SKRIPSI
Oleh :
LASTIAR SILITONGA
NIM. 041000312
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PORSEA
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TAHUN 2005-2007
SKRIPSI
Oleh :
LASTIAR SILITONGA
NIM. 041000312
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN
LASTIAR SILITONGA
NIM : 04100312
Tim Penguji
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT PENDIDIKAN
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji, dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkat, kasih dan AnugrahNya yang luar biasa sehingga penulis mampu
Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea tahun 2005-2007, sebagai
Silitonga (Alm) dan Ibunda St. T. Marpaung “ yang telah membesarkan penulis
pendidikan.
Rasmaliah, M.Kes dan Bapak dr. Achsan Harahap, MPH, selaku dosen pembimbing
serta kepada Bapak Drs. Jemadi, M.Kes dan Ibu drh. Hiswani, M.Kes, selaku dosen
pembanding skripsi, yang telah banyak memberi ilmu, kritik maupun saran sehingga
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku kepala Departemen
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
4. Bapak Direktur RSUD Porsea beserta petugas rekam medis yang telah membantu
Sumatera Utara.
6. Abang dan kakak penulis, L.M Silitonga beserta keluarga, A. br Silitonga beserta
dan Linman Silitonga, SPd yang selalu memberikan doa, dana dan dukungan
kepada penulis.
7. Teman KTB penulis “ Sweet Angels” Kak Romauli, Angelia, Debby, Marlina,
Rita, dan Rizma yang senantiasa menemani dalam doa dan memberi semangat
8. Sahabat dekat penulis Desni, Diessy, Imelda, Nerrida dan Susi yang selalu
9. Noveryana, Gifani, Bang Ginting, Bang Alvian, Iwan, Tuhozaro, Kak Tince, Kak
Mierta, Kak Imelda dan teman-teman Peminatan Epidemiologi yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang memberi semangat dan masukan yang membangun
pada penulis.
10. Teman-teman Kos (Renova, Nelly, Melly, Rista dan Vincent) yang selalu
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik demi perbaikan dan
Penulis
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
4.2.2 Waktu Penelitian ............................................................. 29
4.3 Populasi dan Sampel penelitian................................................. 29
4.3.1 Populasi .......................................................................... 29
4.3.2 Sampel ........................................................................... 30
4.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 30
4.5 Teknik Analisa Data .................................................................. 30
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Distribusi penderita Hipertensi................................................. 46
6.1.1Sosiodemografi................................................................. 46
6.1.1.1 Umur................................................................... 46
6.1.1.2 Jenis Kelamin ..................................................... 47
6.1.1.3 Agama ................................................................ 48
6.1.1.4 Pendidikan .......................................................... 50
6.1.1.5 Pekerjaan ............................................................ 51
6.1.1.6 Status Perkawinan .............................................. 53
6.1.2 Keluhan Utama ............................................................. 54
6.1.3 Derajat Hipertensi......................................................... 55
6.1.4 Status Komplikasi......................................................... 57
6.1.5 Rata-rata Lama Rawatan .............................................. 59
6.1.6 Keadaan Sewaktu Pulang ............................................. 60
6.2. Analisa Statistik........................................................................ 61
6.2.1 Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi ............................ 61
6.2.2 Rata-rata Lama Rawat Berdasarkan derajat Hipertensi .. 62
6.2.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama ............. 63
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.2.4 Status Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi ...... 64
6.2.5 Derajat Hipertensi Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ............................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Master Data Penderita Hipertensi
Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Statistik
Lampiran 3 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari FKM USU
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian dari RSUD
Porsea
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba
Samosir Tahun 2006......................................................... ... 34
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.12 Distribusi Porporsi Status Komplikasi Berdasarkan Derajat
Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-
2007............................................................................................ 44
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di RSUD
Porsea
Tahun 2005-2007 .................................................................... 60
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Hal ini
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam
industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat.
Perubahan pola hidup seperti gaya hidup, sosial ekonomi, industrialisasi dapat
bertambah jumlahnya.2,3
2000 angka kesakitan PTM sebesar 58,5% dan angka kematian sebesar 68,1% di
dunia. Diperkirakan pada tahun 2020 angka kesakitan ini akan meningkat menjadi
60% dan angka kematian menjadi 73%. Di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2000
dilaporkan bahwa angka kesakitan PTM sebesar 56,7% dan angka kematian sebesar
61%.4
Menurut data WHO pada tahun 2000, diperoleh angka prevalensi penyakit
hipertensi 26,4 % dari populasi dewasa di dunia dengan jumlah pada laki-laki sebesar
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
26,6% dan pada perempuan sebesar 26,1%. Di seluruh dunia, Proporsional Mortality
Rate hipertensi adalah 13% atau sekitar 7,1 juta kematian. Hasil penelitian WHO
(2000) menunjukkan bahwa 62% kasus stroke dan 49% kasus serangan jantung
disebabkan hipertensi.5
Bangladesh dan India dilaporkan bahwa prevalensi penyakit hipertensi adalah 65%
dan tertinggi di daerah perkotaan (72%) daripada perdesaan (54%). Prevalensi antara
laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu laki-laki sebesar 63% dan perempuan
sebesar 66%.6
kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang lebih
besar jika tidak ditanggulangi sejak dini. Prevalensi penderita hipertensi di Amerika
tahun 2005 adalah 21,7 %, di Vietnam pada tahun 2004 mencapai 34,5%, di
Singapura tahun 2004 sebesar 24,9%, di Malaysia (1996) sebesar 29,9% dan di
hipertensi pada pria sebesar 27% dan pada wanita 29%.8 Menurut hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 diperoleh bahwa prevalensi hipertensi
meningkat dengan bertambahnya umur. Pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar
7% naik menjadi 16% pada kelompok umur 35-44 tahun dan pada kelompok umur 65
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
tahun atau lebih menjadi 29%. Prevalensi hipertensi pada perempuan sebesar 16%
sectional di Rumah Sakit Islam Jakarta pada tahun 2002 penderita hipertensi tercatat
83 pasien dan tahun 2003 meningkat menjadi 111 orang, dan tahun 2004 lebih
tahun 2000 proporsi penderita rawat inap hipertensi pada kelompok umur di atas 60
tahun sebesar 10,12%.11 Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara (2005), pada
tahun 2004 hipertensi menduduki urutan ke delapan dari sepuluh penyakit terbanyak
di Propinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 5,54% (140.919 dari 2.545.120 jumlah
seluruh kasus).12
Hasil penelitian Hanim (2003) di rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam
Malik Medan di bagian penyakit dalam, pada tahun 1998 proporsi penderita
hipertensi rawat inap sebesar 1,05% (78 orang dari 7.428 orang yang rawat inap),
tahun 1999 sebesar 1,23% (102 orang dari 8.293 orang yang rawat inap), tahun 2000
sebesar 1,54% (114 orang dari 7.403 orang yang dirawat inap), dan tahun 2001
sebesar 1,78% (128 orang dari 7.191 orang yang rawat inap).13
Berdasarkan penelitian Herlina (2005) di Rumah Sakit Haji Medan pada tahun
1999 didapat proporsi penderita hipertensi rawat inap sebesar 9,54% (57 orang dari
597 pasien penyakit dalam), tahun 2000 sebesar 9,66% (73 orang dari 755 pasien
penyakit dalam), tahun 2001 sebesar 6,31% (55 orang dari 871 pasien penyakit
dalam), tahun 2002 sebesar 4,39% (62 orang dari 1410 pasien penyakit dalam),
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
tahun 2003 sebesar 4,98% (79 orang dari 1584 pasien penyakit dalam) dan tahun
2004 sebesar 6,37% (71 orang dari 1114 pasien penyakit dalam).14
penderita hipertensi pada tahun 2005 sebesar 3,37% (8 orang dari 237 pasien penyakit
dalam), tahun 2006 sebesar 8,69% (46 orang dari 529 pasien penyakit dalam) dan
tahun 2007 sebesar 10% (58 orang dari 580 pasien penyakit dalam). Berdasarkan latar
Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir tahun 2005-2007.
Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir tahun 2005-2007.
keluhan utama.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan derajat
hipertensi.
derajat hipertensi.
utama.
hipertensi.
hipertensi.
waktu pulang.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Sebagai bahan informasi bagi pihak Rumah Sakit dalam meningkatkan
1.4.2 Menambah pengetahuan penulis tentang hipertensi dan untuk menerapkan ilmu
1.4.3 Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
darah secara abnormal dan terus menerus yang disebabkan satu atau beberapa faktor
secara normal.15
Tekanan darah manusia terdiri atas Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan
Tekanan Darah Diastolik (TDD). Tekanan Darah Sistolik adalah tekanan darah pada
waktu jantung menguncup dan Tekanan Darah Diastolik adalah tekanan darah pada
Tekanan darah orang yang sehat dapat bervariasi tergantung pada umur,
keadaan fisik dan aktivitas fisik yang dilakukan. Waktu badan bergerak, tekanan
darah khususnya sistolik akan naik untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
meningkat bagi tubuh. Oleh karena itu, kadang-kadang sulit untuk menetapkan
apakah seseorang menderita hipertensi atau tidak. Peningkatan tekanan darah yang
bersifat sementara disebabkan oleh perasaan gembira atau cemas (ketakutan) bukan
tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg. Tekanan darah normal bila tekanan darah
kurang dari130/80 mmHg, jika tekanan darah > 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi.
Kaplan (1985) membedakan defenisi hipertensi berdasarkan jenis kelamin dan usia.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Pria yang berusia 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu
berbaring 130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia berusia > 45 tahun
dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita
Pressure 6 (JNC 6) tahun 1999 dan JNC 7 tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasi
berdasarkan tekanan darah penderita, sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
c. Hipertensi Derajat 1 yaitu tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan
tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.
d. Hipertensi Derajat 2 yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 100 mmHg.
belum dapat diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi
ini.20 Keadaan ini berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan
faktor-faktor resiko seperti stress, kegemukan, terlalu banyak makan garam, dan
Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan tahanan
perifer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktivitas simpatik. Pada tahap
selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang
darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda hipertensi primer, bergantung pada
sudah dapat diketahui dengan pasti. Penyebabnya antara lain, kelainan pembuluh
darah, ginjal yang tidak berfungsi, gangguan kelenjar tiroid, atau penyakit kelenjar
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
adrenal, penyakit jantung, diabetes, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya
Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing,
tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan
seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut.16
serius, tampak sehat selama bertahun-tahun. Nyeri kepala yang terjadi pada pagi hari
dapat berkurang pada siang hari. Hipertensi yang terakselarasi berkaitan dengan
2.4 Epidemiologi
ringan, 20% hipertensi sedang dan 10% hipertensi berat. Pada setiap jenis hipertensi
ini dapat timbul krisis hipertensi dimana tekanan darah diastolik sangat meningkat
sampai 120-130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Di Amerika Serikat, diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa)
Serikat tahun 1999-2000 adalah sekitar 29-31%, yang berarti bahwa terdapat 58-65
terendah terdapat pada daerah Unggaran (1,82%) dan Lembah Balim (0,6%),
sedangkan prevalensi yang lebih tinggi terdapat pada daerah Silungkang (19,4%) dan
daerah Talang (17,8%). Di Indonesia, menurut penelitian Syakib, dkk (1984) dalam
masyarakat industri sebesar 11,3%, pada kelompok nelayan sebesar 9,5% dan pada
kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Jumlah kasus terbesar kedua adalah di kota
kabupaten / kota lain di Jawa Tengah. Pada tahun 2004 jumlah kasus hipertensi di
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil penelitian Rasmaliah dkk (2005) pada tahun 2004 angka
penyebabnya secara pasti, namun berbagai penyebab itu dapat ditemukan bila
a. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dihindarkan Atau Tidak Dapat Diubah
a.1 Genetik
Apabila riwayat hipertensi didapati pada kedua orang tua, maka dugaan
hipertensi essensial akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot
(satu sel telur) apabila salah satu diantaranya menderita hipertensi, dugaan hipertensi
Tekanan darah tinggi umum bagi keturunanan Afrika Amerika yang memiliki
kecenderungan menjadi penderita pada usia yang lebih muda dan lebih sering
Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi > 55 tahun yang tadinya
tekanan darahnya normal adalah 90%. Sampai umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak
menderita hipertensi dibanding perempuan. Hal ini diduga karena pria memiliki gaya
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan
wanita. Dari umur 55 s/d 74 tahun, perempuan lebih banyak menderita hipertensi
dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu sebelum
menurun.23,28
psikologis. Pada wanita seringkali dipicu oleh perilaku yang tidak sehat (misalnya
merokok, kelebihan berat badan), depresi, dan rendahnya status pekerjaan, sedangkan
pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman
hitam yaitu 25-30%, sedangkan golongan kulit putih yang menderita hipertensi
adalah 15%. Adanya kecenderungan heterogenitas gen antara ras yang berbeda
orang kulit hitam dibandingkan dengan orang kulit putih di Amerika Serikat,
disebabkan oleh stress dan rasa tidak puas ras kulit hitam terhadap nasib mereka.28
terdapat pada suku Lembah Bileam Jaya (0,65%) sedangkan yang tertinggi terdapat
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
b. Faktor Risiko Hipertensi Yang Dapat Dihindarkan Atau Diubah
secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tekanan darah tinggi. Fakta yang mendukung teori ini datang dari sebagian studi yang
masyarakat primitif yang mengkonsumsi sodium rendah lebih kecil peluangnya untuk
tekanan darah tinggi. Sementara masyarakat Barat yang asupan sodiumnya lebih
b.3 Merokok
darah sistolik yang naik sekitar 8 mmHg. Kenaikan tekanan darah terjadi saat sedang
merokok dan sesaat setelah selesai. Bila seorang perokok menderita hipertensi maka
resiko peluang terkena penyakit jantung dan stroke semakin besar, dibandingkan bila
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti
adrenalin yang dapat merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Rokok dapat
pada pembuluh darah jantung koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras.16
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa
takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon
adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta kuat, sehingga tekanan
darah akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha
sehingga terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu
dan fungsi adrenalin meningkat sehingga otak memerlukan darah yang lebih banyak.
