Anda di halaman 1dari 33

PENYAKIT GLOBAL  adalah suatu kondisi persebaran

penyakit yang sudah di alami oleh penduduk dunia.

RUANG LINGKUP
1.Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang
disebabkan oleh tranmisi agen biologi seperti virus, bakteri, jamur dan
parasit.
Contoh  H5N1, HIV/AIDS, MERS, Ebola.
2.Penyakit tidak menular dapat juga didefinisikan sebagai penyakit yang
tidak dapat ditularkan kepada manusia lain yang disebabkan oleh
melemahnya organ manusia dan juga faktor usia.
Contoh  penyakit jantung, stroke, diabetes
3.Global warming adalah meningkatanya temperatur rata-rata
permukaan bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca.
DETERMINAN-DETERMINAN KESEHATAN
PERILAKU

LINGKUNGAN

LAYANAN KESEHATAN

KETURUNAN
PERILAKU
• Perilaku dan kebiasaan sangat mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan seseorang.
• Perilaku kesehatan merupakan suatu reaksi atau respon
seseorang (organisme) terhadap suatu stimulus.

• Perilaku dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:


1.Perilaku tertutup (Covert behaviour) : terjadi apabila respon
terhadap stimulus yang masih belum bisa diamati oleh orang
lain (dari luar) secara jelas. Respons tersebut masih sebatas
dalam bentuk perasaan, persepsi, serta perhatian.
2.Perilaku terbuka (Overt behaviour) : terjadi apabila respon
terhadap stimulus tersebut dalam bentuk tindakan yang dapat
diamati oleh orang lain (dari luar) yang disebut praktik
(practice).
LINGKUNGAN
• Kesehatan lingkungan yaitu suatu hubungan yang berkaitan antara
manusia dan perubahan lingkungan sehingga apabila terjadi
ketidakseimbangan maka timbul gangguan kesehatan di masyarakat.

• Lingkungan terdiri dari 3 macam diantaranya :


1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik terdiri dari benda-benda mati, contohnya air, udara,
tanah, makanan, rumah, panas, dan sebagainya.
2. Lingkungan biologis
Lingkungan biologis terdiri dari hal-hal yang bersifat biotik, seperti
tumbuh-tumbuhan, hewan, bakteri, jamur, serangga, parasit dan
lain-lain.
3. Lingkungan sosial
Lingkup lingkungan sosial diantaranya adat-istiadat, kepercayaan,
agama, gaya hidup, pekerjaan, organisasi sosial dan politik.
LAYANAN KESEHATAN
• Pelayanan kesehatan merupakan hal penting yang kualitasnya
perlu dijaga dan ditingkatkan sesuai dengan standar pelayanan
yang berlaku.
• Pelayanan kesehatan adalah faktor ketiga yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia.
• Pelayanan yaitu usaha dalam membatu mempersiapkan
susuatu yang diperlukan sehingga dapat memberikan
kepuasan sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh
pemakainya.
KETURUNAN
Merupakan faktor bawaan dari setiap manusia (Hartoyo, 2015), yang
tidak bisa kita cegah karena sifatnya merupakan warisan dari orang tua
atau leluhur. Telah terdapat banyak kasus yang menderita suatu penyakit
dikarenakan faktor keturunan tersebut. Jika kita terkena suatu penyakit
tentunya kita tidak boleh memprediksi bahwa penyakit tersebut
merupakan penyakit keturunan, alangkah baiknya kita harus periksakan
ke dokter (Unicef, 2013).
1. Diagnosa pasti dari dokter
Periksa ke dokter untuk memastikan bahwa penyakit yang diderita
merupakan penyakit keturunan, bukan dugaan atau perkiraan.
2. Selalu menjaga kebersihan
Jika sudah pasti penyakit yang di derita merupakan penyakit keturunan
maka, kita harus menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit
lainnya.
indikator kesehatan
• Indikator merupakan variable yang membantu kita
dalam mengukur perubahan perubahan yang terjadi
baik secara langsung maupun tidak langsung ( WHO,
1981 )
• Indikator merupakan suatu metode atau alat yang
dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kejadian
dan pola suatu penyakit atau permasalahan yang
terjadi di masyarakat ( Efendi dan Makhfudli, 2009)
• Dapat di simpulkan bahwa Pengertian indikator status
kesehatan adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukkan status kesehatan sekelompok orang
dalam populasi tertentu.
Rasio
Rasio adalah suatu fraksi yang nilai numeratornya tidak
tercakup dalam denominator. Artinya, rasio digunakan
untuk menyatakan hubungan antara numerator (x) dan
denominator (y) ketika keduanya memiliki nilai yang
independen (tidak saling tergantung). Untuk menghitung
rasio digunakan rumus berikut:
Rasio = X / Y
Contohnya : pada sampel 69 pasien kasus yang terkena
infeksi saluran urinaria nosocomial selama periode 1
tahun, 46 wanita dan 23 laki-laki yang memiliki :

rasio wanita terhadap pria 46/23 = 2/1 atau rasio pria


terhadap wanita 23/46 = ½
Proporsi
Proporsi adalah tipe rasio yang nilai numeratornya
tercakup dalam denominator. Proporsi sering dinyatakan
dengan presentase. Untuk menghitung proporsi, digunakan
rumus berikut:
Proporsi = X/ (X+Y) x 100%

Contohnya, pada sampel 69 pasien kasus yang terkena


infeksi saluran urinari nosokomial selama periode satu
tahun, 46 kasusnya adalah wanita dan 23 kasusnya adalah
pria. Dalam perhitungan ini, nilai numerator (kasus pria)
tercakup dalam denominator (total jumlah kasus.

Sehingga Proporsi kasus pria adalah 23/69 x 100% = 33


%
Rate
Rate adalah pernyataan angka yang menggunakan rumus
untuk menghitung frekuensi suatu kejadian atau penyakit yang
terjadi pada suatu populasi. Penggunaan rate misalnya pada
morbidity rate dan mortality rate.
Untuk menghitung rate digunakan rumus :

Rate = X/Y x K
X = jumlah kasus (pembilang)
Y = jumlah populasi total (penyebut atau populasi berisiko)
K= bisa bernilai 100, 1.000, 10.000, atau 100.000 untuk
mengetahui jumlah kasus yang terjadi pada unit populasi
tersebut.
Contoh :
Selama tahun 2004 dilaporkan sebanyak 126 kasus penyakit
DHF dari suatu populasi sebesar 20.000.
Maka angka insiden peyakit DHF = 126 / 20.000 x 1.000 = 126 /
20 = 6,3 kasus per 1.000 penduduk.
• Indikator kesakitan atau mordibitas meruapakn
derajat sakit yang dapat dinyatakan dalam angka
prevalensi dan insidensi yang umum. Angka
kesakitan ini penting digunakan untuk penilaian
dan perencanaan program untuk menurunkan
kesakitan dan kematian di suatu wilayah.
(Nugraheni, 2018). Indikator kesakitan dibedakan
menjadi 2:
1. Insidensi
2. Prevalensi
• Insiden suatu penyakit merupakan jumlah kasus baru dalam
periode tertetu yang terjadi di kalangan penduduk. (Fandeli.,
2017)
• Berikut adalah rumus untuk menghitung jumlah kasus baru (IR) :

• Angka yang diperoleh digunakan untuk menggambarkan


keadaan penyakit yang sifatnya akut seperti cholera, demam
berdarah, dan malaria (Fandeli, 2017).
• Prevalensi dari suatu penyakit (PR, prevalence rate)
merupakan jumlah penderita suatu penyakit selama waktu
tertentu di kalangan penduduk (Fandeli, 2017).
• Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung prevalensi

• Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan penyakit


menahun (kronis) antara lain TBC, Kusta, Penyakit jantung dan
Pembuluh Darah (Fandeli, 2017).
INDIKATOR KELAHIRAN (FERTILISASI):
Crude Birth Rate (CBR)/ AngkaKelahiran Kasar

 CBR adalah banyaknya kelahiran dalam satu tahun


tertentu per 1000 penduduk pertengahan tahun.

B
CBR  K
P
 Keterangan :
B = Jumlah bayi yang lahir selama 1 tahun
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
K = Konstanta (1000)
General Fertility Rate (GFR)/Angka Kelahiran Umum

• GFR merupakan suatu angka yang menunjukkan jumlah


kelahiran per 1000 perempuan dalam usia produktif
yaitu (15 – 44 dan 15 – 49 tahun) dalam suatu periode
tertentu.
Age Specific Fertility Rate (ASFR)/Angka
Kelahiran Menurut Kelompok Umur
• Age Spesific Fertility Rate (ASFR) atau tingkat fertilitas
spesifik merupakan perbandingan antara jumlah kelahiran
hidup per 1000 penduduk perempuan pada golongan usia
tertentu (Salim dkk., 2017).
• Kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur
tertentu antara 15-49 tahun

Keterangan
Bi = Jumlah kelahiran dari kelompok umur (i), misalnya
umur
20 -24 tahun
PFi = Jumlah penduduk perempuan menurut umur (i) dalam
usia
reproduksi, misalnya umur 20 – 24 tahun
Birth Order Specific Fertility Rate (BOSFR)

 Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran adalah


perbandingan jumlah urutan kelahiran dengan jumlah
wanita umur 15-49 pertengahan tahun(Mantra, 2004).

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis


dengan rumus:
BOSFR = Σ Boi x K
Keterangan: Pf(15-49)
BOSFR = Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran.
Boi = Jumlah kelahiran urutan ke i.
Pf(15-49) = Jumlah perempuan umur 15-49
pertengahan tahun.
K = Bilangan konstanta=1000.
Penjumlahan dari tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran
menghasilkan tingkat fertilitas umum (GFR= Σ).
FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN:
1. Penyakit infeksi dan menular
Tiga Kelompok utama penyakit menular yaitu :
– Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
– Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun
akibatnya lebih ringan dari yang pertama
– Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah
yang menimbulkan kerugian materi.
2. Penyakit Degenerative Makanan yg bisa jadi penyebab penyakit
Penyebab dari penyakit degenerative biasanya
degeneratif :
karena dari pola hidup yang buruk seperti:
Daging berlemak
– Merokok
Junk foods
– Konsumsi alkohol yang berlebih
Soft drink (yg bergula)
– Kurang aktifitas fisik (sedentary lifestyle)
Mentega/margarine/cream/santan
– Kurang konsumsi serat
Alkohol
– Konsumsi padat energi
Gula
– Obesitas sentral (abdominal obesity).
Minyak
Contoh penyakit degenerative
– Jantung koroner
– Diabetes militus
– Obesitas stroke
3. Kecelakaan
– Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang ada hubungannya dengan kerja
dalamkecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan
pekerjaan. Hubungan kerjadi sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi
dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktumelaksanakan pekerjaan. Dengan
demikian muncul dua permasalahan:
– Kecelakaan sebagai akibat langsung dari pekerjaan
– Kecelakaan terjadi saat melakukan pekerjaan
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan ada 2 yaitu
1. Fisik : lingkungan dan pekerjaan tidak aman
2. Manusia : kelalaian prilaku dari manusia itu sendiri
4. Gizi Buruk
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digestif, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi. Tanpa adanya gizi yang adekuat, maka kualitas hidup
tidak akan optimal dan tentunya akan mempenagruhi proses tumbuh kembang.
5. Kebersihan dan Sanitasi Buruk
Sanitasi dan perilaku kebersihan buruk serta air minum yang tidak aman
menyebabkan kematian anak akibat diare shg terjadi masalah gizi pd anak balita.
diare timbul krn menggunakan sumur terbuka untuk air minum, menggunakan air
ledeng, BAB di sungai atau selokan.
perbaikan pada sistem pengairan dan sanitasi, mencuci tangan secara tepat denga
menggunakan sabun dapat mengurangi resiko penyakit diare sebesar 42 sampai
47%.
6. Perilaku Kesehatan Buruk
Perilaku kesehatan buruk berkaitannya dengan kebersihan dan sanitasi
buruk karena ketika perilaku seseorang sangat buruk dan tidak menjaga
kesehatan diri dan lingkungan maka secara tidak langsung akan
meningkatkan sumber penyakit sehingga dapat menyebabkn resiko
kematian pada bayi dan anak-anak
ERADIKASI
• Upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan melalui
pemberantasan dan eliminasi untuk menghilangkan jenis
penyakit tertentu secara permanen sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat secara nasional (Permenkes RI,
2014).
• Upaya intervensi berkelanjutan yang bertujuan untuk
menurunkan insidensi dan prevalensi penyakit sampai titik nol
secara permanen diseluru dunia.
- Misal: Eradikasi cacar.
Eradikasi polio.
Faktor yang berhubungan dengan eradikasi:
• Perkembangan sains.
• Perkembangan tekonologi.
• Financial.
• Fisik dan sosial.
ELIMINASI
• Upaya pengurangan terhadap penyakit secara
berkesinambungan di wilayah tertentu sehingga
angka kesakitan penyakit tersebut dapat ditekan
serendah mungkin agar tidak menjadi masalah
kesehatan di wilayah yang bersangkutan
(Permenkes RI, 2014).
• Upaya intervensi berkelanjutan yang bertujuan
untuk menurunkan insidensi dan prevalensi suatu
penyakit sampai pada tingkat nol di suatu wilayah
geografis.
- Merupakan tahap penting dalam mencapai
eradikasi global.
- Mencegah terulangnya transmisi.
• Penyakit yang dilakukan eliminasi:
1. Eliminasi campak.
2. Eliminasi difteri.
3. Eliminasi tetanus neonatorium.
COMMUNICABLE DISEASE
• Adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh
agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit menurut
Permenkes RI No 82 Tahun 2014 Bab 1 Pasal 1.
• Berdasarkan cara penularannya, penyakit menular dikelompokkan
menjadi:
a. Penyakit menular langsung; dan
b. Penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit.
Faktor-faktor lingkungan penyakit menular:
• Status imunologi seseorang.
• Virus yang menginfeksi.
• Usia, riwayat dan genetik.
PERAN PERAWAT
Pendidik Kesehatan:
Perawat memberikan pembelajaran berupa
pencegahan, pendidikan kesehatan, pemulihan
dari penyakit, menyusun program health
education, dan memberikan informasi yang
tepat tentang kesehatan.
Konselor:
Perawat yang memiliki tujuan jelas, menyediakan ruang
dan waktunya, perhatian dan keahliannya bagi klien serta
memiliki keterampilan konseling untuk membantu klien
mempelajari keadaan dirinya, mengenali, dan melakukan
pemecahan masalah klien.
Pemberi Asuhan Keperawatan:
Perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat berupa
asuhan keperawatan yang komperhesif. Meliputi, asuhan
pencegahan pada tingkat 1,2 maupun 3 baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Role Model:
Perawat berperilaku yang baik sehingga dijadikan sebagai
panutan, panutan ini digunakan pada semua tingkat
pencegahan terutama PHBS dan menampilkan
profesionalisme dalam bekerja.
Koordinator:
Perawat mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan
kesehatan masyarakat dan puskesmmas dalam mencapai
tujuan kesehatan tujuan melalui kerja sama dengan
tenaga kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan
merupakan kegiatan pelayanan yang menyeluruh. Dan
juga melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan
keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan
serta sebagai penghubung dalam melaksanakan kegiatan
keperawatan.

Change Agent (Pembaharu):


Perawat berperan sebagai inovator terhadap individu,
keluarga, dan masyarakat dalam merubah perilaku dan
pola hidup yang berkaitan dengan penngkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
TREN DAN ISU KESEHATAN GLOBAL:
• sistem pelayanan kesehatan yang tidak mendukung
• sistem pembiayaan kesehatan
• dukungan politik rendah
Sistem Pelayanan Kesehatan yang Tidak Mendukung:
• Akses Rendah
akses mudah ke pelayanan kesehatan Rumah Sakit 37,1%, sulit
dalam mengakses pelayanan 36,9% dan 26% sangat sulit
mengakses Rumah Sakit. ( Menkes, 2019 ).
• Akses Tidak Terjangkau
Akses jalan yang sulit pihak RS kesulitan untuk menjalankan
program kesehatan. Kendala akses berpengaruh pada
masyarakat yang ingin berobat. Karena biaya transportasi yang
mahal maka harga lain juga akan menjadi mahal.
Sistem Pembiayaan Kesehatan
• Jumlah dana tidak memadai
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan
negara lain. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan
sebagai berikut :
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
• Alokasi dana tidak efektif dan efisien
alokasi penggunaan sumber dana tidak dimanfaatkan secara
efektif dan efisien dikarenakan penyebaran dana yang dilakukan
pemerintahan tidak menyeluruh ke masyarakat.
Pengalokasian dana sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
1) Alokasi dana dari pemerintah
2) Alokasi dana dari masyarakat.
Dukungan politik rendah
• Program pembangunan kesehatan
adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi
ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan
antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal
dibandingkan dengan negara tetangga dan kurangnya
kemandirian dalam pembangunan kesehatan

• Jumlah dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan


sangat rendah
rencana pembangunan kesehatan akan sulit diwujudkan
karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk
membiayai pelaksanaan pembangunan. Akibatnya keadaan
negara menjadi statis, tidak berkembang karena tidak
mengalami kemajuan.
• Kebijakan publik yang pro kesehatan tidak diterapkan
ketidaksiapan kepala daerah dan pemangku kepentingan di daerah
dalam menghadapi terjadinya perubahan pada sistem perumusan
kebijakan public di dunia kesehatan . Ketidaksiapan meliputi
lemahnya ketrampilan negosiasi dan kemampuan melakukan
kompromi secara jujur dan arif dari kepala daerah dengan semua
pemangku kepentingan di daerah
KEBIJAKAN WHO
1. Children and Adolescent Health and Development
Programme
Kebijakan ini memiliki tujuan agar kesehatan anak-anak
dan remaja meningkat, serta pemberdayaan sumber daya
manusia yang dimiliki sejak dini.
2. Global Polio Eradication Initiative Program
Kebijakan ini memiliki fokus pada pemberantasan polio,
terutama yang menyebar di negara-negara berkembang.
3. The WHO Framework Convention on Tabaco Control
Programme
WHO bersama UNDP melakukan kerjasama untuk pengontrolan
penggunaan tembakau supaya memasyarakatkan kesehatan
yang lebih baik guna pembangunan yang berkelanjutan.
4. WHO Global Programme on AIDS
Kebijakan ini khusus mengatasi masalah HIV/AIDS yang dilakukan
dihampir seluruh negara di dunia, terutama di negara yang
memiliki tingkat HIV/AIDS nya tinggi.
5. Family Planning Programme
Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh
masyarakat , terdapat kebijakan yang lebih spesifik seperti, Safe
Motherhood Programme yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan Family Planning in Reproductive Health
Programme yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
reproduksi manusia.

Anda mungkin juga menyukai