TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Anggaran
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
rencana rinci untuk akuisisi dan penggunaan sumber daya keuangan dan
unsur yaitu :
dimiliki agar konsep ini dapat berfungsi sebagai alat manajemen (tool of
rencana dari program kerja yang disusun secara sistematis dalam angka
dan dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu
yaitu:
dibedakan menjadi :
penilaian kembali.
tahun.
persetujuan dari pihak yang berwenang, hanya dapat diubah pada kondisi
tidak baik, maka anggaran tersebut tidak akan berjalan secara efektif
kelemahan yaitu :
disusun akan menjadi lebih realistis dan sesuai dengan kondisi, fasilitas
2001:85).
2.1.2. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran
proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak
berikut:
top management.
day-to-day operation.
3. Motivation is generaly higher when individuals participate in
setting their own goals than when the goals are imposed from
imposed from above can always say that the budget was
manajemen puncak.
level bawah dan menengah karena terdapat rasa dihargai oleh pimpinan
anggaran. Perkiraan yang dibuat dalam anggaran akan lebih akurat karena
yaitu:
anggaran oleh manajer level atas terhadap usulan anggaran yang diajukan
oleh manajer bawah, menurut Mulyadi (2001:494) pada tahap ini akan
partisipatif diantaranya :
1. Jika manajer atas tidak melaksanakan review maka anggaran yang
dihasilkan dari proses penyusunan anggaran hanya berupa ruber-
stamp budget, yang manajer atas sekedar memberikan persetujuan
dengan membubuhkan cap tanpa memahami isi dari anggaran yang
diajukan.
2. Jika manajer atas tidak memahami usulan anggaran yang diajukan
oleh manajer bawah maka manajer atas akan melakukan
pemotongan setiap usulan anggaran kepadanya tanpa dapat
memberikan alasan yang masuk akal atas pemotongan yang
dilakukan.
3. Manajer bawah akan termotivasi untuk melakukan budget watering
dengan mengajukan usulan anggaran biaya jauh lebih tinggi dari
jumlah yang seharusnya dan mengajukan anggaran pendapatan
jauh lebih rendah dari jumlah yang seharusnya.
sebagai berikut :
pula diartikan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil
berikut :
2006 : 121). Kinerja Manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni
1. Perencanaan
Yaitu tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi yang
akan datang guna mencapai tujuan yang diinginkan (I Putu,
2012). Perencanaan meliputi pemilihan strategi, kebijakan,
program dan prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan, anggaran
merupakan tujuan yang ditetapkan untuk dicapai dalam
periode tertentu.
2. Investigasi
Yaitu upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan informasi dalam bentuk laporan-laporan,
catatan dan analisa pekerjaan untuk dapat mengukur hasil
pelaksanaannya (I Putu, 2012). Laporan dari setiap manajer
pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya, menjelaskan
kinerja manajerial yang bersangkutan. Untuk menyusun
laporan tersebut, manajer melaksananakan salah satu fungsi
manajemen, yaitu investigasi. Dalam hal ini manajemen
bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi
untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil,
menentukan persediaan, dan analisa pekerjaan.
3. Kordinasi
yaitu menyelaraskan tindakan yang meliputi pengukuran
informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya,
guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan
dijalankan (I Putu, 2012). Setiap fungsi manajerial adalah
pelaksana koordinasi. Kebutuhan akan mengsinkronisasikan
tindakan individu timbul dari perbedaan dalam pendapat
mengenai bagaimana cita-cita kelompok dapat dicapai atau
bagaimana tujuan individu atau kelompok diperpadukan.
Koordinasi ini bisa dilakukan dengan tukar menukar
informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk
mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu
departemen lain, dan berhubungan dengan manajer lain.
4. Evaluasi
Yaitu penilaian atas usulan atau kinerja yang diamati dan
dilaporkan (I Putu, 2012). Evaluasi merupakan salah satu
fungsi pokok manajemen yang digunakan untuk menilai dan
mengukur proposal, kinerja, penilaian pegawai, penilaian
catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan
produk.
5. Pengawasan
Yaitu mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan potensi
bawahan serta melatih dan menjelaskan aturan – aturan kerja
kepada bawahan (I Putu, 2012). Pengawasan adalah pengukuran
dan pembetulan terhadap kegiatan para bawahan untuk
menjamin pelaksanaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Pengawasan meliputi kegiatan mengarahkan, memimpin dan
mengembangkan bawahan, membimbing, melatih, memberikan
tugas pada bawahan, dan menangani keluhan.
6. Staffing
Yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu
unit kerja, menyeleksi, menempatkan dan mempromosikan
pekerjaan dalam unit lainnya (I Putu, 2012). Penataan staff
merupakan faktor penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara
efektif. Pendefenisikan penataan staff adalah suatu proses yang
terdiri dari spesifikasi pekerjaan (job description), pergerakan
tenaga, spesifikasi pekerja, seleksi dan penyusunan organisasi
untuk mempersiapkan dan melatih karyawa agar melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
7. Negosiasi
Yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal
pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang – barang dan
jasa (I Putu, 2012). Bentuk negoisasi yang dilakukan oleh
manajer antara lain terjadi pada saat melakukan pembelian,
penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa,
menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual
maupun secara kelompok.
8. Perwakilan
Yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi dan kegiatan –
kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok
bisnis dan konsultasi dengan perusahaan – perusahaan lainnya (I
Putu, 2012). Manajer menciptakan hubungan dan
menggunakan pendekatan kontijensi dalam mencapai tujuan
organisasi, karena ia dapat menjadi wakil unit kerjanya dan
dapat mewakili organisasi secara keseluruhan. Perwakilan
adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan dengan
perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato unuk
acara kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, dan
mempromosikan tujuan umum perusahaan.
2.1.3.2.2. Balance Scorecard
yang berarti seimbang dan scorecard yang berarti kartu skor (Husein,
skor hasil kinerja seseorang dan atau suatu kelompok, juga mencatat
membandingkan antara apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah
suatu contoh dari sistem ukuran kinerja yang diukur dari empat
juga dapat diukur dari kelima dimensi BGC yaitu partisipasi dalam
BGC tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan
MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penilai secara bersama untuk
diwaktu yang akan datang. Hal senada dikatakan oleh Peter Drucker
dalam Husein (2002:224) MBO pada dasarnya adalah suatu proses
penetapan tujuan secara umum oleh pihak manajer atau atasan dengan
4. Partisipasi
pribadinya”.
terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi
dengan adanya:
nilai organisasi.
anggota organisasi.
Menurut Mowday (1979) dalam Nanda (2011) komitmen
1. Affective commitment
Yaitu komitmen yang berkaitan dengan adanya keinginan
untuk terikat pada organisasi. Seseorang yang ingin berada
dalam suatu organisasi karena keinginan yang timbul dari diri
sendiri. Dengan dimensi sense of belonging, emotional
attached, personal,meaning. Komitmen ini terjadi apabila
karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya
ikatan emosional atau psikologis terhadap organisasi.
2. Continuance commitment
Yaitu komitmen yang timbul karena adanya kebutuhan
rasional. Komitmen ini muncul atas dasar untung rugi,
dipertimbangkan hal apa yang harus dikorbangkan bila akan
menetap didalam suatu organisasi dengan dimensi pilihan lain,
benefit dan biaya. Komitmen yang muncul apabila karyawan
tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji
dan keuntungan – keuntungan lainnya.
3. Normative commitment
Yaitu komitmen yang bersumber pada norma yang ada dalam
diri individu yang berisi keyakinan individu akan tanggung
jawab terhadap organisasi, dirinya merasa harus bertahan
karena alasan loyalitas. Komitmen ini timbul dari nilai – nilai
diri karyawan dan karyawan memiliki kesadaran bahwa
komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya
dilakukan.
betah atau kerasan dan merasa senang di perusahaan. Hal ini membuat
skala Likert dengan rentang nilai satu (terendah) sampai dengan tujuh
(tertinggi). Alternatif jawaban satu berarti tidak setuju sedangkan jawaban
daya keuangan dan lainnya selama periode waktu yang ditentukan. Dalam
pengendalian namun juga sebagai sarana bagi para manajer untuk memotivasi
disusun oleh manajemen untuk dalam jangka waktu satu tahun membawa
diartikan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja
kerja yang telah dicapai oleh personil atau sekelompok orang dalam suatu
atasannya, oleh karena itu anggaran menjadi tolak ukur terhadap mana kinerja
akan datang yang akan ditempuh oleh operating managers tersebut dalam
menemukan hal yang sama bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
pada awal – awal penelitian antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial
dengan hasil yang didapat oleh J Sumarno (2005), M Nursidin (2008) dan
Nurul (2013) bahwa terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang kuat
(2013) menjelaskan bahwa faktor pemoderasi yaitu faktor atau variabel yang
mempengaruhi hubungan antara dua variabel yaitu antara partisipasi
organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar
dibahas.
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Partisipasi Kinerja
Penyusunan Anggaran Manajerial
(X) (Y)
Komitmen
organisasi
(Z)
sebagai berikut :
H1 : Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.