Tanda-tanda stres antara lain: peningkatan denyut jantung, kekakuan otot, terutama
disekitar bahu dan leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, makan terlalu banyak atau
terlalu sedikit.29
mencegah risiko hipertensi. Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30-40
menit atau lebih sebanyak 3-4 hari per minggu, dapat menurunkan tekanan darah
sebanyak 10 mmHg pada bacaan sistolik dan diastolik. Olahraga tertatur selain dapat
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
mengurangi stres, juga dapat menurunkan berat badan, membakar lebih banyak lemak
berlebih yaitu meminum alkohol diatas 2-3 gelas setiap hari, akan cenderung
disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan di kalangan pria separuh baya,
kelompok masyarakat.28
2.5 Diagnosis
hipertensi essensial biasanya tidak ada gejala (asimtomatik) lebih dahulu sebagai
Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan
Tekanan darah biasanya diukur dengan sphygmomanometer air raksa dengan satuan
mmHg pada posisi duduk atau telentang. Adanya variasi yang besar tekanan darah,
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
diagnosis hipertensi harus berdasarkan beberapa kali pengukuran tensi darah yang
tampak sehat selama bertahun - tahun. Nyeri kepala suboksipital berpulsasi yang khas
terjadi pada permulaan pagi dan berkurang ketika siang hari adalah khas. Hipertensi
sama dengan gejala penyakit lainnya. Adapun gejala klinis yang dialami oleh
mudah marah, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat,
rasa berat di tengkuk, sering buang air kecil, terutama di malam hari, telinga
gangguan neurologi, gejala payah jantung, dan gejala lain akibat gangguan fungsi
ginjal sering dijumpai. Payah jantung dan gangguan penglihatan banyak dijumpai
pada hipertensi berat atau hipertensi maligna yang umumnya disertai dengan
gangguan pada ginjal. Gangguan serebral akibat hipertensi dapat berupa kejang atau
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
gangguan kesadaran bahkan sampai koma. Apabila gejala tersebut timbul, tekanan
2.7 Komplikasi16
terpenting adalah jantung, pembuluh darah, otak, ginjal dan mata. Adapun komplikasi
yang mungkin timbul tergantung pada berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah
diderita, adanya faktor-faktor risiko lain, dan bagaimana keadaan tersebut dikelola
atau ditangani.
a. Jantung
jantung dan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Pada hipertensi, beban kerja jantung
akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi perbesaran jantung
dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang
dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun
jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema, kondisi ini
b. Otak
terganggunya aliran darah di pembuluh arteri yang menuju ke otak. Pembuluh arteri
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
menyebabkan saluran arteri di otak pecah dan terjadi penumpahan darah ke otak.
c. Ginjal
darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan di dalam
ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam
tubuh.
d. Mata
Salah satu target organ hipertensi adalah mata. Retina dan pembuluh darah
mudah dipengaruhi hipertensi. Hipertensi ringan dan sedang yang berlangsung lama
pada penderita umur muda, dapat mempercepat timbulnya sklerosis pembuluh darah
halus. Hipertensi berat dan maligna akan menimbulkan kelainan retina yang disebut
retina.
terhadap hipertensi, yang belum nampak adanya faktor yang menjadi risiko. Upaya
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
penyakit hipertensi mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor
risiko lainnya.3
dan kemapanan di bidang sosial, ekonomi, dan pola kehidupan yang mempunyai
peraturan yang dibuat oleh pemerintah dengan membuat peraturan pada kotak rokok
terutama pada kelompok risiko tinggi.3 Tujuan pencegahan primer adalah untuk
Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah
salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan dengan
yang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya mengalami hipertensi.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
b. Pembatasan konsumsi garam dapur
c. Mengurangi Alkohol
Terdapat hubungan linear antara konsumsi alkohol, tingkat tekanan darah dan
antihipertensi, tetepi efek presor ini menghilang dalam 1-2 minggu dengan
d. Menghentikan rokok
menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah
penderita hipertensi.31
e. Olahraga teratur
Latihan fisik aerobik sedang secara teratur (jalan atau renang selama 30-45
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
aerobik sedang secara teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-8
terjadi untuk berulang atau menjadi lebih berat. Pencegahan ini ditujukan untuk
mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari
pencegahan ini dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur dan juga
berat atau kematian. Upaya yang dilakukan pada pencegahan tersier ini yaitu
menurunkan tekanan darah sampai batas yang aman dan mengobati penyakit yang
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
2.9 Penanggulangan Hipertensi
Dengan melakukan diet rendah kolesterol, namun kaya dengan serat dan
protein.
2. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh
3. Menghindari stress
1. Diuretika yaitu obat untuk mengurangi stres karena rangsangan ion natrium
dan air
2. Beta Blocker yaitu obat untuk mengurangi denyut jantung dan keluaran darah
dari tubuh
hormon pengatur tekanan darah agar darah dapat mengalir dengan lancar
darah. Aliran darah menjadi terbuka dan darah dapat mengalir lancar untuk
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 3
KERANGKA KONSEP
dokter sesuai yang tercatat pada kartu status dan dirawat inap di Rumah Sakit
3.2.3 Umur adalah umur penderita yang dicatat pada kartu status serta
dikategorikan atas :3
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.4 Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita sesuai yang
1. Laki-laki
2. Perempuan
3.2.5 Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita hipertensi sesuai
1. Islam
2. Protestan
3. Katholik
1. SD
2. SLTP
3. SLTA
4. Akademi/PT
3.2.7 Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan penderita diluar atau didalam rumah
1. Kawin
2. Belum Kawin
3. Janda atau duda
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.9 Keluhan Utama adalah keluhan/gangguan fisik yang sering dirasakan oleh
dikategorikan atas :
1. Prehipertensi, bila TDS 120-139 mmHg dan atau TDD 80-89 mmHg
2. Hipertensi derajat 1, bila TDS 140-159 mmHg dan atau TDD 90-99 mmHg
3. Hipertensi derajat 2, bila TDS >160 mmHg dan atau TDD >100 mmHg
3.2.11 Komplikasi adalah ada atau tidaknya gangguan fisiologis dan anatomis yang
dirasakan oleh penderita sebagai dampak lanjut dari hipertensi dan sifatnya
1. Ada komplikasi
2. Tidak ada komplikasi
dirasakan oleh penderita sebagai dampak lanjut dari hipertensi dan sifatnya
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.12 Rata-rata lama rawatan adalah lamanya seluruh penderita hipertensi menjalani
rawatannya.
hipertensi ketika selesai dirawat inap, sesuai pencatatan pada kartu status,
dikategorikan atas:
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 4
METODE PENELITIAN
lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Umum Daerah
Porsea tersedia data hipertensi dan belum pernah dilakukan penelitian tentang
2005-2007.
