah dari dua bacaan yaitu tekanan sistolik dan

tekanan diastolik.29

Jika bacaan sistolik berada pada kondisi yang menyimpang sedangkan

diastoliknya normal, maka yang dilihat adalah bacaan sitolik. Jika tekanan sistolik

tercatat 140mmHg atau lebih, tetapi tidak terjadi gangguan dari gejala hipertensi,

maka kasus ini disebut ISH (Isolated Systolic Hypertension). Umumnya sistolik akan

meningkat sejalan dengan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55

tahun kemudian menurun lagi.29

Hasil penelitian ini lebih banyak usia 40 tahun (91,1%), yang

mempengaruhi tingginya derajat tekanan darah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Nila Perdamastia (2008) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Muhammad Zein Painan

tahun 2002-2007 yang memperoleh jumlah penderita hipertensi tertinggi hipertensi

derajat 2 sebesar 78,4%.41

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.4 Status komplikasi

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan status komplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

18.8%

81.2%
Tidak ada Ada

Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status


Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Gambar 6.9 memperlihatkan bahwa jumlah penderita hipertensi yang

tertinggi adalah tidak mengalami komplikasi yaitu sebesar 81,2% dan terendah

mengalami komplikasi 18,8%.

Status komplikasi dibedakan atas ada atau tidaknya penyakit lain yang

diakibatkan oleh hipertensi. Komplikasi hipertensi dapat terjadi karena membiarkan

jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses pengrusakan dinding pembuluh

darah lebih cepat.29 Adapun komplikasi yang mungkin timbul tergantung pada berapa

tinggi tekanan darah, berapa lama telah diderita, adanya faktor risiko yang lain, dan

bagaimana keadaan tersebut dikelola atau ditangani.16

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil penelitian Nila Perdamastia (2008) di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Muhammad Zein Painan tahun 2002-2007 memperoleh jumlah penderita hipertensi

tertingi adalah yang tidak mengalami komplikasi sebesar 75,7%.40

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

4.8%
14.3%

14.3%

66.6%

Stroke Jantung Ginjal Gangguan Penglihatan

Gambar 6.10. Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis


Komplikasi Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea
Tahun 2005-2007

Gambar 6.10 memperlihatkan bahwa jenis komplikasi yang dialami

penderita hipertensi tertinggi adalah stroke sebesar 66,6% dan terendah komplikasi

pada mata yaitu gangguan penglihatan yaitu 4,8%.

Pada umumnya komplikasi hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah

sistolik > 130 mmHg atau kenaikan tekanan darah yang mendadak tinggi. Hipertensi

yang tidak diobati dengan baik akhirnya menyebabkan komplikasi pada organ tubuh

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
diantaranya otak (stroke), jantung, (penyakit jantung koroner, payah jantung), ginjal

(gagal ginjal), mata (penglihatan menjadi kabur atau kebutaan).30

Membiarkan hipertensi berarti membiarkan jantung bekerja lebih keras dan

membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung dengan lebih

cepat. Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dua kali dan

meningkatkan risiko stroke delapan kali dibanding dengan orang yang tidak

mengalami hipertensi.30

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jenis komplikasi yang dialami

oleh penderita hipertensi yang tertinggi adalah stroke yaitu sebesar 66,4%. Jenis

stroke dalam penelitian ini tidak dibedakan karena keterbatasan fasilitas kesehatan

rumah sakit yang belum memeiliki alat CT scan.

Jenis komplikasi ganguan penglihatan, 4,8% (1 orang) penderita pada usia

41 tahun, perempuan, dengan tekanan darah 170/110 mmHg, tidak jelas glaukoma

atau retinopati.

6.1.5 Rata–rata Lama Rawatan

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa rata-rata lama rawatan penderita

hipertensi dari tahun 2005-2007 adalah 5,21 hari, Standar Deviasi (SD) = 2,861 hari

dengan koefisien of varian > 10% artinya hari rawatan penderita hipertensi bervariasi

dengan lama rawatan paling singkat adalah 1 hari dan paling lama adalah 14 hari.

Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata lama

rawatan penderita hipertensi adalah diantara 4,67 sampai dengan 5,74 hari.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.6 Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-

2007 berdasarkan keadaan waktu pulang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

3.6% 1.8%
14.3%

80.3%

PBJ PAPS Rujuk Meninggal

Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan


Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007

Gambar 6.11 memperlihatkan bahwa keadaan pulang penderita hipertensi

yang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 80,3% dan terendah adalah

pulang dalam keadaan meninggal dunia sebesar 1,8%.

Keadaan ini dapat menunjukkan pada umumnya penderita hipertensi dirawat

sampai menunjukkan perbaikan sehingga diperbolehkan untuk pulang dan berobat

jalan, selain itu hipertensi yang cepat diobati tidak menimbulkan komplikasi sehingga

pasien bisa pulang dengan berobat jalan.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Penderita yang dirujuk merupakan pasien yang tidak dapat ditangani di RSUD

Porsea karena keterbatasan peralatan dan tenaga medis dalam memberikan pelayanan

pada pasien yang membutuhkan pengobatan dan pelayanan yang lebih intensif,

karena RSUD Porsea merupakan Rumah Sakit tipe C yang masih sedang

berkembang. Penderita hipertensi yang dirujuk sebesar 3,6%, 2 orang hipertensi

derajat 1 dan 2 orang hipertensi derajat 2.

Penderita yang meninggal dunia sebanyak 2 orang pada hipertensi derajat 2

dengan angkan Case Fatality Rate adalah 1,8% oleh karena komplikasi stroke.

6.2 Analisa statistik

6.2.1 Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi

Perbedaan proporsi umur berdasarkan derajat hipertensi yang dirawat inap di

RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

100 92.9 91.5


81.8
PROPORSI (% )

80
60
40
18.2
20 7.1 8.5
0
Prehipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2

40 tahun < 40 tahun

Gambar 6.12 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi


Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun
2005-2007

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.12 memperlihatkan bahwa penderita hipertensi dengan

prehipertensi umur 40 tahun sebesar 81,8%, sedangkan yang berumur < 40 tahun

sebesar 18,2%, penderita hipertensi derajat 1 yang berumur 40 tahun sebesar

92,9%, sedangkan yang berumur < 40 tahun sebesar 7,1%, penderita hipertensi

derajat 2 yang berumur 40 tahun sebesar 91,5% sedangkan yang berumur < 40

tahun sebesar 8,5%.

Analisa dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena 2 sel (33,3%)

yang expected countnya kurang dari 5.

6.2.2 Rata-rata Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi

Perbedaan proporsi rata-rata lama rawatan berdasarkan derajat hipertensi

yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar

dibawah ini:

Hipertensi Derajat 2 5.39

Hipertensi Derajat 1 5.26

Prehipertensi 4

0 1 2 3 4 5 6

Lama Rawatan (hari)

Gambar 6.13 Diagram Bar Proporsi Rata-rata Lama Rawatan Berdasarkan


Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi yang Dirawat Inap di
RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.13 memperlihatkan bahwa hasil penelitian menunjukkan lama

rawatan penderita hipertensi dengan derajat hipertensi secara bermakna tidak jauh

berbeda, lama rawatan yang paling lama adalah hipertensi derajat 2 yaitu 5,39 hari

dan paling singkat adalah prehipertensi yaitu 4 hari.

Hasil penelitian Nila Perdamastia (2008) di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Muhammad Zein Painan tahun 2002-2007 yang memperoleh lama rawatan yang

paling lama yaitu hipertensi derajat 2 yaitu 5,81 hari.41

6.2.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama

Perbedaan proporsi derajat hipertensi berdasarkan keluhan utama hipertensi

yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar

dibawah ini:

80 66.7
70 56.8
60 50 55
50 41.7
31.8 35
40
25
30
20 11.4 8.3 8.3 10
10
0
Sakit kepala (pening, Sakit kepala, mual, Sakit kepala, rasa Jantung berdebar-
pusing, oyong) dan muntah dan lemas pegal dan tidak debar dan sesak
lemas nyaman di tengkuk nafas

Prehipertensi Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2

Gambar 6.14 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan


Keluhan Utama Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
RSUD Porsea Tahun 2005-2007

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.14 memperlihatkan bahwa penderita hipertensi yang rawat inap di

RSUD porsea yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 yang mengalami

sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas pada prehipertensi sebesar 11,4%,

hipertensi derajat 1 sebesar 31,8%, dan hipertensi derajat 2 sebesar 56,8%. Penderita

yang mengalami sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman di tengkuk pada

prehipertensi sebesar 8,3%, hipertensi derajat 1 sebesar 25,0%, dan hipertensi derajat

2 sebesar 66,7%. Penderita yang mengalami jantung berdebar-debar dan sesak nafas

pada prehipertensi sebesar 10,0%, hipertensi derajat 1 sebesar 35,0%, dan hipertensi

derajat 2 sebesar 55,0%. Penderita yang mengalami Sakit kepala, mual, muntah dan

lemas pada prehipertensi sebesar 8,3%, hipertensi derajat 1 sebesar 50%, dan

hipertensi derajat 2 sebesar 41,7.

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5

sel (41,7%) yang expected countnya kurang dari 5.

6.2.4 Status Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi

Perbedaan proporsi status komplikasi berdasarkan derajat hipertensi yang

dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
120
100
100 88.1
PROPORSI (%)

80 72.9

60

40 27.1
20 11.9
0
0
Prehipertensi Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2

Ada Komplikasi Tidak Ada Komplikasi

Gambar 6.15 Diagram Bar Proporsi Status Komplikasi Berdasarkan Derajat


Hipertensi yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-
2007

Gambar 6.15 memperlihatkan bahwa penderita hipertensi yang rawat inap di

RSUD Porsea tahun 2005-2007 pada kelompok prehipertensi yang mengalami

komplikasi sebesar 26,7% dan yang tidak ada komplikasi sebesar 73,3%, hipertensi

derajat 1 yang mengalami komplikasi sebesar 11,9% dan yang tidak ada komplikasi

sebesar 88,1%, hipertensi derajat 2 yang mengalami komplikasi sebesar 21,8% dan

yang tidak mengalami komplikasi sebesar 78,2%.

Analisa dengan uji pearson chi-square p<0,05 yang berarti ada perbedaan antara

status komplikasi dengan derajat hipertensi.

Proporsi penderita hipertensi dengan hipertensi derajat 2 lebih tinggi

mengalami komplikasi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa derajat

tekanan darah yang tinggi dapat menimbulkan komplikasi terhadap organ target

bagian tubuh. 31 Bagian tubuh yang terpenting adalah jantung, otak, ginjal dan mata.16

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.2.5 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Perbedaan proporsi derajat hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang

yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar

dibawah ini:

120
100
100
PROPORSI (%)

80 68.8

60 48.9 50 50
41.1
40
18.8
20 10 12.4
0 0 0
0
PBJ PAPS Dirujuk Meninggal

Prehipertensi Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2

Gambar 6.16 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi Yang Dirawat
Inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007

Gambar 6.16 memperlihatkan bahwa penderita hipertensi yang dirawat inap di

RSUD Porsea tahun 2005-2007 Pulang Berobat Jalan (PBJ) pada prehipertensi

sebesar 10%, hipertensi derajat 1 sebesar 41,1%, hipertensi derajat 2 sebesar 48,9%

(44 orang). Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) pada prehipertensi sebesar

12,4%, hipertensi derajat 1 sebesar 18,8%, hipertensi derajat 2 sebesar 68,8%

Penderita yang dirujuk ada pada hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 masing-

masing sebesar 50% (2 orang). Penderita yang meningal dunia 100% pada hipertensi

daerajat 2.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan catatan kartu status, penderita hipertensi yang Pulang Atas

Permintaan Sendiri (PAPS) dari 16 orang penderita 50% (8 orang) laki-laki dan 50%

(8 orang) perempuan, 18,8% (3 orang) berumur < 40 tahun dan 81,3% (13 orang)

40 tahun.

