Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LAPORAN PERCOBAAN

TEOREMA THEVENIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Rangkaian Listrik Semester 2

PEMBIMBING :

Sri Anggraeni K, S.T, M.Eng.

Nama : Amira Nur Fauziyah

NIM : 3.33.15.0.02

Kelas : TK – 1A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2016
PERCOBAAN 9

TEOREMA THEVENIN

9.1. Tujuan Percobaan


Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
Pengertian teori thevenin serta manfaatnya
Membuktikan kebenaran teori thevenin dengan pengukuran
Menjelaskan aplikasi teori thevenin di bidang telekomunikasi dan elektronika
Menerangkan kelebihan teori thevenin, menghitung rangkaian dan menyelesaikan masalah rangkaian
listrik

9.2. Landasan Teori


Teori thevenin ditemukan oleh seorang perancis ML Thevenin (1883), yang menyatakan bahwa: pada
setiap dua terminal yang terdapat pada suatu rangkaian yang terdiri dari elemen-elemen rangkaian pasif
dan aktif, dapat digantikan oleh satu sumber tegangan dan satu tahanan pengganti yang dihubungkan seri
dengan sumber tegangan (gambar 9.1)
Sumber tegangan itu adalah sama dengan beda potensial yang terdapat pada kedua titik terminal tersebut,
yang disebabkan oleh adanya elemen aktif dan dengan syarat tanpa adanya elemen tambahan. Sedangkan
tahanan seri adalah tahanan pengganti pada kedua terminal tersebut dengan syarat menghubung
singkatkan seluruh sumber daya.

VTH adalah tegangan pada rangkaian terbuka pada terminal a – b, sedangkan RTH adalah tahanan yang
dilihat dari terminal a – b, dengan syarat semua sumber daya diganti dengan tahanan dalam atau dihubung
singkat.
Sedangkan teori Norton menyatakan bahwa rangkaian pengganti berupa sumber arus yang dipasang
parallel dengan tahanan pengganti, seperti yang ditunjukkan gambar 9.2
IN adalah sumber arus yang besarnya sama dengan arus yang mengalir pada terminal a – b saat dihubung
singkat. Sedangkan RN adalah tahanan pengganti Norton yang besarnya sama dengan RTH
Contoh analisa rangkaian menggunakan teori thevenin dan Norton adalah seperti yang ditunjukkan
gambar 9.3 berikut:

Analisis rangkaian setara thevenin


Menghitung tegangan thevenin sebagai pengganti sumber daya menjadi sumber tegangan, maka lepaskan
tahanan bebas Rb sehingga terminal a – b terbuka, bahwa tegangan thevenin (VTH) = VA’B’’ = VAB, adalah
tegangan keadaan terbuka (open circuit); yaitu tahanan R2 dan R4 keadaan terbuka sehingga:

VT = VA’B’ = (ES x R3) / (R1+R3)


Selanjutnya tahanan pengganti thevenin dapat dihitung dengan tahanan dalam sumber tegangan yang
ideal Rd = 0 (hubung singkat). Namun kenyataannya sumber tegangan mempunyai tahanan dalam. Oleh
Karena itu rangkaian tahanan thevenin menjadi rangkaian yang ditunjukkan gambar 9.4

Besarnya tahanan thevenin Rt:

RTH = ((R1+Rd)R3) / (R1+Rd+R3)+R2+R4

Dengan diketemukan nilai tegangan thevenin dan tahanan thevenin, dapat digambarkan seperti pada
gambar 3.b) diatas.

Analisis rangkaian setara Norton


Untuk mengetahui nilai sumber daya menjadi sumber arus, lepaskan tahanan beban RL hubung singkat
terminal A-B, maka arus Norton IN = IAB = IR2 = IR4 dapat dinyatakan sebagai berikut:

I = ES/{[(R2+R4)xR3/(R2+R3+R4)]+R1}
IN = IR2 = IR4 = I x R3/(R2+R3+R4)

Selanjutnya nilai tahanan Norton RN dalam contoh ini nilainya sama dengan tahanan thevenin RTH,
sehingga dapat digambarkan seperti gambar 9.3.c)

Kelebihan kedua teori tersebut adalah jika menganalisa rangkaian listrik yang bebannya berubah-ubah.
Aplikasi kedua teori tersebut adalah pada saat digunakan untuk menentukan transfer daya maksimum
antara pemancar dengan antenanya di bidang elektronika dan telekomunikasi
Untuk mengetahui tahanan dalam sumber tegangan, dapat digunakan pengukuran dengan persamaan
berikut :
Es = VRd + VL
I x Rd = Es – VL
Rd = (Es – VL)/I
Keterangan :
Es : Tegangan sumber sebelum dibebani
VRd : Tegangan pada tahanan dalam
VL : Tegangan beban
I : Arus total
Rd : Tahanan dalam

Arus I dapat diperoleh dengan mengukur langsung menggunakan ampere meter, Es diukur pada sumber
tegangan sebelum terbenani dan VL mengukur sumber tegangan setelah diberi beban. Sedangkan Rd
dihitung melalui persamaan diatas berdasarkan hasil pengukuran.

