KONTRAK
PEMBANGUNAN ………………….
Alamat ………………..
ANTARA
PT……………………
DENGAN
PT…………………….
Nomor : ………………………….
PIHAK PIHAK
KEDUA KESATU
Pada Hari, kamis, Tanggal dua puluh dua Bulan maret Tahun dua ribu dua belas
( 04-04-2019), kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : ………………………………….
Jabatan : Direktur Utama
Perusahaan : ...................
Alamat : Jl………………………………….
2. Nama : ..........................
Jabatan : Direktur Utama
Perusahaan : ………………….
Alamat : Jl...........................................
Nama : ............................................
Jabatan : Direktur Utama
Perusahaan : PT……………………………
Alamat : Jl...........................................
Dalam hal ini bertindak atas nama Perusahaan, Sebagai Main Kontraktor untuk
Pekerjaan Pembangunan ........................................., yang selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
UMUM :
Surat Kesanggupan No : 001/KSP-………/AC/03/2019
PARA PIHAK sepakat mengadakan Perjanjian dengan landasan saling
menghormati demi terlaksananya Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan
.........................................,.
Perjanjian yang dimaksud di atas adalah Kontrak Kerja Pemborongan untuk
Pekerjaan, Pembangunan ........................................., milik ………………………
dengan ketentuan – ketentuan yang telah disepakati sebagaimana diuraikan
dibawah ini
PASAL I
Perjanjian Nomor : 01/SPP/…./IV/2019
DASAR PERJANJIAN
1. Berdasarkan pada keputusan PIHAK KESATU sebagai Pengembang pemilik
pekerjaan Pembangunan .........................................,.
2. PIHAK KEDUA adalah Main Contractor Pembangunan .........................................,.
PASAL II
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
.........................................,:
a. Pematangan Lahan:
Kompensasi kepada pemilik tanah
Pengukuran Site
Pembersihan Lokasi
Pengurugan Tanah ( Hasil Opname )
Pengkaplingan
Pematokan
PASAL III
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN KERJA
PASAL IV
HARGA BORONGAN DAN NILAI KONTRAK
Harga Borongan ini ditetapkan berdasarkan pada Unit Price / Harga Satuan yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini terdiri dari :
1. Nilai kontrak Tahap I Rp. …………………,00 (………………………).
2. Nilai Kontrak ………………… (………………………… )
3. PPN mengacu pada Item yang dikerjakan sesuai SPK-SPL
PASAL V
SISTEM PEMBAYARAN
Kedua Belah Pihak telah Sepakat dan Setuju bahwa cara Pembayaran untuk
Pelaksanaan Pekerjaan ........................................ diatur sebagai berikut :
PIHAK KESATU melakukan Pembayaran tunai dari Bank HSBC swif Bank Mandiri,
Perjanjian Nomor : 01/SPP/…./IV/2019
yang kemudian di pindah ke rekening join accont Main kontraktor, di cairkan per item
pekerjaan atau SPK-SPL( Syarat dan ketentuan berlaku )
PASAL VI
PENYESUAIAN HARGA BORONGAN
1. Harga borongan keseluruhan pekerjaan ini mengacu pada harga bahan, peralatan
dan upah pada saat dan sepanjang pelaksanaan pekerjaan. Item per Item
Pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan SPK-SPL.
2. Apabila ada Kenaikan harga bahan, kesalahan hitung/ revisi spesifikasi, peralatan
dan upah selama pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini ditanggung oleh Pihak
Kedua,apabila setelah dikeluarkan SPK-SPL per Item pekerjaan.
3. PIHAK KEDUA dapat mengajukan tuntutan atas kenaikan harga bahan,
peralatan, dan upah tersebut kepada PIHAK KESATU, yang dibuktikan dengan
adanya Pengumuman Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang moneter
secara resmi menyatakan tentang kenaikan tersebut yang diatur dalam peraturan
perundang-perundangan atau pemberitahuan resmi secara tertulis.
PASAL VII
HAK DAN KEWAJIBAN
1. PIHAK KESATU berhak untuk Mengawasi Proses Pelaksanaan Kerja tersebut.
Yang dalam pelaksanaanya terlebih dahulu membuat dan disetujui kedua belah
pihak dalam bentuk Standart Operation Prosecedur (SOP)
2. PIHAK KESATU berkewajiban untuk Membayar Hasil Kerja kepada PIHAK
KEDUA.
3. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban untuk Menyelesaikan Pekerjaan sebaik-
baiknya dan berhak Menerima Pembayaran serta menjaga nama baik PIHAK
KESATU.
4. Pengamanan dan Koordinasi di lapangan dengan pihak manapun itu tanggung
Jawab PIHAK KEDUA
PASAL VIII
JANGKA WAKTU DAN WAKTU PELAKSANAAN
1. Kedua Belah Pihak telah Sepakat dan Setuju bahwa untuk Pelaksanaan Sampai
dengan selesainya Pekerjaan adalah ..... (......................) Hari Kalender. Apabila
................ (.................. ) Hari Kalender tidak selesai, maka para Pihak
bermusyawarah untuk penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.
2. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan tersebut Berlaku efektif sejak Dikeluarkan Surat
Perjanjian Nomor : 01/SPP/…./IV/2019
Perintah Kerja dan Surat Penyerahan Lapangan (SPL) per Item Pekerjaan.
PASAL IX
PENGAWASAN PERALATAN PEKERJAAN DAN TENAGA KERJA
1. Semua Bentuk Peralatan, tenaga kerja serta sarana pendukung lainnya menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua.
2. Semua Peralatan yang sudah masuk di lokasi proyek dan disetujui oleh PIHAK
KESATU dapat dialihkan atau ditarik sampai dengan selesai proyek dengan
persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, atau disesuaikan
dengan kebutuhan alat dalam pelaksanaan kerja.
3. PIHAK KESATU dapat menempatkan wakilnya dilokasi sebagai wakil atau
Kuasa dari PIHAK KESATU yang mempunyai wewenang penuh di lapangan
dengan persetujuan PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA berhak menempatkan wakilnya di lokasi sebagai wakil atau kuasa
dari PIHAK KEDUA yang mempunyai wewenang penuh dilapangan
PASAL X
KETENTUAN BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Perjanjian Pekerjaan, Pembangunan Proyek
…………………………………………… ini akan berakhir ketika pekerjaan
pembangunan telah selesai 100% (seratus persen).
2. Apabila Pekerjaan Telah Dinyatakan Selesai dengan adanya Penanda-tanganan
Berita Acara Penyerahan Pekerjaan oleh Kedua Belah Pihak dan semua bentuk
penyelesaian administrasi keuangan secara menyeluruh Maka Perjanjian ini
berakhir secara Hukum dengan sendirinya.
3. PIHAK KESATU berhak memutuskan perjanjian ini secara sepihak apabila
setelah memberikan teguran dan peringatan kepada PIHAK KEDUA secara
tertulis Sebanyak 3 (tiga) Kali berturut – turut selama jangka waktu Maksimal 7
(tujuh) Hari Kerja, sejak peringatan dan teguran pertama dilakukan oleh PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA yang tidak mengindahkannya, pemutusan
tersebut mengacu pada Pasal 1266 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata.
Kecuali apabila pekerjaan itu telah dilaksanakan kurang lebih 10% (sepuluh
persen) dari sisa kotrak yang belum terselesaikan, maka PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA akan menyelesaikan secara musyawarah dan mufakat.
4. Apabila terjadi pelanggaran pada pasal X ayat 3 perjanjian ini maka PIHAK
KESATU berhak menunjuk pengganti pelaksana kerja untuk melanjutkan
pekerjaan yang dilakukan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA wajib menyerahkan
seluruh arsip, gambar dan dokumen kepada PIHAK KESATU.
5. Perjanjian ini efektif setelah terjadi kesepakatan dan ditandatangani, dan telah
terjadi transaksi JPP yang dimaksud dalam perjanjian ini.
PASAL XII
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJURE )
1. FORCE MAJURE adalah keadaan memaksa yang diakibatkan oleh kejadian alam
dan manusia diantaranya : Gempa Bumi, Banjir, Huru Hara, Kebakaran.
2. dan Lain – lain juga Keputusan Pemerintah yang mengakibatkan terhentinya
pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan.
3. Apabila terjadi FORCE MAJURE maka menjadi tanggungjwab bersama setelah
PIHAK KEDUA memberitahukan kejadian tersebut kepada PIHAK KESATU.
4. Apabila terjadi seperti Pasal XII ayat 1 diatas, maka PIHAK KEDUA selaku
pelaksana dapat mengajukan klaim sebagai penambahan waktu pelaksanaan
kerja sesuai dengan bunyi pasal VIII perjanjian ini.
5. Apabila FORCE MAJURE terjadi sampai 60 (enam puluh) Hari Kalender maka
Kedua Belah Pihak melakukan negosiasi untuk mengambil keputusan bersama
guna mengambil langkah untuk pelaksanaan pekerjaan selajutnya untuk
melakukan pekerjaan ini.
