NIM : 017006
Tugas 1
1. Carilah dan tuliskan penyakit odertisis yang ada pada singkatan Torch
2. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan seorang bidan apabila ada seorang ibu
yang akan melahirkan dan ibu tersebut terkena infeksi dan ibu tidak mau dibawah ke
rumah sakit
3. Buatlah ringkasan tentang sejarah kebidanan di indonesia dilengkapi referensi dan
daftar pustaka (minimal 3 halaman)
Jawaban
1. Penyakit tersebut antara lain :
Coxsackievirus
Chinkenpox atau cacat air (disebabkan oleh varicella zoster virus)
Parvovirus B19
Chlamdia
HIV
Human T-lymphotropic virus
Syphilis (Wikipedia 2018)
2. Tindakan yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah memberikan pertolongan
pertama atau dasar kepada ibu tersebut dengan cara memeriksa tekanan darah,
pernapasan, suhu. dan segera tindak lanjuti alasan ibu mengapa ibu tidak ingin ke
rumah sakit, kemudian mencari bantuan dengan cara menelpon fasilitas kesehatan
terdekat agar ibu segera dibawah dan dilakukan rujukan. yang paling penting
kewajiban kita sebagai seorang bidan segera memberikan konseling kepada ibu
tentang bahaya yang akan terjadi apabila ibu tidak segera kerumah sakit.
3. Sejarah Kebidanan di Indonesia
Pada tahun 1851 pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia
Belanda. Seorang dokter militer Belanda (DR.W.Bosch) membuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena
kurangnya peserta didik karena adanya larangan bagi wanita untuk keluar rumah.
Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi dirumah sakit
di Batavia, tahun 1904 pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di buka di Makassar.
Tahun 1950-1953 telah dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batas
usia minimal 17 tahun dan lama pendidikan 3 tahun. Mengingat tenaga untuk
menolong persalinan cukup banyak maka dibuka pendidikan pembantu bidan disebut
penjenang kesehatan E atau pembantu bidan pendidikan ini berlanjut sampai tahun
1976, pada tahun 1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta yang
lamanya 7-12 minggu.
Pada tahun 1954, dibuka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan
guru perawat perawat kesehatan masyarakat di bandung. Pada tahun 1970 program
pendidikan bidan yang menerima lulusan dari sekolah pengatur rawat (SPR) ditambah
dengan dua tahun pendidikan bidan yang disebut sekolah pendidikan lanjutan jurusan
kebidanan (SPLK) pendidikan ini tidak dilaksanakan merata di seluruh provinsi.
Tahun 1974 mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat
banyak (24 kategori) depkes melakukan penyederhanaan tenanga kesehatan nin
sarjana, pada tahun 1972-1984 institusi pendidikan bidan ditutup, sehingga dalam 10
tahun tidak menghasilkan bidan. Namun organisasi IBI tetap ada.
Pada tahun 1981 dibuka pendidikan Diploma 1 KIA yang hanya berlangsung 1
tahun, tahun 1985, sehubung dengan AKI dan AKB di Indonesia sangat tinggi
kebijakan pemerintah membuka program pendidikan mahir KIA dari SPK plus 1
tahun. IBI menolak nama “mahir KIA” tetapi menerima “bidan” program
penyelenggara pendidikan bidan pada tahun pada tahun 1985 diatur dengan
Permenkes No.386/Menkes/SK/VII/1985 Tanggal 22 juli 1985. Pedoman umum
penyelenggaraan bidan diatur dalam Kepmenkes No.2221/Kep/Diknakes/XII/1987,
sedangkan untuk berlakunya kurikulum pendidikan bidan diatur dalam Kepmenkes
No. 1527/Kep/Diknenkes/VII/1985.
Tahun 1996 statusnya menjadi bidan tidak tetap dengan kontrak kerja selama
3 tahun dan dapat diperpanjang dua sampai tiga tahun.
Tahun 1995-1998 IBI bekerja sama dengan Depkes dan American College of
Nurse Midwive (ACNM) dan rumah sakit swasta mengadakan Training of Trainer
(TOT) dalam tahun yang sama pemerintah membuka Akademi Kebidanan jalur
khusus dengan latar belakang bidan dan tahun 1998 dari SLTA.
Lisnwati Lilis 2013. Buku Praktis Kebidanan Komunitas. Jakarta: Trans Info Media
Wikipedia.2018. Penyakit TORCH. https://id.m.wikipedia.org/wiki/TORCH (21 Mei 2019)