Anda di halaman 1dari 9

NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS TERAPI AKUPRESUR TERHADAP FREKUENSI


ENURESIS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI KOTA PONTIANAK

NABILA ELVIRA
NIM I 31111016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
EFEKTIFITAS TERAPI AKUPRESUR TERHADAP FREKUENSI ENURESIS PADA ANAK
USIA PRASEKOLAH DI KOTA PONTIANAK

Nabila Elvira1, Yuyun Tafwidhah2, Winarianti2


( Mahasiswa Program Studi Keperawatan, 2Staf Pengajar Program Studi Keperawatan)
1

Program Studi Keperawatan


Universitas Tanjungpura

Latar Belakang: anak usia prasekolah ialah anak yang berusia 3-6 tahun. Pada periode ini seharunya
anak telah melewati fase toilet training, dan apabila fase tersebut telah terlewati dan anak gagal dalam
menjalankan fase tersebut maka akan terjadi gangguan tumbuh kembang yaitu enuresis. Enuresis
termasuk masalah yang sering ditemukan pada anak-anak. Diperlukan penangan yang serius terhadap
masalah tumbuh kembang ini, salah satunya dengan terapi komplementer Akupresur.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi akupresur terhadap frekuensi
enuresis pada anak usia prasekolah di Kota Pontianak.
Metodologi Penelitian: penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian pre-
ekperimental dengan rancangan One Group Pretest Postest design tanpa adanya kelompok kontrol.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 responden yang diberikan terapi Akupresur dalam satu kali
perlakukan dengan durasi selama 15 menit. Analisis yang digunakan adalah menggunakan uji T
berpasangan.
Hasil: hasil menunjukan frekuensi rata-rata sebelum diberikan terapi akupresur 4,9 kali per minggu dan
frekuensi rata-rata setelah diberikan terapi akupresur yaitu 3,7 kali per minggu, dengan nilai significancy
0,017 (p<0,05). Nilai ini menyatakan bahwa terapi akupresur efektif terhadap frekuensi enuresis pada
anak usia prasekolah di Kota Pontianak
Kesimpulan: terapi akupresur efektif terhadap frekuensi enuresis, adanya perbedaan frekuensi enuresis
sebelum dan setelah diberikan intervensi.

Kata Kunci : Terapi Akupresur, enuresis, anak, prasekolah

EFFECTIVENESS OF THERAPY ACUPRESSUR TO THE FREQUENCY ENURESIS ON A


PRESCHOOL AGE CHILDREN IN PONTIANAK CITY

Abstract

Background: preschoolers are 3-6 years old children. During this period, the child shall in passed toilet
training phase, and if the phase has passed and the children fail to execute this phase there will be a
growth disorders that called enuresis. Enuresis is a problems that are found often in children. Required
serious handling until growing problem of this development, one of them is a complementary therapy
Acupressure.
The Purpose: This study purpose to determine the effectiveness of acupressure therapy on the frequency
of enuresis in children of preschool age in Pontianak.
Research Methodology: The is an quantitative research using pre-experimental research design with one
group pretest Posttest design without a control group. The sample in this study were 10 respondents that
given at in one act with 15 minutes duration. The analysis method is usied pairing t test.
Result: The results show the average acupressur therapy before the time by 4.9 per week and the average
of 3.7 acupressur therapy after given once a week, the significancy 0,017 ( p<0.05). This value states that
acupressure therapy effective against the frequency of enuresis in children of preschool age in Pontianak.
Conclusion: The acupressure therapy effective against enuresis frequency, there is a difference in the
frequency of enuresis before and after a given intervention.
Keywords: Acupressure therapy, enuresis, Child, Preschool

