Anda di halaman 1dari 35

PROSES PERENCANAAN

(KOMPREHENSIF) TATA RUANG


WILAYAH DAN KOTA:
TAHAP PERUMUSAN KONSEP
DAN RENCANA
MINGGU 10
PENYUSUNAN KONSEP DAN RENCANA
(RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
Terdiri atas :
1. Perumusan konsep pengembangan wilayah provinsi/kabupaten/kota
2. Perumusan rencana tata ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota

Hasil analisis  beberapa alternatif konsep pengembangan wilayah, berisi :


 Rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah
provinsi/kabupaten/kota
 Konsep pengembangan wilayah provinsi/kabupaten/kota

Dilakukan beberapa iterasi  dipilih alternatif terbaik  konsepsi terpilih


PENYUSUNAN KONSEP DAN RENCANA
(RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
Hasil perumusan konsepsi RTRW terpilih terdiri atas :
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
provinsi/kabupaten/kota
2. Rencana struktur ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota
3. Rencana pola ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota
4. Penetapan kawasan-kawasan strategis provinsi/kabupaten/kota
5. Arahan pemanfaatan ruang
6. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
PENYUSUNAN KONSEP DAN RENCANA
(RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
 Merupakan terjemahan dari visi dan misi pengembangan wilayah
provinsi/kabupaten/kota dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai
kondisi ideal tata ruang wilayah yang diharapkan.
 Dirumuskan berdasarkan karakteristik tata ruang wilayah
provinsi/kabupaten/kota yang dipertajam dengan aspirasi pemangku
kepentingan.
2. Rencana struktur ruang wilayah
 Merupakan rencana kerangka tata ruang wilayah yang dibangun oleh konstelasi
pusat-pusat kegiatan (sistem perkotaan) yang berhirarki satu sama lain dan
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah (meliputi sistem jaringan
transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air).
 Disusun berdasarkan hasil analisis sistem pusat-pusat permukiman yang
berangkat dari strategi penataan ruang provinsi/kabupaten/kota dengan
memperhatikan kebijakan dan strategi struktur ruang di atasnya.
PENYUSUNAN KONSEP DAN RENCANA
(RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
3. Rencana pola ruang wilayah
 Merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah
provinsi/kabupaten/kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
 Disusun berdasarkan analisis optimasi pemanfaatan ruang yang berangkat dari
strategi penataan ruang provinsi/kabupaten/kota dengan memperhatikan
kebijakan dan strategi pola ruang di atasnya.
4. Penetapan kawasan-kawasan strategis
 Merupakan bagian wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup wilayah, baik di bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
 Bermula dari karakteristik tata ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota yang
menunjukkan adanya bagian wilayah provinsi/kabupaten/kota yang
memerlukan perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang khusus yang tidak dapat diakomodasi sepenuhnya di
dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah
provinsi/kabupaten/kota.
PENYUSUNAN KONSEP DAN RENCANA
(RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
5. Arahan pemanfaatan ruang
 Merupakan upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam
indikasi program utama penataan/pengembangan provinsi/kabupaten/kota
dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun
perencanaan (20 tahun).
 Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan
penetapan kawasan strategis provinsi/kabupaten/kota yang dikaitkan dengan
kemampuan keuangan pembangunan daerah.
6. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
 Merupakan arahan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan
ruang, meliputi indikasi arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi dalam rangka perwujudan rencana
tata ruang wilayah.
 Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan
penetapan kawasan strategis provinsi/kabupaten/kota yang dikaitkan dengan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang di atasnya dan peraturan
perundang-undangan terkait, termasuk di dalamnya berbagai standar teknis
perencanaan tata ruang.
FUNGSI

1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah


 Sebagai dasar perumusan struktur, pola ruang wilayah, penetapan kawasan
strategis wilayah.
 Memberi arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW.
 Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah.
2. Rencana struktur ruang wilayah
 Pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah yang memberikan layanan bagi
wilayah di bawahnya.
 Arahan perletakkan sistem jaringan prasarana antarwilayah di dalamnya yang
juga menunjang keterkaitan pusat wilayah di dalamnya serta dengan wilayah
sekitarnya.
FUNGSI
3. Rencana pola ruang wilayah
 Sebagai alokasi ruang untuk kawasan budidaya bagi berbagai kegiatan sosial
ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestraian lingkungan dalam wilayah.
 Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang.
 Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan untuk dua puluh tahun.
 Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berskala besar pada
wilayah.
4. Penetapan kawasan-kawasan strategis
 Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam
rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.
 Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah yang dinilai mempunyai
pengaruh sangat penting terhadap wilayah bersangkutan.
 Sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis.
FUNGSI
5. Arahan pemanfaatan ruang
 Sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman
penataan/pengembangan wilayah.
 Sebagai arahan untuk sektor dalam program.
 Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 tahunan.
 Sebagai dasar estimasi penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5
tahun.
 Sebagai acuan bagi masyarakat untuk melakukan investasi.
6. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
 Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah.
 Menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
 Menjaga keseimbangan dan keserasian peruntuk ruang.
 Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan.
 Mencegah dampak pembangunan yang merugikan.
 Melindungi kepentingan umum.
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) : pusat permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa.

PROVINSI KABUPATEN KOTA


• PKN • PKN • Pusat pelayanan kota
• PKW • PKW • Subpusat pelayanan kota
• PKL • PKL • Pusat lingkungan
• PPK
• PPL
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
 Kawasan Lindung :  Kawasan Budidaya :
o Kawasan hutan lindung o Kawasan peruntukan hutan
produksi
o Kawasan perlindungan setempat
o Kawasan peruntukan hutan
o Kawasan suaka alam, pelestarian
rakyat
alam, cagar budaya
o Kawasan peruntukan pertanian
o Kawasan rawan bencana alam
o Kawasan peruntukan perkebunan
o Kawasan lindung geologi
o Kawasan peruntukan perikanan
o Kawasan peruntukan
pertambangan
o Kawasan peruntukan industri
o Kawasan peruntukan pariwisata
o Kawasan peruntukan
permukiman
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
1. Kawasan Strategis dari Pertahanan dan Keamanan, antara lain, adalah kawasan
perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan, dan kawasan latihan militer;
2. Kawasan Strategis dari Pertumbuhan Ekonomi, antara lain, adalah kawasan
metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi
terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas;
3. Kawasan Strategis dari Sosial dan Budaya, antara lain, adalah kawasan adat
tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang
diakui sebagai warisan dunia, seperti Kompleks Candi Borobudur dan Kompleks
Candi Prambanan;
4. Kawasan Strategis dari Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi
Tinggi, antara lain, adalah kawasan pertambangan minyak dan gas bumi termasuk
pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, serta kawasan yang menjadi
lokasi instalasi tenaga nuklir; dan
5. Kawasan Strategis dari Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup, antara lain,
adalah kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk
kawasan yang diakui sebagai warisan dunia seperti Taman Nasional Lorentz, Taman
Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Komodo.
PENYUSUNAN KONSEP DAN RENCANA
(RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)

Buku RTRW
Provinsi/Kabupaten
Perumusan Pendalaman
Pemilihan alternatif /Kota (naskah
beberapa alternatif alternatif konsepsi
konsepsi teknis RTRW
konsepsi terpilih
provinsi/kabupaten
/kota)

Waktu yang dibutuhkan : 2 – 7 bulan


OUTPUT : MATERI TEKNIS
(RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
1. Buku data dan analisis (yang dilengkapi peta-peta)
2. Buku rencana (format A4)
3. Album peta (skala minimal 1:250.000 untuk RTRW Provinsi, skala minimal 1:50.000
untuk RTRW Kabupaten, dan skala minimal 1:25.000 untuk RTRW Kota dalam
format A1 yang dilengkapi peta digital sesuai dengan ketentuan SIG dari
lembaga berwenang (BIG). Album peta minimal terdiri dari :
a. Peta wilayah perencanaan (informasi rupa bumi, batas admiinistrasi, serta
kecamatan di dalam wilayah)
b. Peta penggunaan lahan saat ini
c. Peta rencana struktur ruang wilayah (meliputi rencana pengembangan pusat
pelayanan kegiatan dan rencana pengembangan sistem jaringan prasarana)
d. Peta rencana pola ruang wilayah (meliputi pola ruang kawasan lindung dan
kawasan budi daya)
e. Peta penetapan kawasan strategis
PENYUSUNAN RAPERDA RTRW

OUTPUT : NASKAH RAPERDA RTRW


(PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)

1. Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana yang
mengikuti tatacara penulisan sesuai ketentuan UU No 10 tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
2. Lampiran yang terdiri atas peta rencana struktur ruang, peta rencana pola
ruang, dan peta penetapan kawasan-kawasan strategis yang disajikan
dalam format A3, serta tabel indikasi program utama
PENYUSUNAN RAPERDA RTRW
(PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)

Buku RTRW
Proses penuangan
Provinsi/Kabupaten/Kota
naskah teknis ke dalam Naskah Raperda
(naskah teknis RTRW
pasal-pasal
provinsi/kabupaten/kota)

Waktu yang dibutuhkan : 1 bulan


PROSES DAN PROSEDUR PENETAPAN
RTRW (PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
1. Pengajuan raperda RTRW dari gubernur/bupati/walikota kepada DPRD,
atau sebaliknya
2. Pembahasan raperda RTRW oleh DPRD bersama pemerintah daerah
3. Penyampaian raperda kepada menteri untuk permohonan persetujuan
substansi (disertai rekomendasi gubernur bagi RTRW kabupaten/kota),
sebelum raperda disetujui bersama antara pemerintah daerah dengan
DPRD
4. Penyampaian raperda kepada menteri dalam negeri/gubernur untuk
dievaluasi setelah disetujui bersama antara pemerintah daerah dengan
DPRD
5. Penetapan raperda RTRW oleh sekretariat daerah
MASA BERLAKU RTRW
(PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
RTRW berlaku dalam jangka waktu 20 tahun dan ditinjau kembali setiap 5
tahun. RTRW dapat ditinjau kurang dari 5 tahun jika:
1. Terjadi perubahan kebijakan dan strategi nasional yang memengaruhi
pemanfaatan ruang wilayah
2. Terjadi dinamika internal yang memengaruhi pemanfaatan ruang secara
mendasar, antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar dan
pemekaran wilaya yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan
PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW
1. Pembentukan tim penyusun RTRW yang beranggotakan unsur dari pemerintah
daerah, khususnya Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
2. Pelaksanaan penyusunan RTRW
3. Pelibatan peran serta masyarakat dalam penyusunan RTRW:
a. Pada tahap persiapan
Pelibatan secara pasif dengan pemberitaan informasi penataan ruang melalui :
1) Media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah)
2) Brosur, leaflet, flyers, surat edaran, buletin, jurnal, buku
3) Kegiatan pameran, pemasangan poster, pamflet, papan pengumuman,
billboard
4) Kegiatan kebudayaan (misal pagelaran wayang)
5) Multimedia (video, VCD, DVD)
6) Website
7) Ruang pamer atau pusat informasi
8) Pertemuan terbuka dengan masyarakat/kelompok
PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW
b. Pada tahap pengumpulan data
Pelibatan secara aktif dalam bentuk:
1) Pemberian data dan informasi kewilayahan yang diketahui/dimiliki datanya
2) Pendataan untuk kepentingan penataan ruang yang diperlukan
3) Pemberian masukan, aspirasi, dan opini awal usulan rencana penataan
ruang
4) Identifikasi potensi dan masalah penataan ruang
Media yang digunakan antara lain :
1) Kotak aduan
2) Pengisian kuesioner, wawancara
3) Website, surat elektronik, form aduan, polling, telepon, pesan singkat/SMS
4) Pertemuan terbuka atau public hearings
5) Kegiatan workshop, focus group discussion (FGD)
6) Penyelenggara konferensi
7) Ruang pamer atau pusat informasi
PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW
c. Pada tahap perumusan konsepsi RTRW
Pelibatan secara aktif dan bersifat dialogis/komunikasi dua arah melalui
1) Konsultasi publik
2) Workshop
3) FGD
4) Seminar
4. Pembahasan raperda tentang RTRW. Masyarakat dapat berperan dalam
bentuk pengajuan usulan, keberatan, dan sanggahan terhadap
rancangan RTRW dan naskah raperda melalui :
a. Media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah)
b. Website resmi lembaga pemerintah yang berkewenangan penyusun RTRW
c. Surat terbuka di media massa
d. Kelompok kerja (working group/public advisory group)
e. Diskusi/temu warga (public hearings/meetings), konsultasi publik, workshops,
FGD, charrettes, smeinar, konferensi, dan panel

Anda mungkin juga menyukai