Penderita hipertensi yang dirujuk sebanyak 4 orang, semuanya berumur 40

tahun, 50% (2 orang) laki-laki dan 50% (2 orang) perempuan. Penderita yang dirujuk

adalah penderita yang keadaannya sangat parah hal ini dapat dilihat dari derajat

hipertensi dan status komplikasi. Penderita yang dirujuk memiliki tekanan darah

sistolik/diastolik adalah 200/100mmHg (derajat 2), 220/100mmHg (derajat 2),

220/130mmHg (derajat 2) dan 150/90 mmHg (derajat 1) dengan komplikasi stroke.

Penderita yang meninggal dunia sebanyak 2 orang dengan angka Case Fatality

Rate (CFR) adalah 1,8%. Semuanya berumur 40 tahun, perempuan dan jenis

komplikasi stroke dengan tekanan darah sistolik/diastolik adalah 200/100 dan

240/170mmHg.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan sosiodemografi adalah

umur 40 tahun (91,1%), jenis kelamin perempun (58,9%), agama Kristen

Protestan (89,3%), pendidikan SD (43,8%), petani (50%), berstatus kawin

(86,6%).

7.1.2 Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama adalah sakit

kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas yaitu sebesar 39,3%.

7.1.3 Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi adalah

hipertensi derajat 2 sebesar 52,7%.

7.1.4 Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan status komplikasi adalah

tidak mengalami komplikasi yaitu sebesar 81,2% dengan jenis komplikasi

tertinggi adalah stroke yaitu sebesar 66,6%.

7.1.5 Rata-rata lama rawatan hipertensi adalah 5,21 hari.

7.1.6 Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang

adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) yaitu sebesar 80,3%.

7.1.7 Tidak ada perbedaan rata-rata lama rawatan berdasarkan derajat hipertensi

( p=0,333).

7.1.8 Rata-rata lama rawatan penderita hipertensi yang paling lama adalah

hipertensi derajat 2 yaitu 5,39 hari.

7.1.9 Ada perbedaan status komplikasi berdasarkan derajat hipertensi (p=0,038).

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
7.1.10 CFR penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007

yaitu 1,8%.

7.2 Saran

7.2.1 Kepada RSUD Porsea untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan

menganjurkan penderita hipertensi untuk melakukan pemeriksaan berkala

agar mengurangi faktor risiko hipertensi dan mencegah komplikasi bagi

penderita yang belum mengalami komplikasi.

7.2.2 Bagi penderita hipertensi tetap mengontrol tekanan darah secara rutin,

memakan obat secara teratur dan menjaga kebiasaan hidup sehat.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, 1999. Indonesia Sehat 2010. Jakarta.

2. Departemen Kesehatan RI, 2006. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta

3. Bustan, MN., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineke Cipta,


Jakarta.

4. WHO, 2001. The World Health Report 2001. Mental Health: New
Understanding, New Hope, WHO Geneva.

5. WHO, 2000.Global Burden of Hypertension. www.who.int.

6. WHO, 2001. Prevalence, awarness, treatment and control of hypertension among


the elderly in Bangladesh and India : multicentre study. Buletin of the
World Health Organization, 2001.

7. Departemen Kesehatan, 2007. InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan


Hipertensi. Http.www.depkes.go.id.

8. Soemantri S.,dkk.2001. Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) 2001.


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

9. Depkes RI.2004. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2004, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

10. Suryati A, 2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Hipertensi


Essential di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2005. Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan.Vol: 1, 183-193, Jakarta.

11. Depkes RI, 2001. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000.
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Propinsi Sumatera Utara,
Medan.

12. Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004.
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Propinsi Sumatera Utara,
Medan

13. Hanim, A., 2003. Karakteristik Penderita hipertensi Yang Rawat Inap Di
Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam
Malik Medan Tahun 1999-2001. Skripsi FKM USU, Medan.)

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
14. Herlina, 2005. Karakteristik penderita Hipertensi Rawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam Rumah Sakit Haji Medan Tahun 1999-2004. Skripsi
Mahasiswa fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

15. Hayens Brian,dkk., 2001. Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Penerbit


Ladang Pustaka & Intimedia, Jakarta

16. Soeharto, I., 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan
Lemak & Kolesterol. Edisi kedua, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

17. M. Laurence., dkk., 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit


Dalam). Penerbit Salemba, Jakarata.

18. E J, Kapojos, S., 2001.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FK UI, Jakarta.

19. Kaplan, M,N, 2006. Clinical Hypertension. Lippincot Williams and Wilkins.
USA.

20. Arief Irfan, 2008. Hipertensi : Faktor Resiko dan Penatalaksanaannya. http: //
: www.pjnhk.go.id/content/view/1372/31.

21. Departemen Kesehatan, 2007. Hipertensi Penyebab Utama Penyakit jantung.


http://www.depkes.go.id.

22. Majid Abdul,2004. Krisis Hipertensi Aspek klinis dan pengobatan. http://
library usu,ac.id/dounload/fk/fisiologi.abdul%20 Majid.pdf.

23. Muchid Abdul, 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Dikjen
Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.

24. Darmojo, B., 2001. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia.


Jurnal Medika No.7 Tahun XXVII .

25. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005. Profil Kesehatan Jawa Tengah
Tahun 2005. http://www.dinkes jateng.org/profil 2005/bab 4 htm.

26. Rasmaliah, dkk., 2005. Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah


Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota
Medan Propinsi Sumatera Utara. Info Kesehatan Masyarakat, Volume
IX, No 2 Hal 1001-108. Medan

27. Sasetyo Agung, 2008. Penyakit Hipertensi. http:// agung-


sasetyo.web.ugm.ac.id/index2.php?option=_content&do_pdf=I&id=1.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
28. Depkes RI, 2006. Pedoman Teknis dan Penemuan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Direktorat Jenderal PP&PL. Kantor Departemen Kesehatan Propinsi
Sumatera Utara.

29. Sustrani, L, dkk., 2005. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

30. Beaghole, dkk., 1997. Dasar-Dasar Epidemiolgi. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

31. Joewono, B.S., 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Penerbit Airlangga University
Press, Surabaya.

32. Tjay, T.H., Rahardja, K., 2002. Obat-obat Penting. Khasiat, Penggunaan, dan
Efek Sampingnya. Edisi V, Penerbit Pt. Gramedia, Jakarta.

33. Dinas Kesehatan Toba Samosir, 2007. Profil Kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Porsea 2006, Toba Samosir.

34. Sumbayak, F., 2007. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 2005-2006, Skripsi FKM
USU.

35. Siagian, A., 2007. Saatnya Memperhatikan Kesehatan Wanita Usia


Menopause.

36. Kurnia, R., 2007. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di
Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang
Sumatera Barat Tahun 2002-2006, Skripsi FKM USU.

37. Saragih, R., 2007. Karakteristik Penderita Hipertensi yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Umum swadana Tarutung tashun 2005, Skripsi FKM USU.

38. Nainggolan,T., 2006. Batak Toba di Jakarta : Kontinuitas dan Perubahan


Identitas, Bina Media Perintis, Medan.

39. Bakti Andri, 2008. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Umum Padang Sidempuan Tahun 2005-2006, Skripsi FKM
USU.

40. BPS, 2006. Porsea Dalam Angka 2006, Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba
Samosir.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
41. Perdamastia, N., 2008. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum daerah dr. Muhammad Zein Painan Tahun 2002-
2007, Skripsi FKM USU.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 2

Frequencies
Statistics

umur penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

umur penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 40 tahun 10 8.9 8.9 8.9
>= 40 tahun 102 91.1 91.1 100.0
Total 112 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

jenis kelamin penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

jenis kelamin penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 46 41.1 41.1 41.1
perempuan 66 58.9 58.9 100.0
Total 112 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

agama penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

agama penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid islam 10 8.9 8.9 8.9
kristen protestan 100 89.3 89.3 98.2
katholik 2 1.8 1.8 100.0
Total 112 100.0 100.0