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2008 sampai Maret 2009, mulai
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita hipertensi yang
dirawat inap di bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Porsea pada
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah data penderita hipertensi yang dirawat
inap dibagian penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Porsea pada tahun 2005-
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam
medis dan kartu status penderita hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Porsea tahun 2005-2007 kemudian dicatat sesuai dengan variabel yang
diteliti.
program SPSS. Data dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan uji Chi-Square
dan Anova, selanjutnya hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1.1 Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir33
Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir dibangun sejak tahun 1979
dan diresmikan tahun 1982 oleh Gubernur Sumatera Utara EWP Tambunan sebagai
Rumah Sakit Tipe D milik Departemen Kesehatan (Depkes) yang dibangun di atas
lokasi seluas 20.679 m2 dan luas yang dipakai untuk bangunan seluas 3.486 m2 yang
berada di Kecamatan Porsea. Tahun 1996 menjadi RSU Daerah Porsea Tipe C milik
Tahun 1998 menjadi milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (sesuai dengan
Rumah Sakit Umum Daerah Porsea adalah rumah Sakit pemerintah kabupaten
Toba Samosir yang terletak di Kecamatan Porsea Toba Samosir. Wilayah kerja
intensif Rumah Sakit Umum Porsea meliputi 15 kecamatan dengan jumlah penduduk
± 168.596 jiwa dengan luas wilayah daratan 2.021,8 km2 yang dilayani 15 unit
Puskesmas.
terhadap masyarakat.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir
Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir adalah menjadi RSU Tipe
C terdepan di Sumatera Utara Tahun 2010. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Porsea
1. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit serta kualitas Sumber Daya
1. Pelayanan Medis, terdiri dari: Pelayanan Rawat Jalan (Instalasi Gawat Darurat
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Fisioterapi), dan Pelayanan Rawat Inap (Ruang Penyakit Dalam, Ruang Anak,
2. Pelayanan Non Medis, terdiri dari: Ruang Bedah, Ruang Radiologi, Ruang
Ruang Apotik.
Selain hal diatas, Rumah Sakit Umum Daerah Porsea juga berperan dalam
hal:
masyarakat
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.1.4 Tenaga Kesehatan
Samosir terdiri atas tenaga kesehatan PNS dan Non PNS. Secara rinci tenaga
kesehatan yang terdapat di RSUD Porsea dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.1 Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Toba Samosir
Tahun 2006
No Kategori Tenaga f %
1 Dokter Spesialis 7 5,3
2 Dokter Umum/PTT 10 7,5
3 Dokter Patologi Klinik 1 0,7
4 Dokter Gigi/Mulut 2 1,5
5 Tenaga Non Medis 31 23,3
6 Para Medis Non Perawatan 10 7,5
7 Para Medis Perawatan 63 47,4
8 Para Medis Perawatan Kebidanan 9 6,8
Total 133 100
Sumber : Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Porsea Toba Samosir, 2006
5.2.1 Sosiodemografi
Hasil penelitian penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun
pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan
Sosiodemografi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-
2007
No Karakteristik Sosiodemografi f Proporsi (%)
1 Umur (tahun)
< 40 10 8,9
≥ 40 102 91,1
Total 112 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 46 41,1
Perempuan 66 58,9
Total 112 100
3 Agama
Islam 10 8,9
Kristen Protestan 100 89,3
Katolik 2 1,8
Total 112 100
4. Pendidikan
SD 49 43,8
SLTP 43 38,4
SLTA 14 12,5
Akademi/Perguruan Tinggi 6 5,3
Total 112 100
5 Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 8 7,1
Pensiunan 12 10,7
Pegawai swasta 3 2,7
Petani 56 50,0
Ibu Rumah Tangga (IRT) 31 27,7
Pelajar 2 1,8
Total 112 100
6 Status Perkawinan
Kawin 97 86,6
Belum kawin 3 2,7
Janda atau duda 12 10,7
Total 112 100
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa penderita hipertensi yang dirawat inap
di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi pada kelompok umur ≥ 40 tahun yaitu
sebesar 91,1% (102 orang) dan pada kelompok umur < 40 tahun yaitu 8,9% (10
orang ). Jenis kelamin tertinggi adalah perempuan yaitu sebesar 58,9% (66 orang)
(100 orang), Islam sebesar 8,9% (10 orang), dan Katholik sebesar 1,8% (2 orang).
Tingkat pendidikan penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun
2005-2007, SD sebesar 43,8% (49 orang), SLTP sebesar 38,4% (43 orang), SLTA
Porsea tahun 2005-2007, yang tertinggi adalah petani sebesar 50% (56 orang), Ibu
Rumah Tangga sebesar 27,7% (31 orang), diikuti Pensiunan 10,7% (12 orang), PNS
sebesar 7,1% (8 orang), Pegawai swasta sebesar 2,7% (3 orang), dan pelajar sebesar
1,8% (2 orang).
RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah kawin sebesar 86,6% (97 orang),
janda atau duda sebesar 10,7% (12 orang), belum kawin sebesar 2,7% (3 orang).
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.2 Keluhan Utama
Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan keluhan utama yaitu sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan
lemas; sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk; jantung berdebar-
debar dan sesak nafas; sakit kepala, mual, muntah dan lemas; dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa keluhan utama penderita hipertensi
yang dirawat di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah sakit kepala
(pening,pusing,oyong) dan lemas sebesar 39,3% (44 orang), sakit kepala, mual,
muntah dan lemas sebesar 32,1% (36 orang), jantung berdebar-debar dan sesak nafas
sebesar 17,9% (20 orang), dan terendah adalah sakit kepala, rasa pegal dan tidak
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.3 Derajat Hipertensi
Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUP Porsea tahun 2005-
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa derajat tekanan darah penderita
hipertensi yang dirawat inap di RSUP Porsea pada tahun 2005-2007, tertinggi pada
hipertensi derajat 2 yaitu sebesar 52,7% (59 orang), hipertensi derajat 1 sebesar
37,5% (42 orang), dan terendah adalah prehipertensi yaitu sebesar 9,8% (11 orang).
Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan status komplikasi yaitu ada komplikasi dan tidak ada komplikasi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status
Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007
No Komplikasi f Proporsi (%)
1 Ada komplikasi 21 18,8
2 Tanpa komplikasi 91 81,2
Total 112 100
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi yang
dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tanpa komplikasi sebesar 81,2%
Jenis komplikasi pada penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea
Proporsi
No Jenis Komplikasi f
(%)
1 Penyakit Jantung Koroner 3 14,3
2 Ginjal 3 14,3
3 Stroke 14 66,6
4 Gangguan Penglihatan 1 4,8
Total 21 100
hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah yang
mengalami stroke sebesar 66,6% (14 orang), Penyakit Jantung Koroner sebesar
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
14,3% (3 orang), ginjal sebesar 14,3% (3 orang), dan terendah adalah gangguan
Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan rata-rata lama rawatan yaitu x, SD, Coefesien Variation, 95%
Confidence Interval, Minimum, Maksimum, dan n dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
Tabel 5.7 Rata-rata Lama Rawatan Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
RSUD Porsea Tahun 2005-2007
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa rata-rata lama rawatan penderita
hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 adalah 5,21 hari,
Standar Deviasi (SD) = 2,861 dengan 95% Confidence Interval 4,67-5,74, dan
Coefisien of Variation 54,91% (> 10%) artinya lama rawatan penderita hipertensi
bervariasi dengan rawatan tersingkat adalah 1 hari dan terlama adalah 14 hari.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.2.6 Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu Pulang Berobat Jalan (PBJ), Pulang
Atas Permintaan Sendiri (PAPS), dirujuk dan meninggal dunia dapat dilihat pada
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa keadaan sewaktu pulang penderita
hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 tertinggi adalah
Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 80,3% (90 orang), Pulang Atas Permintaan
Sendiri (PAPS) sebesar 14,3% (16 orang), dirujuk sebesar 3,6% (4 orang), dan
terendah adalah pulang dalam keadaan meninggal dunia sebesar 1,8% (2 orang).
