Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013

A. PENDAHULUAN

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan


Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mewujudkan upaya tersebut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (3) memerintahkan
agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang telah diatur dengan Undang-Undang. Perwujudan dari amanat
Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Seiring dengan perubahan waktu dalam kurikulum, Kurikulum 2013 merupakan
Kurikulum baru pada saat ini yang merupakan implementasi dari Undang-Undang nomor 32
tahun 2013 dengan melihat kebutuhan masyarakat dan pemerintah. Dengan adanya
perubahan kurikulum tersebut, hakikat tujuan Pendidikan Nasional tetap tidak berubah, yaitu
untuk mencerdaskan bangsa dan menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dinamika sistem pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini berjalan sangat pesat.
Berbagai rasional dikemukakan untuk menata sistem pendidikan di Indonesia demi
terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang berkompetensi unggul, berkarakter,
memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi, serta mampu berpartisipasi dalam kehidupan di
era global. Salah satu bentuk tatanan yang dilakukan oleh pemerintahan Indonesia adalah
munculnya kebijakan pembaharuan kurikulum untuk pendidikan dasar dan menengah. Pada
tahun ajaran 2013/2014 kementerian pendidikan dan kebudayaan menetapkan
diberlakukannya kurikulum 2013 sebagai pengganti kurikulum 2006.
Dilakukanlah uji coba pada beberapa sekolah yang dikenal sebagai pilot project untuk
melaksanakan kurikulum 2013. Dikatakan sebagai ujicoba, karena kelengkapannya masih
dalam proses. Pada tahun ajaran 2014/2015 beberapa sekolah yang tahun sebelumnya belum
melaksanakan kurikulum 2013 mulai melaksanakan kurikulum 2013 untuk kelas awal.
Sedangkan beberapa sekolah yang lainnya tetap menggunakan kurikulum 2006. Pada
pertengahan tahun ajaran 2014/2015, tepatnya bulan Desember 2014 keluar permendikbud
160/2014, yang isinya satuan pendidikan dasar dan menengah yang melaksanakan kurikulum
2013 sejak tahun ajaran 2014/2015 untuk kembali melaksanakan kurikulum 2006 di semester
dua, sedangkan yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 sejak tahun 2013/2014 tetap
menggunakan kurikulum 2013.
Pada tahun ajaran 2016/2017 yang akan datang, ada kehendak untuk mengganti
kurikulum 2013 dengan ditambahi kata penyempurnaan, pada sekolah yang sudah
melaksanakan kurikulum 2013, dan pada beberapa sekolah yang dikategorikan telah
memenuhi syarat untuk memulai menggunakan kurikulum 2013 penyempurnaan. Dengan
demikian pada tahun ajaran 2016/2017 yang akan dating, diberlakukan tiga kurikulum di
Indonesia, yaitu; kurikulum 2006, kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 hasil
penyempurnaan. Beberapa sekolah rintisan pada tahun ajaran 2016/2017 memberlakukan dua
kurikulum, yaitu; kurikulum 2013 untuk kelas 8; 9; 11 dan 12, sedangkan kelas 7 dan 10
menggunakan kurikulum 2013 hasil penyempurnaan. Sekolah yang lain menggunakan
kurikulum 2013 penyempurnaan untuk kelas 7 dan 10, sedangkan untuk kelas 8; 9; 11 dan 12
masih menggunakan kurikulum 2006; dan beberapa sekolah masih menggunakan kurikulum
2006.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut,
ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi
kedua dimensi tersebut.

B. DEFINISI KURIKULUM
Secara etimologi kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang
artinya pelari, dan currere yang artinya tempat berpacu atau tempat berlomba yang berarti
jarak tempuh lari, yaitu jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start
hingga finish.
Istilah kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan dengan alasan
kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Sehingga kurikulum memiliki beberapa aspek penting seperti
perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan
dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.

C. DEFINISI KURIKULUM 2013


Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari UU no. 32 tahun 2013. Kurikulum
2013 ini merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
dan KTSP. Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang terdapat pada pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional
yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik kurikulum 2013 yang
diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat secara positif.

D. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatifdan
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:


a. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama
b. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya)
c. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet)
d. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains)
e. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)
f. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia
g. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik
h. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines)
i. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis

E. DASAR PENYUSUNAN KURIKULUM 2013


a. Landasan yuridis
Secara yuridis Secara yuridis, kurikulum merupakan suatu kebijakan publik
yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis dalam bidang
pendidikan. Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005, peraturan mentri pendidikan Nasional
nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan dan peraturan Mentri
pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi

b. Landasan Filosofis
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa
kini. Berbagai perkembangan dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik
yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia, dikemas dalam konten
pendidikan.
c. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar
teori pendidikan berbasis kompetensi. Berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku
untuk setiap kurikulum. Berdasarkan kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk
bersikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, untuk melaksanakan suatu
tugas di sekolah, masyarakat dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi.

d. Landasan Empiris
Dewasa ini kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan
kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga
menimpa generasi muda. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan
tersebut berasal dari kurikulum, namun para ahli pendidikan dan tokoh masyarakat
menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum. Yang
terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang
belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu
kurikulum 2013 ini hadir untuk menjawab segala persoalan yang berkaitan dengan
masalah tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tujuan pendidikan
nasional.

F. KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam kompetensi
dasar.
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
yang harus dipelajari.
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu mata pelajaran
d. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,psikomotorik dan
pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran yang ditandai oleh
banyaknya KD suatu mata pelajaran
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,
topik atau sesuatu yang beasal dari pendekatan “disciplinary-based curriculum” atau
content-based curriculum”
f. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif, saling memperkuat
dan memperkaya antar mata pelajaran.
g. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang
memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi. Yang mana
pengetahuan merupakan konten yang bersifat tuntas (mastery). Sedangkan kognitif
dan psikomotorik merupakan kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan.
Sedangkan sikap merupakan kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
h. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi yang bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi.

Aspek Kurikulum 2006 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013-P

Tujuan Konsep SKL, SK, Konsep SKL, KI, KD, Konsep SKL, KI, KD,
KD, Indikator Indikator dan Indikator dan
Pembelajaran Tujuan
dan pada Standar
Tujuan; Kompetensi Standar
Tujuan; Kompetensi
setiap Lulusan (SKL) Lulusan (SKL)
Isi dan Bahan Pengetahuan; Pengetahuan,
berdasar sekolah;sikap Pengetahuan,
ditentukan sebelumsikap
mata pelajaran;
Tersedia buku dan keterampilan; dan keterampilan;
menetapkan
Pelajaran
Kegiatan Mengacu
SKL Menggunakan Menggunakan
teks untuksetiap
untuk siswa KI untuk setiap Standar Isi, Standar
kepada
mata pelajaran Integratif;
pendekatan
mata pelajaran Integratif;
pendekatanm Sikap
Pembelajaran dan guru Proses, dan Standar
dan kelas
sebagai bahan saintifik;
sama danProses
berbeda bersifat
saintifik;pembinaan;
Proses
permendiknas Ada pada semua Penilaian;
(permen No.
pelajaran; belajar untukjenjang
untuk setiap belajar untuk
No. mata pelajaran; Hanya ada pada
mendapatkan
kelas; mendapatkan
KD-KD pada aspek
23/2006);
Buku teks mata pelajaran
41/2007 pengetahuan,
Bahan pelajaran sikap pengetahuan,
sikap (SSp dan sikap
SSs),
bersifat terbuka KD-KD pada aspek PPKn dan PABP;
tentang
SK dan KDstandar dan keterampilan
disajikan dalam dan
aspekketerampilan
pengetahuan
untuk dipilih sikap (SSp dan SSs),
dilakukan
proses;
menjadi arah buku siswamelalui
dan dilakukan
dan aspek
Bahan melalui
pelajaran
dan aspek pengetahuan
pendekatan pendekatan saintifik
dan landasan buku guru; Buku keterampilan
disajikan dalam
dipergunakan dan aspek
saintifik; serta pendekatan
disajikan secara
untuk siswa dan buku buku siswa dan
dalam keterampilan atau model
koheren; sudah
mengembangka guru menjadi buku guru;
pembelajaran; Ada persepsi
disajikan tidakharus pembelajaran
n materi pokok, pegangan utama; berpasangan; lain
Buku yang menggunakan Buku
yang siswa
dianggapdantepat
kegiatan Ketidakleluasaan
koheren; sehingga sehingga guru
diperkenankan pendekatan saintifik buku guru menjadi
pembelajaran, untuk
guru harus memilih oleh guru;
tinggal
untuk dalam merupakan salah
dan indikator menggunakan
KD KD yang menggunakannya.
dipergunakan pembelajaran; Aspek sikap,
satu sumber bahan
pencapaian bahan
memilikipelajaran di
tidak tunggal, Setiap mata pembelajarannya
pelajaran;
kompetensi luar BS
keterkaitan,
tidak satu- pelajaran dengan dilakukan secara
untuk penilaian; berpatokan
mebelajarkan pada
sikap, Ada keleluasaan
langsung dan tidak
satunya dan dan BG;
KD aspek
pengetahuan dan untuk
langsung; hanya
harus sudah
pengetahuan;
Ada pembatasan
keterampilan; menggunakan
PPKn
divalidasi
jenis pengetahuan bahan pelajaran di
kementerian; Dari diberi tahu dan PABP yang
yang dibelajarkan luar BS dan BG;
menjadi mencari
pada peserta didik; langsung.
tahu; Mengacu Tidak ada
pada permendikbud pembatasan jenis
Dari diberi tahu
No. pengetahuan
menjadi yang
mencari
dibelajarkan pada
tahu;
103/20014;
peserta didik;;hanya
HOT;
disesuaikan dengan
perkembangan
berpikirnya;
Penilaian Mengacu Mengacu pada Mengacu pada
kepada permendikbud No. permendikbud No.

permendiknas 104/20014; 53/2015;


No.
Semua mata Penilaian sikap
20/2007; pelajaran hanya pada mata
memberikan pelajaran PPKn dan
penilaian pada PABP; Mata
aspek sikap pelajaran lain
pengetahuan dan memberikan
keterampilan; support terhadap
Penilaian diberikan aspek sikap
dalam bentuk
angka, yang ditampilkan
peserta didik;
predikat dan
Penilaian sikap
deskripsi;
bersifat pembinaan,
bukan justifikasi;

Penilaian diberikan
dalam bentuk
angka, predikat dan
deskripsi;

Silabus dan Silabus Silabus Silabus


dikembangkan dikembangkan oleh dikembangkan oleh
RPP
oleh sekolah kementerian kementerian
secara mandiri pendidikan dan pendidikan dan
atau kelompok kebudayaan; kebudayaan;
dibawah sekolah tinggal sekolah tinggal
koordinasi dinas menggunakannya; menggunakannya;
pendidikan RPP dikembangkan
RPP dikembangkan oleh guru dengan
setempat;
oleh guru dengan mengacu kepada
RPP mengacu kepada
permendikbud
dikembangkan permendikbud No.
oleh guru No. ???.
dengan 103/2014.
mengacu
kepada
permendiknas
No.

23/2006.
G. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

1. Dari segi pemahaman dan Pelaksanaan


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang yang simple dan praktis karena
menjadi sebuah kurikulum penyempurna pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang masih menitik beratkan kepada kompetensi yang di utamakan.
Kurikulum 2013 melihat dari segi kebutuhan masyarakat dari segi spiritual, sosial,
pengetahuan dan keterampilan yang saat ini sedikit digeser karena pengaruh media,
lingkungan dan juga tekanan belajar yang semakin menumpuk dengan adanya materi
pembelajaran yang selalu bertambah seiring dengan kebutuhan.

2. Dari segi Materi


Kurikulum 2013 dari segi materi lebih fleksibel artinya lebih mudah dipahami
oleh siswa dan juga para pendidik karena jam mata pelajaran dikurangi dan
menambah jam pelajaran,hal itulah yang sangat menonjol dalam perubahan pada
KTSP menuju Kurikulum 2013. Seperti pada struktur mata pelajaran sudah tidak
menggunakan Standar Kompetensi yang terlalu banyak melahirkan materi baru, akan
tetapi menggunakan 4 Kompetensi Inti (KI) yang harus dikuasai dan dipahmi oleh
peserta didik. Adapun 4 Kompetensi Inti (KI) tersebut adalah KI 1 (spiritual), KI 2
(sosial), KI 3 (pengetahuan) dan KI 4 (keterampilan).

3. Dari segi Media Pembelajaran


Sedangkan dari segi media pembelajaran, perencanaan materi pengajaran dan
proses belajar mengajar membutuhkan penerapan media yang extra sehingga
menuntut seorang guru dan siswa untuk selalu belajar dan memanfaatkan media
pembelajaran yang sudah ada dan yang sudah dipersiapkan.

4. Dari segi Metode Pembelajaran


Dari segi metode pembelajaran kurikulum 2013 lebih aktif dalam penggunaan
dan pemanfaatan berbagai metode seperti halnya metode simulasi, sosiodrama,
bermain, diskusi, dan metode yang lain yang sangat mampu menjadi sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional yang diharapkan.

5. Dari segi Penilaian


Sistem penilaian pada Kurikulum 2013 dikatakan lebih baik karena mencakup
3 ranah domain belajar yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Karena ketiga
domain tersebut sama-sama menjadi sangat penting dari pada hanya mengutamakan
aspek kognitif (pengetahuan).

H. HAMBATAN IMPLEMENTSI KURIKULUM 2013


Adapun hambatan dari pelaksanaan kurikulim 2013 sebagai berikut:
1. Dari segi pelaksanaan
Hambatan dari segi pelaksanaan ini banyaknya pendidik dan siswa kurang
memahami tentang perubahan kurikulum dari KTSP menuju Kurikulum 2013.
Terutama pendidik belum tahu banyak dalam memahami apa saja yang perlu
ditekankan di Kurikulum 2013. Sehingga diperlukan pelatihan untuk para guru dalam
pemahaman untuk melaksanakan proses Kurikulum 2013 yang sesuai dengan yang
diharapkan.

2. Dari segi Materi


Siswa kurang siap dalam hal mencari materi karena masih terbiasa dengan
materi sebelumnya yang selalu panjang lebar dalam pembahasan. Sehingga pada
kurikulum 2013 ini harus memerlukan lebih banyak referensi buku ataupun media lain
untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar yang efektif.

3. Dari segi Media Pembelajaran


Hambatan yang tejadi pada media yaitu minimnya keamanan melihat tata letak
sekolah yang jauh dari lingkungan masyarakat, sehingga pihak sekolah masih enggan
untuk menjadikan media pembelajaran pada tiap kelas seperti halnya LCD. Justru itu
pihak sekolah lebih banyak menggunakan media model konvensional untuk
menyiasati keamanan tersebut untuk sementara waktu.

4. Dari segi Metode Pembelajaran


Dalam hal metode pembelajaran siswa masih kurang terbiasa dengan metode
pada Kurikulum 2013, siswa masih perlu menggunakan metode ceramah karena
disebabkan oleh beberapa faktor bakat, minat, kebiasaan, latar belakang, kemampuan
dan gaya belajar siswa itu sendiri.

5. Dari segi Penilaian


Dalam hal segi penilaian memang semua 3 ranah domain (kognitif, afektif,
psikomotorik), akan tetapi tingkat kesulitan para guru adalah kurangnya memahami
cara penilaian pada kurikulum 2013, karena masih sangat memerlukan diklat dan
pelatihan dalam hal khusus penilaian.
PENUTUP

Kesimpulan
1. Kurikulum 2013 merupakan implementasi dan penyempurna dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya. Hanya saja terdapat sedikit perubahan pada standar isi dan penilaian dengan
tetap berpedoman kepada tujuan pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan bangsa dan
menjadikan manusia yang beriman dan berakhlakul karimah yang tinggi.
2. Implementasi kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara sudah sesuai dan
memenuhi kriteria pada struktur pelaksanaan Kurikulum 2013, baik dari segi
pelaksanaan, materi, media pembelajaran, metode, serta penilaian. Yang mana semua itu
tidak lepas dari motivasi dan dukungan dari segenap pimpinan, dewan guru, komite,
siswa dan wali murid untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. yang berarti pola
kepemimpinan di SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara adalah menggunakan pola
kepemimpinan yang demokratis yang mementingkan tercapainya tujuan kelompok
seoptimal mungkin dengan mengikut sertakan seluruh partisipasi anggota , daya dan
segenap kemampuan tanggung jawab bersama.

Anda mungkin juga menyukai