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Frequencies
Statistics

pendidikan penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

pendidikan penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 49 43.8 43.8 43.8
SLTP 43 38.4 38.4 82.1
SLTA 14 12.5 12.5 94.6
Akademi/PT 6 5.4 5.4 100.0
Total 112 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

pekerjaan penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

pekerjaan penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai Negeri Sipil
8 7.1 7.1 7.1
(PNS)
Pensiunan 12 10.7 10.7 17.9
Pegawai swasta 3 2.7 2.7 20.5
petani 56 50.0 50.0 70.5
Ibu Rumah Tangga (IRT) 31 27.7 27.7 98.2
Pelajar 2 1.8 1.8 100.0
Total 112 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

status kawin penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
status kawin penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kawin 97 86.6 86.6 86.6
belum kawin 3 2.7 2.7 89.3
janda atau duda 12 10.7 10.7 100.0
Total 112 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

keluhan utama penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

keluhan utama penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sakit kepala (pening,
pusing, oyong) dan 44 39.3 39.3 39.3
lemas
Sakit kepala, mual,
36 32.1 32.1 71.4
muntah dan lemas
Sakit kepala, rasa pegal
dan tidak nyaman di 12 10.7 10.7 82.1
tengkuk
Jantung berdebar-debar
20 17.9 17.9 100.0
dan sesak nafas
Total 112 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

derajat hipertensi
N Valid 112
Missing 0

derajat hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pre hipertensi 11 9.8 9.8 9.8
hipertensi derajat 1 42 37.5 37.5 47.3
hipertensi derajat 2 59 52.7 52.7 100.0
Total 112 100.0 100.0

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Frequencies
Statistics

status komplikasi
N Valid 112
Missing 0

status komplikasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada 21 18.8 18.8 18.8
tidak ada 91 81.3 81.3 100.0
Total 112 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

komplikasi akibat hipertensi


N Valid 21
Missing 91

komplikasi akibat hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid penyakit jantung koroner 3 2.7 14.3 14.3
ginjal 3 2.7 14.3 28.6
stroke 14 12.5 66.7 95.2
gangguan penglihatan 1 .9 4.8 100.0
Total 21 18.8 100.0
Missing System 91 81.3
Total 112 100.0

Explore
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama penderita dirawat 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Descriptives

Statistic Std. Error


lama penderita dirawat Mean 5.21 .270
95% Confidence Lower Bound 4.67
Interval for Mean Upper Bound
5.74

5% Trimmed Mean 4.98


Median 5.00
Variance 8.183
Std. Deviation 2.861
Minimum 1
Maximum 14
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness 1.120 .228
Kurtosis .931 .453

Frequencies
Statistics

keadaan waktu pulang penderita hipertensi


N Valid 112
Missing 0

keadaan waktu pulang penderita hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pbj 90 80.4 80.4 80.4
paps 16 14.3 14.3 94.6
rujuk 4 3.6 3.6 98.2
meninggal 2 1.8 1.8 100.0
Total 112 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
derajat hipertensi * umur
112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
penderita hipertensi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
derajat hipertensi * umur penderita hipertensi Crosstabulation

umur penderita hipertensi


< 40 tahun >= 40 tahun Total
derajat pre hipertensi Count 2 9 11
hipertensi Expected Count 1.0 10.0 11.0
% within derajat
18.2% 81.8% 100.0%
hipertensi
% within umur
20.0% 8.8% 9.8%
penderita hipertensi
hipertensi derajat 1 Count 3 39 42
Expected Count 3.8 38.3 42.0
% within derajat
7.1% 92.9% 100.0%
hipertensi
% within umur
30.0% 38.2% 37.5%
penderita hipertensi
hipertensi derajat 2 Count 5 54 59
Expected Count 5.3 53.7 59.0
% within derajat
8.5% 91.5% 100.0%
hipertensi
% within umur
50.0% 52.9% 52.7%
penderita hipertensi
Total Count 10 102 112
Expected Count 10.0 102.0 112.0
% within derajat
8.9% 91.1% 100.0%
hipertensi
% within umur
100.0% 100.0% 100.0%
penderita hipertensi