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.3 Analisa Statistik
yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Umur (Tahun)
Derajat Total
No < 40 ≥ 40
Hipertensi
f % f % f %
1 Prehipertensi 2 18,2 9 81,8 11 100
2 Hipertensi derajat 1 3 7,1 39 92,9 42 100
3 Hipertensi derajat 2 5 8,5 54 91,5 59 100
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang dirawat
inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dengan prehipertensi pada kelompok umur
< 40 tahun sebesar 18,2% (2 orang) dan prehipertensi pada kelompok umur 40
tahun sebesar 81,8% (9 orang), hipertensi derajat 1 pada kelompok umur < 40 tahun
sebesar 7,1% (3 orang), dan pada kelompok umur ≥ 40 tahun sebesar 92,9 (39 orang),
hipertensi derajat 2 pada kelompok umur < 40 tahun sebesar 8,5% (5 orang) dan pada
Analisa dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena 2 sel (33,3%)
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.3.2 Rata-rata Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi
RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Lama Rawatan
No Derajat Hipertensi
f x SD
1 Prehiperetensi 11 4,00 2,280
Hipertensi Derajat 1
2 42 5,26 2,785
Hipertensi Derajat 2
3 59 5,39 2,994
F=1,110 df=2 p=0,333
Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa dari 112 orang penderita
sebanyak 11 orang memiliki rata-rata lama rawatan 4,00 hari dengan SD=2,280,
hipertensi derajat 1 sebanyak 42 orang memiliki rata-rata lama rawatan 5,26 hari
Berdasarkan uji statistik anova diperoleh nilai p=0,333 artinya tidak ada
hipertensi.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
5.3.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama
Derajat Hipertensi
Derajat Derajat Total
No Keluhan Utama Prehipertensi
1 2
f % f % f % f %
1 Sakit kepala (pening, 5 11,4 14 31,8 25 56,8 44 100
pusing, oyong) dan
lemas
2 Sakit kepala, mual, 3 8,3 18 50,0 15 41,7 36 100
muntah dan lemas
3 Sakit kepala, rasa 1 8,3 3 25,0 8 66,7 12 100
pegal dan tidak
nyaman di tengkuk
4 Jantung berdebar- 2 10,0 7 3 5,0 11 55,0 20 100
debar dan sesak nafas
Berdasarkan tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang
dirawat inap di RSUD porsea 2005-2007 yang mengalami sakit kepala (pening,
pusing, oyong) dan lemas pada prehipertensi sebesar 11,4% (5 orang), hipertensi
derajat 1 sebesar 31,8% (14 orang), dan hipertensi derajat 2 sebesar 56,8%
(25 orang). ). Penderita yang mengalami sakit kepala, mual, muntah dan lemas pada
prehipertensi sebesar 8,3% (3 orang), hipertensi derajat 1 sebesar 50% (18 orang),
dan hipertensi derajat 2 sebesar 41,7 (15 orang). Penderita yang mengalami sakit
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
kepala, rasa pegal dan tidak nyaman di tengkuk pada prehipertensi sebesar 8,3%
sesak nafas pada prehipertensi sebesar 10,0% (2 orang), hipertensi derajat 1 sebesar
Analisa statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5
RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Status Komplikasi
Ada Tidak Ada Total
No Derajat Hipertensi
Komplikasi Komplikasi
f (%) f (%) f %
1 Prehipertensi 0 0 11 100 11 100
2 Hipertensi derajat 1 5 11,9 37 88,1 42 100
3 Hipertensi derajat 2 16 27,1 43 72,9 59 100
2
X =6,543 df=2 p=0,038
Berdasarkan tabel 5.12 diatas dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang
dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 pada kelompok prehipertensi tidak
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
sebesar 11,9% (5 orang), dan yang tidak ada komplikasi sebesar 88,1% (37 orang),
hipertensi derajat 2 yang mengalami komplikasi sebesar 27,1% (16 orang), dan yang
inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tahun 2005-2007
Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang dirawat
inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 Pulang Berobat Jalan (PBJ) pada
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
prehipertensi sebesar 10% (9 orang), hipertensi derajat 1 sebesar 41,1% (37 orang),
hipertensi derajat 2 sebesar 48,9% (44 orang). Pulang Atas Permintaan Sendiri
18,8% (3 orang), hipertensi derajat 2 sebesar 68,8% (11 orang). Penderita yang
dirujuk ada pada hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 masing-masing sebesar
50% (2 orang). Penderita yang meningal dunia sebanyak 2 orang, yaitu pada
hipertensi daerajat 2.
Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1.1 Sosiodemografi
Proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
6.1.1.1 Umur
Proporsi kejadian hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
8.1%
91.9%
tertinggi pada kelompok umur ≥ 40 tahun sebesar 91,1% dan pada umur < 40 tahun
maka semakin meningkat risiko untuk menderita penyakit degeneratif yang salah
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Pada usia lanjut hipertensi terutama ditemukan kenaikan tekanan darah
sistolik. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar,
lumen pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi
Rumah Sakit Umum Herna Medan tahun 2002-2006, memperoleh jumlah penderita
Proporsi kejadian hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
41.1%
58.9%
Perempuan Laki-laki
tertinggi adalah perempuan sebesar 58,9% sedangkan laki-laki sebesar 41,1%. Hasil
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
penelitian diperoleh pasien yang dirawat lebih banyak berumur 40 tahun, hal ini
dapat dihubungkan dengan faktor risiko pada perempuan setelah menopause risiko
Masa menopause yang umumnya mulai terjadi pada usia 45 tahun. Masa
adalah berhentinya produksi estrogen. Menurunnya daya tahan tubuh, seiring dengan
daripada pria, penyebabnya adalah sebelum menopause wanita relatif terlindungi dari
pembuluh darah bagian dalam serta melenturkannya, sehingga aliran darah lancar dan
tekanannya turun. 35
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rissa Kurnia (2007) di Rumah
Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2007, yang
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.1.3 Agama
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
8.9% 1.8%
89.3%
Kristen Protestan Islam Katholik
adalah Kristen Protestan yaitu sebesar 89,3% dan terendah adalah Katholik 1,8%.
Penyakit hipertensi dapat diderita oleh semua pemeluk agama dan bukan
merupakan faktor risiko terjadinya penyakit hipertensi. Hasil dari penelitian ini lebih
banyak Kristen Protestan karena sebagian besar pasien yang datang berobat adalah
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ramah Saragih (2007) di Rumah
Sakit Umum Swadana Tarutung tahun 2005, memperoleh hasil jumlah penderita
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.1.4 Pendidikan
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
5.3%
12.5%
43.8%
38.4%
tertinggi adalah SD sebesar 43,8% dan terendah adalah akademi/PT sebesar 5,3%.
kelamin bahwa pendidikan SD yang tertinggi adalah perempuan sebesar 73,5%. Hasil
ini juga dihubungkan dengan tingkat pendidikan berdasarkan umur yang diperoleh
Batak yang pada awalnya pendidikan hanya untuk laki-laki. Kemudian sekolah ini
semakin meluas dan terbuka untuk umum, namun yang masuk sekolah pada
umumnya anak laki-laki saja. Halangan utama anak perempuan untuk masuk sekolah
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
adalah ideologi gender Batak Toba yaitu anak perempuan harus membantu ibunya.
