Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK

“KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN PENYULIT OBSTETRI”

Dosen Pembimbing :

Indah Astuti Pratiwi, S.Farm.,Apt

Disusun Oleh :

 Siti Nurhalisa (03.17.021)


 Hasnia
 Nurismi
 Nurainun Bahar
 Rasmi

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES SALEWANGANG

MAROS

2019
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mual dan muntah pada kehamilan

Definisi

Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada keadaan
muntah-muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asam-basa elektrolit dan
ketosis; keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum.

Diagnosis

Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu hamil. Pada derajat yang berat dapat
terjadi hiperemesis gravidum, yaitu bila terjadi:

 Mual dan muntah hebat


 Berat badan turun >5% dari berat badan sebelum hamil
 Ketonuria
 Dehidrasi
 Ketidakseimbangan elektrolit

Faktor Predisposisi

Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan berkontribusi terhadap terjadinya mual dan


muntah. Beberapa faktor yang terkait dengan mual dan muntah pada kehamilan antara
lain :

 Riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya atau keluarga


 Status nutrisi; wanita obesitas lebih jarang dirawat inap karena hiperemesis
 Faktor psikologis: emosi, stress

Tatalaksana

a. Tatalaksana umum
 Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi
vitamin dan asam folat di awal kehamilan
 Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan
b. Tatalaksana khusus
 Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan vitamin B6
hingga 4 tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1
tablet saat siang)
 Bila masih belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau
suppositoria, 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet
doksilamin/piridoksin), atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau
suppositoria
 Bila masih belum teratasi, tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat
dibawah ini :
 Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
 Proklorperazin 5-10 mg per oral atau IM atau suppositoria tiap 6-8 jam
 Prometazin 12,5–25 mg per oral atau IM tiap 4-6 jam
 Metoklopramid 5-10 mg per oral atau IM tiap 8 jam
 Ondansetron 8 mg per oral tiap 12 jam
 Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena dan
berikan cairan sesuai dengan derajat hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya,
lalu:
 Berikan suplemen multivitamin IV
 Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20
menit, setiap 4-6 jam sekali
 Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini :
 Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam
 Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
 Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
 Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
 Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam atau
ondansetron 8 mg selama 15 menit IV tiap 12 jam atau 1 mg/ jam terus-
menerus selama 24 jam
Keterangan lainnya

 Awasi komplikasi mual dan munta serta hiperemesis gravidarum, seperti


gastroesophageal reflux disease (GERD), ruptur esopagus, perdarahan saluran cerna
bagian atas, dan defisiensi vitamin, terutama thiamin

2.2 Abortus

Definisi

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan, WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 22
minggu, namun beberapa acuan terbaru menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram

Diagnosis

 Perdarahan pervagina dari bercak hingga berjumlah banyak


 Perut nyeri dan kaku
 Pengeluaran sebagian produk konsepsi
 Serviks dapat tertutup maupun terbuka
 Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya

Diagniosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan ultrasonografi

Faktor predisposisi

Faktor predisposisi abortus mencakup beberapa faktor antara lain :

 Faktor dari janin (fetal) yang terdiri dari : kelainan genetik (kromosom)
 Faktor dari ibu (maternal), yang terdiri dari : infeksi, kelainan hormonal seperti
hipotiroidisme, diabetes mellitus, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, merokok,
konsumsi alkohol, faktor immunologis dan defek anatomis seperti uterus didelfis,
inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan serviks sebelum waktu in partu,
umumnya pada trimester kedua) dan sinekhiae uteri karena sindrom Asherman.
 Faktor dari ayah (paternal) : kelainan sperma

Tatalaksana Umum
a. Tatalaksana umum
 Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tandda-
tanda vital (nadi, tekanan darah, pernafasan, suhu)\
 Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik
<90mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awak syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluai mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk
dengan cepat.
 Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi berikan
kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam :
 Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
 Gentamicin 5 mg/kg BB IV setiap 24 jam
 Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
 Segera rujuk ibu ke rumah sakit
 Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan
konseling kontrasepsi pasca kegugguran
 Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus

Anda mungkin juga menyukai