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.338a 2 .512
Likelihood Ratio 1.107 2 .575
Linear-by-Linear
.408 1 .523
Association
N of Valid Cases 112
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .98.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Oneway
Descriptives

lama penderita dirawat


95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation
Std. ErrorLower BoundUpper BoundMinimumMaximum
pre hipertensi 11 4.00 2.280 .688 2.47 5.53 2 10
hipertensi derajat 1 42 5.26 2.785 .430 4.39 6.13 2 12
hipertensi derajat 2 59 5.39 2.994 .390 4.61 6.17 1 14
Total 112 5.21 2.861 .270 4.67 5.74 1 14

Test of Homogeneity of Variances

lama penderita dirawat


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.017 2 109 .365

ANOVA

lama penderita dirawat


Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18.124 2 9.062 1.110 .333
Within Groups 890.153 109 8.167
Total 908.277 111

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
keluhan utama
penderita hipertensi 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
* derajat hipertensi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
keluhan utama penderita hipertensi * derajat hipertensi Crosstabulation

derajat hipertensi
hipertensi hipertensi
pre hipertensi derajat 1 derajat 2 Total
keluhan Sakit kepala (pening, Count 5 14 25 44
utama pusing, oyong) dan Expected Count 4.3 16.5 23.2 44.0
penderita lemas % within keluhan utama
hipertensi 11.4% 31.8% 56.8% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
45.5% 33.3% 42.4% 39.3%
hipertensi
Sakit kepala, mual, Count 3 18 15 36
muntah dan lemas Expected Count 3.5 13.5 19.0 36.0
% within keluhan utama
8.3% 50.0% 41.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
27.3% 42.9% 25.4% 32.1%
hipertensi
Count
Sakit kepala, rasa pegal 1 3 8 12
dan tidak nyaman di Expected Count 1.2 4.5 6.3 12.0
tengkuk % within keluhan utama
8.3% 25.0% 66.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
9.1% 7.1% 13.6% 10.7%
hipertensi
Count
Jantung berdebar-debar 2 7 11 20
dan sesak nafas Expected Count 2.0 7.5 10.5 20.0
% within keluhan utama
10.0% 35.0% 55.0% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
18.2% 16.7% 18.6% 17.9%
hipertensi
Total Count 11 42 59 112
Expected Count 11.0 42.0 59.0 112.0
% within keluhan utama
9.8% 37.5% 52.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
hipertensi

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.066a 6 .668
Likelihood Ratio 4.037 6 .672
Linear-by-Linear
.687 1 .407
Association
N of Valid Cases 112
a. 5 cells (41.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.18.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
derajat hipertensi *
112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
status komplikasi

derajat hipertensi * status komplikasi Crosstabulation

status komplikasi
ada tidak ada Total
derajat pre hipertensi Count 0 11 11
hipertensi Expected Count 2.1 8.9 11.0
% within derajat
.0% 100.0% 100.0%
hipertensi
% within status
.0% 12.1% 9.8%
komplikasi
hipertensi derajat 1 Count 5 37 42
Expected Count 7.9 34.1 42.0
% within derajat
11.9% 88.1% 100.0%
hipertensi
% within status
23.8% 40.7% 37.5%
komplikasi
hipertensi derajat 2 Count 16 43 59
Expected Count 11.1 47.9 59.0
% within derajat
27.1% 72.9% 100.0%
hipertensi
% within status
76.2% 47.3% 52.7%
komplikasi
Total Count 21 91 112
Expected Count 21.0 91.0 112.0
% within derajat
18.8% 81.3% 100.0%
hipertensi
% within status
100.0% 100.0% 100.0%
komplikasi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.543a 2 .038
Likelihood Ratio 8.472 2 .014
Linear-by-Linear
6.449 1 .011
Association
N of Valid Cases 112
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.06.

