Anda di halaman 1dari 13

Perlawanan Rakyat Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Nama : Aurel Pricilia


Kelas : XI IPA 5
No Nama Sebab - Sebab Tempat dan Tokoh Penyelesaian
Perlawanan Tahun
Rakyat
Sultan Agung (1613-1645) Serangan besar-besaran terhadap Batavia,
adalah raja terbesar Mataram dilancarkan dua kali. Serangan pertama, pada
yang bercita-cita bulan Agustus 1628 dan dilakukan dalam dua
mempersatukan seluruh Jawa di gelombang. Gelombang I di bawah pimpinan
bawah Mataram dan mengusir Baurekso dan Dipati Ukur, sedangkan gelombang
Kompeni (VOC) dari Pulau Jawa. II di bawah pimpinan Suro Agul-Agul,
Untuk merealisir cita-citanya, ia Sultan Agung Manduroredjo, dan Uposonto. Batavia dikepung
bermaksud membendung Hanyokrokusumo, dari darat dan laut selama tiga bulan, tetapi tidak
usaha-usaha Kompeni Baurekso, Dipati menyerah. Bahkan sebaliknya, tentara Mataram
menjalankan penetrasi politik Ukur, Suro Agul- akhirnya terpukul mundur.
1 Mataram dan monopoli perdagangan. Batavia, Agul,
1613-1645 Manduroredjo, Serangan kedua dilancarkan pada bulan
Pada tanggal 18 Agustus 1618, Uposonto, Dipati September 1629 di bawah pimpinan Dipati
kantor dagang VOC di Jepara Purbaya, dan Purbaya dan Tumenggung Singaranu. Akan tetapi
diserbu oleh Mataram. Serbuan Tumenggung serangan yang kedua ini pun juga mengalami
ini merupakan reaksi pertama Singaranu kegagalan. Kegagalan serangan-serangan tersebut
yang dilakukan oleh Mataram disebabkan:
terhadap VOC. Pihak VOC 1. Kalah persenjataan.
kemudian melakukan balasan 2. Kekurangan persediaan makanan, karena
dengan menghantam lumbung-lumbung persediaan makanan yang
pertahanan Mataram yang ada dipersiapkan di Tegal, Cirebon, dan Kerawang
di Jepara. Sejak itu, sering telah dimusnahkan oleh Kompeni.
terjadi perlawanan antara 3. Jarak Mataram - Batavia terlalu jauh.
keduanya, bahkan Sultan Agung 4. Datanglah musim penghujan, sehingga taktik
berketetapan untuk mengusir Sultan Agung untuk membendung sungai
Kompeni dari Batavia. Ciliwung gagal.
5. Terjangkitnya wabah penyakit yang
menyerang prajurit Mataram.
Usaha penetrasi kekuasaan Makasar dikepung dari darat dan laut, yang
terhadap Makasar oleh VOC akhirnya pertahanan Makasar berhasil dipatahkan
dalam rangka melaksanakan oleh VOC. Para pemimpin yang tidak mau
monopolinya menyebabkan menyerah, seperti Karaeng Galesung dan Karaeng
hubungan Makasar - VOC yang Bontomarannu melarikan diri ke Jawa (membantu
semula baik menjadi retak perlawanan Trunojoyo).
bahkan akhirnya menjadi Sultan
perlawanan. Hal ini dikarenakan Hasanuddin, Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani
Makasar selalu menerobos Kapten Jonker, Aru Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November
monopoli VOC dan selalu Palaka, 1667, yang isinya :
2 Makassar membantu rakyat Maluku Makassar, Speelman, 1. Wilayah Makasar terbatas pada Goa, wilayah
melawan Kompeni. 1654 - 1669 Karaeng Galesung, Bone dikembalikan kepada Aru Palaka.
Pertempuran besar meletus dan Karaeng 2. Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin
pada tahun 1666, ketika Bontomarannu VOC.
Makasar di bawah 3. Makasar tertutup untuk semua bangsa,
pemerintahan Sultan kecuali VOC dengan hak monopolinya.
Hasanuddin (1654-1670). 4. Semua benteng harus dihancurkan, kecuali
satu benteng Ujung Pandang yang kemudian
diganti dengan nama Benteng Roterrdam.
5. Makasar harus mengganti kerugian perang
sebesar 250.000 ringgit.

Sultan Hasanuddin walaupun telah


menandatangani perjanjian tersebut, karena
dirasa sangat berat dan sangat menindas; maka
perlawanan muncul kembali (1667-1669).
Makasar berhasil dihancurkan dan dinyatakan
menjadi milik VOC.
Pada waktu orang-orang Atas hasutan VOC, Sultan Haji mencurigai ayahnya
Belanda datang pertama kali di dan menyatakan bahwa ayahnya ingin
Banten (1596), Banten berada di mengangkat Pangeran Purboyo sebagai raja
bawah pemerintahan Maulana Banten. Pada tahun 1680, Sultan Haji berusaha
Muhammad. Pada saat itu merebut kekuasaan, sehingga terjadilah perang
Banten telah berkembang terbuka antara Sultan Haji yang dibantu VOC
menjadi kota bandar yang melawan Sultan Ageng Tirtoyoso (ayahnya) yang
ramai. Wilayah Banten meliputi dibantu Pangeran Purboyo. Sultan Ageng
seluruh Banten, Priangan, dan Tirtoyoso dan Pangeran Purboyo terdesak ke luar
Cirebon. Maksud kedatangan Sultan Ageng kota, dan akhirnya Sultan Ageng Tirtoyoso
Belanda yang semula Tirtoyoso, berhasil di tawan oleh VOC; sedangkan Pangeran
3 Banten berdagang, disambut dengan Banten, Maulana Purboyo mengundurkan diri ke daerah Priangan.
baik. Akan tetapi setelah 1651 - 1682 Muhammad,
Kompeni malakukan monopoli Sultan Haji, dan Pada tahun 1682 Sultan Haji dipaksa oleh VOC
dan penetrasi politik, hubungan Pangeran Purboyo untuk menandatangani suatu perjanjian yang
Banten - VOC menjadi buruk, (adik Sultan Haji) isinya :
bahkan sering terjadi 1. VOC mendapat hak monopoli dagang di
pertentangan; lebih-lebih Banten dan daerah pengaruhnya.
setelah VOC berhasil menduduki 2. Banten dilarang berdagang di Maluku.
kota Jayakarta pada tahun 1619. 3. Banten melepaskan haknya atas Cirebon.
Pertentangan Banten - VOC 4. Sungai Cisadane menjadi batas wilayah Banten
menjadi perlawanan besar, dengan VOC.
setelah Banten di bawah
pemerintahan Sultan Ageng Sejak adanya perjanjian ini, maka penguasa
Tirtoyoso ( 1651 - 1682). Banten sebenarnya ialah VOC.
Untung, menurut cerita adalah Pada tahun 1703, Amangkurat II wafat, putra
seorang putra bangsawan dari mahkota Sunan Mas naik takhta. Raja baru ini
Bali, yang dibawa pegawai VOC benci terhadap Belanda dan condong terhadap
ke Batavia. Semula Untung perlawanan Untung. Pangeran Puger (adik
dijadikan tentara VOC di Amangkurat II) yang ingin menjadi raja, pergi ke
Batavia. Dalam peristiwa Semarang dan minta bantuan kepada VOC agar
Cikalong (1684), merasa harga diakui sebagai raja Mataram. Pada tahun 1704,
dirinya direndahkan, maka Pangeran Puger dinobatkan menjadi raja dengan
Untung berbalik melawan VOC. gelar Paku Buwono I. Pada tahun 1705 Paku
Untung Suropati, Buwono I dan VOC menyerang Mataram. Sunan
Dengan peristiwa Cikalong Amangkurat II, Mas melarikan diri dan bergabung dengan
tersebut, Untung tidak kembali Kapten Tack, pasukan Untung di Jawa Timur.
ke Batavia, namun melanjutkan Adipati Ario
4 Untung perlawanan menuju Cirebon. Di Jawa, Wironegoro, Oleh pihak Kompeni di Batavia, dipersiapkan
Suropati Cirebon terjadi perkelahian 1684 - 1708 Sunan Mas, pasukan secara besar-besaran untuk menyerang
dengan Suropati dan Untung Pangeran Puger Pasuruan. Di bawah pimpinan Herman de Wilde,
menang sehingga namanya (adik Amangkurat pasukan Kompeni berhasil mendesak perlawanan
digabungkan menjadi Untung II), dan Herman de Untung. Dalam perlawanan di Bangil, Untung
Suropati. Dari Cirebon Untung Wilde Suropati terluka dan akhirnya pada tanggal 2
terus melanjutkan perjalanan Oktober 1706 gugur. Jejak perjuangannya
menuju Kartasura, dan disambut diteruskan oleh putra-putra Untung, namun
baik oleh Amangkurat II yang akhirnya berhasil dipatahkan oleh Kompeni.
telah merasakan beratnya Bahkan Sunan Mas sendiri akhirnya menyerah,
perjanjian yang dibuat dengan kemudian dibawa ke Batavia, dan diasingkan ke
VOC. Pada tahun 1686, Sailan (1708).
datanglah utusan VOC di
Kartasura di bawah pimpinan
Kapten Tack dengan maksud
merundingkan soal hutang
Amangkurat II dan menangkap
Untung. Amangkurat II
menghindari pertemuan ini dan
terjadilah pertempuran.
Trunojoyo, seorang keturunan Pada tanggal 2 Juli 1677, pasukan Trunojoyo telah
bangsawan dari Madura tidak berhasil menduduki Plered, ibukota Mataram.
senang terhadap Amangkurat I, Amangkurat I yang sering sakit bersama putra
karena pemerintahannya yang mahkota, Adipati Anom melarikan diri untuk
sewenang-wenang dan menjalin minta bantuan kepada Kompeni di Batavia. Dalam
hubungan dengan Kompeni. perjalanan, Amangkurat I meninggal di Tegal
Trunojoyo, Arum (selatan Tegal), sehingga dikenal dengan
Perlawanan Trunojoyo di mulai Amangkurat I, sebutan Sultan Tegal Arum. Adipati Anom
pada tahun 1674, dengan Raden Kajoran, kemudian menaiki takhta dengan gelar
menyerang Gresik. Dengan Macan Wulung, Amangkurat II. Untuk menghadapi Trunojoyo,
berpusat di Demung (dekat Jawa Timur Karaeng Amangkurat II minta bantuan Kompeni, akan
5 Trunojoyo Panarukan), Trunojoyo dan Jawa Bontomarannu, tetapi tidak ke Batavia namun ke Jepara.
melakukan penyerangan dan Tengah, Karaeng Galesung,
dalam waktu singkat telah 1674-1680 Amangkurat II, Pimpinan Kompeni (VOC) Speelman menerima
berhasil menguasai beberapa Anthonie Hurdt, dengan baik Amangkurat II dan bersedia
daerah di Jawa Timur dan Jawa Aru Palaka , dan membantu dengan suatu perjanjian (1678) yang
Tengah bahkan sampai pusat Kapten Jonker isinya:
Mataram di Plered (Yogyakarta). 1. VOC mengakui Amangkurat II sebagai raja
Dalam perlawanan ini, Mataram.
Trunojoyo dibantu oleh Raden 2. VOC mendapatkan monopoli dagang di
Kajoran, Macan Wulung, Mataram.
Karaeng Bontomarannu, dan 3. Seluruh biaya perang harus diganti oleh
Karaeng Galesung. Amangkurat II
4. Sebelum hutangnya lunas, pantai utara Jawa
digadaikan kepada VOC.
5. Mataram harus menyerahkan daerah
Kerawang, Priangan, Semarang dan sekitarnya
kepada VOC.

Setelah perjanjian ini ditandatangani penyerangan


di mulai. Pada waktu itu Trunojoyo telah berhasil
mendirikan istana di Kediri dengan gelar Prabu
Maduretno. Tentara VOC di bawah pimpinan
Anthonie Hurdt, yang dibantu oleh tentara Aru
Palaka dari Makasar, Kapten Jonker dari Ambon
beserta tentara Mataram menyerang Kediri.
Dengan mati-matian tentara Trunojoyo
menghadapi pasukan gabungan Mataram-VOC,
tetapi akhirnya terpukul mundur. Pasukan
Trunojoyo terus terdesak, masuk pegunungan dan
menjalankan perang gerilya. Demi keselamatan
sebagian pengikutnya, pada tanggal 25 Desember
1679 menyerah dan akhirnya gugur ditikam keris
oleh Amangkurat II pada tanggal 2 Januari 1680.
Dengan gugurnya Trunojoyo, terbukalah jalan
bagi VOC untuk meluaskan wilayah dan
kekuasaannya di Mataram.
Perang Diponegoro adalah Tahun 1828, Kiai Mojo salah satu penguasa
sebuah peperangan besar yang pendukung Pangeran Diponegoro berhasil
terjadi pada tahun 1825-1830 di Pangeran ditangkap oleh Belanda dan di asingkan ke
Jawa Tengah dan sebagian Jawa Tengah Diponegoro, Kiai Minahasa sampai wafatnya. Setahun kemudian,
6 Perang daerah Jawa Timur, yang mana dan sebagian Mojo, Sentot Sentot Prawirodirjo menyerah kepada belanda
Diponegoro peperangan ini dipimpin oleh daerah Jawa Prawirodirjo, dan bersama pasukannya dikirim ke Sumatera
Pangeran Diponegoro. Timur, Tuanku Imam Barat untuk memadamkan perlawanan Tuanku
Praktik kolonialisme dan 1825 - 1830 Bonjol, dan Imam Bonjol. Namun Sentot Prawirodirjo
imperialisme yang dilakukan Jendral De Kock akhirnya ditangkap oleh belanda dan diasingkan
bangsa Belanda di Nusantara ke Bengkulu sampai akhir hayatnya karena ia dan
telah menimbulkan penderitaan pasukannya malah memihak kepada Tuanku
bagi rakyat pribumi. Penyebab Imam Bonjol.
lainnya antara lain adalah: Meskipun terus terdesak, Pangeran Diponegoro
1. Semakin menyempitnya bersama para pendukung fanatiknya terus
daerah kekuasaan melakukan perlawanan meski pemerintah
Kesultanan Yogyakarta. Belanda menjanjikan uang sebesar 20.000 ringgit
2. Penderitaan rakyat akibat bagi siapa saja yang berhasil menangkapnya hidup
kerja rodi dan atau mati. Jendral De Kock sebagai panglima
diberlakukannya berbagai tertinggi pasukan Belanda terus berupaya
macam pajak. membujuk Pangeran Diponegoro agar mau
3. Tindakan Belanda yang berunding dengan Belanda. Akhirnya Pangeran
sering ikut campur dalam Diponegoro menerima tawaran tersebut dan
urusan pemerintahan perundingan dilaksanakan di Magelang, tanggal
Kesultanan Yogyakarta. 28 Maret 1830. Namun ketika proses perundingan
4. Masuknya budaya barat yang sedang berlangsung, secara licik Belanda
bertentangan dengan Islam menangkap Pangeran Diponegoro. Pangeran
dan budaya setempat. Diponegoro kemudian dibawa ke Batavia,
5. Munculnya beberapa kemudian diasingkan lagi ka Manado, lalu
pejabat istana yang dipindahkan ke Makassar sampai beliau wafat
berkhianat dan mendukung pada tanggal 8 Januari 1855. Sejak penangkapan
Belanda. Pangeran Diponegoro secara licik oleh Belanda
6. Dibongkarnya makam tersebut, maka berakhir pula lah sejarah panjang
leluhur Pangeran Perang Diponegoro yang sangat legendaris
Diponegoro secara sepihak tersebut.
oleh Belanda.
Pada tahun 1605 Belanda mulai Thomas Matulesi Akibat penderitaan yang panjang rakyat
memasuki wilayah Maluku dan atau Pattimura, menentang Belanda dibawah pimpinan Thomas
7 Perang berhasil merebut benteng Maluku, 1817 Kakiali, Gubernur Matulesi atau Pattimura. Tanggal 15 Mei 1817
Pattimura Portugis di Ambon. Praktik Jederal Van rakyat Maluku mulai bergerak dengan membakar
monopoli dengan sistem Diemen, perahu-perahu milik Belanda di pelabuhan Porto.
pelayaran Hongi menimbulkan Telukabesi, Saidi, Selanjutnya rakyat menyerang penjara Duurstede.
kesengsaran rakyat. Pada tahun Vlaming van Residen Van den Berg tewas tertembak dan
1635 muncul perlawanan rakyat Oasthoom, Sultan benteng berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku.
Maluku terhadap VOC di bawah Jamaluddin, Sultan
pimpinan Kakiali, Kapten Hitu. Nuku, dan Residen Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda
Van den Berg dikerahkan secara besar-besaran, Belanda
Perlawanan segera meluas ke berhasil menangkap Pattimura dan kawan-kawan
berbagai daerah. Oleh karena dan pada tanggal 16 Nopember 1817. Pattimura
kedudukan VOC terancam, maka dijatuhi hukuman mati ditiang gantungan, dan
Gubernur Jederal Van Diemen berakhir lah perlawanan rakyat Maluku.
dari Batavia dua kali datang ke
Maluku (1637 dan 1638) untuk
menegakkan kekuasaan
Kompeni. Untuk mematahkan
perlawanan rakyat Maluku,
Kompeni menjanjikan akan
memberikan hadiah besar
kepada siapa saja yang dapat
membunuh Kakiali. Akhirnya
seorang pengkhianat berhasil
membunuh Kakiali.
Penyebab Pattimura melakukan
perelawanan terhadap Belanda
antara lain:
1. Rakyat Maluku menolak
kehadiran Belanda karena
pengalaman mereka yang
menderita dibawah VOC
2. Pemerintah Belanda
menindas rakyat Maluku
dengan diberlakukannya
kembali penyerahan wajib
dan kerja wajib
3. Dikuasainya benteng
Duursteide oleh pasukan
Belanda
Istilah Padri berasal dari kata Sejak tahun 1831 kaum Adat bersatu dengan
Padre yang berarti Ulama. kaum Padri untuk menghadapi Belanda. Pada
Mulanya perang Padri adalah tanggal 25 Oktober 1833 Belanda menawarkan
Perang Saudara antara para siasat perdamaian dengan mengeluarkan Plakat
Ulama berhadapan dengan Haji Miaskin, Haji Panjang yang isinya sebagai berikut:
Kaum Adat. Setelah Belanda ikut Sumanik, Haji 1. Belanda ingin menghentikan perang;
campur yang semula membantu Piobang 2. Tidak akan mencampuri urusan dalam negeri
kaum adat berubahlah perang Tuanku Imam Minangkabau;
itu menjadi perang Kolonial. Bonjol, Tuanku 3. Tidak akan menarik cukai dan iuran-iuran.
Pertentangan antara Kaum Padri Mesiangan, 4. Masalah kopi, lada dan garam akan
8 Perang dan Kaum Adat itu dapat Jawa, Tuanku Nan ditertibkan.
Paderi dikemukankan sebab-sebabnya 1821 - 1838 Renceh, Datok
sebagai berikut : Bandaharo, Fort Imam Bonjol tetap waspada dengan siasat
1. Kaum Adat adalah kelompok Van der Capellen, Belanda itu. Setelah tahun 1834 terjadi lagi
masyarakat yang walaupun Letnan Kolonel serangan sasaran utama serangan Belanda adalah
telah memeluk agama islam, Elout, Mayor benteng Bonjol yang dapat direbutnya pada
masih teguh memegang adat Michael, dan tanggal 16 Agustus 1837. Belanda mengajak Imam
dan kebiasaan lama yang Sentot Ali Basa Bonjol berunding namun kemudian ditangkap. Ia
bertentangan dengan ajaran Prawirodirdjo dibawa ke Batavia lalu dipindahkan ke Miinahasa
Islam. sampai wafatnya tahun 1864 dalam usia 92 tahun.
2. Kaum Padri adalah kelompok Perlawanan dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai
masyarakat Islam di Sumatra yang dapat dikalahkan Belanda tahun 1838.
Barat yang telah menunaikan
ibadah haji di Mekkah serta
membawa pandangan baru.
Mereka berusaha hidup
sesuai dengan ajaran
Al’quran dan Hadist,
berusaha melakukan
pembersihan terhadap
tindakan-tindakan
masyarakat yang
menyimpang dari ajaran
tersebut.

Untuk menghadapi kaum Padri


maka kaum Adat meminta
bantuan kepada Belanda pada
tahun 1821.
Pada tanggal 12 Februari 1904 Pada bulan Desember 1911, perwira Marsose
pasukan Belanda telah tiba di dengan pasukannya bernama Nussy menyerang
daerah tujuan,yaitu di daerah tempat persembunyian gerilyawan muslimin Tiro
Gayo Laut, kira-kira 50 kilometer yang terakhir, yang tinggal tiga orang saja lagi.
dari Takengon.Tetapi begitu Teungku Haji
Belanda menginjakkan kakinya Telege Makar, Van Dalam serangan ini, dua orang dari tiga
9 Perang Aceh di desa dekat Ketol, disambut Aceh, Daalen, Kapten gerilyawan muslimin Tiro ini tewas menjadi
dengan pertempuran sengit 1904 - 1942 Watrin, Kapten syuhada, dan ternyata yang seorang itu bernama
yang pertama, dimana pasukan Campion, Schmidt, Cit Ma'az (Ma'at), adalah keturunan terakhir dari
Belanda mengalami korban, baik Cit Ma'az (Ma'at) Syeikh Saman, tokoh utama perang Aceh. Dengan
mati maupun luka-luka.Dalam wafatnya Cit Ma'az, yangbaru berusia lima belas
perjalanan menuju Takengon, tahun, maka berarti tiga generasi Teuku di Tiro di
pasukan Belanda tidak henti- abadikan di dalam Perang Aceh.
hentinya mendapat perlawanan. Perang Aceh tidaklah berakhir pada tahun 1913
atau 1914. Dari tahun 1914 terentang benang
Sampai mereka berhasil merah sampai tahun 1942, alur perlawanan di
membuat markasnya di desa bawah tanah. Perang gerilya, yang pada tahun
Kung, kira-kira 7 kilometer dari 1925, tahun 1926, sampai tahun 1933
Takengon. berkembang menjadi perlawanan terbuka
Dari markas yang baru didirikan lagi.Dengan demikian perang Aceh berlangsung
ini, pasukan Belanda melakukan mulai sejak tahun 1873, terus sambung-
operasi militer di sekitar Gayo menyambung sampai tahun 1942, dimana
Laut. Walau perlawanan Belanda angkat kaki untuk selama-lamanya,
pasukan rakyat Gayo cukup adalah perang terlama di dalam sejarah perang
sengit, dan hampir setiap kolonial Belanda di Indonesia.
daerah yang dilalui pasukan
Belanda terjadi pertempuran,
tetapi akhirnya daerah Gayo
Laut pun jatuh ke tangan
pasukan kolonial.
10 Perang Pada tahun 1844, sebuah kapal Bali, Raja Buleleng, Waktu benteng Jagaraga jatuh ke pihak Belanda,
Jagaraga dagang Belanda kandas di 1844 Patih I Gusti Ktut pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Mayor
(Perang Bali) daerah Prancak (daerah Jelantik, Jenderal A.V. Michiels dan sebagai wakilnya adalah van
Jembara), yang saat itu berada Mayor A.V. Swieten. Raja Buleleng dan patih
di bawah kekuasaan Kerajaan Michiels, dan van dapat meloloskan diri dari kepungan pasukan
Buleleng. Swieten Belanda menuju Karangasem. Setelah Buleleng
secara keseluruhan dapat dikuasai, Belanda
Kerajaan-kerajaan di Bali kemudian berusaha menaklukkan kerajaan-
termasuk Buleleng pada saat itu kerajaan lainnya di Pulau Bali.
memberlakukan hak tawan
karang. Dengan demikian, kapal Ternyata perlawanan sengit dari rakyat setempat
dagang Belanda tersebut membuat pihak Belanda cukup kewalahan.
menjadi hak Kerajaan Buleleng. Perang puputan pecah di mana-mana, seperti
Perang Puputan Kusamba (1849), Perang Puputan
Pemerintah kolonial Belanda Badung (1906), dan Perang Puputan Klungkung
memprotes Raja Buleleng yang (1908).
dianggap merampas kapal
Belanda, namun tidak
dihiraukan. Insiden inilah yang
memicu pecahnya Perang Bali,
atau dikenal juga dengan nama
Perang Jagaraga.

Belanda melakukan
penyerangan terhadap Pulau
Bali pada tahun 1846. Yang
menjadi sasaran pertama dan
utama adalah Kerajaan
Buleleng. Patih I Gusti Ktut
Jelantik beserta pasukan
menghadapi serbuan Belanda
dengan gigih. Pertempuran yang
begitu heroik terjadi di Jagaraga
yang merupakan salah satu
benteng pertahanan Bali.

Belanda melakukan serangan


mendadak terhadap pasukan
Bali di benteng Jagaraga. Dalam
pertempuran itu, pasukan Bali
tidak dapat menghalau pasukan
musuh. Akhirnya pasukan I
Gusti Ktut Jelantik terdesak dan
mengundurkan diri ke daerah
luar benteng Jagaraga.

Anda mungkin juga menyukai