(SAP)
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019
Waktu : 10.00 WIB
Tempat /Ruang : Desa Karanglewas lor Kec. Purwokerto
Sasaran : Warga Ibu Hamil
Pelaksana : Mahasiswa S1 Keperawatan Semester 4
Nama mahasiswa yang terkait
Topik penkes : Nutrisi pada ibu hamil dengan anemia
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu hamil dapat
melakukan pencegahan agar tidak terkena anemia di masa kehamilan sampai
melahirkan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan para peserta dapat menjelaska tentang :
1. Pengertian anemia pada ibu hamil
2. Jenis-jenis anemia
3. Penyebab aemia
4. Gejala klinis
5. Derajat anemia
6. Dampak anemia
7. Pencegahan anemia
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
C. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
3. Monitor
D. Kegiatan Penyuluhan
A A A A A A
P
A A A A A A
O
M : Moderator
P : Penyaji
N : Notulen
O : Obsever
A : Audience
MATERI
A. PENGERTIAN
Anemia pada wanita hamil didefinisikan sebagai konsentrasi
hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan
atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi
adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control
(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari10,5 g/dl pada trimester
kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak
cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer,
kadar besiserum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat
besi total (Total Iron Binding Capacity / TIBC) meninggi dan cadangan besi
dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada
sama sekali.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi
besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya
gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya
kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa
penyembuhan dari penyakit.
B. JENIS JENIS ANEMIA PADA IBU HAMIL
1. Anemia defisiensi besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang
paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang
masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan
penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan,
misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan
terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak
hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala :
- Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, dan
mudah patah
- Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging,
stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri
sudut mulut
- Mikrositosis
- Hipokromasia
- Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak
yang bersifat normositer dan normokrom
- Kadar besi serum rendah
- Daya ikat besi serum meningkat
- Protoporfirin meningkat
- Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
2. Anemia megaloblastik
Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh
defisiensi asamfolat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu
erat hubungannya dengan defisensi makanan.
Gejala-gejalanya:
- Malnutrisi
- Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)
- Diare
- Kehilangan nafsu makan ciri-ciri anemia megaloblastik
- Megaloblast
- Promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
- Anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah
berat. Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat sering
berdampingan ndenagn defisiensi besi dalam kehamilan
3. Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum
tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia
hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya
anemia hipoplstik karena kehamilan, apa bila wanita tersebut telah selesai
masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya
biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri
- Pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom,
tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin
B12.
- Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia
eritropoesis yang nyata
4. Anemia hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh
pengancuran sel darahmerah berlangsung lebih cepat daripada
pembuatannya. Wanita dengan anemiahemolitik sukar menjadi hamil,
apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat.Sebaliknya mungkin
pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang
sebelumnya tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2
golongan besar :
- Disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia,
anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
- Disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6
Fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
- Anemia
- Hemoglobinemia
- Hemoglobinuria
- Hiperbilirubinuria
- Hiperurobilirubinuria
- Kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dllklasifikasi anemia yang
lain adalah :
a. Hb 11 gr% : tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr% : anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : anemia berat.
C. PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN
Secara Umum
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap seldarah merah:
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Sferositosis herediter
- Elliptositosis herediter
24. Kekurangan G6PD
25. Penyakit sel sabit
26. Penyakit hemoglobin C
27. Penyakit hemoglobin S-C
28. Penyakit hemoglobin E
29. Thalasemia