Laporan Biosel Interleukin II
Laporan Biosel Interleukin II
Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
Acara II
Analisis Ekspresi Gen : Transkripsi dan Translasi (Homo sapiens
Interleukin 1 receptore type 2 / IL1R2)
Tujuan praktikum :
Dasar teori :
Sel-sel penyusun tubuh organisme mempunyai susunan kromosom
yang sama akan tetapi jenis protein yang di ekspresikan sel tersebut tidak
selalu sama. Variasi jenis protein yang diekspresikan sel tersebut tidak
selalu sama. Variasi jenis protein tersebut disebabkan oleh perbedaan pola
ketersediaan protein pada masing-masing sel, atau dengan kata lain
disebabkan karena perbedaan pola ekspresi gen. Dalam sel protein tidak
selalu diekspresikan tetapi ada mekanisme pengaturan ekspresi suatu gen.
poses ekspresi gen ini ditentukan oleh sel itu sendiri jika sel tersebut
membutuhkan suatu protein maka gen tersebut akan diekspresikan.
(Setiawati,2015).
Ekspresi protein diawali dengan proses transkripsi, yaitu proses
sintesis mRNA dengan menggunakan cetakan DNA. Proses ini terjadi
dalam nucleus menggunakan enzim DNA polymerase. Pada prokariotik,
mRNA langsung ditranslasi menjadi polipeptida. Transkripsi dan translasi
berlangsung bersamaaan pada sel prokariotik sedangkan pada eukariotik
keduannya berlangsung tidak bersamaan. Dalam sel eukariotik, mRNA
setelah selesai proses transkripsi mengalami proses pematangan sebelum
ditranslasikan menjadi polipeptida di sitoplasma. (Setiawati,2015)
Proses maturasi mRNA antara meliputi proses capping, splicing, dan
tailing. Capping adalah proses penutupan ujung 5’p mRNA dengan
menggunakan molekul 7 metil guanosi oleh enzim guanilil transferase.
Tujuan capping adalah melindungi mRNA dari degradasi dari enzim
eksonuklease 5’-3’. Selanjutnnya mRNA dihilangkan intronnya dari ekson
melalui proses splicing. Intron adalah bagian nukleotida yang tidak bisa
diterjemahkan menjadi protein, sedangkan ekson sebaliknya. Proses
maturasi mRNA selanjutnya adalah talling, yaitu menutup ujung 3’OH
dengan molekul poliadenil dengan bantuan enzim poli(A) polymerase.
Tujuan talling adalah untuk melindungi mRNA dari degradasi dari enzim
eksonuklease 3’-5’. Molekul mRNA yang sudah matur siap untuk
diterjemahkan menjadi protein pada proses translasi. (Setiawati,2015)
Translasi dari proses inisiasi, yaitu berikatannya dua sub unti
ribosom dengan mRNA pada daerah spesifik, yaitu 10-30 nukleotida pada
daerah upstream dari start kodon. Sebelum proses translasi berlangsung,
terjadi proses aktivasi yaitu proses melekatnya asam amino ke tRNA
melalui penambahan gugus adenil oleh ATP dengan katalisis enzim
aminoasil tRNA sintetase. Asam amino yang teraktivasi dapat membentuk
ikatan ester antara gugus COOH dan gugus 3’OH tRNA yang menghasilkan
aminoasil tRNA. Aminoasil tRNA inilah yang melekat pada kodon mRNA
dalam proses translasi. (Setiawati,2015)
Proses inisiasi memerlukan suatu kodon spesifik yaitu AUG
(menyandi asam amino metionin). Setelah proses inisiasi selesai maka
dilanjutkan dengan terjadinya proses perpanjangan (elongasi). Pada
proses perpanjangan rantai polipeptida ini dapat dikatakan melewati siklus
yang melewati siklus yang perpanjangan rantai polipeptida ini dapat
dikatakan melewati siklus yang terdiri dari 3 tahap. Pertama molekul
aminolasil tRNA terikat pada A-site dengan berikatan dengan kodon mRNA
yang terdapat pada A-site. Kedua, gugus karboksil akhir dari rantai
polipeptida terlepas dari molekur tRNA yang ada pada P-site dan
membentuk ikatan peptide dengan aminoasil tRNA pada A-site tersebut
kemudian dipindahkan ke P-site. Selanjutnya, tRNA bebas yang semula
menduduki P-site terlepas dari ribosom dan masuk sitoplasma. Proses
elongasi tersebut terjadi berulang dan saat ribosom mengenali salah satu
dari tiga stop kodon yakni UAA, UAG, dan UGA. Rantai polipeptida yang
terbentuk lepas dari ribosom. (Setiawati,2015)
Percobaan kali ini untuk mempelajari dogma central dalam biologi
molekuler, yaitu transkripsi DNA menjadi mRNA dan translasi mRNA
mejadi protein yang dengan istilah ekspresi gen. sesudah mendapatkan
sekuen nukleotida dan protein pada Homo sapiens yang ditugaskan.
Percobaan ini akan dimulai dengan melihat gambaran genom dan sekuen
nukleotid terkait untuk memahami prinsip dari ekspresi gen. selanjutnya,
proses transkripsi dan translasi akan dilakukan tahap demi tahap dengan
menggunakan Open Reading Frame finder (ORF finder).
(Setiawati,2015)
Homo sapiens Interleukin 1 receptore type 2 (IL1R2), juga dikenal
sebagai IL1RB; CD121b; CDw121b; IL-1R-2’ IL-1RT2; IL-1RT-2.
Merupakan protein yang dikode oleh gen dengan reseptor sitokinin yang
dimiliki keluarga reseptor interleukin 1. Protein ini mengikat interleukin
alpha (IL1A), interleukin beta (IL1B), dan interleukin 1 reseptor, tipe I
(ILR1/IL1RA), dan bertindak sebagai reseptor umpan yang menghambat
aktivitas ligannya. Interleukin 4 (IL4) dilaporkan menentang aktivitas
interleukin 1 dengan menginduksi ekspresi dan pelepasan sitokinin ini. gen
ini dan tiga gen lain membentuk cluster gen reseptor sitokinin pada
kromosom 2q12. Hasil splicing alternative dalam beberapa varian
transkripsi dan isoform protein, menghasilkan kedua protein terkait
membran dan larut. Sebuah protein yang larut juga diproduksi oleh
pembelahan proteolitik. (Refseq,2012)
Gen IL1R2 adalah coding gen protein. Penyakit yang berhubungan
dengan IL1R2 termasuk endometriosis dan rheumatoid arthritis.
Penjelasan gen ini termasuk interleukin-1, tipe II, menghalangi aktivitas
reseptor. Sebuah ekspresi paralog penting dari gen IL1RAP. Gen IL1R2
sitokin adalah senyawa sinyal protein yang merupakan mediator utama
dari respon imun. Mereka mengontrol banyak fungsi sel yang berbeda
termasuk ploriferasi, diferensiasi dan kelangsungan hidup sel / apoptosis
tetapi juga terlibat dalam beberapa proses patofisiologi. (Refseq,2012)
IL1R2_HUMAN, P27930 merupakan non sinyal dari reseptor untuk
reseptor IL1A, IL1B, dan IL1RN. Mengurangi kegiatan IL1B. berfungsi
sebagai reseptor umpan oleh competitive mengikat IL1B dan mencegah
yang mengikat IL1R1. Juga memodulasi respons selular untuk asosiasi
non sinyal dengan IL1RAP setelah mengikat IL1B. IL2R1 (membrane dan
bentuk disekresikan) istimewa mengikat IL1B dan IL1A buruk dan IL1RN.
IL1R2 yang disekresikan merekrut IL1RAP disekresikan dengan afinitas
tinggi. Pembentukan kompleks ini memungkinkan mekanisme dominan
untuk netralisasi IL1B oleh/ reseptor larut disekresikan. (Refseq,2012)
Hasil praktikum dan pembahasan
Klik zoom pada deretan sekuen yang tersedia untuk melihat lebih
jelas informasi start kodon dan stop kodon.
Pada six frame translation akan ditampilkan 6 cara yang mungkin
membaca urutan nukleotida. Setiap frame yang berbeda akan
menghasilkan urutan asam amino yang berbeda ketika diterjemahkan.
Misalnya pada reading frame +1 maka kode dibaca dari huruf pertama,
dari sisi 5 ke sisi 3. DNA 'dibaca' dalam arah tertentu, seperti huruf dan
kata dalam bahasa Inggris dibaca dari kiri ke kanan. Setiap akhir molekul
DNA memiliki nomor. Salah satu ujung disebut sebagai 5 '(5 prime) dan
ujung lainnya disebut sebagai 3' (3 prime). Penamaan 5 'dan 3' mengacu
pada jumlah atom karbon dalam molekul gula deoksiribosa yang obligasi
gugus fosfat.Pada bagian ini juga akan ditampilkan start kodon, dan stop
kodon. Hijau adalah start kodon dan merah adalah stop kodon. Start
kodon. Kodon start menandai lokasi di mana terjemahan ke dalam protein
urutan dimulai, dan kodon stop menandai lokasi di mana penerjemahan
berakhir.
Setelah mengklik kembali genbank pilih Map viewer. Map viewer
merupakan bagian yang menyediakan informasi mengenai posisi gen
dalam kromosom.
Klik kembali menuju gen bank kemudian pilih OMIM .OMIM memuat
informasi mengenai gen pada database OMIM. Info tersebut antara lain
tentang penyakit yang dapat menyerang gen tersebut, sejarah
penemuannya, fungsinya dan masih banyak lagi yang berhubungan
dengan gen dan protein tersebut.