*Nursing Student Tanjungpura University


**Nursing Lecture Tanjungpura University
PENDAHULUAN peneliti mendapatkan 10 anak yang gagal
Anak usia prasekolah adalah melewati fase toilet training dan
mereka yang berumur antara 3-6 tahun. mengalami enuresis, data ini diperoleh
Anak yang berusia 3-6 tahun ini sedang berdasarkan hasil wawancara dengan
menjalani proses pertumbuhan dan pengasuh dan beberapa orang tua wali.
perkembangan yang sangat pesat dan Dari hasil studi pendahulan yang didapat
penting bagi proses perkembangan dari berbagai data permasalahan tumbuh
selanjutnya (Muscari, 2005). kembang anak usia prasekolah di
Salah satu bentuk gangguan tumbuh Indonesia enuresis menjadi hal yang perlu
kembang pada anak usia prasekolah yang diperhatikan, melihat dari prevalensi anak
harus diperhatikan adalah enuresis yang masih mengalami enuresis cukup
(mengompol). Enuresis sendiri artinya tinggi.
yaitu pengeluaran air kemih yang tidak Saat ini telah banyak minat dan
disadari yang sering dijumpai pada anak penelitian mengenai efektifitas metode
umur diatas tiga tahun karena seharusnya penyembuhan terapi komplementer. Salah
pada usia empat tahun otak dan otot-otot satunya yaitu akupresur, akupresur sendiri
kandung kemih sudah sempurna sehingga merupakan ilmu pengobatan yang berasal
dapat mengontrol dan membantu anak dari Cina, dengan teknik penyembuhan
memperkirakan kapan BAK dan BAB dengan menekan, memijat bagian dari titik
(Hidayat, 2005). tertentu pada tubuh untuk mengaktifkan
Di Indonesia diperkirakan jumlah peredaran energi vital (Hartono, 2012). Di
balita mencapai 30% dari 250 juta jiwa Indonesia, secara formal akademis bidang
penduduk Indonesia, dan menurut Survey terapi akupresur belum banyak
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) mendapatkan perhatian. Akupersur sendri
nasional diperkirakan jumlah balita yang memiliki beberapa kelebihan seperti
sudah mengontrol buang air besar dan mudah untuk dilakukan, efesien, dan tidak
buang air kecil di usia prasekolah membahayakan untuk diaplikasikan, terapi
mencapai 75 juta anak. Namun demikian, akupresur juga telah ada panduan lengkap
masih ada sekitar 30% anak umur 4 tahun atau standar operasional prosedur untuk
dan 10% anak umur 6 tahun yang masih melakukan tindakannya.
takut ke kamar mandi apa lagi pada malam Berdasarkan uraian di atas peneliti
hari. Menurut Child Development Institute tertarik untuk melakukan penelitian
Toilet training pada penelitian American mengenai Efektifitas Terapi Akupresur
Psychiatric Association, dilaporkan bahwa terhadap Frekuensi Enuresis pada Anak
10 -20% anak usia 5 tahun, 5% anak usia Usia Prasekolah di Kota Pontianak.
10 tahun, hampir 2% anak usia 12-14
tahun, dan 1% anak usia 18 tahun masih TUJUAN
mengompol (Medicastore, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Berdasarkan penelitian Kurniawanti efektifitas terapi akupresur terhadap
(2008) 50% menyebutkan bahwa anak frekuensi enuresis pada anak usia
yang berumur 4 tahun masih mempunyai prasekolah.
kebiasaan mengompol. 56% dari anak usia
prasekolah masih sering mengompol, 36% METODE
jarang mengompol dan 8% jarang sekali Penelitian yang dilakukan yaitu
mengompol. Riset lanjutan menunjukan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan
tingkat enuresis malam hari bagi anak usia menggunakan desain penelitian pre-
4 tahun ke atas berkisar antara 10-33 % eksperimental dengan rancangan One
(Gilbert, 2009). Group Pretest Posttest Design tanpa
Berdasarkan studi pendahulaun adanya kelompok kontrol.
yang peneliti lakukan di kota Pontianak,
Penelitian ini telah dilakukan satu sedikit yaitu 6 tahun sebanyak 1 anak (10
kali perlakuan, dengan mengukur skor %).
frekuensi enuresis pada anak usia Tabel 4.2 Karakteristik Responden
prasekolah menggunakan lembar observasi Berdasarkan Jenis Kelamin
satu minggu sebelum diberikan terapi Jenis Kelamin Frekuensi Persen
akupresur dan kemudian telah diukur (%)
kembali skor enuresisnya satu minggu Laki-laki 6 60 %
setelah dilakukan terapi akupresur dengan Perempuan 4 40 %
Total 10 100 %
menggunakan instrumen yang sama.
Sumber: Data primer yang telah diolah (2015)
Sampel pada penelitian ini adalah
seluruh anak usia prasekolah yang Berdasarkan hasil analisis pada
mengalami enuresis dan gagal dalam fase tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah
toilet training di Kota Pontianak. Tehnik responden terbanyak adalah berjenis
pengambilan sampel dalam penelitian ini kelamin laki-laki yaitu sebanyak 6 anak
adalah Total Sampling. Sampel dalam (60 %) sedangkan jumlah responden
penelitian ini adalah 10 orang. Tempat perempuan berjumlah 4 anak (40 %).
penelitian ini dilakukan di Kota Pontianak Tabel 4.3 Karakteristik Responden
selama dua hari pada tanggal 7 februari Berdasarkan Lembar Observasi
2015 dan 9 februari 2015. Mean Median Min Max SD
Kriteria inklusi dalam penelitian ini Frekuensi
yaitu anak yang mengalami enuresis dan sebelum
gagal dalam fase toilet training, orang diberikan 4,90 5,50 2 7 1,792
terapi
tua/wali bersedia anak menjadi responden,
akupresur
dan melakukan informed consent. Frekuensi
Sedangkan kriteria eksklusi dalam setelah
penelitian ini yaitu adanya kontraindikasi diberikan 3,80 4,50 1 6 1,874
pada anak untuk tidak dilakukan terapi, terapi
akupresur
seperti adanya memar dan cidera pada area
Sumber: Data primer yang telah diolah (2015)
yang akan dilakukan terapi. Variabel
terikat dalam penelitian ini yaitu enuresis, Berdasarkan hasil analisis pada
sedangkan variabel bebasnya yaitu tabel 4.3 didapatkan bahwa skor rata-rata
intervensi terapi akupresur. frekuensi sebelum diberikan terapi
akupresur yaitu 4,90 kali per minggu
HASIL dengan skor median 5,50 kali per minggu
Distribusi Karakteristik Responden dan standar deviasi 1,792. Skor terendah
Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan frekuensi sebelum diberikan terapi yaitu 2
lembar observasi. dan skor tertinggi yaitu 7. Sedangkan skor
Tabel 4.1 Karakteristik Responden rata-rata frekuensi setelah diberikan terapi
Berdasarkan Usia akupresur yaitu 3,80 per minggu dengan
Usia Frekuensi Persen (%) skor median 4,50 per minggu dan standar
3 2 20 % deviasi 1,874. Untuk skor terendah
4 5 50 % frekuensi setelah diberikan terapi
5 2 20 %
6 1 10 %
akupresur yaitu 1 kali per minggu dan skor
Total 10 100 % tertinggi yaitu 6 kali per minggu.
Sumber: Data primer yang telah diolah (2015)
Berdasarkan analisis dari tabel 4.1
rentang usia responden dalam penelitian
ini adalah antara 3 sampai 6 tahun. Usia
terbanyak yaitu usia 4 tahun dengan
jumlah 5 anak (50 %) dan usia yang paling
Hasil dari uji T berpasangan dapat Ka Pik Kathrine, 2011 tentang Effect Of
dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Acupressure On Women With Urodinamic
Tabel 4.5 Analisis Bivariat Uji T Stress Incontinence, terdapat 27 orang
Berpasangan Frekuensi Enuresis Sebelum yang dilakukan intervensi terapi akupresur
dan Sesudah Terapi Akupresur pada wanita yang berusia 18-60 tahun
Variabel Mean Std. t P yang menderita stress inkontinensia
Deviasi urodinamik. 27 orang itu dilakukan
Frekuensi 2,905 0,017 akupresur selama 3 ½ jam sesi dengan
4,9 1.792
enuresis Sebelum
Frekuensi
total 30 sesi per minggu. Hasil penelitian
enuresis sesudah
3,8 1,874 menunjukan terdapat perbedaan yang
Sumber: Data Primer (2015), telah diolah signifikan pada nilai p. Nilai p pada
Berdasarkan tabel di atas, penelitian tersebut adalah 0,03 (p < 0,05)
didapatkan bawah rata-rata frekuensi yang berarti terdapat pengaruh terapi
enuresis sebelum dilakukan terapi akupresur dalam menurunkan frekuensi
Akupresur di Kota Pontianak yaitu 4,9 kali urin yang tak terkendali. Pada diskusi hasil
per minggu dengan standar deviasi 1,792, dari penelitian didapatkan mekanisme
dan rata-rata frekuensi enuresis sesudah rangsangan pada titik point akupresur
dilakukan terapi Akupresur di Kota dapat menginduksi produksi β-endorfin
Pontianak yaitu 3,8 kali per minggu untuk menambah atau mengurangi
dengan standar devasi 1,874 dengan nilai t penyimpanan urin dalam kandung kemih.
2,905 serta didapatkan nilai p=0,017. pada studi ini juga melakukan pengukuran
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan pengaruh akupresur dengan menganalisis
bahwa nilai p (0,017) < 0,05 yang artinya tingkat kortisol dalam urin sebelum dan
Ho ditolak dan pemberian terapi akupresur setelah intervensi, yang menunjukkan
efektif terhadap frekuensi enuresis pada penurunan tingkat kortisol dalam urin
anak usia prasekolah di Kota Pontianak. dalam kelompok perlakuan dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Peran hormon
PEMBAHASAN kortisol pada sistem renal itu sendiri, dapat
Hasil penelitian memperlihatkan meningkatkan laju filtrasi glomerular
bahwa terapi akupresur efektif terhadap dengan meningkatkan aliran darah
penurunan frekuensi enuresis pada anak glomerular.
usia prasekolah. Rata-rata frekuensi Berdasarkan teori dan hasil
sebelum diberikan terapi yaitu 4,9 kali penelitian yang telah diuraikan diatas
perminggu dengan standar deviasi 1,792. peneliti dapat menyimpulkan, sesuai
Pada pengukuran setelah diberikan terapi dengan cara kerja dan fungsi dari terapi
didapatkan rata-rata frekuensi enuresis 3,7 akupresur sendiri yaitu salah satunya
kali per minggu dengan standar deviasi memperbaiki jaringan tubuh dan otot, dan
2,003. Hasil uji statistik paired sample t pada kasus enuresis akupresur difungsikan
test diperoleh nilai p value sebelum dan untuk memperbaiki fungsi ginjal dan
setelah dilakukan terapi akupresur yaitu p= meningkatkan fungsi otot detrusor pada
0,017 (p < 0,05) yang berarti ada kandung kemih. Pada saat dilakukannya
perbedaan secara signifikan antara terapi, terapis akan menekan titik tertentu
frekuensi enuresis sebelum dan frekuensi pada tubuh, dengan menekan titik tersebut
enuresis setelah diberikan terapi akupresur. akan merangsang keluarnya hormon
Maka dapat disimpulkan bahwa Ho endorphin, hormon ini merupakan
ditolak dan Ha diterima yaitu terapi hormone yang dapat menimbulkan rasa
akupresur efektif terhadap frekuensi kebahagian dan ketenangan, sehingga pada
enuresis pada anak usia prasekolah di Kota anak yang mengalami enuresis yang
Pontianak. Hasil serupa juga diperoleh disebabkan oleh rasa cemas, takut, stres
pada penelitian yang dilakukan oleh Chang dan masalah psikologis, terapi akupresur
sangat dapat membantu. Dengan melihat mengalami penurunan menjadi 3,7
mekanisme dan fungsi dari akupresur ini kali per minggu
lah pada anak dengan enuresis akupresur c. Dapat disimpulkan bahwa terapi
dapat menurunkan frekuensi enuresis. Akupresur efektif terhadap frekuensi
enuresis pada anak usia prasekolah di
IMPLIKASI KEPERAWATAN Kota Pontianak.
Setelah dilakukan penelitian ini
didapatkan hasil bahwa terapi akupresur SARAN
efektif terhadap frekuensi enuresis pada 1. Bagi Keperawatan
anak usia prasekolah di Kota Pontianak. Hasil penelitian ini
Manfaat yang sangat dirasakan dari diharapkan dapat menjadi salah
penelitian ini yaitu adanya perbedaan satu alternatif intervensi mandiri
frekuensi sebelum diberikan terapi bagi perawat untuk dapat
akupresur dan setelah diberikan terapi melakukan terapi komplementer
akupresur dan manfaat lain yang dapat akupresur pada anak dengan
berguna bagi orang tua yaitu mendapatkan enuresis.
pengetahuan bagaimana pelaksanaan toilet 2. Bagi Penelitian Selanjutnya
training yang baik dan benar juga memberi Hasil penelitian ini
informasi pada orang tua bahwa terapi diharapakan dapat menciptakan
akupresur ini efektif untuk menurunkan hasil intervensi berbasis bukti
frekuensi enuresis anak, sehingga dengan intervensi keperawatan yang dapat
pengetahuan dan informasi ini maka diterapkan dalam konsep
masyarakat khusunya orang tua tau pendidikan. Juga agar dapat
bagaimana seharusnya memberikan latihan memberi masukan, perbandingan
toilet training yang baik dan benar, juga bagi peneliti selanjutnya dan
mengetahui penganan atau terapi yang diharapkan dapat memberikan
dapat diberikan pada anak yang masih data-data baru yang relevan terkait
mengalami enuresis setelah gagal melewati terapi akupresur.
fase toilet training. Oleh karena itu, terapi 3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
akupresur dapat dijadikan sebagai inspirasi Perlu dimasukan intervensi
untuk penelitian lain agar dapat terapi Akupresur sebagai salah satu
mengembangkan penelitian terkait, dan alternatif yang bermanfaat untuk
juga sebagai perawat dapat mengurangi frekuensi enuresis.
mengembangkan kompetensi keahlian atau 4. Bagi Masyarakat
kemampuan yang sesuai dengan bidang Hasil penelitian ini
keperawatan khususnya terapi diharapakn dapat memberikan
komplementer akupresur. masukan bagi dan informasi bagi
orang tua mengenai pentingnya
KESIMPULAN memperkenalkan pada anak
Berdasarkan hasil penelitian dan mengenai toilet training dan
pembahasan efektifitas terapi Akupresur membantu orang tua yang memiliki
terhadap frekuensi enuresis pada anak usia anak dan gagal dalam melewati
prasekolah di Kota Pontianak, maka dapat fase toilet training untuk terus
disimpulkan sebagai berikut: melanjutkan terapi akupresur ini
a. Rata-rata frekuensi enursis sebelum agar anak tidak lagi mengalami
dilakukan terapi Akupresur adalah enuresis.
4,9 kali per minggu.
b. Rata-rata frekuensi enuresis setelah
di berikan terapi akupresur
DAFTAR PUSTAKA www.proquest.com pada tanggal 1
Barone, Joseph G. (2009). Later toilet Februari.
training is associated with urge Kemenkes RI. (2014). Training Of Trainer
incontinence in children. Journal (TOT) Pelayanan Akupresur Bagi
of Pediatric Urology, 5(6): 458– Petugas Di Puskesmas.
