Abstrak
Permukiman Nelayan Gudang Lelang Bandar Lampung semakin mengalami penurunan kualitas
lingkungan akibat permasalahan sampah. Tujuan penelitian adalah mengetahui bentuk penataan
kawasan yang tepat sebagai pemecahan permasalahan menyangkut sampah untuk diterapkan pada
Permukiman Nelayan Gudang Lelang sehingga menjadi kawasan zero waste. Metode yang dilakukan
dalam pengumpulan data antara lain observasi, literatur, dan wawancara. Analisa yang dilakukan
melingkupi lingkungan, manusia, bangunan yang hasil kajian dari analisa tersebut berupa strategi
penataan kawasan.
Abstract
The quality of the environment in Gudang Lelang fishermen district is getting decrease because of
trash problem. The purpose of the research is to know the appropriate form of the district’s
arrangement as a problem solving of trash to be applied to Gudang Lelang fishermen as a Zero Waste
district. The methods of data collection are observation, literature, and interview. The analysis
performed covers environment, human and building which the result of the analysis is startegy for
district planning.
83
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
84
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
85
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
86
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
B. Kondisi bangunan
i. Permukiman
Bentuk dan kondisi rumah nelayan Gambar 3. Kondisi timbunan sampah di area
perumahan
beragam dan sangat sederhana.
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Berdasarkan letaknya, rumah
nelayan dibangun di daratan dan di ii. Perdagangan
atas perairan, ditempati dengan cara Bangunan di area perdagangan
dibangun sendiri (semi permanen). terletak di sepanjang koridor jalan
Jumlah rumah yang berada di utama (Jalan Ikan Bawal) yang
daratan mencapai 183 rumah terdiri dari pertokoan, pasar, TPI
sedangkan di atas perairan sebanyak (Tempat Pelelangan Ikan dan PPI
311 rumah. Tata letak bangunan (Pusat Pendaratan Ikan), dan TPS
dibangun berhimpitan satu rumah (Tempat Pembuangan Sampah).
87
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
Pola bangunan berbentuk linier utama. Hal itu dikarenakan karena alat
dengan orientasi ke arah jalan dan pengangkut sampah berupa gerobak
berhimpitan langsung dengan jalan. motor pengangkut sampah yang
disediakan pemerintak sulit untuk masuk
C. Kondisi persampahan ke area hunian. Ukuran gerobak sampah
Komposisi dari sampah yang dihasilkan yang digunakan adalah 300x125x126
di permukiman nelayan Gudang Lelang cm. Sebelum tahun 2012, alat
didominasi oleh sampah organik, yang pengangkut sampah yang disediakan
mencapai 75,73% total sampah yang adalah gerobak dorong dengan ukuran
dihasilkan. 120x60x100 cm, hal tersebut
Timbulan sampah yang terdapat di memungkinkan untuk memasuki
permukiman dengan area hunian beberapa wilayah hunian untuk
memiliki timbulan sampah terbesar mengangkut sampah pada masing-
sebanyak 4432,5 L, sedangkan ruko masing rumah.
sebanyak 42 L dan area pasar dan TPI 90% KK menimbun sampah kemudian
sebanyak 15,6 L. Pada area jalan, jalan membuang sampah ke laut. Hal ini
lingkungan menghasilkan timbulan disebabkan beberapa hal yaitu:
terbesar yaitu 263,1 L sedangkan jalan i. Belum adanya wadah sampah
utama hanya 8,4 L. individual yang disediakan setiap
Jumlah sampah yang diproduksi untuk KK.
area perumahan di atas perairan ii. Lokasi rumah yang dekat dengan
memiliki presentase hasil produksi lebih laut terutama rumah yang terletak di
besar dengan presentase 64% sedangkan atas perairan membuat warga
perumahan di daratan 36%. cenderung lebih memilih membuang
Di kawasan ini terdapat 1 wadah sampah langsung ke laut.