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
keadaan waktu pulang
penderita hipertensi * 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
derajat hipertensi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
keadaan waktu pulang penderita hipertensi * derajat hipertensi Crosstabulation

derajat hipertensi
hipertensi hipertensi
pre hipertensi derajat 1 derajat 2 Total
keadaan waktu pbj Count 9 37 44 90
pulang penderita Expected Count 8.8 33.8 47.4 90.0
hipertensi % within keadaan
waktu pulang 10.0% 41.1% 48.9% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
81.8% 88.1% 74.6% 80.4%
hipertensi
paps Count 2 3 11 16
Expected Count 1.6 6.0 8.4 16.0
% within keadaan
waktu pulang 12.5% 18.8% 68.8% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
18.2% 7.1% 18.6% 14.3%
hipertensi
rujuk Count 0 2 2 4
Expected Count .4 1.5 2.1 4.0
% within keadaan
waktu pulang .0% 50.0% 50.0% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
.0% 4.8% 3.4% 3.6%
hipertensi
meninggal Count 0 0 2 2
Expected Count .2 .8 1.1 2.0
% within keadaan
waktu pulang .0% .0% 100.0% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
.0% .0% 3.4% 1.8%
hipertensi
Total Count 11 42 59 112
Expected Count 11.0 42.0 59.0 112.0
% within keadaan
waktu pulang 9.8% 37.5% 52.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
hipertensi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 5.324a 6 .503
Likelihood Ratio 6.727 6 .347
Linear-by-Linear
2.019 1 .155
Association
N of Valid Cases 112
a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .20.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan penderita
hipertensi * jenis kelamin 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
penderita hipertensi

pendidikan penderita hipertensi * jenis kelamin penderita hipertensi Crosstabulation

jenis kelamin penderita


hipertensi
laki-laki perempuan Total
pendidikan SD Count 13 36 49
penderita Expected Count 20.1 28.9 49.0
hipertensi % within pendidikan
26.5% 73.5% 100.0%
penderita hipertensi
% within jenis kelamin
28.3% 54.5% 43.8%
penderita hipertensi
SLTP Count 22 21 43
Expected Count 17.7 25.3 43.0
% within pendidikan
51.2% 48.8% 100.0%
penderita hipertensi
% within jenis kelamin
47.8% 31.8% 38.4%
penderita hipertensi
SLTA Count 9 5 14
Expected Count 5.8 8.3 14.0
% within pendidikan
64.3% 35.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within jenis kelamin
19.6% 7.6% 12.5%
penderita hipertensi
Akademi/PT Count 2 4 6
Expected Count 2.5 3.5 6.0
% within pendidikan
33.3% 66.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within jenis kelamin
4.3% 6.1% 5.4%
penderita hipertensi
Total Count 46 66 112
Expected Count 46.0 66.0 112.0
% within pendidikan
41.1% 58.9% 100.0%
penderita hipertensi
% within jenis kelamin
100.0% 100.0% 100.0%
penderita hipertensi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.356a 3 .025
Likelihood Ratio 9.503 3 .023
Linear-by-Linear
4.441 1 .035
Association
N of Valid Cases 112
a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.46.

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan penderita
hipertensi * umur 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
penderita hipertensi

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
pendidikan penderita hipertensi * umur penderita hipertensi Crosstabulation

umur penderita hipertensi


< 40 tahun >= 40 tahun Total
pendidikan SD Count 2 47 49
penderita Expected Count 4.4 44.6 49.0
hipertensi % within pendidikan
4.1% 95.9% 100.0%
penderita hipertensi
% within umur
20.0% 46.1% 43.8%
penderita hipertensi
SLTP Count 1 42 43
Expected Count 3.8 39.2 43.0
% within pendidikan
2.3% 97.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within umur
10.0% 41.2% 38.4%
penderita hipertensi
SLTA Count 5 9 14
Expected Count 1.3 12.8 14.0
% within pendidikan
35.7% 64.3% 100.0%
penderita hipertensi
% within umur
50.0% 8.8% 12.5%
penderita hipertensi
Akademi/PT Count 2 4 6
Expected Count .5 5.5 6.0
% within pendidikan
33.3% 66.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within umur
20.0% 3.9% 5.4%
penderita hipertensi
Total Count 10 102 112
Expected Count 10.0 102.0 112.0
% within pendidikan
8.9% 91.1% 100.0%
penderita hipertensi
% within umur
100.0% 100.0% 100.0%
penderita hipertensi

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 20.469a 3 .000
Likelihood Ratio 15.299 3 .002
Linear-by-Linear
12.142 1 .000
Association
N of Valid Cases 112
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .54.

Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009

Anda mungkin juga menyukai