Anda di halaman 1dari 3

Asidosis dan Alkalosis

Asidosis dan Alkalosis

Oleh : Endri Pristiwadi

Asidosis dan Alkalosis

Dalam keadaan normal pH di tubuh relative dipertahankan pada angka 7.4. Kita mengetahui
bahwa pH ini dipengaruhi oleh jumlah ion H+, sedangkan ion H+ mempengaruhi semua aktivitas
enzim, permeabilitas sel, dan struktur sel. Oleh karena itu pengaturan H+ ini sangatlah penting
sekali. Dalam keadaan normal, kadar ion H+ di CES yaitu 0,00004mEq/L. Jumlah ini
menyebabkan pH normal sekitar 7.4. untuk mempertahankan pH darah arteri ini tetap relative 7.4
maka tubuh memiliki 3 mekanisme pertahanan, yaitu system buffer (HCO3–, PO42- ,dan protein/
bekerja dalam hitungan detik- menit ), respirasi (bekerrja dalam hitungan menit-jam), dan ginjal
( bekerja dalam hitungan jam-beberapa hari).

Asidosis

Asidosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4. Asidosis ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu Asidosisrespiratorik dan asidosis metablolik.

a. Asidosis respiratorik

Secara umum asidosis repiratorik disebabkan karena naiknya PCO2 dalam darah. Hal ini terjadi
akibat hipoventilasi. Dengan peningkatan PCO2 akan mengakibatkan terjadi peningkatan
konsentrasi H2CO3 dan H+.

Penyebab asidosis respiratorik yaitu hal-hal yang menyebabkan hipoventilasi, yaitu

a. Hambatan pada pusat pernapasan di medulla oblongata

b. Gangguan pada otot-otot pernapasan

c. Gangguan pertukaran gas

d. Obstruksi sel-sel napas baik atas akut

Kompensasi yang terjadi dalam tubuh untuk mengurangi PCO2 yaitu pertama dengan cara
meningkatkan ventilasi alveoli. Dengan peningkatan ventilasi alveoli ini tubuh akan membuang
kelebihan CO2 yang berlebih. Kompensasi selanjutnya yaitu dengan cara peningkatan HCO3–
plasma yang disebabkan oleh penambahan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh ginjal.
Peningkatan HCO3– membantu mengimbangi peningkatan PCO2- , sehingga mengembalikan pH
plasma kembali normal.
Mekanisme penurunan H+ ini seperti ini, sel tubulus akan memberi respons secara langsung
terhadap peningkatan PCO2 darah. Peningkatan PCO2 akan meningkatkan PCO2 sel tubulus,
menyebabkan peningkatan pembentukan H+ dalam sel tubulus, yang kemudian merangsang
sekresi H+ lebih banyak.

b. Asidosis metabolik

Pada asidosis metabolik, kelebihan H+ melebihi HCO3– yang terjadi di dalam cairan tubulus
secara primer disebabkan oleh penurunan filtrasi HCO3–. Penurunan ini dikarenakan penurunan
konsentrasi HCO3– cairan ektrasel. Penurunan kadar HCO3 ini dapat dikarenakan hilang melalui
ekresi ginjal maupun karena diare.

Selain karena penurunan kadar HCO3–, asidosis metabolik dapat juga disebabkan oleh
penambahan asam di CES, sebagai contoh asidosis laktat, ketogenesis, asam dari TGI.
Penambahan asam ini akan meningkatkan kadar H+ secara langsung. Inti dari penyebab asidosis
metabolik yaitu terjadi penurunan rasio HCO3–/H+. baik terjadi kekurang HCO3– maupun
peningkatan H+.

Kompensasi yang terjadi dalam tubuh paling primer yatiu dengan peningkatan ventilasi alveoli.
Peningkatan ini akan mengurangi PCO2 dan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan
bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel, membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi
HCO3– ekstrasel, serta meningkatakan ekskresi ion H+ untuk mengurangi kadar ion H+ di CES.

Alkalosis

alkalosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri diatas 7.4. Alkalosis ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu Alakalosis respiratorik dan alkalosis metablolik.

a. Alkalosis respiratorik

Hal ini merupakan kebalikan dari asidosis respiratorik. Terjadi akibat hiperventilasi alveolar
yang menyebabkan PCO2 turun secara drastis. Selain terjadi karena rangsangan saraf pusat,
seperti hiperventilasi psikogenik, keadaan hipermetabolik, ataupun karena gangguan CNS, dapat
juga karena hipokisia. Hipoksia ini dapat berupa pneumonia, gagal jantung kongestif, fibrosis
paru, ataupun tinggal di tempat tinggi yang kadar o2nya rendah. Dikarenakan organ tubuh
kekurangan o2 maka secara fisiologis tubuh akan berusaha mengembalikannya ke keadaan
homeostasis dengan cara meningkatkan ventilasi untuk memenuhi kebutuhan o2, namun hal ini
menyebabkan banyak CO2 banyak keluar dari tubuh.

Kompensasi yang dilakukan tubuh yaitu dengan menurunkan ventilasi alveoli. Dengan
penurunan ventilasi ini diharapkan kadar CO2 di darah meningkat, sehingga dapat menurunkan
pH. Mekanisme peningkatan H+ ini seperti ini, sel tubulus akan memberi respons secara
langsung terhadap penurunan PCO2 darah. Penurunan PCO2 akan menurunkan PCO2 sel tubulus,
menyebabkan mengurangi pembentukan H+ dalam sel tubulus, yang kemudian penurunan sekresi
H+. Dengan penurunan ekresi ini berarti H+ yang direabsorbsi akan meningkat, sehingga kadar
H+ didalam darah meningkat.
Kompensasi kedua yaitu dengan cara meningkatkan ekskresi HCO3–. Dimana dengan
peningkatan eksresi HCO3– akan mengakibatkan banyak ion H+ yang tidak berikatan yang
nantinya akan direabsobsi tubulus yang kemudian didifusikan ke aliran darah. Dengan
peningkatan konsentrasi H+ di dalam darah nantinya akan menurunkan pH darah.

b. Alkalosis metabolik

Seperti dijelaskan diatas tentang asidosis metabolik yang penyebab intinya yaitu karena terjadi
penurunan rasio antara HCO3–/H+. Pada alkalosis terjadi kebalikannya yaitu terjadi peningkatan
rasio antara HCO3–/H+. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal , diantaranya yaitu
peningkatan konsentrasi HCO3– dan/atau penurunan konsentrasi H+.

Hal –hal yang menyebabkan terjadi peningkatan HCO3– salah satunya karena konsumsi
bikarbonat yang berlebihan. Sebagai contoh penambahan natrium bikarbonat yang berlebihan.

Hal-hal yang dapat menyebabakan konsentrasi H+ turun diantaranya yaitu

a. Pemberian diuretika(kecuali penghambat karbonik anhidrase)

Dengan penambahan obat diuretic akan menyebabkan aliran cairan di tubulus lebih cepat,
sehingga reabsobsi Na+ meningkat. Karena peningkatan reabsobsi Na+ selalu berpasangan
dengan sekresi H+, maka sekresi H+ meningkat pula. Selain itu reabsopsi bikarbonat meningkat
pula seiring dengan peningkatan ekskresi H+

b. Kelebihan alddosteron

Salah satu fungsi aldosteron yaitu meningkatkan reabsopsi Na+. seperti yang dijelaskan diatas,
terjadi juga alkalosis. Walaupun alkalosis yang disebabkan karena peningkatan aldosteron
merupakan alkalosis ringan.

c. Muntah

Muntah menyebabkan banyak HCl lambung keluar dari tubuh. Dengan demikian, banyak ion H +
yang hilang dari tubuh. Alkalosis jenis ini banyak ditemukan pada neonates yang mengalami
obstruksi pylorus akibat hipertrofi sfingter pylorus.

Kompensasi primermya yaitu dengan penurunan ventilasi, yang meningkatkan PCO2, dan
peningkatan ekskresi HCO3– oleh ginjal, yang membantu mengompensasi peningkatan awal
konsentrasi HCO3– CES.

Anda mungkin juga menyukai