komunal berupa TPS. Lokasi TPS iii. Pola pengumpulan sampah oleh
berada di Jalan Ikan Bawal yang terletak petugas yang hanya dilakukan di
berdekatan dengan area permukiman dan koridor jalan utama (pertokoan,
pertokoan. Berdasarkan hasil pasar dan TPI) sedangkan jalan
pengamatan, jangkauan TPS terhadap kecil/gang tidak memiliki sistem
area permukiman hanya mencapai 15 pengumpulan.
meter, hal ini dapat dilihat dari warga
yang menempati hunian dengan jarak 15 D. Kondisi jalan
meter dari TPS masih membuang Kawasan ini terletak di satu jalan utama,
sampah langsung ke TPS, hunian dengan yaitu Jalan Ikan Bawal. Jalan Ikan
jarak lebih dari 15 meter memilih untuk Bawal memiliki lebar sekitar 6 meter
membuang sampah pada wadah yang pada area pertokoan dan 3 meter pada
disediakan sendiri atau langsung area pasar. Pada jalur utama, setiap
membuang sampah ke laut. harinya, jalur ini melayani kendaraan
Penanganan sampah di kawasan ini pengangkut sampah dan pengangkut
menggunakan sistem pengumpulan dan hasil tangkapan ikan, dan kendaraan
pengangkutan ke TPS sebelum diangkut bermotor.
ke TPA. Sistem pengumpulan dan
pengangkutan sendiri saat ini hanya
dilakukan di area komersil di jalan
88
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
89
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penataan nelayan
gudang lelang
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penataan permukiman nelayan Gudang
Lelang berdasarkan hasil analisis faktor Gambar 6. Tipologi bangunan rusun
adalah (1) faktor prasarana jalan, sarana Sumber: Hasil Analisis, 2016
ruang terbuka, dan tingkat kepadatan
b. Arahan pengelola sampah
penduduk dengan pengaruh sebesar
i. Untuk pewadahan
34,5% terhadap penataan permukiman
diklasifikasikan sesuai sumber
dengan variabel kondisi bangunan, jalan,
sampah. Secara umum
dan besarnya ruang terbuka, (2) faktor
penggunaan elemen warna untuk
kondisi sampah dengan pengaruh
membedakan ketiga jenis tempat
terhadap penataan permukiman sebesar
sampah yaitu:
18,45% yang meliputi kondisi
1). Warna hijau untuk sampah
persampahan dan pengelolaan sampah.
organik
2). Warna kuning untuk sampah
3. Arahan/prinsip penataan nelayan
anorganik
gudang lelang
3). Warna merah untuk sampah
Arahan penataan permukiman
berbahaya/ B3
nelayan Gudang lelang meliputi
Jenis pewadahan dibedakan
a. Arahan penataan prasarana jalan,
berdasarkan sumber sampah,
sarana ruang terbuka, dan
yaitu:
kepadatan penduduk
90
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
91
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
92
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
Gambar 10. Konsep tata guna lahan kawasan permukiman nelayan gudang lelang
Sumber: Hasil Analisis, 2016
93
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
Gambar 11. Pola massa bangunan untuk memperlancar pergerakan angin dari Selatan kawasan
Sumber: Hasil Analisis, 2016
f. Konsep sirkulasi
Perencanaan sistem sirkulasi di kawasan
ini dibagi atas dua jenis yaitu pola
sirkulasi yang dipertahankan dan pola
sirkulasi yang baru. Pola sirkulasi yang
dipertahankan meliputi pola sirkulasi
pada jalur utama yaitu jalan Ikan Bawal.
Sebagian besar jalur sirkulasi dan parkir Gambar 12. Potongan jalur sirkulasi area
dalam kawasan dirancang dengan perdagangan
menyediakan wadah-wadah sampah. Sumber: Hasil Analisis, 2016
Konsep ini dapat membantu warga untuk
membuang sampah.
94
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
Gambar 15. Konsep ruang terbuka hijau kawasan permukiman nelayan gudang lelang
Sumber: Hasil Analisis, 2016
95
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
96
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
97
JURNAL ARTEKS VOL. I, No. 1 – DESEMBER 2016/ISSN 2541-0598
98