Anda di halaman 1dari 13

Kinerja Bidan

1. Pengertian Kinerja

a. Kinerja menurut Maier (1965) yang dikutip oleh Asad (1991) adalah kesuksesan seseorang

dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dibebankannya (Notoatmodjo. 2009).

b. Gilbert (1977) mendefinisikan kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang

sesuai dengan tugas dan fungsinya (Notoatmodjo. 2009).

c. Definisi kinerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara bahwa kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara. 2010).

Jadi, disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas dan
kuantitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan
tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara.
2010).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Kinerja seorang tenaga kerja dalam suatu organisasi atau institusi kerja dipengaruhi

oleh banyak faktor baik dari faktor dari dalam karyawan itu sendiri maupun faktor

lingkungan. Menurut Gibson (1987) faktor-faktor yang menentukan kinerja seseorang

dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yakni:

a. Variabel individu, yang terdiri dari: pemahaman terhadap pekerjaannya, pengalaman kerja,

latar belakang keluarga, tingkat sosial ekonomi, dan faktor demografi (umur, jenis kelamin,

etnis, dan sebagainya).

b. Variabel organisasi, yang antara lain terdiri dari: kepemimpinan, desain pekerjaan, sumber

daya yang lain, struktur organisasi, dan sebagainya.

c. Variabel psikologis, yang terdiri dari persepsi terhadap pekerjaan sikap terhadap pekerjaan,

motivasi, kepribadian, dan supervisi.


Sedangkan menurut Stoner (1981) kinerja seorang tenaga kerja dipengaruhi oleh:

motivasi, kemampuan, dan faktor persepsi.

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability)

dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis yang

merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability x Motivation

Motivation = Attitude x Situation

Ability = Knowledge x Skill

Menurut Henry Simora (1995), kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor individual yang terdiri dari:

1) Kemampuan dan keahlian

2) Latar belakang

3) Demografi

b. Faktor psikologis yang terdiri dari:

1) Persepsi

2) Sikap

3) Kepribadian

4) Pembelajaran

5) Motivasi

c. Faktor organisasi yang terdiri dari:

1) Sumber daya

2) Kepemimpinan

3) Penghargaan

4) Struktur

5) Design pekerjaan
6) Supervisi

3. Indikator kinerja
Untuk mengukur kinerja bidan pada tatanan klinis digunakan indikator kinerja klinis
sebagai langkah untuk mewujudkan komitmennya guna dapat menilai tingkat kemampuan
individu dalam tim kerja. Indikator menurut WHO (1981) adalah variabel yang mengukur
suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan indikator sebagai alat atau
petunjuk pengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang berfokus pada hasil
asuhan kepada pasien dan proses-proses kunci serta spesifik disebut indikator klinis.
Indikator klinis adalah ukuran kualitas sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi
kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan
secara langsung untuk mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai
bendera yang menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan
evaluasi (Depkes. 2006).
Sistem klasifikasi indikator didasarkan atas kerangka kerja yang logis dimana
kontinum masukan (input) pada akhirnya mengarah pada keluaran (outcomes).
a. Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas
alat/ fasilitas, informasi, dana, peraturan/ kebijakan.
b. Indikator proses adalah memonitor tugas dan kegiatan yang dilakukan.
c. Indikator output mengukur hasil yang meliputi cakupan termasuk pengetahuan, sikap, dan
perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang dilakukan. Indikator ini disebut
indicator effect.
d. Indikator outcome dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) suatu
program, perkembangan jangka panjang ternasuk perubahan status kesehatan masyarakat.
(Depkes. 2006).
Indikator untuk pelayanan antenatal sebagai berikut:
a. Indikator input yaitu fasilitas/alat untuk melaksanakan pelayanan antenatal.
b. Indikator proses yaitu proses pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar asuhan
kebidanan.
c. Indikator output yaitu terpenuhinya cakupan K1 dan K4.
d. Indikator outcome yaitu meningkatkan kesehatan ibu yang pada akhirnya menurunkan
Angka Kematian Ibu. (Depkes. 2006).
4. Kinerja Klinis Bidan

Pengembangan dan manajemen kinerja pada dasarnya sebuah proses dalam manajemen

sumberdaya manusia. Implikasi dari kata “manajemen” berarti proses diawali dengan

penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kebidanan menunjukkan bahwa kegiatan

yang dilaksanakan berada pada tatanan pelayanan langsung kepada asuhan pasien.

Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu :

a. Merumuskan tanggungjawab dan tugas yang harus dicapai oleh seseorang perawat/bidan dan

disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup kegiatan yang dituntut untuk memberikan

sumbangan berupa hasil kerja.

b. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun waktu

tertentu, termasuk penetapan standar prestasi dan tolok ukurnya.

c. Melakukan “monitoring”, koreksi, memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk perbaikan.

d. Menilai prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan prestasi aktual dengan

standar yang telah ditetapkan.

e. Memberikan umpan balik kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan dengan seluruh

hasil penilaian. Pada kesempatan tersebut atasan dan staf mendiskusikan kelemahan dan cara

perbaikannya untuk meningkatkan prestasi berikutnya (Depkes RI. 2006)

5. Penilaian Kinerja

Andrew E. Sikula (1981) yang dikutip A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000)

mengemukakan bahwa “penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari

pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran

atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu

(barang)”.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja

adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan

karyawan dan kinerja organisasi. (Mangkunegara. 2010).

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja

organisasi melalui peningkatan kinerja sumber daya manusia. Secara lebih spesifik, tujuan

dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Agus Sunyoto (1999) adalah:

a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan sehingga mereka termotivasi untuk

berbuat yang lebih baik atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang

terdahulu.

c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan

meningkatkan kepedulian terhadap karier atau pekerjaan yang diembannya sekarang.

d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan sehingga karyawan

termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan

pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal

yang perlu diubah (Mangkunegara. 2010).

Kegunaan penilaian prestasi kerja (kinerja) karyawan adalah:

a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian

dan besarnya balas jasa.

b. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya.

c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan.

d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi prigram latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode

kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan.


e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di

dalam organisasi.

f. Sebagai alat untuk melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan

karyawan selanjutnya.

g. Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan karyawan.

h. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangan kecakapan karyawan.

i. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas (Mangkunegara.

2010).

Referensi :

Depkes RI. 2006. Modul Belajar Pelatihan Keterampilan Manajerial Sistem Pengembangan Dan
Manajemen Kinerja Klinis. Jakarta
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam pelayanan kebidanan
dan kurangnya keterampilan dan pengetahuan bidan dan menyebabkan hal yang sangat fatal
dalam penyelamatan nyawa seorang ibu karena bidan adalah tenga kesehatan yang paling
dekat pada masyarakat yang secara khusus memberi pelayanan kebidanan kepada ibu dan
sebagai pengambil keputusan terhadap seorang yang telah memercayakan dirinya berada
dalam asuhan dan penanganan bidan.

Kurangnya keterampilan bidan dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

a. Faktor usia bidan yang masih relative muda sehingga terkadang ragu dalam
mengambil keputusan dan kurang meyakinkan masyarakat

b. Kemampuan komunikasi dengan masyarakat yang masih relative rentan serta


keterbatasan dalam kemampuan penyesuaian diri dengan kondisi sosial
budaya setempat
c. Kebutuhan bidan yang masih banyak untuk seluruh Indonesia dalam rangka
penurunan AKI dan mengantisipasi pertolongan persalinan oleh dukun yang
masih tinggi

d. Orientasi pendidikan kebidanan sebagai pencetak bidan masih belum mengarah


penuhnya pada kualitas lulusannya dan tidak mengarah pada paradigma baru
yang terus- menerus mengarah pada peningkatan kualitas.

e. Bidan senior yang memang telah berpengalaman di lapangan dalam menolong


persalinan kurang mempunyai minat untuk terus mengembangkan diri dan
melatih diri, meningkatkan pengetahuan, dan mengetahui perkembangan ilmu
yang ada saat ini ( up to date) sehingga cenderung masih lazim menggunakan
praktik yang tidak lagi didukung secaran ilmiah.

f. Terbatasnya fasilitas pengembangan keterampilan bidan itu sendiri karena biaya


dan waktu juga tenaga yang melatih terbatas.

g. Bidan sering lupa tentang prinsif pokok asuhan kebidanan dan konsep
kebidanan itu sendiri.

Kurangnya keterampilan bidan tentu dapat menyebabkan berbagai macam masalah


dalam memberi asuhan , sementra tujuan bidan didik dan ditempatkan ditengah masyarakat
adalah menurunkan AKI . kurangnya keterampilan dapat menyebabkan hal-hal yang sering
kali menjadi penyebab kematian ibu, seperti terlambat mendapat pertolongan , terlambat
merujuk,terlambat mengambil keputusan , terlambat mengenali risiko tinggi pada klien
sehingga penanganan kehamilan dan persalinan dengan risiko tinggi terlambat dilakukan.

Kurangnya keterampilan bidan berkomunikasi juga dapat mengakibatkan


penggerakan peran serta aktif masyarakat untuk pembangunan kesehatan dan kepedulian
masyarakat terhadap kesehatan diri dan keluarganya kurang maksimal. Penyuluhan kesehatan
dan konseling untuk mengubah perilaku masyarakat juga kurang memuaskan. Keterampilan
berkomunikasi dan beradaptasi juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pasien dan
keinginan pasien untuk menggunakan jasa yang diberikan oleh bidan. Untuk itu, diharapkan
bidan juga mampu melakukan komunikasi yang baik dan menguasai keterampilan
berkomunikasi.
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan nasional bertujuan mendorong tercapainya kesejahteraan keluarga sebagai unit
terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam Poleksusbudhankamka (politik,
ekonomi, sosial, budaya, ketahanan, dan keamanan keluarga) akan menentukan secara
berantai kehidupan bangsa secara nasional. Semakin diterima konsep pelayanan kesehatan
modern, angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal akan semakin dikendalikan
(Manuaba, 2009 : 11).
Angka kematian di Indonesia untuk sampai saat ini masih tinggi. Berdasarkan Survey
Demograti Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-¬2003, Angka Kematian Ibu (AKI) 307
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 pr 1000 kelahiran
hidup (Departemen KesehatanRl, 2003).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat 403/100.000 kelahiran, Angka Kematian Balita
(AKABA) 62/1000 balita (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2002).
Penyebab langsung AKI dan AKB di .Iawa Barat masih karena perdarahan eklampsia, infeksi
dan partus lama, penyebab langsung yang tidak mendasar yang mempengaruhi AKI dan AKB
adalah faktor langsung perilaku, genetik, dan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
masih rendah ditandai dengan rendahnya pencapaian kunjungan ibu hamil
Ketempat Puskesmas, persalinan oleh tenaga kesehatan yang masih rendah, penanganan
kehamilan dan persalinan serta perawatan bayi yang tidak atau belum akurat (komplikasi dan
kualitas sumber daya kesehatan masih kurang, pertolongan persalinan oleh dukun paraji)
(www.AKI.AKBjawabarat.co.id, 2010)
Ratio kematian ibu selama 5 (lima) tahun di kabupaten ............. terlihat dalam tabel di bawah
ini :
Tabel 1. I
Ratio Kematian Ibu Tahun 2004 s.d 2010 di Kabupaten .............
Tahun Ratio/100.000 Kelahiran Hidup Jumlah Kelahiran Hidup Angka Absolut
Kematian Ibu
2004 148,47 21.552 32
