Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.

3, Nov 2016, hal 151-161

PENELITIAN
PENGARUH FAMILY PSYCHOEDUCATION THERAPHY
TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT
PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI
DI KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
Gajali1), Badar2)
1), 2) Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur
Email: namira120978@yahoo.com

Abstract

Family is one of the trigger client's mental health problem as the effect of
nontherapeutic family's behaviours so unable to supporting client's care. The aim of
this study is to identify the effect of family psychoeducation therapy toward famiky's
ability to care schizopren's client with halusination. This is a quasi experiment study
with pre and post test study without control group design, the intervention is family
psychoeducation. The amount of samples on this study are 25 families (total
sampling), who have schizofren with halusination. Result: there is an increase of
cognitive family's ability (p=0,0001; @=0,05) and increase of pshycomotor family's
ability (p=0,0001; @=0,05) to care schizofren's patient. This therapy was
reccomended to increasing family's ability to care schizofren's patient with
halusination.

Keywords: schizofren, family psychoeducation therapy, family's ability.

Abstrak

Keluarga merupakan salah satu faktor pencetus timbulnya masalah kesehatan


mental klien sebagai akibat sikap keluarga yang tidak terapeutik sehingga tidak
mampu mendukung dalam perawatan klien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Mengetahui pengaruh Family Psychoeducation Therapy (FPE) terhadap
kemampuan keluarga merawat klien skizofrenia dengan halusinasi. Penelitian ini
adalah quasi eksperiment dengan rancangan pre post test without control group
design dengan intervensi Family Psychoeducation. Jumlah sampel 25 keluarga
(total sampling) yang memiliki pasien skizofrenia dengan halusinasi. Hasil:
ditemukan peningkatan kemampuan kognitif keluarga (p=0,0001 ; α=0,05) dan
peningkatan kemampuan psikomotor keluarga merawat (p=0,0001 ; α=0,05) dalam
merawat pasien skizofrenia. Terapi ini direkomendasikan sebagai terapi yang bisa
meningkatkan kemampuan kluarga dalam merawat pasien skizofrenia dengan
halusinasi

Kata Kunci: skizofrenia ; Family Psychoeducation Therapy (FPE); kemampuan


keluarga

151
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

Pendahuluan

Halusinasi merupakan masalah Informasi dari perawat yang


keperawatan yang dapat bertugas di Puskesmas Juanda
mengakibatkan perilaku kekerasan telah ada pelayanan poli jiwa
pada pasien yang mengalaminya. dengan angka kunjungan sangat
Hal ini terjadi bila pasien rendah dikarenakan pemahaman
mengalami halusinasi yang isinya yang rendah terhadap perawatan
memerintah untuk melakukan pasien skizofrenia dengan
sesuatu yang mengancam atau halusinasi dan keluarga merasa
membahayakan diri atau orang malu. Hal ini menunjukkan masih
lain. Rasa takut dapat kurangnya pemahaman keluarga
mengakibatkan pasien melakukan tentang pentingnya perawatan
sesuatu yang berbahaya, seperti pada penderita skizofenia dan
melompat keluar melalui jendela. masih kuatnya stigma yang buruk
Oleh karena itu intervensi amat dari lingkungan masyarakat yang
penting segera dilakukan (Stuart & membuat keluarga merasa malu
Laraia, 2005). Berdasarkan studi karena memiliki anggota keluarga
pendahuluan tentang pelaksanan yang menderita skizofrenia dengan
perawatan lanjutan di rumah masalah halusinasi. Penyelesaian
pasien skizofrenia tahun 2012- masalah saat merawat anggota
2013 yang didapatkan datanya dari keluarga yang mengalami
rumah sakit jiwa Atma Husada skizofrenia (skizofrenia) dapat
Samarinda, telah dilakukan ditentukan oleh faktor-faktor yang
kunjungan ke rumah keluarga mempengaruhi kemampuan
(home visite) yang memiliki keluarga. Menurut Notoadmojo,
penderita skizofrenia untuk 2003), perilaku dipengaruhi oleh 3
dilakukan terapi generalis dengan faktor yaitu predisposing factor
hasil yang baik walaupun masih (faktor predisposisi yang meliputi
ada beberapa keluarga yang masih pengetahuan, sikap, sistem nilai,
belum paham tentang cara tingkat pendidikan, tingkat sosial
perawatan penderita skizofrenia ekonomi), enabling factor (faktor
terutama masalah halusinasi. Di pemungkin yang meliputi
wilayah kerja Puskesmas Juanda ketersediaan sarana dan
Samarinda, merupakan salah satu prasarana, fasilitas kesehatan) dan
daerah yang telah dibentuk reinforcing factor (faktor penguat
kelurahan siaga sehat jiwa dengan yang meliputi sikap dan perilaku
jumlah keluarga yang memiliki tokoh masyarakat dan petugas
penderita skizofrenia sebanyak 36 kesehatan, undang-undang, dan
keluarga dengan masalah peraturan pemerintah).
halusinasi sebanyak 25 keluarga. Berdasarkan paparan di atas,

