2.1 Persalinan
keluar dari uterus ibu,persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan( setelah 37 minggu tanpa disertai penyulit). ( Buku
APN 2008,hal 37 )
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
a. Persalinan Spontan
Bila ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir.
8
b. Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya dengan
c. Persalinan Anjuran
a. Pendataran serviks
sebuah tabung yang sempit menjadi corong yang sangat tumpul dan
b. Dilatasi serviks
merupakan daerah yang resistennya lebih kecil. Oleh karena itu, ketika
sebuah baji. Bila selaput ketuban sudah pecah, tekanan pada bagian
9
terbawah janin terhadap serviks dan segmen bawah uterus juga sama
c. Penurunan kepala
proporsi bagian terbawah janin yang masih berada di atas tepi atas
pubis.
2. 4/5 jika sebagian 1/5 bagian terbawah janin telah memasuki pintu
atas panggul.
3. 3/5 jika sebagian 2/5 bagian terbawah janin telah memasuki rongga
panggul.
4. 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada di
atas simfisis dan 3/5 bagian telah turun melewati bidang tengah
5. 1/5 jika hanya satu dari lima jari masih dapat teraba bagian
terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian telah
10
6. 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari
1. Teori keregangan
11
3. Teori Oksitosin Internal
dimulai.
4. Teori Prostaglandin
persalinan.
12
6. Teori Berkurangnya Nutrisi
pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang makan hasil konsepsi
7. Faktor Lain
dibangkitkan.
a) Lightening
b) Perubahan servik
c) Persalinan palsu
d) Pengeluaran cairan
13
e) Bloody show
show.
a) Power
b) Pasanger
c) Passage
d) Penolong
ditolong oleh dokter atau bidan akan berjalan dengan lancar dan aman.
14
e) Psikis ibu
A. Kala I
lengkap, pada permulaan his pada kala pembukaan berlangsung tidak begitu
(Sellers, 1993)
Proses pembukaan serviks sebagai akibat his dibagi menjadi 2 (dua) fase :
1) Fase laten
15
2) Fase aktif
4cm.
demikian akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih
B. Kala II
2007 )
sampai kepala terlihat didepan vulva (crowing) sampai lahir semua tubuh
16
C. Kala III
Kala III adalah kelahiran plasenta yang dimulai setelah kelahiran bayi
D. Kala IV
Kala empat dimulai dari saat plasenta lahir sampai dua jam pertama
Kala IV adalah kal pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta
lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
17
d) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)
perineum.
darah sering kali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin
bermacam-macam dan mungkin telah diganti jika terkena sedikit darah atau
basah oleh darah. Meletakkan wadah atau pispot di bawah bokong ibu
kehilangan darah dan cerminan asuhan sayang ibu karena berbaring di atas
wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan menyulitkan ibu untuk
melebihi 500 cc. Selama kala IV ibu harus dipantau setiap 15 menit pada
satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua setelah
persalinan.
18
3. Memeriksa perdarahan dari perineum
perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik.
(APN, 2008).
4. Pencegahan infeksi
persalinan dan matras dengan klorin 0,5% selama 10 menit kemudian cuci
berbentuk cair.
% 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑡
− 1
% 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛
(APN, 2008)
19
demikian sebaiknya jangan meninggalkan parturient seorang diri sehingga
Tujuh pokok hal penting sebelum meninggalkan ibu post partum kontraksi
ibu dalam keadaan baik, tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genetalia,
plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap, kandung kemih kosong, luka
perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma, bayi dalam keadaan
Observasi pada kala IV dilakukan selama dua jam, setiap 15 menit pada satu
jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua setelah
melahirkan.(APN, 2008)
a. Tanda Vital
Tekanan darah, nadi, dan pernapasan harus menjadi stabil pada level pra-
dan nadi yang rutin selama interval ini adalah satu sarana mendeteksi
b. Gemetar
seperti itu dianggap normal jika tidak ada demam >38,00 C atau tanda-
20
penurunan volume intra-abdomen dan pergeseran hematologik juga
memainkan peranan.
c. Sistem Gastrointestinal
Mual dan muntah, jika ada selama persalinan, harus diatasi. Haus
melahirkan.
d. Sistem Renal
kosong guna mencegah uterus berubah posisi dan atoni. Uterus yang
1. Tekanan darah : setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan 30 menit
2. Nadi : Setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan 30 menit sekali
4. TFU : setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan 30 menit pada jam
kedua.
21
5. Kontraksi uterus : setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan 30
vagina
bayi baru lahir. Untuk asfiksia → tempat datar dan keras, 2 kain dan
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
22
No Langkah-langkah Persalinan Normal
bahu bayi
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian
JANIN BAIK
yang benar.
23
No Langkah-langkah Persalinan Normal
lengkap.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
24
No Langkah-langkah Persalinan Normal
dengan keinginannya.
secara benar.
(Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu
ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang di inginkan dan
13. Melakukan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan yang
Dukung dan beri ibu semangat pada saat meneran dan perbaiki
25
No Langkah-langkah Persalinan Normal
pada ibu
Segera merujuk bila bayi belum atau tidak akan segera lahir
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
jika kepala bayi telah membuka vulva denag diameter 5-6 cm.
16. Meletakan kain bersih dilipat 1/3 bagian diletakan di bawah bokong
ibu.
17. Membuka partus set dan memeriksa kembali kelengkapan alat dan
bahan.
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm,
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
26
No Langkah-langkah Persalinan Normal
dan dangkal.
Jika tali pusat melilit leher bayi secara longgar, lepaskan lewat
Jika tali pusat melilit leher bayi secara kuat, klem tali pusat didua
21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya Bahu
lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arcus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
23. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah kearah perineum
27
No Langkah-langkah Persalinan Normal
asfiksia BBL).
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, danm bagian
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bati dalam
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
28
No Langkah-langkah Persalinan Normal
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pda 2 cm distal ari klem pertama.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Pengeluaran Plasenta
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
29
No Langkah-langkah Persalinan Normal
Mengeluarkan plasenta
arah bawah dan kemudian ke aras atas, mengikuti jalan lahir tetap
berikutnya
30
No Langkah-langkah Persalinan Normal
manual
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
teraba keras).
mesase
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian maternal maupun foetal
31
No Langkah-langkah Persalinan Normal
perdarahan.
lakukan penjahitan
perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
payudara.
anterolateral.
32
No Langkah-langkah Persalinan Normal
disusukan.
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
EVALUASI
pervaginam :
47. Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakuakn masase uterus dan
menilai kontraksi.
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
kedua paskapersalinan.
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
33
No Langkah-langkah Persalinan Normal
setelah dekontaminasi.
yang sesuai.
di inginkannya.
Dokumentasi
34
2.1.9 Partograf
dimulai pada pembukaan 4 cm “fase aktif”. Petugas harus mencatat kondisi ibu
vagina.
mekonium
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang kepala
35
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
dipisahkan.
d. Pembukaan mulut rahim (serviks): dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda
silang (x).
lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi 0/5, sinsiput (S)
f. Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima.
h. Kontraksi
detik.
36
i. Oksitosin : Jika memakainya catat banyak oksitosin pervolume cairan
k. Nadi : catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar.
l. Tekanan darah : catat, setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah.
n. Protein, aseton dan volume urine : catat setiap kali ibu berkemih.
kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan
dengan ibu hamil dan suami atau keluarga. Adapun tujuan asuhan intranatal
yang menyenangkan.
Agar tujuan tersebut diatas dapat dicapai, ada lima hal penting yang perlu
37
1) Membuat perencanaan persalinan yang perlu di tetapkan, yang mencakup
unsur-unsur berikut :
a) Tempat persalinan
d) Pendamping persalinan
Pemilihan pesalinan di rumah merupakan hak dari ibu dan keluarga. Ibu
kemungkinan komplikasi.
38
3) Bidan dipanggil bilamana ibu mulai merasakan kontraksi atau air ketuban
pecah.
5) Ibu mempunyai kartu menuju sehat (KMS) ibu hamil, dan kartu KIA.
obstetri.
akan terjadi.
39
d) Memberitahu tanda-tanda apabila akan memanggil bidan.
Persiapan keluarga
persalinan?
40
2) Rumah
b) Adanya penerangan
c) Tempat nyaman
E. Persiapan Peralatan
a) Waskom,
b) Sabun cuci,
d) Selimut
e) Pakaian ganti.,
f) Pembalut,
g) Kain pel,
h) Lampu.
a) Handuk bayi,
d) Pakain bayi,
e) Selimut bayi.
41
F. Menejemen Asuhan Intranatal di Rumah
dengan tahap yang ada dalam persalinan, yaitu kala I,II,III, dan IV. Dengan
memberikan asuhan intranatal yang baik dan dan sesuai dengan standar,
bersih dan aman. Ada tugas dan proses/langkah-langkah yang harus dilalui
dalam memberikan asuhan persalinan pada kala I. Tugas dan proses tersebut
kebutuhan ibu.
42
Sebelum bidan melakukan manajemen asuhan kala I, bidan perlu
partograf ,
dan fartograf,
setiap kemajuan,
43
2. Asuhan Persalinan Kala II
persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi. Tugas yang harus dikerjakan
3) Menghargai tradisi.
tindakan.
8) Berikan minum yang mengandung gula, pada saat tidak ada his.
9) Lakukan observasi ketat denyut jantung janin setiap tidak ada his,
episiotomi.
44
12) Apabila rektum ibu mengeluarkan feses, bersihkan dengan kain
bersih.
2) Ingat tiga bersih , yaitu bersih alat, tempat persalinan, pengikatan, dan
rujukan.
melakukan manajemen aktif kala III. Hal penting dalam asuhan persalinan
kala III adalah mencegah kejadian perdarahan, karena penyebab salah satu
Asuhan persalinan kala III merupakan hal penting, mengingat salah satu
penyebab kematian ibu adalah perdarahan. Oleh karena itu, dalam asuhan
45
kala III ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan sebagai
kala III, tersedianya peralatan dan perlengkapan manajemen aktif kala III
efektif.
hal ini bidan mempunyai tugas rutin, yaitu melakukan penatalaksanaan aktif
b. Pada suhu 30˚C oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, pada suhu
bayi lahir.
dengan baik, keluarnya darah dari vagina serta tali pusat memanjang.
46
e. Pada saat melahirkan plasenta, jangan medorong fundus dan menarik
g. Hentian peregangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali
pusat tertahan.
Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam
Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia
robekan serviks dan perineum. Jumlah darah yang keluar harus diukur (1
bengkok = ±500 cc), apabila jumlah perdarahan > 500 cc harus dicari
penyebabnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada asuhan kala IV, yaitu sebagai
berikut:
a. Kontraksi uterus
b. Perdarahan
c. Kantong kemih
d. Adanya luka
47
f. Tanda-tanda vital
g. Keadaan bayi
5. Kegawatdaruratan Persalinan
2.2 Laserasi
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu
48
2.2.2 Klasifikasi Robekan Perineum.
1. Derajat I
laserasi tersebut tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan aktif dan posisi
luka baik.
2. Derajat II
49
3. Derajat III
4. Derajat IV
50
2.2.3 Tujuan Penjahitan Laserasi Perineum
A. Persiapan Alat
b. Kapas DTT
wadah DTT
2. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
7. Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik
51
8. Lengkapi pemakaian sarunga tangan pada tangan kiri
9. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu
10. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa
B. Anestesi Lokal
4. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah
perineum.
5. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik
mukosa vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari
cincin himen.
52
3. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa
4. Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka
belakang cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong
benangnya.
c. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 x/
hari.
53
2.2.5 Macam-macam Jahitan Laserasi Perineum
A. Jahitan Kulit
1. Jahitan interrupted :
digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari
tepi luka sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak antara tiap jahitan,
b. Jahitan Matras
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya
tipis lemak subkutisnya dan tepi satu demi satu. Misalnya di daerah
yang tipis lunak subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.
c. Jahitan Continous
- Jahitan jelujur
Lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih rata
54
- Jahitan interlocking, feston.
d. Jahitan Subkutis
Digunakan jika ingin dihasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh.
e. Jahitan Dalam
Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang dren. Dren dapat
psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz,
2004). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai
dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar,
2002).
55
2.3.3 Lingkup Perawatan
1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
pembersihan perineum.
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar
perineum.
56
3. Setelah buang air besar.
1. Persiapan
ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki
terbuka.
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air
2. Penatalaksanaan
a. Mencuci tangannya
57
c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah
kantung plastik.
belakang.
3. Evaluasi
1. Gizi
membutuhkan protein.
2. Obat-obatan
58
c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera
koagulasi intrvaskular.
3. Keturunan
4. Sarana prasarana
penyembuhan luka.
59
A. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
pada perineum.
B. Komplikasi
kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya
kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum
2.4.1 Pengertian
60
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1. Anamnesa
vital
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
dihadapai akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap
dan akurat.
61
diagnosa, tetapi tetap membutuhkan penanganan masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk di
konsultasikan dan di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
62
Langkah V ( Kelima ) : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisifasi terhadap wanita tersebut seperti
konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
Dan Aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
63
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
2.4.2 SOAP
adalah SOAP, yang merupakan salah satu metode yang ada. SOAP merupakan
singkatan dari:
SOAP
S: Subjektif
O: Objektif
laboratorium dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus,
A: Assesment
1. Diagnosa/masalah
64
P: Planning
pendidikan
Keuntungan:
65