461 Kroeger, K. (2010). A parent training
Budiaman. (2011). Penelitian Kesehatan. model for toilet training children
Cimahi: Refika Aditama. with autism. Journal of Intellectual
Dahlan, M. S. (2012). Statistik Untuk Disability Research, 54(6): 556–
Kedokteran dan Kesehatan. 567.
Jakarta: Salemba Medika. Kurniawati, F. et. al., (2008). Kejadian
Daulay, R. S. (2008). Enuresis. Medan: Enuresis (Mengompol)
Universitas Sumatra Utara. Di berdasarkan Faktor Psikologis dan
akses pada 14 November 2014, jam Keturunan pada Anak Usia
14.00 WIB. Prasekolah (4-5 tahun) di TK
Faisal, Yatim. (2005). 30 Gangguan Sekar Ratih Krembangan Jaya
Kesehatan pada Anak Usia Selatan Surabaya. Buletin
Sekolah. Jakarta: Pustaka Popular Penelitian RSUD Dr.Soetomo.
Obor. Vol.10 No.2.
Fengge, A. (2012). Terapi Akupresur Lestari, (2013). Hubungan Antara Tingkat
Manfaat dan Teknik Pengobatan. Pengetahuan Ibu tentang Toilet
Yogyakarta: Crop Circle Corp. Training dengan Perilaku Ibu
Fida & Maya. (2012). Pengantar Ilmu Dalam Penggunaan Diapers pada
Kesehatan Anak. Yogyakarta: Anak Usia Toddlers (1-3 tahun) di
D.MEDIKA. Kelurahan Putat Purwodadi.
Gilbert, Janet. (2009). Latihan Toilet. Semarang : Universitas Telogorejo.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Lusi & Mariyam. (2013). Hubungan Stres
dengan Enuresis pada Anak Usia
Gulo, W. (2000). Metode Penelitian. Prasekolah di RA Al Iman Desa
Jakarta: Garsindo. Banaran Gunung Pati Semaran.
Hadibroto & Alam. (2006). Pengobatan Jurnal Keperawatan Anak.
Alternative dan Komplementer. Volume, 1. No, 1.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Popular. Medicastore. (2008).
Hartono dkk. (2012). Akupresur Untuk http://medicastore.com/penyakit/33
Berbagai Penyakit. Yogyakarta: 25/mengompol. diakses tanggal 17
Rapha Publishing. November 2014.
Hidayat, A.(2005). Pengantar ilmu Metha, H. (2007). The Science and
keperawatan anak 1. Jakarta: Benefits of Acupressure Therapy.
Salemba Medika. Di akses
Hidayat, A, (2012). Pengantar Ilmu melaluihttp://digilib.unimus.ac.id/fi
Keperawatan Anak. Jakarta : les/disk1/134/jtptunimusgdlekanur
Salemba Medika. ulaf-6681-2-bab1.pdf pada 15
Iskandar, Ali. (2005). Taklukan Penyakit November 2014 jam 13.09 WIB.
Dengan Akupresur dan Ramuan Muscari, Mary E. (2005). Keperwatan
Tradisional. Tanggerang: PT. Pediatrik. Jakarta: EGC.
Agromedia Pustaka. Nelson, W.E. et al. (2000). Ilmu
Kathrine, C. K. P. (2011). Effect Of Kesehatan Anak Edisi 15 Vol.1.
Acupressure On Women With Jakarta: EGC, 72-75.
Urodinamic Stress Incontinence.
Diakses melalui
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter & Perry. (2009). Fundamental
Keperawatan Buku 1 Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika.
Rafiudin, Rahmat. (2004). Insomnia dan
Gangguan Tidur. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Robson, Wm Lane M. (2014). Enuresis.
Diperloh dari www.medscape.com
diakses pada 13 November 2014,
jam 13.08 WIB.
Setiadi. (2013). Konsep dan Paraktek
Penulisan Riset Keperawatan,
Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
Sukanta, P. O. (2003). Akupresur dan
Minuman. Jakarta: PT Elex Media
Komutindo.
Sukanta, P. O. (2008). Pijat Akupresur
Untuk Kesehatan. Jakarta: Penebar
Plus.
Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis
untuk Profesi Perawat. Jakarta:
EGC.
Wong, D, L. (2012). Keperwatan
Pediatrik. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai