Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penyusunan
Buku Pedoman Guru tahun pelajaran 2018/2019 telah selesai disusun. Tujuan penyusunan
Buku Pedoman Guruini tidak lain adalah sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanaan
tugas sebagai guru selama tahun pelajaran 2018-2019. Mudah-mudahan dengan adanya Buku
Pedoman Guruini akan meningkatkan kinerja, sesuai dengan Visi dan Misi SMA Negeri 1
Banyuputih.
Tentunya segala upaya dan bantuan untuk pengembangan kegiatan pembelajaran di
SMA Negeri 1 Banyuputih ini akan berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu segala dukungan, bantuan dan arahan dalam bentuk apapun sangat diharapkan.
Penyusun menyadari bahwa Buku Pedoman Guru ini masih belum sempurna dari harapan, oleh
karena itu Penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang bersipat membangun dari semua
pihak untuk perbaikan Buku Pedoman Guruini pada masa-masa yang akan datang.

Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Buku Pedoman Guruini. Semoga segala amal baik yang telah diberikan dapat
diganti dan dilipatgandakan oleh Allah SWT.Amiin.

Situbondo, Juli 2018


Guru Penyusun

ANIK TRI WINARNI, S.Pd


NIP. 19870510 201708 2 001
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................


KATA PENGANTAR ……………………………………..……………………………………….......... 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………................ 2
BAB. I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….... 3

1.2 Dasar..................................... .............………………………..……………………… 3

BAB. II. ANALISIS SKL, KI, KD, PENGEMBANGAN IPK, DAN SILABUS

2.1 Analisis SKL, KI, KD, Pengembangan IPK..................................................... 5

2.2 Pengembangan Silabus……… ......................................................................... 7

BAB. III. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

3.1 Pengertian Model Pembelajaran ………………………………………………. 9

3.2 Model-model Pembelajaran ……………………………………………………… 9

3.3 Langkah Pemilihan Model Pembelajaran …………………………………….. 10

BAB. IV. PERANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

4.1 Komponen RPP 11

4.2 Prinsip Penyusunan RPP 11

4.3 Langkah Penyusunan RPP 13

BAB V PENILAIAN DAN PENGOLAHAN HASIL BELAJAR

5.1 Proses Penilaian 14

5.2 Pengolahan Hasil Belajar 18

BAB. VI. PENUTUP ……………………………………………………………………… 23


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak tahun pelajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Banyuputih sudah menerapkan
Kurikulum 2013 pada kelas X, XI, dan XII. Untuk memaksimalkan penerapan kurikulum
2013 ini, SMA Negeri 1 Banyuputih selalu berupaya untuk memenuhi Standar Nasional
Pendikan (SNP). Dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan (SNP) diharapkan
tujuan pendidikan dapat tercapai, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses disebutkan bahwa Standar Proses merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan. Pembelajaran yang baik apabila penerapannya dilaksanakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Untuk itu setiap satuan
pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila guru
merencanakannya dengan baik.Oleh karena itu, seluruh guru perlu menyusun sebuah
Buku Pedoman Guru sebagai dasar pelaksanaan tugas-tugas sebagai guru selama satu
tahun pelajaran.

1.2 Dasar
1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang diperbaharui dengan Nomor
32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan diperbaharui lagi
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Pemumbuhan Budi Pekerti
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 Tentang
Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 Tentang
Standar isi pendidikan dasar dan menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 Tentang
Standar proses pendidikan dasar dan menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016 Tentang
Standar penilaian pendidikan
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016 Tentang
Kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran Pada kurikulum 2013 Pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
13. Keputusan Kepala SMA Negeri 1 Banyuputih nomor : 423.5/001 /101.6.6.3/2019
tanggal 02 Januari 2019 tentang Penugasan Guru dalam Kegiatan Proses Belajar
Mengajar dan Tugas Tambahan Semester Genap tahun pelajaran 2018/2019
14. Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Negeri 1 Banyuputih tahun Pelajaran
2018/2019
BAB II
ANALISIS SKL, KI, KD, PENGEMBANGAN IPK, DAN SILABUS

