Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga kerja mempunyai peranan yang penting bagi pembangunan negara.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan mengenai aspek kesehatan dan keselamatan
mereka, khususnya ketika sedang berada di tempat kerja. Terdapat banyak hal
yang dapat mengganggu produktivitas tenaga kerja di tempat kerja, seperti
bahaya fisik, kimia, biologi, mekanis, ergonomi, dan psikososial (Jeyaratnam dan
Koh, 2009). Maka dari itu, tidak jarang berbagai kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja sering dirasakan oleh para pekerja.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita gangguan jiwa
pada tenaga kerja di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa. Di Indonesia
gangguan mental emosional (depresi & ansietas) mencapai 11,6% dari jumlah
total penduduk atau sekitar 24.708.000 orang, sedangkan gangguan jiwa berat
(psikosis) mencapai 0,46% dari jumlah total penduduk atau sekitar 1.065.000
orang (Riskesdas, 2007).
Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2013
dalam Kementerian Kesehatan (2014), pada setiap 15 detik terdapat setidaknya
satu orang pekerja di dunia yang meninggal akibat kecelakaan kerja dan sebanyak
160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Sedangkan pada tahun sebelumnya,
ILO melaporkan bahwa angka kematian akibat kecelakan dan penyakit akibat
kerja (PAK) terdapat 2 juta kasus per tahun. Hal ini membuktikan bahwa angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di dunia masih sangat tinggi. Berdasarkan
hasil laporan pelaksanaan kesehatan kerja pada 26 Provinsi di Indonesia tahun
2013 diketahui terdapat 428.844 kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan.
Pada beberapa kasus di negara maju, faktor-faktor fisik, kimia, dan biologi
sudah cenderung bisa dikendalikan karena mudah terlihat, sehingga gangguan
kesehatan akibat faktor-faktor tersebut sudah banyak berkurang. Namun saat ini
justru faktor ergonomik dan faktor psikososial yang perlu menjadi perhatian lebih
(Irwandi, 2007).

1
2

Faktor psikososial yang merupakan salah satu bahaya di tempat kerja kerap
kali tidak disadari oleh para pekerja maupun pihak manajemen. Perlu diketahui
bahwa pekerja sering mengalami situasi dan lingkungan kerja yang tidak
kondusif, seperti bekerja dalam shift, beban kerja yang berlebihan, bekerja
monotoni, mutasi dalam pekerjaan, tidak jelasnya peran kerja, serta konflik
dengan teman kerja. Semua aspek tersebut merupakan beberapa faktor
psikososial yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik, mental maupun
emosional para pekerja, seperti gangguan muskuloskeletal, stres, dan penyakit
psikomatis yang menjadi penyebab meningkatnya penyakit akibat hubungan
pekerjaan (Kementerian Kesehatan, 2011). Sedangkan pada beberapa hasil
penelitian diketahui bahwa stres, kelelahan, serta motivasi kerja termasuk ke
dalam faktor yang sangat rentan dalam menyebabkan kecelakaan kerja (Maurits
dan Widodo, 2008).
Di Indonesia Perlu diketahui bahwa waktu maksimal yang diperkenankan
untuk bekerja selama satu hari adalah 8 jam atau 40 jam dalam seminggu.
Bekerja melebihi jam yang seharusnya dapat menyebabkan penurunan kebugaran
tubuh dan kelelahan (Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan). faktor psikososial seringkali berada di sekitar tenaga kerja,
baik disadari maupun tidak disadari. Lama kerja yang melebihi batas maksimal
akan membuat beban kerja meningkat. Beban kerja merupakan salah satu faktor
psikososial yang perlu diwaspadai (Pejtersen dkk, 2010).
Kota Batam sebagai Kota Industri dimana banyak tenaga kerja yang
dibutuhkan di Kota Batam, salah satu Perseroan Terbatas di Kota Batam adalah
PT. Citra Tubindo. Tbk. PT. Citra Tubindo Tbk didirikan pada tanggal 23
Agustus 1983 oleh seorang berkewarganegaraan Indonesia bernama Kris
Taenar Wiluan dalam rangka penanaman modal dalam negeri (PMDN), di
mana pada saat pertama kali pendirian perusahaan menempati 2 lokasi yaitu
lokasi pembuatan uliran pipa (end finishing of oil country tubular Goods/OCTG)
seluas 3,7 He. Pemrosesan pipa baja tanpa kampuh secara perawatan panas
di Kabil seluas 20 hektar. Kedua lokasi tersebut berada dipulau Batam, propinsi
Riau, yang merupakan daerah yang khusus dikembangkan oleh pemerintah
3

sebagai pusat pengembangan industri penunjang operasi minyak dan gas bumi di
Indonesia.
PT. Citra Tubindo. Tbk merupakan salah satu perusahaan terbesar di Batam
bahkan di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1980-an. Perusahaan ini
terletak di daerah Kabil Batam. Sejak berdirinya perusahaan tersebut, penjualan
pipa baja yang dihasilkan mampu merambah sampai ke luar negeri. Untuk
ekspor, PT. Citra Tubindo. Tbk berhasil melakukan penjualan sampai Benua
Amerika dan Eropa. Sedangkan di dalam negeri, konsumen PT. Citra Tubindo.
Tbk tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Berbagai macam proses
industri dilakukan untuk menghasilkan kain dengan kualitas terbaik. Proses
produksi yang kegiatan tersebut tentu berpotensi menghasilkan bahaya pada
pekerja, baik bahaya keselamatan maupun kesehatan kerja.
Faktor psikososial merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja yang
sering kali tidak disadari kehadirannya di tempat kerja. Beberapa contoh situasi
kerja yang tidak kondusif seperti bekerja dalam shift, beban kerja yang
berlebihan, bekerja monotoni, mutasi dalam pekerjaan, tidak jelasnya peran kerja,
serta konflik dengan teman kerja merupakan faktor psikososial yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan fisik maupun mental para pekerja
Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Psikososial Kerja Dengan Sistem Rotasi Shift
Karyawan PT. Citra Tubindo Tbk. Batam Tahun 2017”
B. Rumusan Masalah
Mengetahui Hubungan Psikososial Kerja Dengan Sistem Rotasi Shift
Karyawan PT. Citra Tubindo Tbk. Batam Tahun 2017.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Psikososial Kerja Dengan Sistem Rotasi Shift
Karyawan PT. Citra Tubindo Tbk. Batam Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran Psikososial Kerja Karyawan PT. Citra
Tubindo Tbk. Batam Tahun 2017.
4

b. Mengetahui Sistem Rotasi Shift Karyawan PT. Citra Tubindo Tbk.


Batam Tahun 2017.
c. Menganalisa hubungan Psikososial Kerja Dengan Sistem Rotasi Shift
Karyawan PT. Citra Tubindo Tbk. Batam Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pekerja PT. Citra Tubindo Tbk
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti mengenai
faktor psikososial yang ada di PT. Citra Tubindo Tbk.
2. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran mengenai faktor psikososial yang ada di PT.
Citra Tubindo Tbk sehingga dapat dijadikan sebagai informasi dan evaluasi
agar perusahaan lebih memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan
para pekerja.
3. Bagi Peneliti Lain
Dapat menambah informasi serta dasar perkembangan bagi peneliti
lain untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor psikososial.
4. Bagi Peneliti
Mengetahui bahwa sering terjadi kasus kecelakaan kerja ringan di PT.
Citra Tubindo Tbk seperti terjatuh, terpeleset, terjepit, tergores, dan lain
sebagainya. Studi pendahuluan terkait stres kerja terhadap 25 orang
karyawan menunjukkan bahwa sebanyak 56% (14 orang) dalam kondisi
yang cenderung bisa mendapat stres akibat kerja, dan 44% (11 orang)
dalam kondisi sangat mudah terkena stres akibat kerja.

Anda mungkin juga menyukai