152
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keluarga tentang


kemampuan keluarga dalam penyakit, mengajarkan teknik yang
merawat anggota keluarga yang dapat membantu keluarga untuk
mengalami skizofrenia dipengaruhi mengetahui gejala-gejala
oleh banyak faktor yang harus penyimpangan perilaku,
diketahui dan dimiliki oleh keluarga mengurangi kekambuhan pasien
sehingga dapat memberikan dengan skizofrenia, meningkatkan
asuhan yang berkualitas kepada fungsi pasien dan keluarga
pasien skizofrenia khususnya sehingga mempermudah pasien
masalah halusinasi. kembali ke lingkungan keluarga
Family psychoeducation therapy dan masyarakat dengan
adalah salah satu bentuk terapi memberikan penghargaan
perawatan kesehatan jiwa keluarga terhadap fungsi sosial dan okupasi
dengan cara pemberian informasi pasien skizofrenia, meningkatkan
dan edukasi melalui komunikasi kemampuan keluarga dalam upaya
yang terapeutik. Program menurunkan angka kekambuhan,
psikoedukasi merupakan mengurangi beban keluarga,
pendekatan yang bersifat edukasi melatih keluarga untuk lebih bisa
dan pragmatis (Stuart & Laraia, mengungkapkan perasaan,
2005). Carson (2000) menyatakan bertukar pandangan antar anggota
bahwa psikoedukasi merupakan keluarga dan orang lain, serta
suatu alat terapi yang keluarga peningkatan dukungan bagi
yang makin popular sebagai suatu anggota keluarga itu sendiri.
strategi untuk menurunkan faktor- Penelitian tentang Family
faktor risiko yang berhubungan psychoeducation therapy (FPE)
dengan perkembangan gejala- telah banyak dilakukan, seperti
gejala perilaku. Tujuan umum dari pada penelitian yang dilakukan
Family psychoeducation therapy oleh Wardaningsih, Keliat, dan
adalah menurunkan intensitas Helena (2007) tentang pengaruh
emosi dalam keluarga sampai family psychoeducation terhadap
pada tingkatan yang rendah beban dan kemampuan keluarga
sehingga dapat meningkatkan dalam merawat pasien dengan
pencapaian pengetahuan keluarga halusinasi di Kabupaten Bantul
tentang penyakit dan mengajarkan Yogyakarta. Hasil penelitian
keluarga tentang upaya membantu ditemukan adanya pengaruh family
mereka melindungi keluarganya psychoeducation secara
dengan mengetahui gejala-gejala bermakna dalam menurunkan
perilaku serta mendukung beban keluarga dan peningkatan
kekuatan keluarga (Stuart & kemampuan keluarga dalam
Laraia, 2005). Terapi ini dirancang merawat pasien dengan halusinasi.
terutama untuk meningkatkan

153
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

Sari, Keliat, dan Mustikasari penelitian yang merupakan daerah


(2009), mengemukakan tentang untuk kelurahan siaga sehat jiwa
Pengaruh Family Psychoeducation sehingga secara perlakuan semua
Therapy terhadap Beban dan keluarga sudah mendapatkan
Kemampuan Keluarga dalam terapi generalis sebagai dasar
Merawat Pasien Pasung di dalam pemberian terapi spesialis,
Kabupaten Bireuen Nanggroe selain itu juga melihat pada aspek
Aceh Darussalam. Hasil penelitian etika penelitian yaitu azas keadilan
ditemukan menunjukkan (justice), di mana seluruh
penurunan beban keluarga dan responden mempunyai hak yang
peningkatan kemampuan keluarga sama untuk mendapatkan
secara bermakna setelah perlakuan intervensi yang
mendapat FPE. Berdasarkan latar diberikan oleh peneliti.
belakang tersebut diatas maka Pengambilan sampel
penulis merasa tertarik untuk menggunakan metode total
melakukan penelitian tentang sampling (25 keluarga) di mana
Family Psychoeducation theraphy semua keluarga dengan anggota
untuk mengetahui pengaruhnya yang memenuhi kriteria inklusi
terhadap kemampuan keluarga akan menjadi sampel penelitian ini.
merawat pasien Skizofrenia Pada saat penelitian yang sudah
dengan halusinasi dengan alasan dilakukan oleh peneliti, seluruh
masih kurangnya pemahaman sampel (responden) dapat
keluarga dalam memberikan mengikuti kegiatan intervensi yang
perawatan pada penderita dilakukan oleh peneliti dari sesi
skizofrenia dengan halusinasi di pertama sampai dengan sesi
Kota Samarinda dan belum adanya kelima.
penelitian tentang Family
Psychoeducation theraphy Hasil
keluarga dalam merawat pasien Karakteristik keluarga yang
skizofrenia dengan halusinasi di merawat pasien skizofrenia
Kota Samarinda Provinsi terbanyak adalah perempuan
Kalimantan Timur. (68%), berpendidikan SMP (11%),
pendapatan dibawah UMR (48%),
Metode dan hubungan dengan pasien
Penelitian ini menggunakan sebagai saudara (28%). rerata usia
metode quasi eksperiment dengan keluarga yang merawat pasien
rancangan pre post test without skizofrenia adalah 41,40 tahun (SD
control group design dengan 10,874). Usia termuda keluarga
intervensi Family Psychoeducation. yang merawat pasien skizofrenia
Alasan peneliti menggunakan dengan halusinasi dalam penelitian
metode ini berdasarkan pada area ini adalah 20 tahun dan yang

154
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

tertua adalah berusia 64 tahun. halusinasi sebesar -0,198.


Karakteristik pasien skizofrenia Koefisien korelasi negatif
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan hubungan negatif
terbanyak adalah laki-laki (72%) antara usia dengan kemampuan
dengan rutinitas berobat sebanyak kognitif keluarga dalam merawat
72%. Rerata usia pasien pasien skizofrenia. Uji statistik
skizofrenia dengan halusinasi yaitu menunjukkan bahwa usia keluarga
36,68 tahun (SD 12,711). Usia tidak berhubungan signifikan
termuda pasien pasien skizofrenia dengan kemampuan kognitif
adalah 17 tahun dan yang tertua keluarga dalam merawat pasien
adalah berusia 65 tahun. Rerata skizofrenia (p value 0,05).
lama menderita skizoprenia yaitu Koefisien korelasi antara usia
8,66 tahun (SD 7,709), dengan keluarga dengan kemampuan
waktu tertinggi 30 tahun dan psikomotor keluarga dalam
terendah 2 tahun. Sedangkan merawat pasien skizofrenia
rerata jumlah kekambuhan yang sebesar -0,136. Koefisien korelasi
dialami pasien skizofrenia adalah negatif menunjukkan hubungan
1,80 kali (SD 1,780), dengan negatif antara usia dengan
jumlah kekambuhan terbanyak kemampuan psikomotor keluarga
adalah 7 kali. dalam merawat pasien skizofrenia.
Uji statistik menunjukkan bahwa
Ditemukan adanya peningkatan usia keluarga tidak berhubungan
rerata kemampuan keluarga signifikan dengan kemampuan
merawat pasien skizofrenia psikomotor keluarga dalam
dengan halusinasi dalam aspek merawat pasien skizofrenia.
kognitif dari sebelum intervensi Hubungan negatif berarti semakin
sebesar 34,72 (SD 4,026) menjadi bertambah usia (semakin tua)
38,80 (SD 3,969) sesudah keluarga (caregiver) semakin
intervensi FPE. Peningkatan rendah kemampuan kognitif dan
rerata kemampuan keluarga psikomotor keluarga dalam
merawat pasien skizofrenia merawat pasien Skizofrenia
dengan halusinasi juga terlihat dengan halusinasi. Rerata
pada aspek psikomotor, yaitu kemampuan kognitif keluarga yang
28,32 (SD 7,392) sebelum berjenis kelamin laki-laki dalam
intervensi menjadi 32,40 (SD merawat pasien skizofrenia
6,331) sesudah intervensi FPE. sebesar 38,75 (SD 3,495) hampir
Hasil penelitian menunjukkan sama dengan perempuan yaitu
koefisien korelasi antara usia sebesar 38,82 (SD 4,275). Uji
keluarga dengan kemampuan statistik menunjukkan tidak ada
kognitif keluarga dalam merawat perbedaan kemampuan kognitif
pasien Skizofrenia dengan keluarga dalam merawat pasien

155
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

skizofrenia yang signifikan antara antara pekerjaan, pendapatan,


responden laki-laki dan hubungan pasien dengan
perempuan. Berdasarkan hasil kemampuan keluarga secara
analisis ini maka disimpulkan kognitif dan psikomotor (p value
bahwa jenis kelamin keluarga tidak 0,05). koefisien korelasi antara
berhubungan dengan kemampuan usia pasien, jenis kelamin, lama
keluarga merawat pasien menderita, rutinitas berobat, jumlah
skizofrenia dalam aspek kognitif kekambuhan dengan kemampuan
maupun psikomotor. rerata kognitif dan psikomotor
kemampuan kognitif keluarga menunjukkan bahwa tidak
merawat pasien skizofrenia berhubungan signifikan dengan
dengan halusinasi lebih tinggi kemampuan keluarga dalam
pendidikan SD dan PT merawat pasien skizofrenia.
dibandingkan dengan SMP dan
SMA, sedangkan rerata tertinggi Pembahasan
kemampuan psikomotor keluarga Karakteristik utama kemampuan
merawat pasien skizofrenia keluarga adalah kemampuan untuk
dengan halusinasi yang tertinggi manajemen stres yang produktif
adalah SD dibandingkan dengan (Fontaine, 2003). Pengetahuan
PT, SMP, dan SMA. Hal ini atau kognitif merupakan domain
menunjukkan bahwa pendidikan yang sangat penting untuk
tidak mempengaruhi seseorang terbentuknya tindakan keluarga
dari aspek pengetahuan dan yang merujuk pada pikiran
keterampilan dalam memberikan rasional, mempelajari fakta,
perawatan kepada pasien dengan mengambil keputusan dan
Skizofrenia dengan halusinasi. mengembangkan pemikiran
Berdasarkan hasil analisis sedangkan psikomotor atau
kemampuan psikomotor keluarga kemampuan praktik merujuk pada
ini disimpulkan bahwa pendidikan pergerakan muskuler yang
keluarga berhubungan dengan merupakan hasil dari koordinasi
kemampuan keluarga merawat pengetahuan dan menunjukkan
klien skizofrenia khususnya dalam penguasaan terhadap suatu tugas
aspek psikomotor. Hal ini bisa atau keterampilan (Craven, 2000).
disebabkan karena faktor kemauan Hasil analisis menunjukkan skor
merawat, adanya waktu yang lebih kemampuan kognitif keluarga
banyak dalam memberikan sebelum pemberian psikoedukasi
adalah 34,72. Tujuan utama Family
perawatan, dan pengalaman
Psycheducation adalah terapi yang
caregiver dalam merawat anggota
keluargannya dengan skizofrenia digunakan untuk memberikan
halusinasi. Hasil Uji statisti juga informasi terhadap keluarga yang
menunjukkan tidak ada hubungan mengalami distress, memberikan

156
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

pendidikan pada mereka untuk kognitif keluarga dalam merawat


meningkatkan ketrampilan untuk pasien skizofrenia yang signifikan
dapat memahami dan mempunyai antara sebelum dan sesudah
koping akibat gangguan jiwa yang intervensi. Hasil penelitian ini
mengakibatkan masalah pada sesuai dengan riset yang dilakukan
hubungan keluarganya oleh Chien dan Wong (2007)
(Goldenberg, I & Goldengerg, H., tentang efektifitas psikoedukasi
2004). pada 84 keluarga dengan
Marsh (2000, dalam Stuart & skizofrenia di Hongkong yang
Sundeen, 2006), program diikuti selama 12 bulan. Program
komprehensif dengan psikoedukasi yang diberikan
pemberdayaan keluarga meliputi materi tentang persepsi,
memenuhi komponen informasi pengetahuan (kognitif) dan
tentang gangguan jiwa dan sistem keterampilan (psikomotor) tentang
kesehatan jiwa, komponen perawatan anggota keluarga
keterampilan (komunikasi, resolusi dengan skizofrenia. Setelah
terhadap konflik, pemecahan dievaluasi, sebagian besar
masalah, asertif, manajemen keluarga melaporkan adanya
perilaku dan stres), komponen perbaikan fungsi keluarga dan
emosional, komponen proses fungsi pasien, manajemen beban
keluarga (fokus pada koping keluarga serta penurunan jumlah
terhadap gangguan jiwa) dan dan lama hospitalisasi pasien
komponen sosial (cara dibandingkan dengan standar
meningkatkan hubungan terhadap perawatan yang diterima
dukungan formal maupun sebelumnya. Penelitiannya
informal). Keterlibatan keluarga mendukung bahwa family
dalam pengambilan keputusan psychoeducation therapy dapat
perawatan pasien meningkatkan menjadi intervensi dasar di
hasil dengan cara pendidikan dan masyarakat yang lebih efektif
dukungan keluarga untuk bekerja pada anggota keluarga dengan
sama (Stuart & Laraia, 2005). Skizofrenia dengan halusinasi di
Hasil penelitian menunjukkan ada Hongkong, dibandingkan dengan
perbedaan yang bermakna tingkat perawatan rutin di pelayanan
kemampuan kognitif keluarga kesehatan jiwa. Hasil penelitian ini
setelah mendapatkan family dan didukung hasil-hasil riset
psychoeducation yaitu menjadi terdahulu membuktikan bahwa
38,80. Uji statistik dengan paired t- family psychoeducation
test menghasilkan nilai probabilitas berpengaruh dalam meningkatkan
sebesar 0,0001 (p value<0,05) kemampuan kognitif keluarga
yang menunjukkan adanya dalam merawat pasien dengan
perbedaan rerata kemampuan gangguan jiwa khususnya dengan

157
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

halusinasi di rumah. Peningkatan Uji statistik dengan paired t-test


kemampuan kognitif keluarga menghasilkan nilai probabilitas
setelah mengikuti intevensi family sebesar 0,0001 (p value<0,05).
psychoeducation terlihat dari Hasil uji ini menunjukkan adanya
antusiasme dan partisipasi aktif perbedaan rerata kemampuan
sebagian besar keluarga dalam psikomotor keluarga dalam
mengikuti setiap sesi. Uraian di merawat pasien skizofrenia yang
atas disimpulkan bahwa family signifikan antara sebelum dan
psychoeducation dapat sesudah intervensi. Hal ini
meningkatkan kemampuan kognitif menunjukkan bahwa skill atau
keluarga dalam merawat anggota ketrampilan tertentu dapat dilatih
keluarga dengan gangguan jiwa melalui proses belajar sehingga
khususnya dengan halusinasi. mengalami peningkatan. Teori
Hasil analisis menunjukkan skor belajar sosial Bandura menjadi
kemampuan psikomotor keluarga pijakan dalam memahami tingkah
sebelum pemberian psikoedukasi laku dan sebagai prinsip dasar
adalah 28,32. Untuk mengubah untuk menganalisis fenomena
perilaku terlebih dahulu dilakukan psikososial di berbagai tingkat
strategi untuk mengubah pikiran kompleksitas dari perkembangan
(kognitif). Perubahan perilaku intrapersonal sampai tingkah laku
dapat dilakukan dengan 3 strategi interpersonal.
(WHO, dalam Notoadmodjo, 2003) Hasil penelitian ini membuktikan
yaitu: menggunakan kekuatan/ bahwa kemampuan psikomotor
kekuasaan/ dorongan, pemberian keluarga dalam merawat pasien
informasi, dan diskusi partisipan. halusinasi dapat meningkat secara
Sementara Sunaryo (2004) bermakna setelah mengikuti FPE.
menyatakan bahwa perubahan Menurut peneliti, hal ini didukung
perilaku dipengaruhi oleh faktor proses latihan psikomotor keluarga
kebutuhan, motivasi, sikap dan dalam merawat pasien secara
kepercayaan. Pemberdayaan langsung dengan memberikan
keluarga secara langsung yang pengetahuan dan latihan
didukung pengetahuan yang cukup terstruktur serta konsisten sesuai
dan sikap positif maka akan dengan modul family
meningkatkan kemampuan psychoeducation yang telah
keluarga untuk merawat pasien disusun. Keluarga dilatih untuk
(kemampuan psikomotor). merawat pasien dengan dilibatkan
Hasil penelitian menunjukkan ada secara langsung dalam role play
perbedaan yang bermakna dan latihan tentang cara merawat
kemampuan psikomotor keluarga pasien dengan halusinasi,
sesudah mengikuti family manajemen stres dan beban, serta
psychoeducation menjadi 32,40. memonitor kemampuan dan

158
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

kegiatan pasien sehari-hari. klien halusinasi sebagian besar


Pengetahuan yang memadai laki-laki pada usia produktif,
tentang gangguan jiwa khususnya menderita gangguan jiwa yang
halusinasi dan perawatannya akan cukup lama dengan tingkat
mempengaruhi kesiapan keluarga kekambuhan rata-rata tujuh kali,
untuk bertindak dan bersikap rutin berobat.
sehingga dapat meningkatkan Kemampuan keluarga merawat
kemampuan psikomotor merawat pasien halusinasi secara kognitif
pasien dengan halusinasi. dan psikomotor tidak berhubungan
Kesimpulan dengan karakteristik keluarga.
Karakteristik keluarga (caregiver) Kemampuan keluarga merawat
yang mempunyai anggota keluarga pasien halusinasi secara kognitif
yang menderita halusinasi berada dan psikomotor tidak berhubungan
pada rata-rata usia dewasa dengan karakteristik pasien. Family
menengah, dengan jumlah psychoeducation (FPE)
perempuan lebih banyak, meningkatkan kemampuan kognitif
berpendidikan SMP, status tidak dan psikomotor keluarga dalam
bekerja, hubungan dengan pasien merawat pasien halusinasi secara
adalah saudara dan penghasilan bermakna.
rata-rata diatas upah minimal
regional/UMR. Dari karakteristik Saran
tersebut dapat disimpulkan bahwa Aplikasi Keperawatan
family psychoeducation yang Dinas Kesehatan Kota Samarinda:
diberikan pada keluarga klien membuat peraturan daerah terkait
pasung yang mayoritas adalah program pelayanan kesehatan jiwa
orang tua klien dengan umur yang di Samarinda dengan
sudah lanjut, tingkat pendidikan meningkatkan peran serta keluarga
yang dikategorikan rendah dan untuk mengaktifkan pemberdayaan
bekerja menunjukkan peningkatan masyarakat.
hasil akhir yang bermakna. Puskesmas: menetapkan program
Karakteristik pasien dengan pelayanan kesehatan jiwa
halusinasi berada rata-rata usia masyarakat sebagai program
dewasa menengah dengan jumlah utama dalam program pokok
laki-laki lebih banyak, rutin berobat. pelayanan Puskesmas. Perawat
Rata-rata lama menderita CMHN meningkatkan peran dan
skizofrenia yaitu delapan tahun fungsinya dalam merawat pasien
dengan jumlah kekambuhan gangguan jiwa khususnya dengan
terbanyak adalah tujuh kali. Dari halusinasi.
karakteristik tersebut dapat Komunitas: meningkatkan
disimpulkan bahwa asuhan pelayanan Kelurahan Siaga Sehat
keperawatan yang diberikan pada Jiwa serta mempercepat

159
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

terbentuknya Kelurahan Siaga Ucapan Terima Kasih


Sehat Jiwa di seluruh kota Terima kasih kepada semua pihak
Samarinda. yang telah membantu kelancaran
Keluarga pasien dengan penelitian ini.
halusinasi: berperan lebih aktif
dalam merawat dan mencari Daftar Pustaka
sumber pendukung untuk Carson, V.B. (2000). Mental Health
meningkatkan kemampuan dalam Nursing : The Nurse – patien
merawat pasien halusinasi. Journey. Philadelphia. W.B.
Sauders Company
Metodologi Chien & Wong (2007). A Family
Penelitian lebih lanjut hendaknya Psychoeducation Group
mampu menjawab hasil penelitian Program for Chinese People
dengan memperbanyak sampel With Schizophrenia in Hong
serta memperluas populasi Kong.
khususnya untuk melihat faktor http://search.proquest.com/d
yang paling dominan berhubungan ocview/213083538/fulltextPD
dengan kemampuan F/6B61358E9B6046F9PQ/1?
keluarga.Perlu direncanakan accountid=17242, diakses
prosedur pengambilan data dan tanggal 25 Maret 2014
metode pelaksanaan intervensi Craven, R.F. & Hirnle, C.J. (2006).
yang sesuai dengan kondisi di Fundamental of nursing
lapangan untuk mengantisipasi jika human health and function.
sewaktu-waktu terjadi perubahan (Fifth edition), Lippincott:
sesuai dengan kondisi di area Williams & Wilkins.
penelitian. Perlu peningkatan Data Instalasi Rekam Medik RSKD
dalam proses pelaksanaan FPE Atma Husada Mahakam
dalam menentukan frekuensi dan (2006). Jumlah Penderita
lama waktu untuk setiap sesi Skizofrenia di Kalimantan
sesuai dengan situasi dan kondisi Timur.
keluarga untuk mencapai hasil Fontaine, K.L. (2003). Mental
yang optimal. Untuk penelitian Health Nursing. New Jersey.
selanjutnya, hendaknya lebih Pearson Education. Inc
difokuskan pada Kelurahan Siaga Fortinash, K.M & Worret,
Sehat Jiwa (KSSJ) untuk P.A.H. (2004). Psychiatric
mengetahui peran aktif perawat Mental Health Nursing. (3rd
CMHN dan Kader Kesehatan Jiwa ed ) St.Louis Missouri :
(KKJ) serta dukungan instansi Mosby.
terkait dan pemerintah daerah Goldenberg, I & Goldengerg, H
dalam peningkatan program (2004). Family Theraphy an
CMHN yang telah dicanangkan.

160
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.3, Nov 2016, hal 151-161

overview United states,


Thomson
Levine, I.S. (2002). Family
psychoeducation-functioning,
effect, theraphy, adults
person, people, medication,
personality. Diakses dari
http://www.minddisorders.co
m/Del-Fi/Family-
psychoeducation.html
tanggal 13 Maret 2014
Notoatmojo,S.(2003). Pendidikan
dan perilaku kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Sari, Keliat, & Mustikasari. (2009),
tentang “Pengaruh Family
psychoeducation Therapy
terhadap Beban dan
Kemampuan Keluarga dalam
Merawat Pasien Pasung di
Kabupaten Bireuen
Nanggroe Aceh Darussalam,
Tesis FIK UI, tidak
dipublikasikan
Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005).
Principles and Practice of
psychiatric nursing. (7th
edition). St Louis: Mosby
Wardaningsih, S. Keliat, Helena
(2007). Pengaruh Family
psychoeducation terhadap
Beban dan Kemampuan
Keluarga dalam Merawat
Pasien dengan Halusinasi di
Kabupaten Bantul
Yogyakarta, Tesis FIK UI,
tidak dipublikasikan

161

Anda mungkin juga menyukai