2.1 Analisis SKL, KI, KD, dan Pengembangan IPK


Untuk dapat melakukan Analisis Dokumen SKL, KI-KD, Silabus Dan Pedoman
Mapel harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep tentang SKL, KI, KD, Silabus dan
Pedoman Mapel tersebut.
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya
dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
SKL SMA yaitu Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
b. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang
harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang
menjadi dasar pengembangan KD.KI mencakup: sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL.
KI untuk SMA
 KI-1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
c. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk
menguasai Kompetensi Inti yang harus dicapai peserta didik melalui proses
pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks
muatan pembelajaran serta perkembangan belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti
dan dikembangkan berdasarkan taksonomi hasil belajar.
d. Taksonomi
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan
kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam ranah
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian ranah perilaku belajar dilakukan
untuk mengukur perubahan perilaku seseorang selama proses pembelajaran sampai
pada pencapaian hasil belajar, dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat
pada indikator pencapaian kompetensi.
e. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran
pada mata pelajaran tertentu dalam skala makro, yang memberikan informasi tentang
kompetensi dasar , materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.
Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses
pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut

Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:


1. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3), dengan cara:
 Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan
 Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan.
 Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
2. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-
pakah termasuk keterampilan abstrak atau konkrit.
3. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang
dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap social

2.2 Pengembangan Silabus


Menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, Silabus
merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata
pelajaran.Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
f. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
h. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
i. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
BAB III
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

3.1 Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu (1) syntax, yaitu langkah-
langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system,
segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan
(5) instructional dan nurturant effects yang merupakan hasil belajar yang diperoleh
langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di
luar yang ditetapkan (nurturant effects)
Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran
yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Sedangkan pendekatan
pembelajaran merupakan cara pandang yang digunakan seorang guru untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Cara pandang tersebut perlu direalisasikan
dalam pembelajaran dengan menggunakan model atau metode pembelajaran tertentu.

3.2 Model-model Pembelajaran


Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang
menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa,
berpusat pada siswa, otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-
hari, antara lain: (1) Model Penyingkapan (Discovery learning), (2) Model Penemuan
(Inquiry learning), (3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),
(4) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), dan model
pembelajaran lain yang telah lama dikenal dan digunakan oleh guru seperti Jigsaw, TPS
(Think Pair Share), GI (Group Investigation), NHT (Number Head Together), Picture
and Pigture, TSTS (Two Stay and Two Stray), dan lain-lain yang bukan berbasis ceramah
atau hafalan.
3.3 Langkah Pemilihan Model Pembelajaran
Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran, karena menyesuaikan
dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Secara umum, hal-hal
yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan adalah sebagai berikut.
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik pasangan KD pada KI 1
dan/atau KD pada KI 2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian
materi pembelajaran dengan tuntutan pada pasangan KD pada KI 3 dan/atau KD pada
KI 4 untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan/atau keterampilan.
2. Kesesuaian model pembelajaran dengan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK yang
dikembangkan dari KD.
3. Kesesuaian model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang spesifik dalam
mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk mengembangkan interaksi
sosial, atau mengolah informasi.
4. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik dan modalitas siswa, dan sarana
pendukung belajar lainnya karena bukan hanya karakter siswa yang berbeda tetapi
kemampuan siswa dapat berpengaruh terhadap kebermanfaatan penggunaan model
pembelajaran.
5. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan yang akan
digunakan, misalkan menyesuaikan dengan pendekatan berbasis keilmuan yang
mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan
mengamati/menanya/mengumpulkan data/mengasosiasi/mengomunikasikan, ataupun
dengan menyesuaikan pendekatan berbasis genre yang bertujuan mengoptimalkan
kompetensi berbahasa siswa, dan lain-lain.
6. Kesesuaian dengan tuntutan dimensi pengetahuan, misalnya untuk mendorong
kemampuan siswa menghasilkan karya kontekstual maka disarankan menggunakan
model PBL, menyingkap sesuatu konsep yang belum mengemuka menggunakan
Discoveri Learning, menemukan sesuatu konsep secara sistematis menggunakan
Inquiry Learning, melatihkan keterampilan menyelesaikan masalah menggunakan
PBL, melatih kerjasama menggunakan Cooperatif Learning, dan lain-lain.
7. Kesesuaian penilaian hasil belajar dengan model pembelajaran dan/atau metode
pembelajaran.
BAB IV
PERANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan RPP, penyiapan media dan sumber


belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran dengan memperhatikan
komponen, prinsip dan langkah-langkah penyusunan RPP berikut.

4.1 Komponen RPP


Dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, bahwa
komponen RPP terdiri atas
a. identitas sekolah,
b. identitas mata pelajaran,
c. kelas/semester,
d. materi pokok,
e. alokasi waktu,
f. tujuan pembelajaran,
g. KD dan IPK,
h. materi pembelajaran,
i. metode,
j. media,
k. sumber belajar,
l. langkah-langkah pembelajaran (meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup)
m. dan penilaian hasil pembelajaran.

4.2 Prinsip Penyusunan RPP


Prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagai berikut.
1. Perbedaan individual siswa antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat,
potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
siswa.
2. Partisipasi aktif siswa.
3. Berpusat pada siswa untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi
4.3 Langkah penyusunan RPP
1. Mengkaji silabus (dengan adanya Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, maka
silabus dikembangkan oleh guru mengacu pada komponen yang tercantum pada
Permendikbud tersebut) (lihat Panduan Pengembangan Silabus).
2. Melakukan analisis keterkaitan SKL, KI, KD dalam rangka merumuskan IPK, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rencana penilaian sesuai dengan muatan
KD. Untuk mata pelajaran Agama dan PPKn merumuskan IPK dari pasangan KD
pada KI-1, KD pada KI-2, KD pada KI 3, dan KD pada KI 4, sedangkan mata
pelajaran lain IPK dari pasangan KD pada KI 3 dan KD pada KI 4 (lihat Panduan
Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD)
3. Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan. Penentuan ini berdasarkan hasil
analisis waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tiap IPK dan disesuaikan dengan
karakteristik siswa di satuan pendidikan.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan
KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Menyusun materi pembelajaran. Materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks
pelajaran, buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi
kekinian, atau konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar. Materi pembelajaran ini
kemudian dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan,
dan remedial.
6. Menentukan Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran yang sesuai.
7. Menentukan media, alat, bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
8. Memastikan sumber belajar yang dijadikan referensi yang akan digunakan dalam
langkah penjabaran proses pembelajaran.
9. Menjabarkan langkah-langkah pembelajaran ke dalam bentuk yang lebih operasional
(mengutamakan pembelajaran aktif/active leaning).
10. Mengembangkan penilaian proses dan hasil belajar meliputi lingkup, teknik, dan
instrumen penilaian, serta pedoman penskoran (lihat Panduan Penilaian).
BAB V
PENILAIAN DAN PENGOLAHAN HASIL BELAJAR

5.1 Proses Penilaian


Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar
peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Kompetensi Sikap
Rambu-rambu pelaksanaan penilaian sikap, antara lain:
a. Penilaian Sikap adalah penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam
proses pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas untuk
menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan karakter setiap peserta didik.
b. Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk sikap siswa
agar mampu menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
c. Penilaian sikap Sosialdilakukan utk membentuk sikap sosial siswa yang
mampu menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
dan santun dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
lingkungan alam dimana mereka berada
d. KI-1 dan KI-2 tidak dinilai pada setiap KD, dinilai oleh guru berdasar
observasi sikap dan perilaku siswa sehari-hari dengan tujuan untuk
mengembangkan sikap dan karakter (formatif), penilaian untuk laporan
ditetapkan dalam rapat dewan guru.
e. Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan observasi yang dituangkan
dalam catatan guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan
wali kelas yang berupa catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian
tertentu (incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan.
f. Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap peserta didik
memiliki perilaku yang baik, sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang
sangat baik atau kurang baik maka nilai sikap peserta didik tersebut
dianggap sesuai dengan indikator yang diharapkan.
g. lembar observasi digunakan oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru
BK selama periode satu semester;
h. lembar observasi oleh wali kelas digunakan untuk satu kelas, sedangkan
oleh guru mata pelajaran digunakan untuk seluruh siswa yang mengikuti
mata pelajarannya;
i. hasil observasi guru mata pelajaran diserahkan kepada wali kelas untuk
diolah lebih lanjut;
j. indikator yang diamati dapat diganti sesuai dengan kondisi atau ciri khas
satuan pendidikan serta dapat ditambah sesuai kebutuhan.
k. catatan dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan dalam
satu hari perilaku yang menonjol (baik atau buruk) muncul atau tidak
muncul sesuai dengan indikator perilaku yang diamati;
l. perilaku siswa yang tidak menonjol tidak perlu dicatat dan dianggap siswa
menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
Instrumen yang dapat digunakan untuk penilaian sikap, antara lain:
a. Observasi
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan
dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum.
Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran
dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran
berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu,
kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama
peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama
perilakunya dapat diamati guru.
b. Penilaian diri (self assessment)
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement)
terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan
penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke
peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous
learning). Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri
terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria
yang jelas dan objektif.
c. Penilaian teman sebaya (peer assessment)
Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian
dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh
peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.
d. Penilaian jurnal (anecdotal record)
Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau
negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.
2. Kompetensi Pengetahuan
Rambu-rambu pelaksanaan penilaian pengetahuan, antara lain:
• Guru diberi kebebasan memilih teknik penilaian yang sesuai dengan
karakteristik KD dan materi pembelajaran
• Guru menyusun rencana penilaian yang sinkron dan menyatu dengan RPP
• Kombinasi berbagai teknik dan pendekatan penilaian untuk meningkatkan
validitas pengukuran
Instrumen yang dapat digunakan untuk penilaian pengetahuan, antara lain:
a. Tes tertulis
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang
menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-
soal uraian.Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau
mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan tes tertulis bentuk uraian
antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan
waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.
b. Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui
observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah
cerminan dari penilaian autentik.
c. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
3. Kompetensi Keterampilan
Rambu-rambu pelaksanaan penilaian keterampilan, antara lain:
• Guru diberi kebebasan memilih teknik penilaian yang sesuai dengan
karakteristik KD dan materi pembelajaran
• Guru menyusun rencana penilaian yang sinkron dan menyatu dengan RPP
• Kombinasi berbagai teknik dan pendekatan penilaian untuk meningkatkan
validitas pengukuran
• Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkret.
Instrumen yang dapat digunakan untuk penilaian keterampilan, antara lain:
a. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek
sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisi/deklamasi, dll.
b. Penilaian Projek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik
pada matapelajaran tertentu secara jelas.
c. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian,
hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu,
keramik, plastik, dan logam.
d. PenilaianPortofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran. Akhir suatu periode
hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta
didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik
sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain:
karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
e. Penilaian Tertulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan
untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis surat.

5.2 Pengolahan Nilai Hasil Belajar


Penilaian setiap kompetensi hasil pembelajaran mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terpisah, karena karakternya berbeda.
1. Kompetensi Pengetahuan
a. Penilaian setiap KD dapat dilakukan lebih dari satu kali
b. Skor akhir setiap KD didapat dengan cara merata-ratakan seluruh tagihan
pada kelompok KD yang sama
c. Nilai akhir semester MP didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir
pada setiap KD.
d. Nilai pengetahuan menggunakan angka 0 – 100 dan kualifikasi dalam
bentuk predikat serta deskripsi capaian singkat.
e. Tabel predikat capaian kompetensi Pengetahuan:
Kelas X

Skala Predikat
90 – 100 Sangat baik (A)
80 – 90 Baik (B)
70 – 80 Cukup (C)
<70 Kurang (D)
Kelas XI

Skala Predikat
90 – 100 Sangat baik (A)
80 – 90 Baik (B)
70 – 80 Cukup (C)
< 70 Kurang (D)

Kelas XII

Skala Predikat
90 – 100 Sangat baik (A)
80 – 90 Baik (B)
70 – 80 Cukup (C)
< 70 Kurang (D)

Contoh pengolahan nilai pengetahuan kelas X:


Hasil Penilaian ke
No Nama KD Rata2 Predikat
1 2 3 4
1 Ani
3.1 75 68 70 71

3.2 60 66 70 65

3.3 86 80 90 80 84

3.4 79 93 95 89

3.5 88 80 80 83
Nilai RAPOR 78 C
Keterangan:
1. Penilaian terakhir pada setiap KD adalah nilai Penilaian Akhir
Semester/Tahun
2. Penilaian sebelumnya adalah Penilaian Harian
2. Kompetensi Keterampilan
a. Penilaian setiap KD dapat dilakukan lebih dari satu kali dan lebih dari
satu teknik penilaian.
b. Untuk teknik penilaian yang sama dalam satu KD, hasil akhir
menggunakan nilai optimum. Sedangkan untuk Skor akhir setiap KD
didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir dari setiap teknik
penilaian.
c. Nilai akhir semester MP didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir
pada setiap KD.
d. Nilai keterampilan menggunakan angka 0 – 100 dan kualifikasi dalam
bentuk predikat serta deskripsi capaian singkat.
e. Tabel predikat capaian kompetensi Keterampilan:
Kelas X

Skala Predikat
90 – 100 Sangat baik (A)
80 – 90 Baik (B)
70 – 80 Cukup (C)
< 70 Kurang (D)

Kelas XI

Skala Predikat
90 – 100 Sangat baik (A)
80 – 90 Baik (B)
70 – 80 Cukup (C)
< 70 Kurang (D)

Kelas XII

Skala Predikat
90 – 100 Sangat baik (A)
80 – 90 Baik (B)
70 – 80 Cukup (C)
< 70 Kurang (D)
Contoh pengolahan nilai keterampilan kelas X:

Skor
KD Praktik Produk Proyek Portofolio Pred
Akhir

4.1 87 87

4.2 66 75 75

4.3 92 92

4.4 75 82 78,50

Nilai RAPOR 83,125 B

3. Kompetensi Sikap
Langkah-langkah menyusun rekapitulasi penilaian sikap untuk satu semester.
a. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mengelompokkan
(menandai) catatan-catatan jurnal ke dalam sikap spiritual dan sikap
sosial.
b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial sesuai dengan catatan-
catatan jurnal untuk setiap peserta didik yang ditulis dengan kalimat
positif. Deskripsi tersebut menyebutkan sikap/perilaku yang sangat
baikdan/atau kurang baik dan yang perlu bimbingan.
c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata
pelajaran dan guru BK. Wali kelas menyimpulkan (merumuskan
deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik
berdasarkan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata
pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan.
d. Deskripsi yang ditulis pada sikap spiritual dan sikap sosial adalah
perilaku yang menonjol, sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial yang
belum mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai perilaku yang
perlu pembimbingan.
e. Dalam hal peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap
peserta didik tersebut diasumsikan berperilaku sesuai indikator
kompetensi.
f. Rekap hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh
wali kelas sebagai deskripsi untuk mengisi buku rapor pada kolom hasil
belajar sikap.
Rambu-rambu deskripsi pencapaian sikap:
a. Sikap yang ditulis adalah sikap spritual dan sikap sosial.
b. Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang
diinginkan dan belum tercapai yang memerlukan pembinaan dan
pembimbingan.
c. Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan
menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
d. Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, dan santun
e. Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
f. Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A=
sangat baik, B= baik, C= cukup, dan D= kurang. Deskripsi dalam bentuk
kalimat positif, memotivasi dan bahan refleksi.
BAB V
PENUTUP

Tugas guru sangatlah penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan di


sekolah, sebab bidang tugasnya secara langsung terkait dengan proses belajar mengajar
sebagai jantungnya pelaksanaan kegiatan di sekolah.
Mengawali tugas guru, dimulai dengan menyusun perencanaan, sebab suatu program
kegiatan akan terlaksana dengan baik dan optimal bila dilakukan dengan perencanaan
yang baik. Diharapkan buku pedoman guru ini dapat dijadikan acuan dan pedoman
dalam penyelenggaraan pembelajaran di SMA Negeri 1 Banyuputih tahun pelajaran
2018/2019. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif agar dalam
tahun pelajaran mendatang lebih baik lagi

Anda mungkin juga menyukai