Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PENDAHULUAN

A. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin
dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut. (Rustam Mochtar, 1992).

B. Etiologi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran
pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu
ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang
perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/
kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia ).

1. Pada Ibu :
 Disproporsi kepala panggul
 Disfungsi uterus
 Distosia jaringan lunak
 Plasenta previa
 His lemah / melemah
2. Pada Anak :
 Janin besar
 Gawat janin
 Letak lintang
 Hydrocephalus

C. Jenis- jenis sectio caesarea


1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )
a) Sectio Caesarea Transperitonealis
Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi
memanjang pada corpus uteri.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada
corpus uteri kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
 Mengeluarkan janin lebih cepat
 Tidak menyebabkan komplikasi tertariknya vesica
urinaria
 Sayatan bisa diperpanjang proximal atau distal.
Kekurangan :
 Mudah terjadi penyebaran infeksi intra abdominal
karena tidak ada retroperitonealisasi yang baik.
 Sering terjadi rupture uteri pada persalinan
berikutnya.
b) Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low
cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang
(konkaf) pada segmen bawah rahim, kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
 Penutupan luka lebih mudah.
 Penutupan luka dengan retroperitonealisasi yang
baik.
 Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali
untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga
peritoneum.
 Perdarahan kurang.
 Kemungkinan terjadi rupture uteri spontan kurang /
lebih kecil dari pada cara klasik.
Kekurangan:
 Luka dapat melebar ke kiri , ke kanan dan ke bawah
sehingga dapat menyebabkan arteri Uterina putus
sehingga terjadi pendarahan hebat.
 Keluhan pada vesica urinaria post operatif tinggi.

c) Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa


membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak
membuka cavum abdomen.

2. Vagina ( Sectio Caesarea Vaginalis )


Menurut arah sayatan rahim, section caesarea dapat
dilakukan sebagai berikut:
− Sayatan memanjang ( longitudinal )
− Sayatan melintang ( transversal )
− Sayatan huruf T ( T incision )

D. Indikasi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran
pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu
ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-halyang perlu
tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan
proses persalinan normal ( Dystasia )
 Fetal distress
 His lemah / melemah
 Janin dalam posisi sungsang atau melintang
 Bayi besar ( BBL≥4,2 kg )
 Plasenta previa
 Kalainan letak
 Disproporsi cevalo-pelvik (ketidakseimbangan antar
ukuran kepala dan panggul)
 Rupture uteri mengancam
 Hydrocephalus
 Primi muda atau tua
 Partus dengan komplikasi
 Panggul sempit

E. KomplikasiS
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini
antara lain :
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
- Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
- Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan
dehidrasi dan perut sedikit kembung
- Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan
- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
- Perdarahan pada plasenta bed
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung
kemih bila peritonealisasiterlalu tinggi

F. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
- Pemantauan EKG
- Elektrolit
- Hemoglobin/Hematokrit
- Golongan darah
- Urinalisis
- Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai
indikasi
- Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi.
- Ultrasound sesuai pesanan

G. Konsep dasar keperawatan


1. Pengkajian
a Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal,
penyakit vaskuler perifer atau stasis vaskuler
( peningkatan resiko pembentukan thrombus ).
b Integritas ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya
factor-faktor stress multiple seperti financial,
hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat
beristirahat, peningkatan ketegangan, stimulasi
simpatis.
c Makanan/cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan
puasa pra operasi insufisiensi Pancreas/ DM,
predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis.
d Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/batuk, merokok.
e Keamanan
- Adanya alergi atau sensitive terhadap obat,
makanan, plester dan larutan.
- Adanya defisiensi imun
- Munculnya kanker/adanya terapi kanker
- Riwayat keluarga, tentang hipertermia
malignan/reaksi anestesi
- Riwayat penyakit hepatic
- Riwayat tranfusi darah
- Tanda munculnya proses infeksi.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul\


a) Perubahan Perfusi Jaringan b.d perdarahan
b) Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
c) Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d luka post operasi
d) Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan, penurunan
sirkulasi
e) Gangguan Integritas Kulit b.d tindakan pembedahan.
f) Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, luka post
operasi