2007 192,58 18.174 35
2008 127,65 21.935 28
2009 209,38 191,04 40
2010 148,36 18.873 28
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten ............., 2010.
Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten ............. dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.2
Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten ............. Tahun 2010
No Penyebab Kematian Ibu Jumlah %
1 Perdarahan 7 25
2 Eklamsi 2 7,14
3 Infeksi 2 7,14
4 Lain-Lain 17 60,71
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten ............., 2010.
Penyebab utama kematian ibu di Kabupaten ............. berdasarkan tabel di atas adalah lain-
lain (60,71%), namun urutan kedua adalah perdarahan (25%). Beberapa permasalahan
yang berhubungan dengan tingginya kematian ibu di Kabupaten ............. yang menjadi
spesitik seperti terlambat mengambil keputusan (sangat erat kaitanya dengan tingkat
pengetahuan keluarga dan ibu itu sendiri), terlambat merujuk berkaitan dengan kemudahan
akses, biaya, manajeman transportasi di desa (ambulan desa) dan terlambat menangani
menyangkut masalah sistem pelayanan, ketenagaan, sarana dan prasarana penunjang.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten ............. terdapat kenaikan jumlah
kematian bayi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, sebagaimana terlihat dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 1.3
Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten ............. Tahun 2007-2010
Tahun AKB per 1000 Kelahiran Hidup Absolut Kematian Bayi
2007 17,72 18.174 322
2008 21,42 21.935 470
2009 26,6 19,104 510
2010 27,44 18.873 518
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten ............., 2010.
Penyebab kematian bayi ( < 7 hari dan 8 - 28 hari ) di Kabupaten ............. tahun 2010 dapat
terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.4
Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten ............. Tahun 2010
No Penyebab Jumlah Persentase %
1 Aspirasi 31 5,98
2 Kelainan kongenital 35 6,76
3 Tetanus neonatorum 1 0,19
4 BBLR 127 24,5
5 Asfiksia 42 8,11
6 Infeksi 14 2,70
7 Pnemoni 35 6,76
8 Diare 3 0,58
No Penyebab Jumlah Persentase %
9 IUFD 119 22,9
10 LM 24 4,63
11 Lain-lain 87 16,80
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten ............., 2010.
Penyebab kematian bayi di Kabupaten ............. tahun 2010 terbanyak adalah BBLR (24,5%)
dan penyebab kematian bayi terbesar kedua adalah IUFD (22,9%).
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi di Kabupaten ............., tidak terlepas dari pencapaian
cakupan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Berdasarkan laporan program KIA Dinas
Kesehatan Kabupaten ............. cakupan pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak tahun 2010
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.5
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Di Kabupaten .............
Tahun 2010
No Indikator Cakupan (%) Target (%)
1 K 1 84,27 100
2 TTI 91-80 90
3 Fe 1 91,32 90
4 K4 72,49 95
5 TT2 80,25 90
6 Fe3 78,20 85
7 Persalinan Nakes 72,25 90
8 N2 86,31 90
9 B 12 87,43 90
10 Deteksi 13umil
Oleh Nakes 72,99 80
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majaiengka, 2011
Begitu juga dengan laporan bidan desa yang bertujuan untuk melihat kinerja produktifitas
bidan dalam melaksanakan tugasnya di desa. Diharapkan juga dengan pengisisan kinerja
bidan akan menggambarkan situasi yang sebenarnya dan beban kerja bidan desa.
Tabel 1.6
Rekapitulasi Jumlah Pelaporan Kinerja Bidan Desa Berdasarkan Bulan Dan Rata-Rata Jam
Produktif Per Hari Tahun 2009

NO PUSKESMAS Jumlah Bidan BULAN LAPORAN Proporsi Bulanan Rata-Rata


Jam Produktif Bides/Hari
Pkm/Pustu Desa JML
1 3 9 12 12 100 6
2 3 10 13 7 58,3 5
3 6 5 11 11 91,6 5
4 6 18 24 11 91,6 5
5 7 13 20 12 100 5
6 5 7 12 8 66,6 4
7 3 13 16 10 83,3 4
8 3 10 13 12 100 4
9 4 17 21 12 100 4
10 3 13 16 7 58,3 3
11 4 16 20 8 66,6 3
12 2 13 15 9 75 3
13 1 11 12 11 91,6 3
14 2 13 15 20 100 3
15 3 21 24 12 100 3
16 3 14 17 4 33,3 2
17 2 7 9 8 66,6 2
18 3 11 14 8 66,6 2
19 3 8 11 9 75 2
20 1 6 7 10 83,3 2
21 5 14 19 11 91,6 2
22 4 13 17 12 100 2
23 6 8 14 8 66,6 1
24 5 7 12 8 66,6 1
25 1 9 10 11 91,6 1
26 3 9 12 12 100 1
27 3 7 10 0 0 0
28 3 6 9 0 0 0
29 3 9 12 0 0 0
JML 100 317 417 257 348
Sumber Dinas Kesehatan Kabupaten ............. 2010

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata produktif bidan/hari masih dibawah
target yang diharuskan sehingga perilaku tersebut dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan,
sedangkan bidan merupakan salah satu petugas kesehatan yang merupakan ujung tombak
dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama mempunyai andil terhadap
penurunan AKI dan AKB.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
"Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Di Kabupaten ............. Tahun
2011”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar latar belakang di atas maka dapat di kemukakan rumusan masalahnya
adalah "belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di
Kabupaten ............. tahun 2011", sehingga pertanyaan penelitian ini adalah "Apakah ada
hubungan umur, pendidikan, pengalaman kerja, dan pengetahuan dengan kinerja bidan di
Kabupaten ............. tahun 2011 ?".

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada variabel bebas umur, pendidikan, pengalaman
kerja, dan pengetahuan. Sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja bidan. Subyek
penelitian ini adalah seluruh bidan di Kabupaten ............. yang berjumlah 417 orang.
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei tahun 2011 di
Kabupaten ..............
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara pengisian angket.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross
sectional.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di Kabupaten
............. tahun 2011.
1.4.2. Tujuan Khusus
1.4.2.1. Diketahuinya gambaran umur bidan di Kabupaten ............. tahun 2011.
1.4.2.2. Diketahuinya gambaran pendidikan bidan di Kabupaten ............. tahun 2011.
1.4.2.3. Diketahuinya gambaran pengalaman kerja bidan di Kabupaten ............. tahun 2011.
1.4.2.4. Diketahuinya gambaran pengetahuan bidan di Kabupaten ............. tahun 2011.
1.4.2.5. Diketahuinya gambaran kinerja bidan di Kabupaten ............. tahun 2011.
1.4.2.6. Diketahuinya hubungan umur dengan kinerja bidan di Kabupaten ............. tahun
2011.
1.4.2.7. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan kinerja bidan di Kabupaten .............
tahun 2011.
1.4.2.8. Diketahuinya hubungan pengalaman kerja dengan kinerja bidan di Kabupaten
............. tahun 2011.
1.4.2.9. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan kinerja bidan di Kabupaten .............
tahun 2011.

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan informasi secara objektif tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kinerja bidan di Kabupaten ..............
1.5.2. Bagi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dokumentasi pada perpustakaan program Studi
Kebidanan YPIB ............. dan dapat dikembangkan lebih luas lagi dalam penelitian
selanjutnya.
1.5.3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, terutama untuk menambah wawasan
tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja bidan, serta menjadi suatu
kesempatan yang berharga bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah
diperoleh selama masa kuliah.

Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan


Kedokteran No.173

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI


Share on facebook Share on twitter Share on email Share on print More Sharing Services 0

==========

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

BELUM KETEMU JUGA, CARI LAGI YANG TELITI:


partner-pub-9111 UTF-8 Search

Share

Anda mungkin juga menyukai