Untuk lebih tepatnya hasil pengukuran tahanan dalam sumber tegangan tersebut, pengukuran dilakukan
untuk beberapa nilai beban.
Dengan mengetahui nilai tahanan dalam catu daya maka arus hubung singkat dan tegangan keadaan tanpa
beban dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Ihs = Es / Rd

9.3. Daftar Alat dan Komponen yang Digunakan


a. Catu daya DC 0-40 volt : 1 buah
b. Multi meter analog : 1 buah
c. Resistor 100 Ω : 2 buah
d. Tahanan 220 Ω : 1 buah
e. Tahahan 330 Ω : 1 buah
f. Resistor 470 Ω : 1 buah
g. Resistor 1 KΩ : 1 buah
h. Resistor 1,2 KΩ : 1 buah
i. Resistor 1,5 KΩ : 1 buah
j. Resistor 3,3 KΩ : 1 buah
k. Potensiometer 1 KΩ : 1 buah
l. Potensiometer 1 KΩ : 1 buah
m. Potensiometer 5 KΩ : 1 buah
n. Papan hubung breadboard : 1 buah
o. Kabel penghubung secukupnya

9.4. Langkah Percobaan


A. Pengukuran Tahanan Dalam Sumber Tegangan
a) Hidupkan sumber tegangan, aturlah menurut skala tegangan sumber Es = 1Volt
Pastikan besarnya tegangan ini dengan volt meter
b) Hubungkan tahanan RL = 100 Ω pada sumber tegangan seperti gambar 9.5
c) Ukurlah tegangan pada tahanan beban VL
d) Ukurlah arus yang melalui tahanan beban I
e) Hitunglah Rd = (Es-VL) / I
f) Gantilah RL = 220 Ω, ulangi langkah 3 s/d 5
g) Gantihlah RL = 330 Ω, ulangi langkah 3 s/d 5
h) Hitunglah tahanan Rd rata-rata dari ketiga tahanan rd tersebut

Hasil percobaan tahanan dalam sumber tegangan


Es (V) VL I ( mA ) Tahanan Beban Tahanan Dalam
(Ω) (Ω)
Teori Praktik Teori Praktik
1 100
1 220
1 330

B. Teori Thevenin
a. Susunlah rangkaian seperti gambar 9.6
b. Berikan tegangan catu Es = 10 volt, Ukurlah tegangan beban dan arus yang
mengalir pada resistor beban dan catatlah pada tabel 3
c. Bandingkan tegangan dan arus hasil pengukuran dan hasil perhitungan teori pada
tahanan beban !
d. Dari gambar 9.6 dengan R beban RL = 1 KΩ dan Rd = Rd rata-rata, tentukan VTH
dan RTH
e. Menggunakan ohm meter, aturlah tahanan potensiometer agar sama dengan
tahanan RTH
f. Menggunakan multimeter, aturlah Es = VTH
g. Susunlah rangkaian seperti gambar 9.7

h. Catatlah penunjukkan ampere meter dan masukkan tabel


i. Ulangi langkah 2-8 untuk RL = 1,5 KΩ
j. Ulangi langkah 9 untuk RL = 100 Ω

1. Hasil Perhitungan Teori Thevenin


Es (V) RL(Ω) Rd (Ω) VTH (V) RTH (Ω) IL awal (mA) IL Th (mA)

10 1K

10 1,5 K

10 100

2. Hasil Percobaan Teori Thevenin


Es (V) RL(Ω) Rd (Ω) VTH (V) RTH (Ω) IL awal (mA) IL Th (mA)

10 1K

10 1,5 K

10 100

9.5. Hasil Percobaan

Tabel 9.1 Hasil Percobaan Tahanan Dalam Sumber Tegangan


Es (V) VL I ( mA ) Tahanan Beban Tahanan Dalam
(Ω) (Ω)
Teori Praktik Teori Praktik
1 1 0,76 10 7,5 100 0,032
1 1 0,838 4,55 4 220 0,04
1 1 0,866 3,03 3 330 0,044
Rata-rata :
0,038

Tabel 9.2 Hasil Perhitungan Teori Thevenin


Es (V) RL(Ω) Rd (Ω) VTH (V) RTH (Ω) IL awal (mA) IL Th (mA)
10 1K 0,038 7,67 766,77 5,076 4,341

10 1,5 K 0,038 7,67 766,77 3,27 3,38

10 100 0,038 7,67 766,77 8,83 8,84

Tabel 9.3 Hasil Percobaan Teori Thevenin


Es (V) RL(Ω) Rd (Ω) VTH (V) RTH (Ω) IL awal (mA) IL Th (mA)

10 1K 0,038 7,737 768 4,25 4,2

10 1,5 K 0,038 7,737 768 3 3,6

10 100 0,038 7,737 768 8,25 8,6

9.6. Pembahasan
9.7. Pertanyaan
a. Jelaskan pengertian teori thevenin serta manfaatnya
b. Bandingkan besarnya arus yang diukur dengan teori thevenin dengan besarnya arus yang
dihitung menggunakan teori loop
c. Bandingkanlah analisis teori thevenin dan teori loop untuk menentukan besarnya tegangan dan
arus pada tahanan beban pada ketiga harga tahanan beban tersebut
d. hitunglah daya yang diserap pada tahanan R=470Ω untuk masing-masing harga tahanan beban
e. Jelaskan kelebihan teori thevenin untuk rangkaian yang bebannya berubah-ubah

9.8. Jawaban Pertanyaan


9.9. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai