Anda di halaman 1dari 5

KEMAS 7 (2) (2012) 117-121

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

Kiki Korneliani, Dida Meida

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi Tasikmalaya,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler dengan kematian
Diterima 5 September 2011
Disetujui 14 Oktober 2011
tertinggi. Hipertensi dapat terjadi karena obesitas dan tegang. Permasalahan
Dipublikasikan Januari 2012 penelitian adalah bagaimana hubungan antara obesitas dan tegang dengan
kejadian hipertensi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara
Keywords: obesitas dan tegang dengan kejadian hipertensi pada guru SD wanita yang ada
Obesity;
Stress;
di Kecamatan Kalipucang. Metode penelitian observasional, dengan pendekatan
Hypertension. belah lintang. Penelitian dilakukan pada wanita usia 40-55 yang bekerja sebagai
guru SD di wilayah Kecamatan Kalipucang, dengan sampel sebanyak 58 orang
diambil dari 15 SD yang ada di Kecamatan Kalipucang. Data dianalisis dengan
uji chi square pada α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel
penelitian mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi yaitu variabel
obesitas nilai p<0,03 (POR:3,8; 95%CI POR:1,2-11,8), tegang dengan nilai
p<0,01 (POR:6,2; 95%CI POR:1,4-26,2). Simpulan penelitian adalah variabel
yang berhubungan dengan hipertensi adalah obesitas dan tegang.
OBESITY AND STRESS WITH THE HYPERTENTION INCIDENCE

Abstract
Hypertension is one of the highest mortality of cardiovascular disease.
Hypertension may occur due to obesity and tense. Research problem was how
strained the relationship between obesity and the incidence of hypertension.
Purpose of the study to analyzed the relationship between obesity and tense with
the hypertension incidence of female primary school teachers in the Kalipucang
District. Observational research methods, with a cross sectional approach. The
study was conducted in women aged 40-55 who worked as an elementary school
teacher in the District Kalipucang, with sample of 58 people drawn from 15
elementary schools in the District Kalipucang. Data was analyzed by chi square
test at α 0.05. The result showed that the two variables have a relationship with
hypertension were obesity p value<0.03 (POR: 3.8, 95%CI POR: 1,2 -11,8), tense
with p<0,01 (POR: 6.2, 95%CI POR: 1,4 -26,2). Conclusion, variable which
associated with hypertension were obesity and tense.

© 2012 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jalan Siliwangi No. 24, Tasikmalaya, Jawa Barat 45115
Email: kikikorneliani@yahoo.com
Kiki Korneliani & Dida Meida / KEMAS 7 (2) (2012) 117-121

Pendahuluan pekerja dengan segala profesi dan pekerjaan,


salah satunya adalah di alami oleh para guru
Hipertensi merupakan salah satu pe- guru yang mengajar di Sekolah Dasar yang
nyakit paling mematikan di dunia. Sebanyak 1 berurusan dengan interaksi antara orang-orang
milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewa- dan lingkungan sosial, sehingga mereka harus
sa menderita penyakit ini. Bahkan, Hipertensi mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupan-
tidak dapat secara langsung membunuh pen- nya, mengurangi ketegangan, dan mewujudkan
deritanya, melainkan hipertensi memicu ter- aspirasi dan nilai-nilai mereka. Seorang peker-
jadinya penyakit lain yang tergolong kelas ja selain harus menyelesaikan tugas pokok dan
berat dan mematikan serta memberi gejala fungsinya, juga harus menyelesaikan tugas-
yang berlanjut untuk suatu target organ, se- tugas yang lain yang diberikan oleh atasannya,
perti stroke untuk otak, penyakit jantung koro- keadaan ini dapat menuntut energi, waktu dan
ner untuk pembuluh darah jantung dan untuk pikiran yang banyak, sehingga pada beberapa
otot jantung. Seseorang dinyatakan menderita pegawai dapat menyebabkan timbulnya pe-
hipertensi bila tekanan darahnya tinggi atau nyakit hipertensi (Tsutsumi et al., 2001; Rosen-
melampaui nilai tekanan darah yang normal thal and Alter, 2011).
yaitu 140/80 mmHg. Penyakit ini telah menjadi Wanita yang menjadi istri dan ibu seka-
masalah utama dalam kesehatan masyarakat ligus sebagai pekerja, cenderung membawa
yang ada di Indonesia maupun di beberapa ne- mereka pada work-family conflict. Meskipun
gara yang ada di dunia (Wirakusumah, 2002; laki-laki juga dapat mengalami work fami-
Ova S., 2008). ly conflict tetapi wanita tetap menjadi soro-
Secara global kasus hipertensi terus me- tan utamanya, karena berkaitan dengan tugas
ningkat di berbagai negara. Prevalensi hi- utama mereka sebagai ibu dan istri. Hasil pe-
pertensi di dunia saat ini diperkirakan menca- nelitian yang dilakukan oleh Cinamon dan
pai 15-25% dari populasi dewasa. Di Amerika Rich menunjukkan wanita atau ibu yang be-
prevalensi tahun 2005 adalah 21,7%. Di Viet- kerja ternyata lebih sering mengalami work fami-
nam pada tahun 2004 mencapai 34,5%, Thai- ly conflict dan lebih menekankan pentingnya
land (1989) 17%, Malaysia (1996) 29,9%, family work conflict, ketika keluarga sebagai
Philippina (1993) 22%, Singapura (2004) 24,9% domain yang paling penting bagi keba-nyakan
dan prevalensi hipertensi di Indonesia adalah wanita mempengaruhi pekerjaan dapat menjadi
14% dengan kisaran antara 13,4-14,6%. Hasil gangguan bagi mereka. Berbagai peran wanita
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang tersebut menjadi faktor yang dapat menyebab-
dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun kan risiko hipertensi dimana pada kenya-
2004 menjukkan prevalensi penyakit hiperten- taannya disatu sisi ibu tetap terus bekerja dan
si atau tekanan darah tinggi cukup tinggi yaitu berkarir sementara disisi lain mereka tidak bisa
83 per 1000 ibu rumah tangga. lepas dari perannya sebagai ibu dan istri, belum
Ada beberapa faktor risiko yang dapat lagi bila dikaitkan dengan pembagian kerja do-
menyebabkan hipertensi diantaranya yaitu: ri- mestik rumah tangga dimana ibu yang masih
wayat keluarga, individu dengan riwayat kelu- lebih banyak mengerjakannya .
arga hipertensi mempunyai risiko dua kali le- Puskesmas Kalipucang merupakan
bih besar untuk menderita hipertensi daripada Puskesmas yang berada di Kecamatan Kali-
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan pucang. Berdasarkan data yang diperoleh pe-
riwayat hipertensi. Obesitas, hal ini disebab- neliti dari Puskesmas Kalipucang, Hipertensi
kan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada merupakan penyakit keempat terbesar. Jumlah
pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan pasien hipertensi pada tahun 2010 sebanyak
tekanan darah. Stress, atau situasi yang menim- 200 orang (74,5%) diantaranya adalah wanita
bulkan distress dan menciptakan tuntutan fisik yang berusia 40-55 tahun. Pada usia 40-55 se-
dan psikis pada seseorang. (Hall et al., 2001; orang wanita akan lebih rentan dan berisiko
Madrigal et al., 2011; Abate et al., 2001; Dobri- terhadap penyakit karena seiring bertambah-
an et al., 2000; Dobrian et al., 2001). nya umur wanita juga akan megalami preme-
Penyakit hipertensi juga dapat menimpa nopause dan cenderung memiliki tekanan da-

