Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Faiz Hilmi

NIM : 21010118120072
Kelas : B

Solusi Transportasi Ramah Lingkungan di Semarang


Transportasi di Semarang saat ini masih tergolong belum ramah lingkungan, bisa dilihat dari
hasil 3 stasiun pemantau kualitas udara, yakni Kalibanteng (20.610), Pemuda (17.175, dan Setyabudi
(15.343) ketiganya berada diatas ambang batas kadar CO yang ditentukan, yakni 15.000. Hasil
penelitian ini tentunya sangat membahayakan karena polusi udara yang tinggi tanpa disadari dapat
memicu penyakit penyakit mematikan. Oleh karena itu harus ada upaya nyata dari pemerintah dan
dibarengi kemauan masyarakat untuk mewujudkan kota yang bebas polusi udara.

Menilik dari kota kota diluar negeri yang sudah terkenal sangat ramah lingkungan dan
memiliki tingkat polusi udara yang rendah, kota kota tersebut diantaranya adalah Vancouver (British
Columbia), Curitiba (Brazil), Copenhagen (Denmark), San Fransisco (California), dan Cape Town
(Afrika Selatan). Dari kelima kota tersebut penyelesaian masalahnya hampir sama, yakni pemerintah
dan masyarakat saling mendukung satu sama lain, contohnya pemerintah yang dengan giat
membangun sarana transportasi massal yang nyaman, aman, dan murah. Respon dari masyarakat
ternyata sangat baik, mereka mulai meninggalkan transportasi pribadi dan beralih ke transportasi
massal. Hal ini juga harusnya terjadi di Semarang, pemerintah harus mulai membangun transportasi
massal yang bagus, nyaman, aman, murah, cepat, dan yang paling penting terawat. Keberadaan BRT
(Bus Rapid Transit) di Semarang belum terlalu maksimal, bayangkan saja dari Tembalang menuju
Semarang Poncol membutuhkan waktu 1 jam lebih, bandingkan dengan berkendara dengan motor
atau mobil yang hanya memerlukan waktu setengah jam. Ini terjadi karena BRT di Semarang belum
memiliki jalur tersendiri dengan kata lain masih berbagai jalan dengan kendaraan lain, harusnya BRT
memiliki jalur tersendiri layaknya Bus Trans Jakarta, keberadaan jalur tersendiri ini akan memangkas
waktu perjalanan, dan membuat masyarakat tertarik menaiki BRT.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perawatan dan tingkah laku masyarakat, di luar
negeri baik sarana maupun prasarana sangat terawat, begitu pun masyarakat yang benar benar
menjaga fasilitas transportasinya. Itu pula yang seharusnya terjadi di Semarang, BRT yang ada saat
ini masih banyak yang tidak terawat, beberapa armada BRT ada yang kotor, panas, dan rusak, begitu
pun halte nya, misal saja halte di Rusunawa padahal belum lama dibangun sudah hampir ambruk.
Pemerintah harus segera melakukan pemeliharaan secara rutin terhadap saran dan prasarana BRT.

Upaya lain yang dapat di contoh dari luar negeri adalah jumlah taman hijau yang jumlahnya
tidak sedikit, taman taman hijau ini umumnya berada di samping samping jalan jalan besar, sehingga
dapat mengurangi polusi udara. Di Semarang juga harus segera dibuat taman taman hijau tersebut,
karena disamping menambah nilai estetis juga dapat mengurangi polusi udara yang diakibatkan
kendaraan bermotor.

Upaya terakhir yang sangat berdampak dalam menciptakan transportasi yang ramah
lingkungan di suatu kota yakni Sepeda. Benar sepeda hal kecil yang sering dilupakan oleh orang, dari
kelima negaera dengan polusi udara minim diatas, kelima limanya sangat peduli dengan keberadaan
sepeda, bahkan menjadikannya sebagai moda utama, bagaimana tidak pesepeda di kota kota
tersebut sangat dimanjakan, para pesepeda memiliki jalur khusus sepeda yang tidak hanya aspal saja
namun disamping nya juga terdapat taman taman, ketika dijalan raya pun seperti itu, sepeda
memiliki jalur tersendiri yang berdampingan dengan kendaraan bermotor lain, jalurnya dipisahkan
oleh sekat pembatas yang dijamin aman. Kenapa sepeda sangat di spesialkan? Hal ini karena sepeda
merupakan kendaraan yang sama sekali tidak mengeluarkan polusi udara sehingga terntunya akan
berdampak baik bagi kesehatan masyarakat, kemudian bentuk sepeda yang tidak memakan ruang
membuat kemungkinan macet sangat rendah. Banyak para pengendara mobil maupun motor yang
merasa dirinya terjebak macet, itu salah karena sebenarnya mereka sendiri lah yang membuat
kemacetan tersebut. Jika ingin membuat kota yang memiliki transportasi yang ramah lingkungan
Pemerintah Semarang harus segera memfasilitasi keberadaan pesepeda, mulai dengan di buat
markah pemisah jalan khusus sepeda, jalur yang diperuntukan khusus pesepeda, dan mulai
menggencarkan penggunaan sepeda melalui kampanye Bike to Work, Bike to School, Bike to
Campus, dan lain sebagainya. Masyarakat semarang pun harus merespon baik upaya ini, bisa dengan
beralih ke sepeda bila tempat yang akan dijangkau dekat, menghargai para pesepeda dan pejalan
kaki dengan mengutamakan keselamatannya sesuai dengan UU RI no 22/2009, Pasal 106 ayat 2 yang
berbunyi “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di Jalan wajid mengutamakan
keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda”. Jika Pemerintah Semarang dan masyarakat Semarang
mampu bekerja sama mewujudkan upaya upaya tersebut, terciptanya kota dengan transportasi yang
ramah lingkungan tidak hanya akan menjadi mimpi saja.

Anda mungkin juga menyukai