Bendung Gerak PDF
Bendung Gerak PDF
3.1. Definisi
Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama banjir (aliran besar).
Bendung gerak dapat mengatur muka air di depan bangunan pengambilan sehingga air yang
masuk ke intake tetap sesuai dengan kebutuhan irigasi
Bendung gerak terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah
dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial. Type ini
mempunyai fungsi ganda, yaitu :
a. mengatur tinggi muka air di hulu bendung jika terjadi banjir
b. meninggikan muka air sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai
keperluan
(c) Paksi (pivot) pintu memberi tekanan horisontal besar jauh di atas pondasi
(d) Pintu harus tetap dijaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun
A A
pengambilan
utama pembilas
dinding pemisah
denah bendung
gerak dengan
pintu radial
jembatan
pintu radial
blok
halang
potongan A-A
pelat pancang
pelat pancang
rantai atau
kabel pengangkat
rencana jarak
1/n balok untuk pintu
pintu sorong
plat baja
1/n
l
1/n
1/n
pintu radial
Keterangan :
Pw = tekanan hidrostatis (t.m-2)
γw = berat jenis air (t.m-3)
H = tinggi permukaan air ke dasar saluran (m)
Z = tinggi permukaan air ke kedalaman terterntu (m)
Tekanan hidrodinamis adalah tekanan air yang bekerja pada saat gempa pada
kedalaman h (m) dari permukaan air
Pd = 7/8. γw.Kh.z
Keterangan :
Pd = tekanan hidrodinamis (t.m-2)
Kh = koefisien gempa
2. Gelagar horizontal
Untuk menahan besarnya tekanan air yang diterima pintu air, perlu diberikan
perkuatan pada pintu tersebut berupa gelagar horizontal maupun gelagar vertikal agar
tidak terjadi lendutan akibat tekanan air tersebut.
Untuk menentukan Letak gelagar horizontal, terlebih dahulu menghitung tinggi
tinjauan dengan rumus :
ℎ = .
Keterangan:
hr = tinggi tinjauan
r = nomor tujuan
N = jumlah tinjauan
Kemudian jarak gelagar horisonta dapat dihitung dengan rumus :
nr = .
Keterangan :
nr = jarak gelagar horizontal (m)
Keterangan :
Mmaks = momen maksimum (t.m)
q = berat beban per satuan panjang gelagar (t.m-1)
l = panjang gelagar (m)
Momen maksimum ini terjadi tepat ditengah –tengah gelagar
= <
Keterangan :
= tegangan yang terjadi pada gelagar (t.m-2)
W = momen tahan baja (m3)
= tegangan yang terjadi pada gelagar (t.m-2)
d. Menghitung besarnya lendutan yang terjadi di tengah gelagar
! "
= #$ %
< &&
Keterangan :
= lendutan maksimum (cm)
q = berat beban per satuan panjang gelagar (kg.cm-1)
' = panjang betangan (cm)
E = modulus elastisitas bahan = 2,1 x 106 kg.cm-2
() = momen inersia terhadap sumbu x (cm4)
3. Gelagar vertikal
Gelagar vertikal berfungsi untuk menahan gelagar horizontal yang cukup pan-
jang. Beban yang bekerja pada gelagar vertical adalah beban segitiga.
Untuk merencanakan gelagar vertical pada prinsipnya sama dengan perenca-naan
gelagar horizontal, tetapi rumus yang dipakai untuk menghitung momen maksimum
dan lendutan yang terjadi berbeda karena beban segitiga.
Keterangan :
. = momen maksimum (t.m)
q = berat beban per satuan panjang gelagar (t.m-1)
l = panjang gelagar (m)
X = jarak momen maksimum dari muka air
Rumus lendutan untuk beban segitiga adalah
&,&&0! "
= <
$. % &&
Keterangan :
= lendutan maksimum (cm)
q = berat beban per satuan panjang gelagar (kg.cm-1)
(1 = momen inersia terhadap sumbu x (cm4)
Keterangan :
2 = tebal plat pintu (cm)
k = koefisien yang tergantung dari kondisi tumpuan (0,8)
a,b = panjang sisi bidang persegi panjang (cm)
= tegangan ijin (kg.cm-2)
: = tekanan air (kg.cm-2)
Biasanya ketebalan plat baja diberi kelebihan 1 mm untuk menjaga kemungkinan
terjadinya karat dan aus
5. Sambungan kontruksi
Dalam merencanakan sambungan utama konstruksi pintu dipakai baut. Untuk
mengetahui kebutuhan baut perlu diketahui kekuatan baut dengan rumus:
:;< < = 2. . > . ;<
#
:?@ A@ = 2. >. . ?@ A@
Keterangtan :
d = diameter baut (cm)
t = tebal penghubung (cm)
Pgeser = kekuatan baut akibat gaya geser (kg)
Ptumpu = kekuatan baut terhadap tumpuan (kg)
Keterangan :
n = jumlah baut yang diperlukan
P = gaya yang bekerja pada batang (kg)
Pmin = kekuatan baut minimum (kg)