118
Kiki Korneliani & Dida Meida / KEMAS 7 (2) (2012) 117-121

rah lebih tinggi dari pada laki-laki penyebabnya Hasil dan Pembahasan
sebelum menopause, wanita relatif terlindungi
dari penyakit kardiovaskuler oleh hormone es- Berdasarkan hasil observasi sebagian be-
trogen yang dimana kadar estrogen menurun sar responden (63,8%) menderita hipertensi.
setelah menopause. Responden yang mempunyai status Obesitas
Berdasarkan latar belakang di atas, penu- sebanyak 35 orang (60,3%) dan responden yang
lis tertarik untuk melakukan penelitian tentang normal sebanyak 23 orang (39,7%). Berdasar-
beberapa faktor risiko yang berhubungan de- kan hasil wawancara dengan responden diketa-
ngan kejadian hipertensi pada guru SD Wanita hui bahwa sebagian besar responden 46 orang
usia 40 - 55 tahun di Kecamatan Kalipucang. ( 79,3%) responden dengan skor stress > 11-30
Tujuannya untuk memberikan informasi kepa- dengan kategori stress, sedangkan sebanyak 12
da masyarakat tentang pentingnya mengetahui orang (20,7%) dengan skor stress <11 dengan
faktor risiko terhadap hipertensi. katagori tidak stress. Sebanyak 42 responden
(72,4%) mengalami peristiwa-peristiwa yang
Metode membuat stress dan sebanyak 16 responden
(27,6%) tidak mengalami peristiwa yang mem-
Metode penelitian yang digunakan ada- buat stress. Perasaan cemas yang biasanya di
lah metode survei dengan pendekatan cross alami respoden Sebanyak (74,1%) responden
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mengalami firasat buruk, (19,0%) responden
wanita yang berprofesi sebagai guru SD yang takut akan pikiran sendiri, (48,3%) responden
berumur 40-55 tahun. Dari 15 Sekolah Dasar mudah tersinggung. Ketegangan yang biasanya
didapat 58 sampel.Variabel terikat dalam pe- dirasakan responden sebanyak (32,8%) res-
nelitian ini adalah kejadian hipertensi yaitu ponden merasa tegang, (86,2%) responden
peningkatan tekanan darah di atas normal, merasa lesu, (20,7%) responden mudah me-
yaitu tekanan sistolik > 140 mmHg dan atau di- nangis. Ketakutan yang biasanya di alami res-
astolik > 90mmHg. Hasil di dapatkan dengan ponden sebanyak (55,2 %) responden takut
cara observasi, melalui pemeriksanaan dengan pada saat gelap, (44,8%) responden takut pada
alat tensimeter. Kriteria berdasarkan JNC6. orang yang tidak dikenal, (34,5%) responden
Variabel bebas dalam penelitian ini ada- takut pada kerumunan orang banyak. Ganggu-
lah obesitas yaitu keadaan gizi orang dewasa an tidur yang biasanya dialami responden seba-
yang dihitung dengan IMT (Indeks Masa Tu- nyak (39,7%) responden mimpi buruk, (62,1%)
buh), pengukuran dilakukan berdasarkan hasil responden sukar tidur, (43,1%) responden suka
observasi. Stress adalah gangguan pada tubuh terbangun pada malam hari.
dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan Gangguan kecerdasan yang biasanya
dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi dialami responden sebanyak (36,2%) daya
oleh lingkungan maupun penampilan individu ingat responden buruk, (82,8%) responden
di dalam lingkungan, diukur melalui kuisioner. sulit berkonsentrasi, (20,7%) responden mu-
Data dianalisis secara univariat dengan dah marah. Perasaan depresi atau tertekan
menggunakan perhitungan nilai statistik dan yang biasanya dirasakan responden sebanyak
tabel distribusi frekuensi untuk menggam- (29,3%) responden kehilangan minat atau ke-
barkan karakteristik responden yang meliputi mauan, (87,9 %) responden merasakan sedih,
kejadian hipertensi pada responden, obesitas Berkurangnya kesukaan pada hobi dirasakan
pada responden dan stress pada responden. oleh responden sebanyak (34,5%). Gejala so-
Analisis Bivariat digunakan untuk mengeta- matik yang biasanya dirasakan responden se-
hui hubungan variabel bebas dengan variabel banyak (87,9%) responden merasakan nyeri
terikat dan memprediksi risiko variabel yang otot, (19,00%) responden merasakan kedutan
diteliti dengan menggunakan Uji chi square dan otot, (65,5%) merasakan kaku suara tidak sta-
perhitungan prevalensi odd rasio (POR). bil. Gejala sensorik yang biasanya dialami se-

119
Kiki Korneliani & Dida Meida / KEMAS 7 (2) (2012) 117-121

Tabel 1. Hubungan Obesitas dan Stress dengan Hipertensi Responden di Kecamatan Kalipucang
Tasikmalaya 2011
Hipertensi POR
Variabel Ya Tidak Total p 95%
(n) % (n) % (n) % CI
Obesitas
Ya 25 71,4 10 28,6 35 100 3,8
0,03 (1,2-
Tidak 9 39,1 14 60,9 23 100 11,8)
Jumlah 34 58,6 24 41,4 58 100
Stress
Ya 31 67,4 15 32,6 46 100 6,2
0,01
(1,4-
Tidak 3 25,0 9 75,0 12 100
26,2)
Jumlah 34 58,6 24 41,4 58 100

banyak (65,5%) responden merasakan tangan rarti bahwa obesitas berisiko terkena hipertensi
berdenyut, (27,6%) responden merasakan sebesar OR= 4,02 kali dibandingkan orang
muka merah, (37,9%) responden merasa mu- yang tidak obesitas.
dah lemah. Ketika berat badan bertambah yang
Gejala Kardiovaskuler yang dialami diperoleh kebanyakan adalah jaringan berle-
responden, sebanyak (21,4%) responden me- mak, jaringan ini mengandalkan oksigen dan
rasakan denyut nadi mengeras. Gejala perna- nutrisi di dalam darah untuk bertahan hidup.
pasan yang sering dialami sebanyak (70,7%) Semakin banyak darah yang melintasi arteri se-
responden merasakan dada berdebar, (15,5%) makin bertambah tekanan yang diterima oleh
responden merasakan nyeri dada denyut nadi dinding dinding arteri tersebut. Hampir semua
mengeras, (56,9%) responden merasakan orang yang kelebihan berat badan sebanyak
rasa tertekan di dada, (10,3 %) merasakan pe- 20% pada akhirnya akan menderita takanan
rasaan seperti tercekik, dan (75,9%) responden darah tinggi. Penyelidikan epidemiologi mem-
merasakan napas pendek dan cepat. Hasil uji buktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas
statistik di peroleh nilai p = 0,03 maka dapat pada populasi pasien hipertensi (Tjokronegoro,
disimpulkan bahwa ada hubungan antara obe- 2001; Vasilios K., 2010; Theodore).
sitas dengan kejadian hipertensi, nilai POR= Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
3,8 diantaranya responden yang obesitas mem- hasil uji chi square dengan derajat kemaknaan
punyai resiko 3,8 kali menderita hipertensi di 5% menunjukkan ada hubungan bermakna
bandingkan dengan responden yang tidak obe- antara stres dan dengan kejadian hipertensi
sitas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,01 nilai p=0,0001. Proporsi stres pada responden
maka dapat di simpulkan ada hubungan antara sebesar 68,29% dan proporsi hipertensi pada
stress dengan kejadian hipertensi, nilai POR= responden sebesar 68,29%.
6,2 artinya responden yang stress mempunyai Stres pada pekerjaan cenderung me-
risiko 6,2 kali menderita hipertensi dibanding- nyebabkan hipertensi berat. Sumber stres
kan dengan responden yang tidak stress. dalam pekerjaan meliputi beban kerja, fasilitas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerja yang tidak memadai, peran dalam peker-
obesitas merupakan faktor risiko kejadian hi- jaan yang tidak jelas, tanggung jawab yang tidak
pertensi dengan nilai p = 0,047 dan nilai OR = jelas, masalah dalam hubungan dengan orang
4,02 dan 95% CI = 1,72-9,37. Hal tersebut be- lain, tuntutan kerja, dan tuntutan keluarga.

120
Kiki Korneliani & Dida Meida / KEMAS 7 (2) (2012) 117-121

Penutup Stress in a Rat Model of Obesity-Induced


Hypertension. Hypertension, 37: 554-560
1) Ada hubungan antara obesitas dengan Hall, J.E., Hildebrandt, D.A. and Kuo, J. 2001.
kejadian hipertensi pada Guru SD wanita usia Obesity Hypertension: Role of Leptin, and
Sympathetic Nervous System. American
40-55 tahun, 2) Ada hubungan antara stress
Journal of Hypertension, 14: 103S-115S
dengan kejadian hipertensi pada Guru SD Madrigal, L., Brady, J., Raxter, M., Ruiz, E., Otarola,
Wanita Usia 40-55 tahun. F. and Blell, M. 2011. Obesity, Hypertension,
Para petugas kesehatan hendaknya mem- and Migration: A Meta-Analysis of
berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang Populations of The South Asian Diaspora.
penyakit hipertensi secara rutin dan terjadwal. Human Biology, 83(1): 71-86
Sedangkan bagi guru disarankan melakukan Ova Sarini, Suharyo. 2008. Beberapa Faktor Risiko
perubahan gaya hidup yaitu melakukan olah- yang Berhubungan Dengan Kejadian Stroke
raga secara rutin dan mengkonsumsi makanan (Studi Kasus di RSUP Dr Kariadi Semarang.
yang sehat sehingga dapat mencegah obesitas Jurnal Kemas, 3 (2): 153-164
Rosenthal, T. and Alter, A. 2011. Occupational
kemudian bagi yang sudah obesitas dianjurkan
Stress, and Hypertension. Journal of The
mengurangi berat badan sehingga berat badan American Society of Hypertension, 6(1): 2–22
bisa kembali normal, bagi yang stres harus bisa Theodore, A. Kotchen. 2010. Obesity-
mengendalikan stress tersebut, menghindari related Hypertension: Epidemiology,
masalah yang bisa menimbulkan stress dan Pathophysiology, and Clinical Management.
tidak memikirkan hal-hal yang membuat stress American Journal of Hypertension, 23 (11):
dengan mengendalikan faktor risiko yang ber- 1170-1178
hubungan dengan hipertensi maka penyakit hi- Tsutsumi, A., Kayaba, K., Tsutsumi, K., Igarashi,
pertensi dapat dicegah. M. and Jichi. 2001. Medical School Cohort
Study Group. Association between Job
Daftar Pustaka Strain and Prevalence of Hypertension:
A Cross Sectional Analysis in A Japanese
Abate N.I., Mansour Y.H., Arbique, D. 2001. Working Population with A Wide Range
Overweight, and Sympathetic Activity in of Occupations: The Jichi Medical School
Black Americans. Hypertension, 38: 379–383 Cohort Study. Occup Environ Med. 58: 367–
Dobrian, A.D., Davies, M., Russell L.P. and Lauterio, 73.
T.J. 2000. Development of Hypertension Visilios, Kotsis. 2010. Mechanisms of Obsety-
in A Rat Model of Diet-Induced Obesity. induced hypertension. Hypertension
Hypertension, 35: 1009-1015 Research, 33: 386-393
Dobrian, A.D. et al., Davies, M.J., Schriver, S.D., Wirakusumah, E. 2002. Tetap Bugar Usia Lanjut.
Lauterio, T.J. and Prewitt, R.L. 2001 Oxidative Jakarta: Tribus Agriwidia

121

Anda mungkin juga menyukai