DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
KELAS 4-02
PROGRAM DIPLOMA III PAJAK ALIH PROGRAM
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
2. Struktur Organisasi
3. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR AKUNTANSI
Dasar Akuntansi
Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan akrual. Komponen dalam
laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan konsep harga perolehan/nilai
historis. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas dengan metode
langsung.
Prosedur Akuntansi
Posting pada buku besar dilakukan secara bulanan oleh pemegang buku besar,
berdasarkan bukti jurnal yang dijurnal secara komputerisasi setelah mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang.
Penerimaan Kas/Bank
Sumber penerimaan kas/bank terutama berasal dari hasil penjualan tunai serta
penagihan piutang dagang. Setiap penerimaan dengan cek/giro atas nama PT PETA
dan untuk pembayaran dari langganan luar kota melalui transfer bank. Setiap
penerimaan uang harus dibuatkan bukti penerimaan kas dan apabila akan disetorkan
harus dilengkapi dengan slip setoran bank. Kasir membuat laporan penerimaan kas
harian dan diperiksa oleh Saudara Agus (Kepala Bagian Keuangan). Kas yang
diterima dan yang tersisa, setiap harinya harus disetorkan setiap pagi pada keesokan
harinya. Tetapi apabila hari libur maka disimpan dalam brankas yang terletak dalam
perusahaan. Cek/giro mundur dicatat dalam buku tersendiri oleh kasir dan pada hari
jatuh tempo diserahkan kepada Saudara Agus untuk disetorkan ke bank.
Pengeluaran Kas/Bank
Pengeluaran uang dari perusahaan harus dilakukan dengan kas kecil, kas besar atau
cek/giro dengan syarat yaitu:
1. Pengeluaran sampai dengan Rp 500.000 dapat dilakukan dengan memakai kas
kecil.
2. Pengeluaran diatas Rp 500.000 dapat dilakukan dengan memakai kas besar atau
dengan cek/giro atas nama perusahaan/perorangan yang menerima.
3. Setiap pengeluaran uang dibuatkan bukti pengeluaran kas dan distempel
“LUNAS” serta tanggal pembayaran pada bukti pendukung tersebut untuk
menghindari pembayaran ganda.
Pembelian
Setiap pembelian harus memenuhi prosedur dan didukung bukti transaksi pembelian
sebagai berikut:
1. Prosedur Permintaan Pembelian
2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga
3. Prosedur Pesanan Pembelian
4. Prosedur Penerimaan Barang
5. Prodedur Pencatatan Pembelian
Penjualan
Setiap penjualan harus memenuhi prosedur dan didukung bukti transaksi penjualan
sebagai berikut:
1. Prosedur Pesanan Penjualan
2. Prosedur Persetujuan Kredit
3. Prosedur Pengiriman Barang
4. Prosedur Penagihan
5. Prosedur Pencatatan Penjualan/Piutang dan Penerimaan Kas
Setiap penjualan kreedit harus mendapatkan persetujuan dari Bapak Ari (Manajer
Pemasaran) dan pengiriman barang ke pelanggan harus tepat waktu serta dibuatkan
surat jalan dan faktur pajak. transaksi penjualan oleh perusahaan dilakukan dengan
syarat FOB Destination Point. Penjualan diakui pada saat penyerahan barang
kepada pelanggan.
Kas Kecil
Kas kecil menggunakan sistem berdasarkan sistem dana tetap sebesar Rp 1.250.000
untuk pembayaran tunai maksimum Rp 500.000. Pengeluaran melalui kas kecil harus
mendapat persetujuan dari Saudara Agus.
Kas Besar
Voucher untuk pengeluaran diatas Rp 500.000 s/d Tp 5.000.000 harus disetujui oleh
2 orang yaitu Saudara Agus dan kepala bagian yang bersangkutan. Sedangkan
pengeluaran Rp 5.000.000 s/d Rp 20.000.000 harus mendapat persetujuan dari
Saudara Agus, kepala bagian yang bersangkutan, dan Bapak Deni (Manajer
Keuangan dan Akuntansi).
Bank
o Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapat persetujuan Dewan
Komisaris.
o Penandatanganan cek/giro yaitu Ibu Intan (Direktur PT Surya) di-countersigned
oleh Bapak Emil dan Ibu Tati untuk jumlab yang tak terbatas, sedangkan Bapak
Deni di-countersigned oleh Bapak Rantung untuk jumlah sampai dengan Rp
20.000.000.
o Semua rekening bank yang dibatalkan distempel “BATAL” dan dipegang oleh
Bapak Deni.
o Setiap bulan dibuat rekonsiliasi bank oleh bagian akuntansi dan diperiksa oleh
Saudara Agus.
Piutang Dagang
Piutang dagang dihitung berdasarkan saldo terakhir dan perusahaan tidak
melakukan pencadangan piutang tak tertagih. Perusahaan menghapuskan piutang
dagang pada saat piutang dagang tersebut benar-benar tidak dapat ditagih lagi
(metode penghapusan langsung).
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai perolehan yang ditentukan dengan metode
FIFO dan dicatat dengan sistem persediaan perpetual.
Aset Tetap
Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya dan disajikan dengan akumulasi
penyusutan sehingga didapatkan nilai bukunya. Tanah memiliki masa manfaat yang
tidak terbatas dan tidak dianggap sebagai aset yang dapat disusutkan. Penyusutan
dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
aset tetap sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur audit yang diperlukan dalam pemeriksaan siklus persediaan,
penggudangan, dan pembayaran utang usaha.
2. Bagaimana kertas kerja pemeriksaan untuk pengujian ketaatan dan kewajaran saldo.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur audit yang diperlukan dalam pemeriksaan siklus
persediaan, penggudangan, dan pembayaran utang usaha.
2. Untuk membuat kertas kerja pemeriksaan untuk pengujian ketaatan dan kewajaran
saldo.
BAB II
PEMBAHASAN
1. ALUR PEMBELIAN KREDIT
4. PROGRAM AUDIT
Tujuan audit, adalah untuk meyakinkan bahwa:
a. Persediaan
1. Semua persediaan yang dicatat memang benar-benar ada pada tanggal neraca
(existence).
2. Semua persediaan yang ada telah dihitung dan dicantumkan dalam ikhtisar
persediaan (completness).
3. Semua persediaan milik perusahaan (ownership).
4. Persediaan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten (valuation).
5. Pos-pos persediaan telah diklasifikasi dengan tepat (classification).
6. Semua persediaan telah dicatat dengan pisah batas pembelian dan penjualan pada
akhir tahun dengan tepat (cut-off).
7. Jumlah rincian persediaan dalam kartu persediaan sesuai dengan buku besar
(mechanical accurancy).
8. Semua persediaan yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dengan lengkap
dalam laporan keunagan (disclousure).
b. Beban Pokok Penjualan
1. Ketepatan penetapan laba kotor tergantung pada tepat dan
konsistensinya penetapan beban pokok penjualan serta penilaian persediaan dan
adanya harga jual yang tepat (valuation).
2. Perhitungan laba rugi khususnya yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok
telah dilakukan dengan layak pada dasarnya sesuai dengan prinsip penandingan
antara pendapatan dengan biaya-biaya terkait (matching cost against revenue).
3. Penyajian harga pokok dalam laporan keuangan harus sesuai dengan sifat harga
pokok itu sendiri, misalkan perdagangan / manufaktur dan didukung dengan
klasifikasi yang tepat (classification, presentation, and disclousure).
4. Pengeluaran barang yang terjual didasarkan atas persetujuan pejabat
yang berwenang dan didukung dengan bukti-bukti yang cukup serta benar-benar
merupakan beban perusahaan (accuracy).
5. Semua beban pokok penjualan telah dibukukan dengan lengkap serta tepat dalam
pisah batas pada periode yang bersangkutan (completeness and cut off).
c. Kewajiban
1. Semua kewajiban yang ada pada tanggal neraca telah dinyatakan dalam laporan
keuangan dengan benar dan lengkap (accuracy and completnesss).
2. Utang yang tercantum dalam laporan keuangan merupakan milik perusahaan (right
and obligation).
3. Pisah batas telah dilakukan dengan tepat (cut-off).
4. Diklasifikasikan dengan benar (clasification).
5. Dijelaskan secukupnya mengenai (presentation and dislcousure):
a. Jaminan
b. Kewajiban gantung dan bersyarat (commitments and contigent liabilities)
termasuk kemungkinan membayar pajak atau misalnya adanya komitmen
pengggantian atas kerusakan lingkungan hidup.
c. Perjanjian yang penting sehubungan dengan pembelian aset tetap, masa
berlaku letter of credit (L/C) dan lain-lain.
d. Kewajiban yang besar dan tidak lazim yang timbul setelah tanggal neraca.
e. Hal-hal penting lainnya.
5. PROSEDUR AUDIT
Untuk melakukan pengujian ketaatan terhadap persediaan dan utang usaha PT Peta,
maka kami melakukan pemeriksaan secara sampel bukti pembelian seperti pesanan
pembelian dan laporan penerimaan barang. Sedangkan sampel bukti utang usaha diambil
dari bukti pengeluaran bank. Sampel diambil dengan memeriksa beberapa bukti
pembelian setiap bulannya atau secara penuh untuk beberapa bulan, terutama yang
mempunyai tingkat pembelian yang tinggi. Kami meminjam data dokumen transaksi
pembelian dan utang usaha kepada saudari Ester.
Sedangkan untuk melakukan pengujian kewajaran, kami memeriksa dokumen daftar
rincian persediaan barang yang selanjutnya dilakukan perhitungan fisik persediaan,
melakukan pengujian kewajaran terhadap utang usaha dengan mengirimkan surat
konfirmasi utang usaha kepada dua pemasok utama PT Peta yaitu PT Flora dan PT Yuki.
Berikut prosedur audit untuk pengujian ketaatan dan pengujia kewajaran yang kami
lakukan kepada PT Peta.
PROSEDUR AUDIT
Dikerjakan Oleh
No Prosedur Audit
Indeks Paraf
1. Salah satu cara untuk meyakinkan nilai persediaan per tanggal FF1
neraca adalah dengan melakukan pengambilan persediaan
(inventory taking). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan persediaan:
• Pelajari instruksi penghitungan persediaan perusahaan dan √
nilai kelayakannya.
• minta daftar posisi persediaan mencangkup nama barang, √
lokasi, kualitas, dan harga per tanggal investory taking
UTANG USAHA
1. Minta daftar utang usaha. Periksa saldo masing-masing kreditor ke √
buku utang. Lakukan rekonsiliasi dengan saldo buku besar.
2. Tentukan saldo yang akan dikonfirmasi dan kirimkan surat konfirmasi MM1.1
kepada kreditor.
3. Catat utang bersaldo debit. Periksa penyebabnya dan teliti sejak -
kapan terjadinya serta lakukan konfirmasi atas saldo tersebut.
4. Pisahkan antara utang pada perusahaan afiliasi, utang kepada -
direksi/pemegang saham, utang untuk pembayaran pembelian aset
tetap, dan Iain-lain.
5. Minta daftar mutasi penjual sebagai pelengkap/pengganti surat -
konfirmasi saldo akhir dalam keadaan sebagai berikut:
• Terdapat pemasok penting yang saldonya tidak diketahui per
tanggal neraca konfirmasi.
• Bila saldo akhir akun utang diragukan
• Bila pengendalian internal (internal control) atas pembelian
dianggap terlalu lemah.
6. Teliti setiap selisih yang ada antara balasan surat konfirmasi dengan MM1.1
saldo menurut buku utang.
7. Bila konfirmasi tidak dijawab, maka lakukan alternatif prosedur MM1.1
dengan memeriksa faktur/daftar mutasi dari pemasok serta
melakukan uji terhadap pembayaran setelah tanggal neraca.
8. Bila konfirmasi dilakukan atas saldo sebelum tanggal neraca, agar -
mendapatkan keyakinan tentang kebenaran saldo utang usaha pada
neraca, maka perlu dilakukan prosedur tambahan seperti:
• Minta daftar utang per tanggal neraca, periksa penjumlahan, dan
cocokkan jumlahnya dengan saldo menurut akun kontrol buku
besar
• Periksa terhadap saldo yang besar dan tidak lazim atau yang
bersaldo debit.
• Periksa akun kontrol pada buku besar atas transaksi yang terjadi
antara tanggal yang saldonya dikonfirmasi dengan tanggal
neraca dan periksa transaksi yang tidak lazim.
9. Periksa persoalan lama yang belum terselesaikan dan selidiki -
mengapa sampai terjadi persoalan tersebut.
10. Lakukan test subsequent payment dan uji pisah batas (test cut-off) MM1.1
untuk pisah batas tanggal neraca.
11. Buat kertas kerja dan kesimpulan hasil pemeriksaan. M1
Diperiksa
Klien Indeks
Dibuat oleh: oleh:
PT PETA -
Kelompok 5
Penilaian Internal Control Secara Keseluruhan berada pada level baik, meskipun masih
terdapat beberapa aspek yang kurang dalam pengendalian internal klien. Beberapa aspek yang
perlu dilakukan untuk meningkatkan pengendalian internal, yaitu : pengamanan lebih ketat
terhadap orang yang keluar masuk gudang, pemisahan otorisasi tugas dan wewenang pegawai,
klasifikasi barang persediaan, pemberian nomor urut tercetak dalam penerimaan barang,
dilakukan pencatatan dan pembukuan secara lengkap sesuai keadaan sebenarnya, kelengkapan
dokumen, serta koordinasi antar divisi. Dengan peningkatan pengendalian internal, maka
potensi timbulnya kecurangan pun dapat dihindari.