PASAL XIII
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila Terjadi Keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada bunyi pasal VIII ayat 1 perjanjian ini, yang mana keterlambatan
disebabkan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda
sebesar 0,1% (nol koma satu) dari nilai tagihan untuk setiap hari
keterlambatan dengan nilai total maksimum denda sebesar 5% ( Lima Persen)
dihitung sejak hari keterlambatan dari nilai tagihan.
2. Denda tersebut diatas sesuai dengan bunyi pasal XIII ayat 1 perjanjian ini akan
diperhitungkan dan dipotong pada tagihan yang diajukan PIHAK KEDUA kepada
PIHAK KESATU.
3. Apabila PIHAK KESATU melakukan keterlambatan waktu pembayaran kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan bunyi pasal V perjanjian ini maka PIHAK KESATU
dikenakan denda sebesar 0,1 % (nol koma satu) dari nilai tagihan untuk setiap hari
keterlambatan dengan nilai maksimum total denda sebesar 5% ( Lima persen)
dihitung sejak hari keterlambatan.
Perjanjian Nomor : 01/SPP/…./IV/2019
4. Apabila sampai dengan batas denda maksimum denda pertama belum juga dapat
menyelesaikan pembayaran kepada PIHAK KEDUA atau paling lambat 3 (tiga)
hari dari waktu keterlambatan maka PIHAK KEDUA berhak memutuskan
perjanjian ini secara sepihak.
5. Apabila pemutusan sesuai dengan bunyi pasal XIII ayat 4 perjanjian ini maka
PIHAK KESATU tetap mempunyai kewajiban menyelesaikan seluruh sisa
pembayaran kepada PIHAK KEDUA paling lambat 30 (tiga puluh) Hari Kalender.
PASAL XIV
LAIN – LAIN
Hal – hal lain yang belum cukup dalam surat perjanjian ini akan diatur kemudian di
dalam Adendum yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Perjanjian
Pemborongan / KONTRAK ( SPP / Kontrak) ini yang tidak dapat dipisahkan dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PASAL XV
PERSELISIHAN
1. Perjanjian ini tunduk dan patuh pada ketentuan hukum yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.
2. Apabila melakukan isi perjanjian ini Kedua Belah Pihak terjadi perselisihan, maka
Kedua Belah Pihak sepakat dan setuju untuk menyelesaikan dengan perundingan
atau musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila cara tersebut sesuai bunyi pasal XV ayat 2 perjanjian ini belum juga
menghasilkan kata sepakat, maka Kedua Belah Pihak sepakat dan setuju untuk
mencari Pihak Ketiga sebagai mediator untuk menyelesaikan perselisihan atau
badan abritasi nasional.
4. Dan Apabila cara tersebut sesuai bunyi pasal XV ayat 3 juga tidak membuahkan
hasil, maka Kedua Belah Pihak sepakat dan setuju untuk menyelesaikan melalui
jalur hukum dan memilih Pengadilan Negeri dimana perjanjian ini ditanda tangani.
PASAL XVII
PENUTUP
1. Surat Perjanjian Pemborongan ( SPP ) ini serta pasal-pasalnya berlaku sejak
ditandatangani oleh kedua Belah Pihak. Sesuai dengan bunyi Pasal 3-4
2. Surat Perjanjian Pemborongan ( SPP ) ini akan berakhir setelah pekerjaan dan
pembayaran telah selesai 100% (seratus persen)- Item per Item Pekerjaan.
DIBUAT DI : PEKANBARU.
PADA TANGGAL : APRIL - 2019
Hari ini Senin tanggal Sembilan belas bulan Maret tahun Dua ribu dua .....
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :..........................................................
Jabatan : Direktur Utama
Perusahaan : PT......................................................
Alamat :............................................................
Bertindak dan atas nama diri sendiri dan sah mewakili perusahaan
PT........................................................................................ berdasarkan akta pendirian
No:....tanggal:......Tahun:.....Notaris................
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya mewakili diri sendiri / kuasa
dari pemilik uang dengan ini bersedia dan sanggup untuk menyediakan sejumlah
dana yang dimaksudkan dalam Kontrak kerja pemborongan pada Pasal 3 ayat 4 ( Hal
JPP ) sebesar 10% (Sepuluh Persen) pada Rekening
Pt..................No...........................Bank............................
Adapun mengenai keamanan uang tersebut para pihak sepakat Dijamin bersamaan
dengan serah terima dana ke rekening join accont untuk pembangunan proyek
………………………………….. milik .......................................di bank yang disepakati.(
teknis diatur kemudian ) dan di lakukan di bank ( instansi yang berwenang).
Demikianlah surat pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sebenarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Dibuat di : Jakarta
Tanggal : 19 - Maret - 2019.
PT....................................................
.........................................................
Direktur Utama