Anda di halaman 1dari 6

I.

EVALUASI HASIL USAHA


Evaluasi hasil usaha atau bisnis merupakan tahap yang sangat penting di dalam manajemen uasaha atau
bisnis untuk memberikan feedback atas pelaksanaannya berada pada jalur yang benar. Evaluasi usaha
yang baik adalah evaluasi yang memberikan dampak positif pada perkembangan suatu program-
program kinerja uasahanya.
Evaluasi hasil usaha yang baik adalah evaluasi yang memberikan dampak positif pada perkembangan
suatu program-program kinerja usahanya. Oleh karena itu, sistem dan proses evaluasi harus mampu
menjelaskan atau mengungkapkan dan memberi gambaran tentang keberhasilan usaha atau bisnis yang
sesuai dengan tujuannya.

II. ANALISIS RASIO KEUANGAN


Analisis rasio merupakan teknik atau alat pengukur prestasi perusahaan dalam hal menentukan tingkat
likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi, serta derajat keuntungan perusahaan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan
dengan menggunakan alat analisis.

III. RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS, AKTIVITAS


a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Semua perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu:
a) Memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
b) Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal.
c) Membayar bunga dan deviden yang segera dibayar.
d) Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.
Berikut adalah rasio pengukuran likuiditas
1. Current ratio
Current ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi utang lancarnya
dengan aktiva lancarnya.

2. Quick ratio
Rasio ini membandingkan antara harta lancar selain persediaan barang dengan utang lancar.

3. Cash ratio
Cash ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi utang lancarnya dengan
menggunakan aktiva yang paling lancar yaitu kas dan efek.

4. Working capital to total assets ratio


Rumus rasio modal kerja dengan total aktiva (working capital to total assets) ratio digunakan untuk
mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto.

b. Rasio Solvabilitas
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban dengan aset
yang dimilikinya disebut rasio solvabilitas. Solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar utang dalam jangka panjang.
Tujuan rasio solvabilitas atau rasio mengukur efektivitas operasi, sangat berguna untuk kepentingan
kreditur jangka panjang atau para pemegang saham. Rasio ini mengukur dan menganalisis posisi
keuangan jangka panjang dan hasil operasinya. Sehingga dapat diketahui hal berikut.
a. Apakah perusahaan sudah menggunakan secara baik atau menguntungkan modal yang merupakan
pinjaman.
b. Apakah modal yang diperoleh sudah diinvestasikan dalam keseimbangan yang baik.
c. Apakah jumlah investasi dalam harta yang dioperasikan sesuai dengan penghasilan atau volume
penjualan di waktu mendatang.
Dalam literature Anglosaxon, solvabilitas sering disebut sebagai actual solvency, sedangkan
perhitungan solvabilitas, aktiva tidak berwujudtidak ikut diperhitungkan.

a. Debt ratio
Debt ratio adalah kemampuan menutupi seluruh utangnya dengan aset yang dimiliki.

b. Debt to equity ratio


Debt to equity ratio adalah kemampuan perusahaan menutupi seluruh utangnya dengan modal yang
dimiliki.

c. Long term debt to equity ratio


Long term debt to equity ratio adalah kemampuan perusahaan untuk menutupi utang jangka panjang
dengan modal sendiri.

c. Rentabilitas atau Profibilitas


Ratio rentabilitas atau profibilitas perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba dari sejumlah dana yang diinvestasikan, untuk periode atau jangka waktu tertentu. Tujuan rasio
rentabilitas adalah untuk mengukur prestasi perusahaan dalam hal mendapatkan keuntungan atau
rentabilitas usaha atas modal yang kita gunakan.
Rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan memperbandingkan laba dengan modal (aktiva yang
digunakan).
Dalam praktik, untuk menilai rentabilitas dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Membandingkan antara laba operasi atau usaha dengan aktiva operasi.
b. Membandingkan laba bersih setelah panjang pajak penghasilan dengan aktiva operasi.
c. Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan keseluruhan aktiva tetap berwujud.
d. Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan modal sendiri.
Dari berbagai cara yang digunakan, terdapat dua cara yang paling sering dan populer digunakan, yaitu:

a. Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah penjualan barang dagangan antara laba usaha dengan modal sendiri dan
modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dalam pengukuran rentabilitas
ekonomi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Modal yang diperhitungkan hanyalah modal operasi yang benar-benar digunakan dalam perusahaan
(operating capital atau operating assets).
2) Laba yang diperhitungkan hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan berupa laba usaha neto
(net operatig income).
b. Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau disebut juga rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut.
Dalam mengukur modal sendiri, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Modal sendiri yang diperhitungkan dalah yang benar-benar digunakan dalam operasi perusahaan.
2) Laba yang diperhitungkan adalah laba setelah dikurangi dengan bunga modal asing (pinjaman) dan
pajak penghasilan.
d. Rasio Aktivitas
Ratio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan asetnya
dengan efisien. Alat analisisnya antara lain sebagai berikut:
a. Inventory turn over
Inventory turn over (perputaran persediaan) adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan
persediaannya secara efisien.

b. Asset turn over


Asset turn over adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan asetnya secara efisien. Rasio ini
digunakan untuk mengetahui perputaran harta perusahaan dalam satu periode usaha atau periode
berproduksi.
c. Receivables turn over
Receivables turn over adalah kemampuan perusahaan dalam memperhitungkan piutangnya secara
efisien.

IV. LAPORAN PERUSAHAAN


V. PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA + ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
a. Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun secara sistematis dan secermat mungkin
serta logis. Laporan kegiatan usaha adalah penyampaian informasi, sehingga akan tercipta komunikasi
antara yang melaporkan dan pihak yang diberi laporan.
Pada dasarnya yang perlu dianalisis dalam pelaksanaan kegiatan usaha, adalah sebagai berikut:
a) Bidang kegiatan usaha
b) Rugi/laba
c) Bidang keuangan
d) Bidang permodalan
e) Bidang administrasi dan pembukuan
f) Bidang ketenagakerjaan
g) Bidang pemasaran
h) Bidang organisasi
b. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah evaluasi atau penafsiran neraca dan daftar perubahan posisi keuangan
perusahaan. Untuk lebih dapat menggambarkan perubahan posisi keuangan dan sifat perkembangan
perusahaan dari waktu ke waktu, suatu perusahaan diharuskan membuat laporan keuangan paling lama
2 tahun terakhir dari kegiatan usahanya.
a) Dasar analisis laporan keuangan
1) Keadaan keuangan jangka pendek
2) Keadaan keuangan jangka panjang
3) Hasil usaha perusahaan
b) Kegunaan hasil analisis keuangan
1) Para pemilik perusahaan
- Besar kecilnya imbalan untuk pemilik perusahaan
- Berhasil tidaknya usaha
- Dapat tidaknya pemimpin perusahaan mempertahankan keberlangsungan perusahaannya
2) Manajer perusahaan
- Menyususn rencana usaha yang akan datang
- Untuk mengukur sistem pengendalian intern
- Untuk menentukan kebijakan manajer
3) Investor, bankers dan kreditur
- Memberi tidaknya pinjaman
- Menghentikan investasinya atau tidak
- Mengubah pinjamannya menjadi modal perusahaan
4) Pemerintah
- Menetapkan besarnya pajak
- Menetapkan kebijakan tentang masalah tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional
5) Karyawan
- Pindah kerja ke perusahaan lain
- Perasaan aman dalam bekerja
- Adanya promosi jabatan
- Meningkatkan produktivitas dalam bekerja

VI. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pernyataan dan informasi dari seseorang
atau adan usaha kepada orang atau badan usaha lainnya.komunikasi antarbadan usaha perlu
ditingkatkan, terutama dengan rekanan, langganan, bahkan dengan saingan.
Peningkatan komunikasi antarbadan usaha dapat dilakukan secara formal maupun secara nonformal.
Meningkatkan komunikasi antarbadan usaha secara formal antara lain melalui;
a. Seminar-seninar dalam bisnis.
b. Penataran-penataran yang berhubungan dengan bisnis..
c. Pelatihan-pelatihan dalam bisnis
Meningkatkan komunikasi antarbadan usaha secara nonformal dilakukan dengan cara berikut;
a. Obrolan bisnis pada waktu diadakan resepsi pernikahan, perpisahan, penggantian pemimpin
perusahaan dsb.
b. Adanya kekeluargaan yang diteruskan dengan pembicaraan bisnis.
c. Negoisasi dalam bisnis.
Beberapa taktik cara bernegoisasi yang perlu dipelajari dan dikembangkan oleh para pengelola usaha
adalah sebagai berikut;

a. Memberi pilihan
b. Lelang
c. Menipu (faking)
d. Kalah untuk menang
e. Pura-pura tidak cocok
f. “Ya atau Tidak”
g. Pura-pura batal
h. Kami yang terhebat
i. Batas waktu
j. Menambah ekstra
k. Lambungkan bola rendah
l. Membuka kartu lawan bisnis
m. Lebih serius
n. Pot besar
o. Persediaan terbatas
p. Uang tipuan
q. Lihat saja catatan
r. Bersabar
s. Menggigit sedikit demi sedikit

VII. Faktor Pendukung Kegiatan Usaha


1. Faktor manusia
2. Faktor keuangan
3. Faktor permodalan;
Menurut sumbernya:
a) Modal sendiri
b) Modal asing (modal luar);
Menurut lama penggunaannya:
a) Modal pasif jangka pendek
b) Modal pasif jangka panjang
4. Faktor organisasi
5. Faktor perencanaan
6. Faktor mengatur bisnis
7. Faktor pajak dan asuransi
8. Faktor fasilitas pemerintah
9. Catatan bisnis, yang meliputi antara lain:

a) Neraca
b) Laporan rugi/laba
c) Perubahan modal perusahaan
d) Administrasi perusahaan
e) Banyaknya karyawan perusahaan
f) Pemasaran dan penjualan
g) Para pesaing
h) Mitra bisnis
i) Para pelanggan dan konsumen potensial
j) Pasar yang dituju
k) Banyaknya produk dan persediaan

VIII. Faktor Penghambat Kegiatan Usaha


1) Kurangnya pengalaman di dalam usaha
2) Tidak tepat atau cocok memilih jenis usaha
3) Tidak adanya perencanaan usaha yang tepat
4) Keuangan atau permodalan usaha kurang sekali
5) Tidak adanya ketertarikan pada bidang usaha yang sedang digeluti
6) Tidak ada dukungan dari pemerintah daerah
7) Tidak mempunyai keahlian di dalam usaha
8) Tidak mempunyai semangat kewirausahaan
9) Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri

IX. Rencana Usaha


Perencanaan Usaha adalah proses penentuan Visi, Misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan,
program dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu.
Dengan demikian secara umum perencanaan usaha mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. FOKUS, artinya perencanaan usaha dibuat
berdasarkan visi, misi tertentu serta dengan tujuan
yang jelas sehingga kita bisa fokus untuk mencapai
tujuan.
b. RASIONAL DAN FAKTUAL, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang
masuk akal, realistik, berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada.
c. BERKESINABUNGAN DAN ESTIMASI, artinya perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan
untuk tindakan yang berkelanjutan serta perkiraan perkiraan tentang kondisi di masa depan.
d. PREPARE DAN FLEKSIBEL, artinya perencanaan usaha dibuat sebagai persiapan, yaitu
pedoman untuk tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang disesuaikan dengan perubahan
lingkungan bisnis yang dihadapi.
e. OPERASIONAL, artinya perencanaan usaha dibuat sesederhana mungkin, namun rinci, serta
dapat dilaksanakan.
- Latar Belakang Pendukung Rencana Usaha
1. Indentifikasi peluang usaha.
2. Pilihlah Peluang Usaha yang sesuai dengan kepribadian Anda.
3. Ketersedian bahan baku, barang atau jasa.
4. Kemampuan mencari dan mendapatkan konsumen.
5. Mengindetifikasi kemampuan skill dan kesiapan mental.
6. Faktor external yang terlibat.
7. Hitung kemampuan modal dan buat solusinya jika kurang.
8. Dokumentasi dan membuat proposal usaha.

X. Tujuan Usaha
Tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi atau perusahaan
bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang
di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk menimbulkannya

Anda mungkin juga menyukai