Anda di halaman 1dari 17

PASAR & SENIMAN

Mikke Susanto Prodi Tata Kelola Seni, FSR ISI YOGYAKARTA, 2016
Peralihan arti “PASAR”
Pasar (tradisional) ---- tempat atau ruang bertemunya penjual dan
pembeli, dan suatu proses pertukaran objek yang memiliki nilai atau
manfaat bagi publik dengan sesuatu (nama, posisi, uang). Menurut
Philip Kotler, dalam perkembangan pemasaran pada tahun 1960-
akhir saja, pemasaran masih terfokus pada melakukan upaya
PENJUALAN BENDA.

Secara lebih khusus, menurut William J. Stanton


PASAR atau PEMASARAN adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
atau jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Kotler lalu mendefinisikan kembali pemasaran adalah suatu PROSES
SOSIAL yang di dalamnya terdiri dari individu dan kelompok untuk
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
dan nilai dengan pihak lain.

Pengertian pasar atau pemasaran dalam hal ini turut didukung pula
dalam arti yang lebih khas dalam dunia seni adalah menganalisis,
merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol program-
program yang didesain untuk menambah pengunjung dalam
memanfaatkan koleksi, fasilitas, dan pelayanan dalam arti untuk
meningkatkan berbagai kepentingan antara organisasi dan pengunjung.

Dengan pengertian ini maka seni idealistik tumbuh subur dan


dunia akan lebih semarak dengan temuan-temuan baru.
Perbandingan antara Marketing 1.0, 2.0., 3.0.
Sumber: Philip Kotler Marketing 3.0. Terimakasih pada Hermawan Kertajaya atas obrolan tentang hal ini pada Sept 2012.

Marketing 1.0 Marketing 2.0 Marketing 3.0


Product-centric Consumer-oriented Values-driven
Marketing Marketing Marketing

Tujuan Menjual Produk


Memuaskan dan
Menjadikan dunia lebih baik
mempertahankan konsumen

Kekuatan yang New Wave Technology


Revolusi Industri Teknologi Informasi
menggerakkan

Bagaimana Perusa- Pembeli massal dengan Konsumen yang cerdas Manusia seutuhnya dengan
haan melihat Pasar kebutuhan fisik produk dengan pikiran dan hati pikiran, hati, dan spirit

Konsep inti
Pengembangan produk Diferensiasi Nilai-nilai
Marketing

Pedoman marketing Product specification Corporate and product Corporate missin, vission, and
perusahaan positioning values

Fungsional Fungsional Emosional &


Value propositions Fungsional & Emosional
Spiritual

Interaksi pada Transaksi One-to many Relasi One-to-One Kolaborasi many-to-many


konsumen
MARKETING 4.0

SAAT INI:

1. Kembali munculnya masyarakat kreatif: sains, seni dan jasa profesional =


seniman + ilmuwan (SEKOLAH KREATIF).
2. Ukuran kemajuan beralih bukan hanya berdasarkan percepatan
teknologi, tetapi juga bakat dan toleransi masyarakatnya.
3. Konsep kreativitas atau masyarakat kreatif kontemporer selalu berupaya
terkait dengan humanitas, moralitas dan spiritualitas (the valuing of the
non-material aspects of life and intimations of an enduring reality).
4. Menjual makna dan nilai = SENI.
Mereka yang terkait dengan PASAR

Produsen Distributor Konsumen

Pengerajin Galeri Kolektor


Seniman Museum Media Massa
Artisan/Tukang Art Dealer Kritikus
Kurator Penulis
Pemerintah Arsitek
Manajer Pemerintah
AC. Andre Tanama,
Auctioner Masyarakat
Monyong Muni Aduh,
monoprint hardboard cut, ink on canvas,
Event Organizer
70x120cm, 2007
RUANG INDUSTRI SENI RUPA
ANNUAL/BIENNALE/TRIE
NNALE AGENDA KHUSUS
Venice Biennale, Sao Paolo Armory Show, Documenta,
Biennale, Jogja Biennale, Monumenta, Ars Electronica,
dsb Transmediale, Undisclosed
Territory, dsb.
ART FAIR
Art Basel, Art Hongkong, LELANG
Art Paris, Art Cologne, dsb Stockholms Auktionsverk (1674), Uppsala
Auktionskammare (1731), Shoteby’s
(1744), Christie’s (1766), Bukowski
FESTIVAL
Auktioner (1870), Glerum dan Ranewal,
Pasar malam, Sekaten, Forum
rumah lelang Masterpiece, SidhArta,
Penghargaan, FKY, JFC, PKB,
Borobudur, Java Auctioneer, dsb.
Curated Market, dsb

WORLD EXPO ON LINE GALLERY


PASAR RESMI PASAR “BAWAH TANGAN”

Biasanya terjadi pada karya yang Karya yang bersih maupun karya yang
bersih dari masalah. bermasalah: hasil curian, lukisan
bodong, penjual “Buser”.
Dilakukan secara resmi melalui Dilakukan secara langsung tanpa perantara
berbagai elemen: Kurator, Balai formal, biasanya individual tanpa melibatkan
Lelang, Galeri, Kolektor, dsb. banyak pihak atau langsung studio.
Ada formalitas Biasanya tidak ada perjanjian
hukum/persetujuan antar elemen. khusus.
Dipayungi oleh pameran dan Dilakukan sesudah pameran atau tidak dalam
badan hukum kondisi dipamerkan atau tidak perlu dipamerkan
dan tidak memerlukan badan hukum.
Jika ada persoalan, maka secara formal Jika ada persoalan ditanggung sendiri oleh
akan ditangani oleh tim yang pembeli dan penjual, tergantung
legitimasinya jelas: pemalsuan, kesepakatan.
kerusakan, atau pencurian
Ada pajak penjualan Tidak ada pajak penjualan
Masyarakat Penyangga (Publik Seni)

1. Communal Support
2. Relegion Support
3. Government Support
4. Commercial Support
Communal Support
Communal Support terjadi dalam masyarakat dengan ikatan kolektif yang kuat, yaitu pada
masyarakat primitif dan tradisional. Hal ini juga terjadi dalam masyarakat modern, jika ikatan
kolektif tersebut terlihat pada visi yang secara kuat menjadi ikatan komunitas itu (contoh : partai
politik atau berbagai yayasan).
Relegion Support

Relegion Support terjadi dalam masyarakat


sistem feodal dan keagamaan.
Foto: Arief Sukardono
2009-2011

Government Support
Government Support merupakan bentuk dukungan kesenian dari
negara, baik dalam sistem feodal kerajaan dan sistem negara modern.
Commercial Support

Commercial Support merupakan bentuk dukungan


kesenian dalam sistem masyarakat modern dan sistem
ekonomi kapitalis yang digerakan oleh pasar.

Foto: Arief Sukardono


2009-2011
Sadari Kepentingan Konsumen
Gambaran aksi mengoleksi bagi para kolektor:

1. aspek sejarah, yaitu mereka yang mengoleksi karena karya yang


dikoleksi menekankan nilai sejarah baik bagi dunia seni rupa, maupun
khasanah sejarah yang lebih umum;
2. aspek ideologi, yaitu mereka yang mengoleksi karya yang memiliki
pilihan inspirasi, cita-cita, ideologi, atau gaya yang sama dengan
pikirannya;
3. aspek ekonomi, yaitu mereka yang memandang karya sebagai
fenomena perdagangan atau investasi;
4. aspek gaya hidup, yaitu mereka yang memiliki karya untuk menunjang
eksistensinya, tanpa peduli persoalan nilai nominal maupun unsur
kesejarahan atau ideologis.
Pelacakan kebutuhan berdasar teori A.H. Maslow:

1. kebutuhan fisiologis—makanan, perlindungan, kehangatan


2. kebutuhan keamanan—kebebasan, kesehatan
3. kebutuhan cinta dan kepemilikan—hasrat untuk mendapat dukungan
4. kebutuhan penghargaan—prestise dan perhatian dari orang lain
5. kebutuhan aktualisasi diri—termasuk meneruskan kebutuhan diri sendiri
Kebanyakan kebutuhan untuk aktivitas seni dan organisasi
entertainment terfokus pada tiga kebutuhan utama yaitu:

1. kebutuhan cinta dan kepemilikan (contohnya festival


populer, perayaan etnis),

2. kebutuhan penghargaan (contohnya duduk dengan kelas


terbaik atau mendapatkan karya-karya seni rupa
masterpiece)

3. kebutuhan aktualisasi diri (contohnya menjadi orang yang


paling tahu atas suatu karya, dan mendapatkan karya yang
seinspirasi dengan pikiran-pikirannya).
SIASAT untuk PERUPA*

Profesional sesuai kesepakatan


Konsistensi & Terbuka terhadap perubahan
sains & teknologi
JEJARING pasar yang tepat
MENTAL BERTARUNG: resistensi pasar,
Resume/ Biodata eksistensi diri, dan akumulai kritik
Dokumentasi Karya
PORTOFOLIO
Cover letter
Pernyataan Seniman

* Secara khusus pada Integrated Profesional Artists

Anda mungkin juga menyukai