(PENDAHULUAN)
1.1 Tujuan
Untuk mengetahaui k3 dari alat alat yang ada di laboratorium sesuai dengan SOP
yang sudah ada untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada waktu praktikum
A. Pengertian SOP
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur
yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-
rendahnya.
B. Tujuan dan Fungsi SOP
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap
mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu
organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik,
menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta
mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:30):
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan
kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan
tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan
supervisor.
3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan
mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan
kegiatan.
4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan
efektif.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang
terkait.
7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila
terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya,
sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas.
8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
Sedangkan fungsi SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
C. Manfaaat SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah penetapan tertulis
mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa dan dibuat untuk
menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan
mengganggu kinerja organisasi (instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain (Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008):
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.
2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi
manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
proses sehari-hari.
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus
dalam melaksanakan tugas.
4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret
untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah
dilakukan.
5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat
melakukan tugasnya.
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan
pemberian pelayanan sehari-hari.
8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan
pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja
(laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
• Tujuan
Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di laboratorium mendapat
perlindungan atas keselamatannya.
Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.
Proses pengujian berjalan lancar.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi
BAB II
Dan saatiniada 2
macamdesikator yang
seringdigunakan
:desikatorbiasadandesikatorvak
um.
Desikatorvakumadalahdesikato
r yang
dapatmempertahankankelemba
panrendahpadatekanantidaklebi
hdari 20 mmHg
ataupadatekanan lain yang
ditetapkandalammonografi.
Desikatorvakumpadabagiantut
upnyaadakatup yang
bisadibukatutup, yang
dihubungkandenganselangkepo
mpa.
Dalam penggunaan
laboratorium, desikator yang
paling umum adalah lingkaran,
dan terbuatdari berat kaca.
Biasanya ada sebuah platform
dilepas di mana barang yang
akan disimpan. Para pengering,
biasanya sebuah padat lain-
inert seperti gel silika , mengisi
ruang di bawah platform.
Sebuah kran dapat dimasukkan
untuk mengizinkan desikator
yang akan dievakuasi.Model
tersebut biasanya dikenal
sebagai desikator vakum. Ketika
vakum adalah untuk
diterapkan, itu adalah praktek
umum untuk berselang-salib
desikator vakum dengan pita,
atau untuk menempatkan
di belakang layar untuk
meminimalkan kerusakan atau
cedera yang disebabkan oleh
ledakan. Untuk
mempertahankan segel baik,
vakum minyak biasanya
diterapkan pada flensa
Proses pengeringan pada
desikator vacuum tentunya
lebih cepat dari yang model
biasa karena dibantu dengan
proses vacuum tersebut,
sehingga dari segi harga juga
sedikit lebih mahal karena
diperlukan adanya asesoris
tambahan.
05 Menggunakan lap
Tempat untuk menyimpan dan
halussaatmengangkat beaker
membuat larutan.
gelasdarikomporlistrik.
Gelas beaker memiliki takaran
Gelas Piala Merendam beaker
namun jarang bahkan tidak
gelasdalamaquadestatau air
diperbolehkan untuk mengukur
saatmenuangkanlarutanasamde
volume suatu zat cair.
ngankonsentrasitinggi
06
Membawasertadenganraktabun
gsesuaidenganukurantabungny
Untuk mereaksikan dua atau
Tabung Reaksi a agar tidakjatuh.
lebih zat
Gunakanpenjepittabungsaataka
nmelakukanpemanasan.
07 Sebelummenggunakan,
lakukanpengecekantutupdankra
ncorongpisahsudahtepatdantida
kbocor. Untuk memisahkan dua larutan
yang tidak bercampur karena
Corong Pemisah Dalampengocokkancorongpisa adanya perbedaan massa jenis.
hdilakukandengancaramemega Corong pisah biasa digunakan
ngbagianatasberikuttutupnyade pada proses ekstraksi
ngantangankanandantangankiri
memegangtangkaicorongberiku
tkerannya.
08 Corong buchner Menyaring larutan dengan
Memperhatikankedudukantang dengan bantuan pompa vakum
kaicorongdenganarahhisapanpo
mpa agar
diatursedemikianrupasehinggac
airan yang
keluardaricorongtidakterhisapo
lehpompa.
Saatmenghentikanpenghisapan,
terlebihdahululepaskanhubung
analatgelasnya agar
tidakberhubungandenganudara,
sehinggatidakterjaditekanan
yang berbalik.
09 Sebelumdigunakan, krus di
cucidan di
rendamdenganasampencuci. Terbuat dari persolen dan
Untukmengambil, bersifat inert, digunakan untuk
krus
memasukkan, memanaskan logam-logam.
memindahkankrusdaritanurme
nggunakantang
krustangkaipanjangdanpendek.
10 . Lihat berapa volume dari
piknometernya. biasanya ada
yang bervolume 25 ml dan 50
ml.
2. Timbang piknometer dalam
keadaan kosong.
3. Masukkan fluida yang akan
diukur massa jenisnya ke
dalam piknomeer tersebut.
4. Kalau sudah pas volumenya,
alat yang digunakan
piknometernya ditutup.
untuk mengukur nilai
Piknometer 5. Timbang massa piknometer
massa jenis atau densitas
yang berisi fluida tersebut.
dari fluida.
6. Hitung massa fluida yang
dimasukkan dengan cara
mengurangkan massa pikno
berisi fluida dengan massa
pikno kosong.
7. Setelah dapat data massa dan
volume fluidanya, tinggal
menentukan nilai rho/masssa
jenis (p) fluida dengan
persamaan:
B. Pembahasan
Alat alat kaca ini terdiri dari banyak kami hanya membuat beberapa sempel saja
seperti pipet ,labu ukur,beker glas,desikator,piknometer,corong pemisah, corong
bucner,krus,buret dan tabung reaksi.
Dari laporan ini kita dapat mengetahui contoh penggunaan krus harus di rendan dalam
larutan asam dan di cuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
BAB III
A. Kesimulan
1. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui nama-nama dan fungsi alat-alat
laboratorium. Praktikan dapat mengetahui cara penggunaan beberapa alat laboratorium,Alat
laboratorium memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda.
2. a. Tahap persiapan
Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada acara praktikum,
dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan dan cara kerja serta bagaimana data
percobaan akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan,
misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah
dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan sebagainya.
Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah terbakar, bersifat
racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya, sehingga dapat terhindar dari
potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.
Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang akan digunakan.
Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih lengan
panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya sesuai
kebutuhan praktikum.
b. Tahap pelaksanaan
Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.
Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan kimia secukupnya.
Penggunaan bahan kimia JANGAN SAMPAI BERLEBIHAN karena dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.
Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang digunakan.
c. Tahap pasca pelaksanaan
Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula.
Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan listrik, kran air,
menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula).
Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.
3. Praktikan mengetahui tentang budaya K3 dilaboratorium, sehingga dapat memperkecil
peluang terjadinya kecelakaan di laboratorium.
.Daftar Pustaka
http://restuprayogiindonesia.blogspot.co.id/2013/05/praktikum-kimia-dasar-pengenalan-
alat.html. Diakses hari Minggu.20 September 2015. 11.00 WIB.
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsld=9927671
http://halamantonie.blogspot.co.id/2012/10/alat-alat-kimia-dan-fungsinya. Diakses hari
Minggu. 20 September 2015. 11.30 WIB.
Kurniasih, Nunung.2014.Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Bandung: UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
HAM, Mulyono.2009.Membuat redgen kimia di laoratorium. Jakarta: Bumi aksara.
http://analispenggingkesehatan.blogspot.co.id/2013/05/pengenalan-alat-gelas-laboratorium.html