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a) DX 1 : Perubahan Perfusi Jaringan b.d perdarahan
Tujuan : diharapkan suplai/ kebutuhan darah ke
jaringan terpenuhi

Kriteria Hasil :
• Conjunctiva tidak anemis
• Acral hangat
• Hb normal
• Muka tidak pucat
• Tidak lemas
• TTV dalam batas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD :
120/80 mmHg, RR :18 - 20x/menit, Nadi : 80-100
x/menit

Intervensi :
1) Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
R/ Pasien paham tentang kondisi yang dialami
2) Monitor tanda-tanda vital
R/ Tensi, nadi yang rendah, RR dan suhu tubuh
yang tinggi menunjukkan gangguan sirkulasi darah
3) Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit
R/ Mengantisipasi terjadinya syok
4) Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik
R/ Cairan infus isotonik dapat mengganti volume
darah yang hilang akibat perdarahan.
5) Kolaborasi pemberian tranfusi darah bila Hb rendah
R/ Tranfusi darah mengganti komponen darah yang
hilang akibat perdarahan.

b) DX 2 : Devisit Volume Cairan b.d perdarahan


Tujuan: Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang
antara intake dan output baik jumlah maupun
kualitas.
Kriteria Hasil :
• Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S;
36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
• Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata
tidak cowong, UUB tidak cekung.

Intervensi:
1) Kaji kondisi status hemodinamika.
R/ Pengeluaran cairan akibat operasi yang
berlebih merupakan faktor utama masalah
2) Ukur pengeluaran harian
R/ Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan
harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang
selama masa post operasi dan harian
3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian
R/Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi
perdarahan masif
4) Evaluasi status hemodinamika
R/ Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui
Pantau intake dan output
R/ dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus
membuat keluaran tak adekuat untuk membersihkan
sisa metabolisme.

c) DX 3 : Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d luka post


operasi
Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang
dialami
Kriteria Hasil :
• Mengungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
• Skala nyeri 0-1 ( dari 0 – 10 )
• Dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
• Kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
• TTV dalam batas normal ;
Suhu : 36-37 0 C, TD :
120/80 mmHg, RR :18-
20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit

Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring selama masa akut
R/ Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan
relaksasi
2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
R/ Meningkatkan koping klien dalam melakukan
guidance mengatasi nyeri
3) Ajarkan teknik distraksi
R/ Pengurangan persepsi nyeri
4) Kolaborasi pemberian analgetika
R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan
dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik
dalam spectrum luas/spesifik
5) Kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri
R/ Pengkajian yang spesifik membantu memilih
intervensi yang tepat

d) DX 4 : Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan, penurunan


sirkulasi
Tujuan : Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya
komplikasi
Kriteria Hasil : klien mampu melakukan aktivitasnya
secara mandiri
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
R/ Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti,
tetapi perdarahan masif
perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih
buruk
2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan
kondisi tubuh umum
R/ Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi
dan pulsasi organ reproduksi, tetapi dapat
mempengaruhi kondisi luka post operasi dan
berkurangnya energi
3) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari.
R/ Mengistiratkan klilen secara optimal.
4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
kemampuan /kondisi klien
R/ Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus
imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan
aktivitas
R/ Menilai kondisi umum klien.

e) DX 5 : Gangguan Integritas Kulit b.d tindakan


pembedahan
Tujuan : Memperbaiki integritas kulit dan proteksi
jaringan
Kriteria Hasil :
• Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Intervensi :
1) Berikan perhatian dan perawatan pada kulit
R/ Jaringan kulit yang mengalami kerusakan
dapat mengganggu suplai nutrien dan sangat
rentan terhadap tekanan serta trauma.
2) Lakukan latihan gerak secara pasif
R/ Meningkatkan mobilisasi
3) Lindungi kulit yang sehat dari kemungkinan
maserasi
R/ maserasi pada kulit yang sehat dapat
menyebabkan pecahnya kulit
4) jaga kelembaban kulit R/ untuk tetap menjaga
kulit yang sehat agar tetap lembab

f) DX 6 : Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, luka


post operasi
Tujuan: Tidak terjadi infeksi selama perawatan
perdarahan dan luka operasi.\
Kriteria Hasil :
• Tidak ada tanda – tanda infeksi, seperti : merah,
panas, bengkak, fungsio laesa