mengambil air dan membantu di sawah dan diladang. Ibu merasa sangat rugi kalau
anak perempuannya pergi ke sekolah. Tahun 1920-an sekolah untuk anak perempuan
Pada saat ini, kondisi diatas sudah berubah. Pendidikan merupakan suatu
faktor yang penting untuk maju dan sangat kuat untuk masyarakat Batak Toba.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Andri Bakti (2008) di RSU
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.1.5 Pekerjaan
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
60
50
50
PROPORSI (%)
40
27.7
30
20
10.7
10 7.1
2.7 1.8
0
Petani Ibu Rumah Pensiunan PNS Pegawai Pelajar
Tangga swasta
dirawat di RSUD Porsea yang tertinggi adalah sebagai petani sebesar 50% dan yang
Hasil penelitian yang diperoleh 50% penderita adalah petani karena sebagian
besar penduduk Porsea adalah petani. Hal ini sesuai dengan data Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Toba Samosir (2006), jumlah penduduk yang bekerja
Rumah Sakit.40
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ramah Saragih (2007) yang
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
2.7%
10.7%
86.6%
Kawin Janda atau duda Belum kawin
status perkawinan tertinggi adalah kawin sebesar 86,6%, dan terendah adalah belum
kawin 2,7%.
penderita yang tertinggi adalah 40 tahun 91,1%, pada usia tersebut mayoritas
sudah menikah.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil peneltian ini sesuai dengan hasil penelitian Flora Sumbayak (2007) di
Rumah Sakit Umum Herna Medan tahun 2005-2006 yang memperoleh jumlah
penderita hipertensi yang tertinggi adalah yang sudah kawin sebesar 99,5%.34
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
10.7%
17.9% 39.3%
32.1%
Sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas
Sakit kepala, mual, muntah dan lemas
Jantung berdebar-debar dan sesak nafas
Sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman di tengkuk
tertinggi adalah Sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas yaitu sebesar 39,3%,
dan terendah adalah mengalami sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman ditengkuk
sebesar 10,7%.
lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat
Keluhan yang sering dialami penderita hipertensi antara lain, sakit kepala
(pusing, pening dan oyong), jantung berdebar-debar, sesak nafas, mual, muntah,
Hasil penelitian Rissa Kurnia (2007) di Rumah Sakit Umum Kota Panjang
dengan keluhan tertinggi adalah sakit kepala (pusing, oyong) sebesar 27,1%. 36
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan derajat hipertensi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
9.8%
52.7%
37.5%
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.8 memperlihatkan bahwa derajat hipertensi penderita di RSUP
Porsea pada tahun 2005-2007 tertinggi pada hipertensi derajat 2 sebesar 52,7% dan
menggunakan alat tensimeter yang dipasang atau dihubungkan pada lengan pasien
yang dalam keadaan duduk bersandar. Derajat tekanan darah ditentukan sesuai
dengan hasil pemeriksaan tekanan darah dari dua bacaan yaitu tekanan sistolik dan
tekanan diastolik.29
diastoliknya normal, maka yang dilihat adalah bacaan sitolik. Jika tekanan sistolik
tercatat 140mmHg atau lebih, tetapi tidak terjadi gangguan dari gejala hipertensi,
maka kasus ini disebut ISH (Isolated Systolic Hypertension). Umumnya sistolik akan
meningkat sejalan dengan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55
mempengaruhi tingginya derajat tekanan darah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Nila Perdamastia (2008) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Muhammad Zein Painan
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.4 Status komplikasi
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan status komplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
18.8%
81.2%
Tidak ada Ada
tertinggi adalah tidak mengalami komplikasi yaitu sebesar 81,2% dan terendah
Status komplikasi dibedakan atas ada atau tidaknya penyakit lain yang
jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses pengrusakan dinding pembuluh
darah lebih cepat.29 Adapun komplikasi yang mungkin timbul tergantung pada berapa
tinggi tekanan darah, berapa lama telah diderita, adanya faktor risiko yang lain, dan
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil penelitian Nila Perdamastia (2008) di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
4.8%
14.3%
14.3%
66.6%
penderita hipertensi tertinggi adalah stroke sebesar 66,6% dan terendah komplikasi
sistolik > 130 mmHg atau kenaikan tekanan darah yang mendadak tinggi. Hipertensi
yang tidak diobati dengan baik akhirnya menyebabkan komplikasi pada organ tubuh
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
diantaranya otak (stroke), jantung, (penyakit jantung koroner, payah jantung), ginjal
cepat. Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dua kali dan
meningkatkan risiko stroke delapan kali dibanding dengan orang yang tidak
mengalami hipertensi.30
oleh penderita hipertensi yang tertinggi adalah stroke yaitu sebesar 66,4%. Jenis
stroke dalam penelitian ini tidak dibedakan karena keterbatasan fasilitas kesehatan
41 tahun, perempuan, dengan tekanan darah 170/110 mmHg, tidak jelas glaukoma
atau retinopati.
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa rata-rata lama rawatan penderita
hipertensi dari tahun 2005-2007 adalah 5,21 hari, Standar Deviasi (SD) = 2,861 hari
dengan koefisien of varian > 10% artinya hari rawatan penderita hipertensi bervariasi
dengan lama rawatan paling singkat adalah 1 hari dan paling lama adalah 14 hari.
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata lama
rawatan penderita hipertensi adalah diantara 4,67 sampai dengan 5,74 hari.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.1.6 Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-
2007 berdasarkan keadaan waktu pulang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
3.6% 1.8%
14.3%
80.3%
yang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 80,3% dan terendah adalah
jalan, selain itu hipertensi yang cepat diobati tidak menimbulkan komplikasi sehingga
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Penderita yang dirujuk merupakan pasien yang tidak dapat ditangani di RSUD
Porsea karena keterbatasan peralatan dan tenaga medis dalam memberikan pelayanan
pada pasien yang membutuhkan pengobatan dan pelayanan yang lebih intensif,
karena RSUD Porsea merupakan Rumah Sakit tipe C yang masih sedang
dengan angkan Case Fatality Rate adalah 1,8% oleh karena komplikasi stroke.
RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
80
60
40
18.2
20 7.1 8.5
0
Prehipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.12 memperlihatkan bahwa penderita hipertensi dengan
prehipertensi umur 40 tahun sebesar 81,8%, sedangkan yang berumur < 40 tahun
92,9%, sedangkan yang berumur < 40 tahun sebesar 7,1%, penderita hipertensi
derajat 2 yang berumur 40 tahun sebesar 91,5% sedangkan yang berumur < 40
Analisa dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena 2 sel (33,3%)
yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar
dibawah ini:
Prehipertensi 4
0 1 2 3 4 5 6
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.13 memperlihatkan bahwa hasil penelitian menunjukkan lama
rawatan penderita hipertensi dengan derajat hipertensi secara bermakna tidak jauh
berbeda, lama rawatan yang paling lama adalah hipertensi derajat 2 yaitu 5,39 hari
Hasil penelitian Nila Perdamastia (2008) di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Muhammad Zein Painan tahun 2002-2007 yang memperoleh lama rawatan yang
yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar
dibawah ini:
80 66.7
70 56.8
60 50 55
50 41.7
31.8 35
40
25
30
20 11.4 8.3 8.3 10
10
0
Sakit kepala (pening, Sakit kepala, mual, Sakit kepala, rasa Jantung berdebar-
pusing, oyong) dan muntah dan lemas pegal dan tidak debar dan sesak
lemas nyaman di tengkuk nafas
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.14 memperlihatkan bahwa penderita hipertensi yang rawat inap di
RSUD porsea yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 yang mengalami
sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas pada prehipertensi sebesar 11,4%,
hipertensi derajat 1 sebesar 31,8%, dan hipertensi derajat 2 sebesar 56,8%. Penderita
yang mengalami sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman di tengkuk pada
prehipertensi sebesar 8,3%, hipertensi derajat 1 sebesar 25,0%, dan hipertensi derajat
2 sebesar 66,7%. Penderita yang mengalami jantung berdebar-debar dan sesak nafas
pada prehipertensi sebesar 10,0%, hipertensi derajat 1 sebesar 35,0%, dan hipertensi
derajat 2 sebesar 55,0%. Penderita yang mengalami Sakit kepala, mual, muntah dan
lemas pada prehipertensi sebesar 8,3%, hipertensi derajat 1 sebesar 50%, dan
Analisa statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5
dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
120
100
100 88.1
PROPORSI (%)
80 72.9
60
40 27.1
20 11.9
0
0
Prehipertensi Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2
komplikasi sebesar 26,7% dan yang tidak ada komplikasi sebesar 73,3%, hipertensi
derajat 1 yang mengalami komplikasi sebesar 11,9% dan yang tidak ada komplikasi
sebesar 88,1%, hipertensi derajat 2 yang mengalami komplikasi sebesar 21,8% dan
Analisa dengan uji pearson chi-square p<0,05 yang berarti ada perbedaan antara
mengalami komplikasi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa derajat
tekanan darah yang tinggi dapat menimbulkan komplikasi terhadap organ target
bagian tubuh. 31 Bagian tubuh yang terpenting adalah jantung, otak, ginjal dan mata.16
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
6.2.5 Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007 dapat dilihat dari gambar
dibawah ini:
120
100
100
PROPORSI (%)
80 68.8
60 48.9 50 50
41.1
40
18.8
20 10 12.4
0 0 0
0
PBJ PAPS Dirujuk Meninggal
RSUD Porsea tahun 2005-2007 Pulang Berobat Jalan (PBJ) pada prehipertensi
sebesar 10%, hipertensi derajat 1 sebesar 41,1%, hipertensi derajat 2 sebesar 48,9%
(44 orang). Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) pada prehipertensi sebesar
Penderita yang dirujuk ada pada hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 masing-
masing sebesar 50% (2 orang). Penderita yang meningal dunia 100% pada hipertensi
daerajat 2.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan catatan kartu status, penderita hipertensi yang Pulang Atas
Permintaan Sendiri (PAPS) dari 16 orang penderita 50% (8 orang) laki-laki dan 50%
(8 orang) perempuan, 18,8% (3 orang) berumur < 40 tahun dan 81,3% (13 orang)
40 tahun.
tahun, 50% (2 orang) laki-laki dan 50% (2 orang) perempuan. Penderita yang dirujuk
adalah penderita yang keadaannya sangat parah hal ini dapat dilihat dari derajat
hipertensi dan status komplikasi. Penderita yang dirujuk memiliki tekanan darah
Penderita yang meninggal dunia sebanyak 2 orang dengan angka Case Fatality
Rate (CFR) adalah 1,8%. Semuanya berumur 40 tahun, perempuan dan jenis
240/170mmHg.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
(86,6%).
7.1.2 Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama adalah sakit
7.1.7 Tidak ada perbedaan rata-rata lama rawatan berdasarkan derajat hipertensi
( p=0,333).
7.1.8 Rata-rata lama rawatan penderita hipertensi yang paling lama adalah
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
7.1.10 CFR penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Porsea tahun 2005-2007
yaitu 1,8%.
7.2 Saran
7.2.2 Bagi penderita hipertensi tetap mengontrol tekanan darah secara rutin,
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
4. WHO, 2001. The World Health Report 2001. Mental Health: New
Understanding, New Hope, WHO Geneva.
9. Depkes RI.2004. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2004, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
11. Depkes RI, 2001. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000.
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Propinsi Sumatera Utara,
Medan.
12. Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004.
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Propinsi Sumatera Utara,
Medan
13. Hanim, A., 2003. Karakteristik Penderita hipertensi Yang Rawat Inap Di
Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam
Malik Medan Tahun 1999-2001. Skripsi FKM USU, Medan.)
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
14. Herlina, 2005. Karakteristik penderita Hipertensi Rawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam Rumah Sakit Haji Medan Tahun 1999-2004. Skripsi
Mahasiswa fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
16. Soeharto, I., 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan
Lemak & Kolesterol. Edisi kedua, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
18. E J, Kapojos, S., 2001.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FK UI, Jakarta.
19. Kaplan, M,N, 2006. Clinical Hypertension. Lippincot Williams and Wilkins.
USA.
20. Arief Irfan, 2008. Hipertensi : Faktor Resiko dan Penatalaksanaannya. http: //
: www.pjnhk.go.id/content/view/1372/31.
22. Majid Abdul,2004. Krisis Hipertensi Aspek klinis dan pengobatan. http://
library usu,ac.id/dounload/fk/fisiologi.abdul%20 Majid.pdf.
23. Muchid Abdul, 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Dikjen
Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.
25. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005. Profil Kesehatan Jawa Tengah
Tahun 2005. http://www.dinkes jateng.org/profil 2005/bab 4 htm.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
28. Depkes RI, 2006. Pedoman Teknis dan Penemuan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Direktorat Jenderal PP&PL. Kantor Departemen Kesehatan Propinsi
Sumatera Utara.
30. Beaghole, dkk., 1997. Dasar-Dasar Epidemiolgi. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
31. Joewono, B.S., 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Penerbit Airlangga University
Press, Surabaya.
32. Tjay, T.H., Rahardja, K., 2002. Obat-obat Penting. Khasiat, Penggunaan, dan
Efek Sampingnya. Edisi V, Penerbit Pt. Gramedia, Jakarta.
33. Dinas Kesehatan Toba Samosir, 2007. Profil Kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Porsea 2006, Toba Samosir.
34. Sumbayak, F., 2007. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 2005-2006, Skripsi FKM
USU.
36. Kurnia, R., 2007. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di
Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang
Sumatera Barat Tahun 2002-2006, Skripsi FKM USU.
37. Saragih, R., 2007. Karakteristik Penderita Hipertensi yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Umum swadana Tarutung tashun 2005, Skripsi FKM USU.
39. Bakti Andri, 2008. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Umum Padang Sidempuan Tahun 2005-2006, Skripsi FKM
USU.
40. BPS, 2006. Porsea Dalam Angka 2006, Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba
Samosir.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
41. Perdamastia, N., 2008. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum daerah dr. Muhammad Zein Painan Tahun 2002-
2007, Skripsi FKM USU.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 2
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 40 tahun 10 8.9 8.9 8.9
>= 40 tahun 102 91.1 91.1 100.0
Total 112 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 46 41.1 41.1 41.1
perempuan 66 58.9 58.9 100.0
Total 112 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid islam 10 8.9 8.9 8.9
kristen protestan 100 89.3 89.3 98.2
katholik 2 1.8 1.8 100.0
Total 112 100.0 100.0
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 49 43.8 43.8 43.8
SLTP 43 38.4 38.4 82.1
SLTA 14 12.5 12.5 94.6
Akademi/PT 6 5.4 5.4 100.0
Total 112 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai Negeri Sipil
8 7.1 7.1 7.1
(PNS)
Pensiunan 12 10.7 10.7 17.9
Pegawai swasta 3 2.7 2.7 20.5
petani 56 50.0 50.0 70.5
Ibu Rumah Tangga (IRT) 31 27.7 27.7 98.2
Pelajar 2 1.8 1.8 100.0
Total 112 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
status kawin penderita hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kawin 97 86.6 86.6 86.6
belum kawin 3 2.7 2.7 89.3
janda atau duda 12 10.7 10.7 100.0
Total 112 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sakit kepala (pening,
pusing, oyong) dan 44 39.3 39.3 39.3
lemas
Sakit kepala, mual,
36 32.1 32.1 71.4
muntah dan lemas
Sakit kepala, rasa pegal
dan tidak nyaman di 12 10.7 10.7 82.1
tengkuk
Jantung berdebar-debar
20 17.9 17.9 100.0
dan sesak nafas
Total 112 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
derajat hipertensi
N Valid 112
Missing 0
derajat hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pre hipertensi 11 9.8 9.8 9.8
hipertensi derajat 1 42 37.5 37.5 47.3
hipertensi derajat 2 59 52.7 52.7 100.0
Total 112 100.0 100.0
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Frequencies
Statistics
status komplikasi
N Valid 112
Missing 0
status komplikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada 21 18.8 18.8 18.8
tidak ada 91 81.3 81.3 100.0
Total 112 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid penyakit jantung koroner 3 2.7 14.3 14.3
ginjal 3 2.7 14.3 28.6
stroke 14 12.5 66.7 95.2
gangguan penglihatan 1 .9 4.8 100.0
Total 21 18.8 100.0
Missing System 91 81.3
Total 112 100.0
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama penderita dirawat 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Descriptives
Frequencies
Statistics
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pbj 90 80.4 80.4 80.4
paps 16 14.3 14.3 94.6
rujuk 4 3.6 3.6 98.2
meninggal 2 1.8 1.8 100.0
Total 112 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
derajat hipertensi * umur
112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
penderita hipertensi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
derajat hipertensi * umur penderita hipertensi Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.338a 2 .512
Likelihood Ratio 1.107 2 .575
Linear-by-Linear
.408 1 .523
Association
N of Valid Cases 112
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .98.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Oneway
Descriptives
ANOVA
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
keluhan utama
penderita hipertensi 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
* derajat hipertensi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
keluhan utama penderita hipertensi * derajat hipertensi Crosstabulation
derajat hipertensi
hipertensi hipertensi
pre hipertensi derajat 1 derajat 2 Total
keluhan Sakit kepala (pening, Count 5 14 25 44
utama pusing, oyong) dan Expected Count 4.3 16.5 23.2 44.0
penderita lemas % within keluhan utama
hipertensi 11.4% 31.8% 56.8% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
45.5% 33.3% 42.4% 39.3%
hipertensi
Sakit kepala, mual, Count 3 18 15 36
muntah dan lemas Expected Count 3.5 13.5 19.0 36.0
% within keluhan utama
8.3% 50.0% 41.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
27.3% 42.9% 25.4% 32.1%
hipertensi
Count
Sakit kepala, rasa pegal 1 3 8 12
dan tidak nyaman di Expected Count 1.2 4.5 6.3 12.0
tengkuk % within keluhan utama
8.3% 25.0% 66.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
9.1% 7.1% 13.6% 10.7%
hipertensi
Count
Jantung berdebar-debar 2 7 11 20
dan sesak nafas Expected Count 2.0 7.5 10.5 20.0
% within keluhan utama
10.0% 35.0% 55.0% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
18.2% 16.7% 18.6% 17.9%
hipertensi
Total Count 11 42 59 112
Expected Count 11.0 42.0 59.0 112.0
% within keluhan utama
9.8% 37.5% 52.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
hipertensi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.066a 6 .668
Likelihood Ratio 4.037 6 .672
Linear-by-Linear
.687 1 .407
Association
N of Valid Cases 112
a. 5 cells (41.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.18.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
derajat hipertensi *
112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
status komplikasi
status komplikasi
ada tidak ada Total
derajat pre hipertensi Count 0 11 11
hipertensi Expected Count 2.1 8.9 11.0
% within derajat
.0% 100.0% 100.0%
hipertensi
% within status
.0% 12.1% 9.8%
komplikasi
hipertensi derajat 1 Count 5 37 42
Expected Count 7.9 34.1 42.0
% within derajat
11.9% 88.1% 100.0%
hipertensi
% within status
23.8% 40.7% 37.5%
komplikasi
hipertensi derajat 2 Count 16 43 59
Expected Count 11.1 47.9 59.0
% within derajat
27.1% 72.9% 100.0%
hipertensi
% within status
76.2% 47.3% 52.7%
komplikasi
Total Count 21 91 112
Expected Count 21.0 91.0 112.0
% within derajat
18.8% 81.3% 100.0%
hipertensi
% within status
100.0% 100.0% 100.0%
komplikasi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.543a 2 .038
Likelihood Ratio 8.472 2 .014
Linear-by-Linear
6.449 1 .011
Association
N of Valid Cases 112
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.06.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
keadaan waktu pulang
penderita hipertensi * 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
derajat hipertensi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
keadaan waktu pulang penderita hipertensi * derajat hipertensi Crosstabulation
derajat hipertensi
hipertensi hipertensi
pre hipertensi derajat 1 derajat 2 Total
keadaan waktu pbj Count 9 37 44 90
pulang penderita Expected Count 8.8 33.8 47.4 90.0
hipertensi % within keadaan
waktu pulang 10.0% 41.1% 48.9% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
81.8% 88.1% 74.6% 80.4%
hipertensi
paps Count 2 3 11 16
Expected Count 1.6 6.0 8.4 16.0
% within keadaan
waktu pulang 12.5% 18.8% 68.8% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
18.2% 7.1% 18.6% 14.3%
hipertensi
rujuk Count 0 2 2 4
Expected Count .4 1.5 2.1 4.0
% within keadaan
waktu pulang .0% 50.0% 50.0% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
.0% 4.8% 3.4% 3.6%
hipertensi
meninggal Count 0 0 2 2
Expected Count .2 .8 1.1 2.0
% within keadaan
waktu pulang .0% .0% 100.0% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
.0% .0% 3.4% 1.8%
hipertensi
Total Count 11 42 59 112
Expected Count 11.0 42.0 59.0 112.0
% within keadaan
waktu pulang 9.8% 37.5% 52.7% 100.0%
penderita hipertensi
% within derajat
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
hipertensi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 5.324a 6 .503
Likelihood Ratio 6.727 6 .347
Linear-by-Linear
2.019 1 .155
Association
N of Valid Cases 112
a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .20.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan penderita
hipertensi * jenis kelamin 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
penderita hipertensi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.356a 3 .025
Likelihood Ratio 9.503 3 .023
Linear-by-Linear
4.441 1 .035
Association
N of Valid Cases 112
a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.46.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan penderita
hipertensi * umur 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
penderita hipertensi
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
pendidikan penderita hipertensi * umur penderita hipertensi Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 20.469a 3 .000
Likelihood Ratio 15.299 3 .002
Linear-by-Linear
12.142 1 .000
Association
N of Valid Cases 112
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .54.
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009