Intervensi :
1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah,
warna, dan bau dari luka
operasi.
R/Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap
saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap
disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda
infeksi.
2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka
selama masa post operasi.
R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan
luka.
3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
R/ Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui
dischart.
4) Lakukan perawatan luka
R/ Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan
infeksi.
5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda
inveksi
R/ Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda
nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa
nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN NY “Y”
DENGAN POST SECTIO CAESAREA (SC)
HARI PERTAMA DI RUANG NIFAS
RSUD KOTA MATARAM

Tanggal Masuk : 29 Mei 2019 Jam Masuk : 12.55 Wita


Ruang : Nifas (B.1.5) No RM : 28 38 20
Tanggal Pengkajian : 29 Mei 2019 Jam : 13.00 wita
Tgl operasi : 29 Mei 2019 Jam : 10.30 Wita

A. BIODATA KLIEN
Nama : Ny.”Y”
Jenis kelaminn : perempuan
Umur : 25 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Alamat : Kampung sintung, Ampenan
Nama suami : Tn.”S”
Umur : 28 Tahun
Alamat : Kampung sintung, Ampenan
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan utama
Nyeri pada luka operasi
2. Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Kota Mataram pada tanggal 29 Mei
2019 jam 06.55 Wita melalui IGD dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah, menjalar kepinggang. Setelah
pemeriksaan di IGD pasien didiagnosis letak sungsang
sehingga diberi saran untuk melahirkan melalui SC.
Setelah memperoleh penanganan awal di IGD pasien
dipindahkan keruang Nifas, kemudian pada pukul 10.30
pasien dibawa keruangan operasi. Pada pukul 12.55
pasien dipindahkan keruangan Nifas. Saat dilakukan
pengkajian pada pukul 13.00, pasien mengeluh nyeri
pada perut bagian bawah area luka operasi (P: Ibu
mengatakan nyeri dikarenakan bekas luka operasi, Q:
Ibu mengatakan nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk, R:
Ibu mengatakan nyeri dirasakan di daerah perut bagian
bawah, S: Skala nyeri 5, T: Ibu mengatakan nyeri
terasa sejak keluar ruang operasi sampai sekarang,
terasa terus-menerus dengan skala nyeri yang terus
meningkat). Ekspresi meringis, tampak luka bekas
operasi pada perut sepanjang ±10 cm, perban pada area
luka tampak kemerahan dan luka sudah dijahit. Keadaan
umum lemah, TTV: TD= 140/90 mmHg, N= 86x/m, RR= 22x/m,
S= 37,1 C, SPO2= 99%, perdarahan= ± 10cc, TFU= 2 jari
dibawah pusat, urin tampung= ± 10cc, warna urin kuning
kecoklatan.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Ibu mengatakan tidak pernah di operasi sesar
sebelumnya, anak pertamanya lahir secara normal (spontan).

D. RIWAYAT PENYAIT KELUARGA


Pasien mengatakan punya riwayat penyakit hipertensi
dari bapak. Pasien dan keluarga tidak mempunyai riwayat
penyakit menular.

E. GENOGRAM
F. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayt Menstruasi
Menarche, umur : 13 Tahun
Siklus : teratur
jumlah : kurang lebih 50-100 cc
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Nyeri pinggang
HPHT :

b. Pemeriksaan Kehamilan
Berapa Kali : 8 kali
Periksa Ke : Bidan

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Anak ke Kehamilan Persalinan bayi

no Umur Umur Penyu jenis Peno Penyu jk bb pjng


kehamilan lit long Lit
1 6 tahun 41 minggu - Spontan Bidan - L 3100 lupa
gr
2 0 hari 41 minggu SC Dokter L 3500
gr

d. Post Partum Sekarang


 Riwayat persalinan
Ny “Y” kiriman dari IGD dengan G2P1A0H1 41
minggu. Anak pertama lahir secara spontan, ini
adalah persalinan melalui SC pertama bagi Ny. “Y”.
 Tipe persalinan : ( ) Spontan ( √ ) Bantuan
 Lama persalinan
Kala I : -
Kala II : -
Kala III : -
Kala IV : -
 Pasien berencana merawat bayinya sendiri dengan
dibantu suami.
e. Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi:
 Brest care : ibu mengatakan tidak mengetahui
bagaimana cara melakukan perawatan payudara.
 Perineal : ibu mengatakan tidak mengetahui bagaimana
membersihkan perineum.
 Nutrisi : ibu mengatakan akan lebih banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran, daging dan buah.
 Senam nifas : ibu mengatakan tidak tahu cara
melakukan senam nifas.
 Menyusui : ibu mengatakan akan memberikan ASI
eksklusif pada bayinya.
 KB :
- Riwayat KB : Klien mengatakan sebelumnya hanya
menggunakan KB alami (kalender) dan kondom.
- Rencana KB : Klien mengatakan akan menggunakan KB
suntik.

G. PENGKAJIAN DATA DASAR KLIEN.


No Pengkajian Sebelum MRS Saat di RS
1. Aktifitas dan
istirahat Ibu mengatakan sebelun Ibu mengatakan saat
 Tidur malam masuk RS biasa tidur di RS tidak bisa
dan tidur siang dan malam hari tidur karena nyeri
tidak pernah terganggu dan menanti proses
siang
persalinan.

Ibu mengatakan saat Ibu mengatakan saat


 Aktivitas dirumah selalu melakukan di RS hanya
bergerak kegiatan rumah tangga berbaring dan di
sendiri bantu oleh keluarga
2. Integritas ego
 Perencanaan Ibu mengatakan Ibu mengatakan
kehamilan kehamilannya kehamilannya
direncanakan karena direncanakan karena
ingin punya anak ingin punya anak

Ibu mengatakan sangat Ibu mengatakan


 Peranan klien bahagia dengan sangat bahagia
tentang kehamilannya dan selalu dengan kelahiran
kehamilan memeriksakannya ke anak ke duanya.
Posyandu dan bidan desa

 Status Ibu mengatakan sangat Ibu mengatakan


harmonis dengan suami semakin harmonis
hubungan dengan suami
dengan
pasangan

Ibu mengatakan tidak ada Ibu mengatakan


 Masalah masalah keuangan sampai saat ini
keuangan tidak ada masalah
dalam keuangan untuk
keluarga pembiayaan perawatan
rawat inap di rumah
sakit karena pasien
menggunakan jaminan
berupa BJPS untuk
pembayaran.
3 Nutrisi
 Pola makan Ibu mengatakan nafsu Ibu mengatakan tidak
makannya baik, makan 3-4 ada perubahan nafsu
x/hr makan, tetap makan
3-4 x/hr

 Pola minum Ibu mengatakan minum Ibu mengatakan


bisa ±8 gelas/hari keinginan untuk
minum normal seperti
sebelum masuk rumah
sakit yaitu ±8
gelas/hari
Ibu mengatakan saat
 Riwayat mual
hamil kedua pd trimester Ibu mengatakan
muntah I sering mengalami mual sampai saat ini
muntah. tidak ada keluhan
mual muntah.

 Berat badan Ibu mengatakan saat Ibu mengatakan belum


hamil berat badan sampai menimbang berat
65 Kg badannya setelah
melahirkan
4 Eliminasi
 Frekuensi Ibu mengatakan sebelum Ibu mengatakan
masuk RS biasanya BAK 4- setelah melahirkan
defekasi dan 5 x/hr dgn warna kuning BAK sedikit-sedikit
berkemih jernih dan BAB 1-2 x/hr tapi sering dan
dengan konsisten kadang belum BAB sejak
keras dan lembek dioperasi.

5 Sirkulasi dan Ibu mengatakan ketika setelah melahirkan


pernapasan hamil TD: 130/70 mmHg tekanan darah 140/90
dengan repirasi reguler mmHg. Pasien punya
riwayat darah tinggi

6 Hygiene Ibu mengatakan biasanya Ibu mengatakan


mandi 2-3 kali sehari setelah melahirkan
menggunakan sabun dan tidak pernah mandi
menggosok gigi 2 kali hanya di lap dan
sehari menggunakan pasta pasien tampak
gigi serta mencuci bersih.
rambut 1-2 kali seminggu
menggunakan sampo
7 Keamanan dan
keselamatan
 Pergerakan Ibu mengatakan tidak ada Ibu mengatakan
masalah pergerakan semua setelah melahirkan
pekerjaan rumah tangga ketika mau kekamar
dilakukan sendiri mandi selalu di
bantu suami
Ibu mengatakan tidak ada Ibu mengatakan
 Pendengaran gangguan pendengaran dan sampai saat ini
dan penglihatan tidak ada gangguan
penglihatan pendengaran dan
penglihatan
8 Seksualitas
 Perubahan Ibu mengatakan tidak Ibu mengatakan saat
pola perbah mengalami ini masih dalam
perubahan pola proses pengeluaran
menstruasi
menstruasi, darah haid darah nifas.
selalu selesai 5-7 hr.
 Terjadi Ibu mengatakan pada saat Ibu mengatakan
perubahan hamil terjadi perubahan payudara semakin
alat pada payudara menjadi membesar
reproduksi membesar

9 Intoleransi
sosial
 Status Ibu mengatakan ini Ibu mengatakan ini
pernikahan adalah pernikahan adalah pernikahan
pertama yang pertama dan
semoga juga menjadi
yang terakhir
Ibu dapat berkomunikasi
 Komunikasi dengan baik dengan Ibu hanya
verbal suami, keluarga dan berkomunikasi dengan
orang-orang sekitarnya suami dan keluarga
yang dating
menjenguk
 Orang Ibu mengatakan orang yg
terdekat terdekat adalah suami Ibu mengatakan orang
dan anak dan ibunya yang terdekat adalah
suami, anak dan
ibunya
H. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaraan Umum : Composmentis

Tanda-tanda vital:

TD :140/70 mmHg BB (hamil): ±65 Kg

R :22 X/menit TB : ±155 Cm

N :86 X/menit

S :37,1 C

Head To Toe :

a. Wajah
Warna kulit kuning langsat, simetris ka/ki, tidak ada
lesi, tampak meringis kesakitan.

b. Mata
- Konjungtiva : tidak anemis
- Sclera : Anikteric
- Iris : Reflek cahaya (+) isokhor
c. Hidung
- Kebersihan : Bersih

- Dischart : (-)

- perdarahan : (-)

d. Mulut : mulut bersih, mukosa mulut lembab,


gigi lengkap, tidak ada kesulitan menelan
e. Leher
- Pembesaran kelenjar thiroid : tidak ditemukan

- Distensi vena jugular : tidak ditemukan

- Stridor : tidak ditemukan

f. Dada
- Paru-paru :
 I : warna kulit kuning langsat, pengembangan dada
simetris ka/ki, tidak ada lesi/memar, bernafas
tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi
pernafasan 22 x/mmt
 P : tidak ada teraba massa, tidak teraba
pembengkakan, getaran dinding dada terasa simetris
ka/ki, TFU 2 jari dibawah pusat
 P : bunyi paru-paru resonon
 A : suara nafas terdengar vesikuler, wheezing (-),
ronchi (-)
- Jantung
 I : warna kulit dada kuning langsat, tidak ada
lesi atau luka lecet, ictus cordis tidak terlihat.
Terdapat luka bekas operasi pada perut bagian
bawah, tampak kemerahan, tampak bekas jahitan,
nanah (-)
 P : terasa ictus cordis teraba pada ICS5
midclavikula dan batas jantung teraba, frekuensi
jantung 86x/mnt
- Payudara
Puting susu menonjol, aerola menghitam, mamae tidak
terlalu tegang, produksi ASI (+)

g. Perut
 I : perut terlihat membuncit, kulit bersih, Terdapat
luka bekas operasi pada perut bagian bawah, tampak
kemerahan, tampak bekas jahitan, nanah (-)
 P :Fundus 2 jari di bawah pusat dengan kontraksi
baik
 P : timpani
 A : -
h. Urogenital
Terpasang pembalut, tidak ada pembengkakan, terpasang
kateter, urin tampung ±10 cc, warna urin kuning
kecoklatan.

i. Ekstremitas
Turgor kulit : elastis

Warna kulit : kuning langsat

Ruam kulit : tidak ditemukan

Oedema : tidak ditemukan

Lesi : tidak ditemukan


I. Data Penunjang
a. Laboratorium :
No Jenis Hasil Normal
1. HGB 12.4 (g/dL) (N: L:13.0-18.0, P:11.5-
16.5)
2. HBsAg Negatif (-)

3. RBC 4.15 10^6/µL (N: L: 4.5-5.5 P: 4.0-5.0)


4. WBC 13.47 10^3/µL (N : 4.0-11.0)
5. PLT 401
6. Koagulasi 89 detik
Pasien (PT)

7. Glukosa 73 mg/dL
Sewaktu
8. Protein urine (-) Neg

b. Tindakan yang dilakukan : -


c. Terapi yang didapat :
 Zibas 1 gr/12 jam (IV)
 Metronidazole 5 mg/8 jam (IV)
 Transamin 5 mg/8 jam (IV)
 Paracetamol 1 gr/8 jam (IV)
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Pembedahan SC Nyeri Akut

- Pasien Mengatakan
Nyeri pada luka Kontinuitas jaringan
bekas operasi. terputus
- P: Ibu mengatakan
nyeri dikarenakan
Pelepasan histamin
bekas luka operasi,
dan prestoglandin
Q: Ibu mengatakan
nyeri terasa seperti
di tusuk-tusuk, R: Reaksi Peradangan
Ibu mengatakan nyeri
dirasakan di daerah
Nyeri akut
perut bagian bawah,
S: Skala nyeri 5, T:
Ibu mengatakan nyeri
terasa sejak keluar
ruang operasi sampai
sekarang, terasa
terus-menerus dengan
skala nyeri yang
terus meningkat
DO :

- Pasien tampak
meringis
- Tampak luka bekas
operasi pada perut
bagian bawah
- Keadaan umum lemah
- TTV: TD= 140/90
mmHg, N= 86x/m, RR=
22x/m, S= 37,1 C,
SPO2= 99%
- Perdarahan= ± 10cc,
TFU= 2 jari dibawah
pusat, urin tampung=
± 10cc, warna urin
kuning kecoklatan.

2 DS: Pembedahan/SC Gangguan


- Pasien dan keluarga integritas
Kontuinitas jaringan kulit/jaringan
mengatakan perutnya
terputus
dioperasi beberapa
saat jam yang lalu
DO: Gangguan integritas
kulit/jaringan
- Tampak bekas operasi
pada perut sepanjang
±10 cm
- Perban pada area
luka tampak
kemerahan
- Keadaan umum lemah
- TTV: TD= 140/90
mmHg, N= 86x/m, RR=
22x/m, S= 37,1 C,
SPO2= 99%
- Perdarahan= ± 10cc,
TFU= 2 jari dibawah
pusat, urin tampung=
± 10cc, warna urin
kuning kecoklatan.
3 DS: Pembedahan/SC Resiko infeksi
- Pasien dan keluarga
mengatakan perutnya
kerusakan jaringan
dioperasi beberapa
saat jam yang lalu
DO: Infeksi
- Tampak bekas operasi kuman/pathogen
pada perut sepanjang
±10 cm
Resiko infeksi
- Perban pada area
luka tampak
kemerahan
- Keadaan umum lemah
- TTV: TD= 140/90
mmHg, N= 86x/m, RR=
22x/m, S= 37,1 C,
SPO2= 99%
- Perdarahan= ± 10cc,
TFU= 2 jari dibawah
pusat, urin tampung=
± 10cc, warna urin
kuning kecoklatan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Reaksi peradangan akibat
operasi
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
terputusnya kontuinitas jaringan
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan infeksi kuman/pathogen.
PERENCANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No No Tujuan / Intervensi Rasionalisasi Paraf


Dx kriteria
1 Dx 1 Setelah 1. Lakukan 1. Membantu
diberikan pengkajian nyeri menentukan
tindakan secara penanganan
keperawatan komprehensif lanjutan untuk
selama 3x 24 termasuk lokasi, pasien
jam, diharapkan karakteristik, 2. Reaksi nonverbal
nyeri akut durasi, menunjukkan
teratasi dengan frekuensi, tingkat
kriteria hasil: kualitas dan ketidaknyamanan
 Mampu faktor terhadap nyeri
mengontrol presipitasi 3. Lingkungan yang
nyeri (tahu 2. Observasi reaksi baik dan
penyebab nonverbal dari terkontrol
nyeri, mampu ketidaknyamanan membantu
menggunakan 3. Kontrol mengurangi nyeri
tehnik lingkungan yang 4. Teknik non
nonfarmakolog dapat farmakologi:
i untuk mempengaruhi napas dalam,
mengurangi nyeri seperti relaksasi,
nyeri, suhu ruangan, distraksi,
mencari pencahayaan dan kompres hangat/
bantuan) kebisingan dingin membantu
 Melaporkan 4. Ajarkan tentang mengatasi dan
bahwa nyeri teknik non mengalihkan
berkurang farmakologi: nyeri pasien
dengan napas dalam, 5. Analgetik
menggunakan relaksasi, membantu
manajemen distraksi, mengatasi nyeri
nyeri (0-1) kompres hangat/ pasien
 Mampu dingin
mengenali 5. Berikan
nyeri (skala, analgetik untuk
intensitas, mengurangi nyeri
frekuensi dan
tanda nyeri)
 Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
 Tanda vital
dalam rentang
normal
(TD: 110-
124/70-85
mmHg, N: 65-
90x/mnt, RR:
12-20x/mnt,
S: 36.1-37.9
C)
2 Dx 2 Setelah 1. Bersihkan, 1. Area luka yang
diberikan pantau dan bersih dan
tindakan tingkatkan terpantau dapat
keperawatan proses membuat luka
selama 2x 24 penyembuhan pada terhindar dari
jam, diharapkan luka yang infeksi dan
gangguan ditutup dengan mempercepat
integritas jahitan, klip penyembuhan
kulit/jaringan atau strapless. luka.
teratasi dengan 2. Monitor proses 2. Untuk mengetahui
kriteria hasil: kesembuhan area adanya
 Integritas insisi. komplikasi luka.
kulit yang 3. Monitor tanda 3. Untuk
baik bisa dan gejala menghindari
dipertahankan infeksi pada adanya infeksi
(sensasi, area insisi. pada luka.
elastisitas, 4. Bersihkan area 4. Untuk
temperatur, sekitar jahitan menghindari
hidrasi, atau strapless. terjadinya
pigmentasi). 5. Gunakan preparat infeksi pada
 Tidak ada antiseptic luka.
luka/lesi pada sesuai program. 5. Untuk membunuh
kulit. 6. Ganti balutan kuman/bakteri
 Perfusi pada interval pada sekitar
jaringan baik. waktu yang luka.
 Menunjukkan sesuai atau 6. Untuk
pemahaman biarkan luka menghindari
dalam proses tetap terbuka adanya infeksi
perbaikan kuit (tidak dibalut dan menjaga luka
dan mencegah sesuai program). tetap bersih.
terjadinya
cedera
berulang.
 Mampu
melindungi
kulit dan
mempertahanka
n kelembaban
kulit dan
perawatan
alami.
Tidak ada tanda-
tanda infeksi.
3 DX3 Setelah 1. Kaji adanya 1. Kemerahan,
diberikan tanda-tanda nyeri,
tindakan infeksi seperti pembengkakan dan
keperawatan, kemerahan, adanya pus
Resiko infeksi nyeri, mengindikasikan
dapat di cegah pembengkakan, adanya infeksi
dan adanya pus dan lokal
diminimalisir luka basah. 2. Mencegah
Dengan kriteria 2. Sterilkan setiap infeksi
hasil: alat yang nosokomial
- Mengidentifika digunakan untuk 3. Mencegah
si faktor- merawat luka penularan agen
faktor resiko pasien bakteri terhadap
individu dan 3. Pertahankan luka’
intervensi lingkungan 4. Mencegah
untuk aseptik yang pertumbuhan dan
mengurangi aman perkembangbiaka
potensial 4. Lakukan n bakteri pada
infeksi. perawatan luka luka
- Tidak tampak secara intensif 5. Dapat diberikan
tanda-tanda secara
infeksi Ko5. Kolaborasi profilaksis
pemberian
antibiotik
sesuai

IMPLEMENTASI

No DX Kep. Implementasi Paraf


Tanggal
Jam
1 1 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
29/5/2019 termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
13.45 frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
wita 2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin
5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

2 1. Membersihkan, pantau dan tingkatkan proses


29/5/2019 penyembuhan pada luka yang ditutup dengan
13.55 jahitan, klip atau strapless.
wita 2. Monitor proses kesembuhan area insisi.
3. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area
insisi.
4. Bersihkan area sekitar jahitan atau
strapless.
5. Gunakan preparat antiseptic sesuai program.
6. Ganti balutan pada interval waktu yang
sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut sesuai program).

3 1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi


29/5/2019 2. Mensterilkan setiap alat yang di gunakan
14.05 untuk merawat luka pasien.
wita 3. Mempertahankan lingkungan aseptic yang aman
4. Melakukan perawatan luka secara intensif
5. Kolaborasi pemberian antibiotik yang sesuai
EVALUASI
No.
HARI/TGL JAM EVALUASI PARAF
Dx
1 Kamis 08.45 S :
30/5/2019  Pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang, sudah bisa duduk dan
berjalan dengan bantuan
 P: Ibu mengatakan nyeri dikarenakan
bekas luka operasi, Q: Ibu mengatakan
nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk,
R: Ibu mengatakan nyeri dirasakan di
daerah perut bagian bawah, S: Skala
nyeri 1, T: Ibu mengatakan nyeri
terasa sejak keluar ruang operasi
sampai sekarang, terasa terus-menerus
dengan skala nyeri yang terus
meningkat
DO :
 Pasien tampak tenang, rileks
 Pasien tampak sedang duduk dan
menyusui bayinya
 Keadaan umum baik
 TTV: TD= 120/70 mmHg, N= 82x/m, RR=
20x/m, S= 36,3 C, SPO2= 100%

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

2 Kamis 09.15 S:
30/5/2019  Pasien dan keluarga mengatakan
terdapat bekas luka operasi pada
perut

O:
 Tampak bekas operasi pada perut
sepanjang ±10 cm
 Tampak bekas jahitan
 Area luka yang diperban tampak bersih
 Keadaan umum baik
 TTV: TD= 120/70 mmHg, N= 82x/m, RR=
20x/m, S= 36,3 C, SPO2= 100%

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
3 Kamis 09.45 S:
30/5/2019  Pasien dan keluarga mengatakan
terdapat bekas luka operasi pada
perut
 Pasien mengatakan luka sudah diperban
dan dibersihkan

O:
 Tampak bekas operasi pada perut
sepanjang ±10 cm
 Tampak bekas jahitan
 Area luka yang diperban tampak bersih
 Keadaan umum baik
 TTV: TD= 120/70 mmHg, N= 82x/m, RR=
20x/m, S= 36,3 C, SPO2= 100%

A : Masalah tidak terjadi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai